17 Dalam proses memasukkan informasi terkadang masih terjadi kesalahan
atau dalam menyebut suatu objek. Karakteristik tahap praoperasional ini adalah: a mampu menyelesaikan masalah dengan berfikir intuitif, misalnya menyusun
puzzel berdasarkan coba-coba, b mulai mengembangkan kemampuan mendengar tujuannya untuk berinteraksi dengan lingkungan, c mulai dapat menggambarkan
sesuai yang dipikirkan, d proses berfikir selalu dikaitkan dengan apa yang ditangkap melalui panca indera, seperti yang didengar, dikecap, diraba, dan
dicium, serta di ikuti dengan kata “mengapa?”, e semua kejadian yang ada
disekitarnya memiliki alasan berdasarkan pemikirannya egosentris, f mudah membedakan fantasi dengan kenyataan Martin Jamaris, 2006:18. Peraturan
Menteri Nomor 58 Tahun 2009 menjelaskan bahwa anak kelompok A telah mencapai tingkat perkembangan kognitif yang baik apabila anak kelompok A
telah mampu melampaui kompetensi dasar yang telah ditentukan salah satu berkaitan dengan kemampua mengenal konsep bilangan secara sederhana dengan
membilang, menunjuk, dan membuat urutan bilangan.
6. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang memiliki banyak macam. Abu dan Munawar 2005: 66 berpendapat bahwa
perkembangan anak itu dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dalam proses perkembangan dan pertumbuhan memiliki faktor baik itu pertumbuhan biologis
ataupun proses perkembangan psikisnya dari seorang anak. Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif meliputi:
18 a
Kematangan Kematangan perkembangan sistem saraf pusat, otak, koordinasi motorik,
perubahan fisiologis dan anatomis sangat berpengaruh pada perkembangan kognitif seorang anak.
b Pengalaman Fisik
Bila seorang anak berinteraksi dengan lingkungannya, maka anak tersebut akan memperoleh pengalaman fisik. Pengalaman fisik ini memungkinkan anak
mengembangkan aktivitas dan gaya otak sehingga mereka akan mentransfernya ke dalam bentuk suatu gagasan atau ide. Pengalaman fisik ini kemudian dapat
mereka kembangkan menjadi logika matematika. Pengalaman fisik dapat berasal dari kegiatan seperti meraba, memegang, melihat, mendengar, sehingga
berkembang menjadi kegiatan berbicara, membaca, dan berhitung. c
Pengalaman Sosial Ketika anak melakukan interaksi sosial, maka mereka akan memperoleh
pengalaman sosial. Interaksi sosial bisa dalam bentuk bertukar gagasan atau pendapat dengan orang lain, percakapan dengan teman sebaya, perintah yang
diberikan orang yang lebih tua atau dewasa, membaca, atau bentuk kegiatan lainnya. Bila anak berinteraksi dengan orang lain, maka secara perlahan-lahan
sifat egosentris mereka akan berkurang. Mereka akan mulai menyadari bahwa suatu gejala dapat didekati dan dimengerti dengan berbagai cara. Melalui diskusi
dengan orang lain, anak akan memperoleh pengalaman mental yang bagus. Pengalaman mental inilah yang membuat otak mereka dapat bekerja dengan cara-
cara baru untuk menyelesaikan masalah, Pengalaman sosial juga sangat
19 dibutuhkan oleh anak untuk mengembangkan konsep-konsep penting seperti
kejujuran, etika, moral, kerendahan hati, dsb. d
Keseimbangan Untuk mencapai suatu tingkatan kognitif tertinggi, maka anak memerlukan
keseimbangan. Sebuah keseimbangan akan dapat mereka capai melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah suatu proses yang berkaitan dengan
pemerolehan informasi dari lingkungan dan menggabungkannya dengan bagan struktur konsep yang telah mereka miliki. Sedangkan proses akomodasi di sini
berkaitan dengan proses pemodifikasian bagan struktur konsep untuk menerima informasi baru. Dalam prosesnya, suatu stimlus yang didapat anak dari
lingkungan dapat mengganggu suatu keseimbangan, tetapi dengan suatu respon anak dapat mengembalikan keseimbangan, yaitu melalui kedua proses yang
berupa asimilasi dan akomodasi. e
Adaptasi Anak, sebagai hasil adaptasi dengan lingkungannya, akan secara progresif
menunjukkan interaksi dengan lingkungan secara lebih rasional.
C. Hakikat Kemampuan Mengenal Konsep bilangan Anak Usia TK