Pengelolaan Bank Sampah Mutiara Dalam Menciptakan Kebersihan di Lingkungan Xviii Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2016

(1)

Gambar Lampiran 1. Struktur Organisasi Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan 2016 DIREKTUR

EFRIDA YANTI SIREGAR

SEKRETARIS ULFA CHAIRANI HRP

WAKIL DIREKTUR EDIMUR PURBA

BENDAHARA WINA ARIKA EFENDI

WAKIL SEKRETARIS CINDY ANZOLLA DAULAY

WAKIL BENDAHARA SITI KHASANAH DAULAY

PELAYANAN NURASIAH LUBIS RIZKY RAMADHANI HRP HILMAN LUTHFI RANGKUTI

KASIR

RIZKY EVIANA SIREGAR NURHANNY NAULI LUBIS

KEAMANAN ALI HAMZAH LUBIS

BUDI MAULANA

HUMAS ANDRY FAUZI SIREGAR

GUDANG


(2)

(3)

(4)

Gambar 1. Wawancara dengan Bapak Drs. Efendi, M.Si, selaku pengelola Bank Sampah Mutiara

Gambar 2. Wawancara dengan Sekretaris Bank Sampah Mutiara Kak Ulfa Chairani Harahap


(5)

Bank Sampah Mutiara


(6)

Gambar 5. Produk Kreatifitas Bank Sampah Mutiara


(7)

Aryenti, 2011, PeningkatanPeran Serta Masyarakat Melalui Gerakan Menabung Pada Bank Sampah Di Kelurahan Babakan Surabaya, Kiaracondong Bandung, Pusat Litbang Pemukiman, Bandung

Azwar, A, 1990, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Cetakan Kelima, EGC, Jakarta.

Depkes RI, 2004, Rencana Pembangunan Indonesia Sehat 2010, Jakarta.

2008,UU Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, Jakarta.

2009,UU Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta.

2009, UU Republik Indoneia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Dinas Pendidikan Nasional, 2003, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PN. Balai Pustaka.

Khairunnisa, 2011. Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga Dengan Pengolahan Sampah Domestik Dalam Mewujudkan Medan Green And Clean (MdGC) Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Darat di Kecamatan Medan Timur Kota Medan Tahun 2011. Skripsi FKM USU, Medan

Kusnoputranto, H, 2000, Kesehatan Lingkungan, Departemen Pendidikan Indonesia, Universitas Indonesia, Jakarta.

Manalu, Sarah Patumona . 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013. Skripsi FKM USU, Medan

Medan, GC, 2010, Panduan Medan Green and Clean, Medan.

Mukono, H J, 2006, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Airlangga University Press, Surabaya.

Notoadmojo, S, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Cetakan Kedua,Rineka Cipta, Jakarta.


(8)

Novianti, Mita. 2013. Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. Skripsi FISIP USU, Medan

Putra, IBW,2003, Hukum Bisnis Pariwisata, Bandung: Refika Aditama.

Ps, Tim Penulis, 2011, Penanganan dan Pengolahan Sampah, Jakarta: Penebar Swadaya.

Ritzer, George, dan Goodman, Douglas J. 2007. Teori Sosiologi Modern. Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah. Jakarta: Pustaka Kencana.

Siahaan, NHT, 2004, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Jakarta: Erlangga.

Slamet, Juli Soemirat, 2004. Kesehatan Lingkungan. Cetakan keenam. UGM press. Yogyakarta

Slamet, J S, 2009, Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Soekanto, Soerjono, 2004. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudrajat, 2006, Mengelola Sampah Kota, Jakarta: Penebar Swadaya.

Suratmo, FG, 2007, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Suwerda,B, 2012, Bank Sampah KajianTeori Dan Penerapan, Yogyakarta: Pustaka Rihama Desain.

Unilever, GC 2010, Unilever Green and Clean “Bumi Kita”, Yayasan Unilever Indonesia, Jakarta.

Wikipedia Indonesia, “Kota”, http://id.wikipedia.org/wiki/kota. Diakses tgl20-1-2016.

Tribun Medan, “Sehari, Kota Medan Produksi 2000 Ton Sampah”, http://medan.tribunnews.com//2016/01/05/sehari-kota-medan-produksi-2000-ton-sampah. Diakses tgl 21-1-2016.


(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam (indepth interview) untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan bank sampah mutiara dalam menciptakan kebersihan di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan tahun 2016.

3. 2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini karena lingkungan XVIII representatif untuk melakukan penelitian, dimana kriteria bank sampah dipenuhi di lingkungan tersebut.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari – Juli 2016. 3.3 Pemilihan Informan

Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodePurposive Sampling. Pemilihan informan secara purposive merupakan cara penarikan informan yang dilakukan dengan memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan penelitidan dilakukan dengan mengambil responden sesuai dengan jumlah informan yang sudah ditentukan yang ada atau tersedia di lokasi penelitian sesuai dengan konteks penelitian, menanyakan kebersediaan menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan, apabila bersedia maka orang


(10)

tersebut dapat dijadikan sebagai informan atau responden dalam penelitian (Sugiyono, 2008).

Informan Penelitian ini adalah :

1. Direktur Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan.

2. Bagian Pelayanan Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan.

3. Bagian Kasir Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan.

4. Bagian Humas Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan .

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang merupakan sumber utama untuk dijadikan landasandalam penulisan penelitian yang didapatkan melalui hasil wawancara mendalam (indepth interview) dengan informan penelitian.

Pada penelitian ini wawancara mendalam (indepth interview)akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. IndepthInterview atau wawancara mendalam merupakan teknik pengumpulan data melalui pertanyaan-pertanyaan, guna mendapatkan langsung jawaban yang mendukung pemecahan masalah dalam penelitian ini.Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviewer harus


(11)

memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data-data yang mendukung, menjelaskan serta mempunyaihubungan yang erat dengan bahan primer. Data yang diperoleh secara tidak langsung berasal dari data tertulismeliputi : buku-buku, arsip, jurnal ilmiah dan kepustakaan, dokumentasi dan berbagai data yang memuat tentang pelayanan kesehatan serta buku-buku atau karya tulis yang relevan bagi pemecahan permasalahan dalam penelitian ini.

Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpukan data dari berbagai sumber yang diambil dari perpustakaan ataupun dari tempat lain. Adapun sumber yang digunakan tidak terbatas pada buku-buku, tetapi juga dapat berupa bahan dokumentasi seperti majalah-majalah, koran-koran ataupun bentuk media cetak lain yang berhubungan dengan penelitian ini, yang dapat digunakan guna menunjang kelengkapan data dalam melakukan penelitian.

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan. Dimana data-data tersebut berupa profil Bank Sampah Mutiara, Stuktur Organisasi Bank Sampah yang berhubungan dengan Pengelolaan bank Sampah Mutiara.


(12)

3.5 Defenisi Operasional

1. Anggaran Dana adalah Sejumlah uang pangkal yang dikumpulkan dari anggota pengurus untuk kepentingan organisasi.

2. SDM adalah Individu yang memiliki peran dan tanggungjawab dan hak sesuai kapasitas yang dimilikinya.

3. Sarana adalah Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.

4. Prasarana adalah Segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses usaha pembangunan proyek dan program.

5. Sistem Pelayanan Nasabah adalah tata kelola atau manajemen standar pelayanan yang diberikan kepada anggota dalam organisasi sebagai nasabah. 6. Pengelompokan Jenis Sampah adalah Pemilahan sampah-sampah kedalam

kategori khusus seperti sampah organik dan non organik.

7. Pemberdayaan Sampah adalah Pemanfaatan sampah menjadi barang yang mempunyai nilai.

8. Pendapatan Pengelolaan adalah Sejumlah dana yang diterima tenaga kerja setelah melaksanakan kewajiban yang telah ditentukan organisasi.

9. Tingkat Kesejahteraan Nasabah adalah Jenjang atau strata yang diperoleh berdasarkan kualitas hidup yang diterima nasabah.

10.Tingkat Kebersihan Lingkungan adalah Derajat yang membedakan seberapa besar ketiadaan sampah dan penataan lingkungan atau ruang.

11.Derajat Kesehatan Masyarakat adalah yang menyatakan seberapa banyak individu yang dinyatakan sehat dan bebas dari penyakit dan gangguan lain.


(13)

12.Jangkauan Pelayanan adalah luas cakupan yang dapat dijangkau bank sampah dalam memberikan layanan menabung sampah pada mayarakat.

13.Perubahan Cuaca adalah pergantian yang terjadi pada atmosfir bumi yang mengakibatkan adanya pergantiaan antara kelembapan, suhu, curah hujan, angin, serta tekanan atmosfir.

14.Nilai Jual Sampah adalah harga yang diterapkan bank sampah bagi masyarakat yang menabung sampah.

3.6 Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian 3.6.1 Tahap Persiapan Penelitian

Pertama peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan kebutuhan data yang hendak didapatkan sesuai dengan permasalahan yang ingin penulis teliti. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan mendasar yang nantinya akan berkembang dalam wawancara dan penulis sesegera mungkin mencatatnya setelah wawancara selesai.

Penulis selanjutnya mencari informan yang sesuai dengan karakteristik responden atau informan dalam penelitian.Untuk itu sebelum wawancara dilaksanakan penulis bertanya kepada informan penelitian tentang kesiapannya untuk diwawancarai.Setelah informan bersedia untuk diwawancarai, peneliti membuat kesepakatan dengan informan tersebut mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara.

3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penulis membuat kesepakatan dengan informan mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat.Setelah wawancara dilakukan, penulis memindahakan hasil rekaman berdasarkan


(14)

wawancara dalam bentuk catatan tertulis. Selanjutnya penulismelakukan analisis data dan interprestasi data sesuai dengan data hasil wawancara yang didapatkan. Setelah itu, penulis membuat dinamika penulisandan kesimpulan yang dilakukan, penulis memberikan saran-saran untuk penelitian selanjutnya demi menunjang kelengkapan data yang dibutuhkan selama penelitian, agar data yang didapatkan sesuai dengan konsep dan tujuan penelitian yang dilakukan.

3.7 Alat Bantu pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data-data penelitian yang bersifat kualitatif penulis membutuhkan alat bantu (instrumen penelitian). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2(dua) alat bantu, yaitu :

a.) Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari rumusan permasalahan dan tujuan penelitian.Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

b.) Alat Perekam

Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari informan artau responden penelitian. Dalam pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah mendapat ijin dari informan atau responden penelitian untuk mempergunakan alat tersebut pada saat wawancara berlangsung.


(15)

3.8Teknik Analisis Data

Dalam menganalisa penelitian deskriptf kualitatif terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan diantaranya :

a.) Mengorganisasikan data

Penulis mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam (indepth inteviewer), dimana data tersebut direkam dengan tape recorder/handphone dibantu dengan menggunakan alat tulis.Kemudian dibuatkan transkripnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis.Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil wawancara yang telah di dapatkan.

b.) Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban dari setiap responden/informan

Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data yang didapatkan dari hasil wawancara, perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, penulis menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan wawancara.Dengan pedoman ini, penulis kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan penulisan hasil wawancara, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan.Data yang relevan inilah yang ditulis sebagai hasil penelitian.

Pada proses ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Penulis menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh responden atau informan.Data yang telah dikelompokan tersebut oleh penulis dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan


(16)

tema-tema penting serta kata kuncinya.Sehingga penulis dapat menangkap pengalaman, permasalahan, dan dinamika jawaban yang diberikan oleh responden atau informan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

c.) Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data

Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, penulis menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam Bab II mengenai kerangka teoritis dan kerangka konseptual atau kerangka pikir penelitian, sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai dan dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan faktor-faktor yang ada dari data hasil wawancara yang di dapatkan.

d.) Mencari alternatif penjelasan bagi data

Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, penulis masuk ke dalam tahap penjelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatu alternatif penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian deskriptif kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran.


(17)

e.) Menulis hasil penelitian

Penulisan data dari informan yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah hasil penelitian dan kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini penulisan yang dipakai adalah presentase data yang didapat yaitu penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam (indepth interview)dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan dan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil.

Dari penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa analisis data merupakan tahap-tahap yang digunakan selanjutnya guna mencari, menata, dan merumuskan rumusan secara sistematis dari wawancara mendalam (indepth interview)dan lain-lain guna meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang sedang diteliti.Dari hasil wawancara yang diperoleh serta didukung oleh data lainnya, maka penulis akan mendapatkan jawaban dari rumusan-rumusan masalah penelitian yang ada tersebut yang menunjang penelitian mengenai pelaksanaan pengelolaan bank sampah mutiara dalam menciptakan kebersihan di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan tahun 2016.


(18)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Medan Dalam Angka jumlah Penduduk di Kecamatan Medan Denai tahun 2010 adalah 138.689 jiwa. Jika dibandingkan dengan tahun 2010 (139.939 jiwa) terjadi penambahan jumlah penduduk kecamatan Medan Denai sebanyak 1.250 jiwa. Penyebaran penduduk kecamatan Medan Denai belum benar-benar merata. Rata-rata kepadatan penduduk Kecamatan Medan Denai tercatat sebesar 15.324,8 jiwa setiap kilometer persegi, dimana wilayah terpadat adalah kelurahan Tegal Sari Mandala III dengan tingkat kepadatan sekitar 32.241 setiap kilometer persegi.

Kecamatan Medan Denai adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Denai berbatasan langsung dengan :

- Sebelah Barat berbatasan dengan Medan Kota dan Medan Area. - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Medan Amplas.

- Sebelah Utara berbatasan dengan Medan Tembung.

Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu kecamatan di kota Medan yang mempunyai luas sekitar 9,91 Km² yang dihuni oleh 139.939 jiwa atau 31.402 Kepala Keluarga. Jarak kantor kecamatan ke kantor Walikota Medan yaitu sekitar 8 Km. Kecamatan Medan Denai terdiri dari 6 Kelurahan dan 82 lingkungan yang dihuni oleh berbagai latar belakang suku bangsa. Meskipun


(19)

dihuni oleh berbagai macam suku dan agama namun masyarakat selalu hidup berdampingan dengan damai. Kerukunan umat beragama sudah terjalin secara turun temurun.

Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu dari 6 kelurahan yang berada diwilayah Kecamatan Medan Denai. Secara geografis batas wilayah berbatasan dengan wilayah :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Amplas. - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai. - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Kota.

Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai mempunyai luas 4,14 Km² dengan jumlah lingkungan sebanyak 20 lingkungan yang dipimpin oleh seorang lurah. Jarak dari kantor lurah ke kantor camat di kecamatan Medan Denai hanya 2 km².

Adapun Kelurahan Binjai yang menjadi lokasi penelitian ini dihuni oleh 39.938 jiwa atau 9.866 kepala keluarga. Berdasarkan hasil pengamatan, bila dilihat dari seluruh kelurahan yang ada di kecamatan Medan Denai di kelurahan Binjailah yang paling banyak jumlah penduduknya dan jumlah lingkungannya. Di kelurahan ini banyak dijumpai industri rumahan yang menjadi mata pencaharian masyarakat. Berbagai macam indusrti rumahan yang ada di sini misalnya saja, pabrik keripik, buat sepatu dan sandal, buat selendang, buat pakaian dalam, dan lain sebagainya.


(20)

4.2 Gambaran Umum Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan

Berdirinya Bank Sampah Mutiara berawal dari kepedulian pengelolaan terhadap lingkungan hidup dan menyadari bahwa setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup, sesuai dengan undang-undang persampahan nomor 18 tahun 2008.

Bank Sampah Mutiara yang terletak di jalan Pelajar Timur gang Kelapa Lorong Gabe dibentuk pada tanggal 15 Mei 2012 serta diresmikan oleh Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balhasar Kambuaya, MBA. Bank sampah merupakan aplikasi gerakan memilah dan memanfaatkan kembali sampah, yang memiliki esensi bahwa masyarakat harus sadar terhadap lingkungan sekitar.

Konsep Bank Sampah adalah salah satu upaya menyadarkan masyarakat betapa sampah memiliki nilai jual yang dapat menghasilkan uang, sehingga kita lebih peduli untuk mengelolanya mulai dari pemilihan, pengomposan hingga menjadikan sampah sebagai barang dapat digunakan kembali dan bernilai ekonomis.

Bank sampah mutiara Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan dibentuk melalui kerjasama dengan Pemerintah Kota dengan mengutamakan kebersamaan dalam pencapaian tujuannya. Bank sampah Mutiara juga memberikan harga yang cukup tinggi untuk membeli sampah dari masyarakat, seperti sampah kertas Rp. 1.000/kg, sampah plastik Rp. 1.500/kg dan sampah botol Rp. 3.000/kg, harga ini disesuaikan dengan harga dari pengumpul sampah di Kota Medan.


(21)

Bank sampah Mutiara menggunakan sistem tabungan sampah individual. Tabungan sampah individual adalah tabungan sampah dimana warga yang menjadi nasabah harus membawa sampah yang akan ditabungkan langsung ke bank sampah. Sampah tersebut harus dipilah dalam kelompok kertas, plastik, botol, besi, karung, dan aluminium yang sudah dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu. Selain dijual ke pengumpul sampah, ada sebagian sampah yang langsung didaur ulang oleh anggota pengurus bank sampah tersebut. Adapun sampah non organik yang didaur ulang antara lain kertas, kardus, koran, majalah, dan buku. Hasil dari daur ulang tersebut adalah kerajinan tangan yang dijual di bank sampah. Hasil dari penjualan tersebut akan masuk ke kas Bank Sampah Mutiara.

4.2.1 Visi Bank Sampah Mutiara

Adapun visi dari Bank Sampah Mutiara yaitu :

1. Menjadi jaringan UKM lingkungan yang menghijaukan kota Medan. 2. Menjadikan Medan kota yang sehat.

4.2.2 Misi Bank Sampah Mutiara

Adapun misi dari Bank Sampah Mutiara yaitu :

1. Pengelolaan sampah hingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

2 Mendirikan Bank Sampah melalui kemitraan yang sinergis dan menguntungkan.

3. Melahirkan pengusaha Indonesia baru di bidang lingkungan. 4. Menyediakan wadah kreativitas untuk masyarakat sekitar


(22)

4.2.3 Tujuan Bank Sampah Mutiara

Tujuan Bank Sampah Mutiara adalah mereduksi jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan sampah terhadap lingkungan, meningkatkan pendapatan masyarakat melalui menabung sampah, dan menstimulus kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah. Mekanisme pengumpulan sampah non organik yang dilakukan oleh warga dimulai dari diri sendiri untuk memilah sampah rumah tangganya, dikumpulkan, setelah selama seminggu disetorkan ke bank sampah Mutiara, dicatat dalam pembukuan sesuai dengan kuota dan harganya. Pengangkutan dan penimbangan yang dilakukan oleh Petugas ke wilayah kurang lebih dua minggu sekali atau sebulan sekali atau sesuai kebutuhan. Setelah transaksi berjalan, hasilnya dapat diambil atau ditabung setelah 3 Bulan.

Adapun nilai sampah yang bisa dikelola di Bank Sampah Mutiara adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1Nilai Tukar Sampah Bank Sampah Mutiara

No JenisBarang Harga/Kg (Rp)

Kertas 1

2 3 4 5

Kardus Koran Buku Majalah Dupleks

1.000,- 600,-400,-


(23)

Plastik 6

7

Emberan

Gelas / Botol Air Mineral

1.200,-3.000,- Logam 7 8 9 BesiPadat Besikabin (Kopong) Aluminium 2.500,- 1.500,-8.000,-

Lain – lain 11 12 13 BotolTimbang KarungPutih Jumbo Aki 100,- 1.000,-4.000,-

Sumber : Daftar Harga Nilai Tukar Sampah Bank Sampah Mutiara

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, diketahui bahwa Bank Sampah Mutiara memiliki nilai tukar atau nilai beli sampah yang ditawarkan cukup tinggi kepada masyarakat yang menjadi nasabah di Bank Sampah Mutiara, untuk nilai tukar sampah yang berupa kertas seperti dupleks, majalah, buku, koran dan kardus dihargai antara Rp. 400/kg – Rp. 1.000/kg, dan untuk sampah plastik yang berupa gelas/botol air mineral dihargai antara Rp. 1.200/kg – Rp.3.000/kg, untuk sampah jenis logam seperti besi kabin (kopong), besi padat dan aluminium dihargai antara Rp. 1.500/kg – Rp. 8.000/kg, dan untuk jenis sampah lain seperti botol timbang, karung putih jumbo, dan aki dihargai antara Rp. 100/kg – Rp. 4.000/kg.


(24)

4.2.4 Sarana Dan Prasarana Bank Sampah Mutiara

Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan memiliki sarana dan prasarana yaitu:

1. Komputer 1 unit

2. Buku Administrasi 200 buah 3. Kendaraan motor viar 1 unit 4. Meja 4 buah

5. Kursi 8 buah 6. Timbangan

7. Pencacah sampah 1 buah 8. Pengayak kompos 1 buah

9. Bangunan Bank Sampah 5 x 10 m2

Secara umum sarana dan prasarana atau peralatan yang digunakan di Bank Sampah Mutiara sudah mencukupi, namun ada beberapa alat yang rusak dan tidak bisa digunakan yaitu mesin pencacah sampah dan pengayak kompos, sehingga salah satu kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola sampah organik menjadi kompos tidak bisa dilaksanakan. Belum diketahui secara pasti apa penyebab mesin pencacah sampah dan pengayak kompos ini bisa dirusak, beberapa hal mungkin saja terjadi seperti ada kerusakan sistem dan tata kerja di mesin atau sumber daya manusia yang kurang kompeten untuk memfungsikan mesin tersebut, sehingga mesin menjadi rusak. Perlu dilakukan upaya dalam hal perbaikan atau penggantian mesin pencacah sampah dan pengayak kompos agar bisa digunakan kembali dalam kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola sampah organik masyarakat yang menjadi nasabah Bank Sampah Mutiara


(25)

menjadi pupuk kompos yang memiliki nilai jual bisa digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan bercocok tanam.

4.3 Sumber Daya Manusia (SDM) Bank Sampah Mutiara

Bank Sampah di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan memiliki satu buah motor viar yang bersedia datang ke tempat nasabah bila nasabah bank sampah berhalangan. Jumlah pekerja yang bertugas 15 orang, sebagai berikut:

Tabel 4.2 Sumber Daya Manusia (SDM) Di Lingkungan XVII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan

No Nama Jenis

Kelamin

Umur Pendidikan Lama Bekerja

Jabatan 1 Efrida

Yanti Siregar

Perempuan 30 SMA 3 Direktur

2 Edimur Purba

Laki – laki 28 SMA 3 Wakil

Direktur 3 Ulfa

Chairani Harahap

Perempuan 28 S1 5 Sekretaris

4 Cindy Anzola Daulay

Perempuan 28 D III 5 Wakil

Sekretaris 5 Wina

Arika Efendi

Perempuan 26 S1 3 Bendahara

6 Siti Khasanah Daulay

Perempuan 35 D III 5 Wakil

Bendahara 7 Nurasiah

Lubis

Perempuan 27 S1 3 Pelayanan

8 Rizky Ramadhani Harahap

Perempuan 28 SMA 3 Pelayanan

9 Hilman Luthfi

Laki – laki 22 SMA 4 Pelayanan

10 11 Rizky Eviana Siregar Nurhanny Nauli Perempuan Perempuan 21 32

SMA 3 Kasir


(26)

Lubis 12 Ali

Hamzah Lubis

Laki – laki 30 SMA 3 Keamanan

13 Budi Maulana

Laki – laki 25 D III 3 Keamanan

14 Andry Fauzi Siregar

Laki – laki 21 SMA 3 Humas

15 M. Hengki Pranata Harahap

Laki – laki 28 SMA 3 Gudang

Sumber : Daftar Pegawai Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan 2016

Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa jumlah petugas yang bekerja di Bank Sampah Mutiara cukup banyak yakni sebanyak 15 (lima belas) orang dengan usia produktif yakni 21 – 35 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan bahwa diketahui petugas yang bekerja di Bank Sampah Mutiara sebanyak 8 (delapan) orang telah menyelesaikan pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), 4 (empat) orang telah menyelesaikan pendidikan di tingkat D-III, dan 3 (tiga) orang telah menyelesaikan pendidikan di tingkat Strata 1 (S1). Adapun pembagian jabatan atau tugas di Bank Sampah Mutiara sudah terstruktur secara baik dimulai dari bidang gudang, humas, kasir, pelayanan, Bendahara dan wakilnya, Sekretaris dan wakilnya, wakil direktur, dan jabatan tertinggi sebagai direktur Bank Sampah Mutiara.


(27)

Tabel 4.3Data Nasabah Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Dari Tahun 2012 – 2016

No Tahun Jumlah Nasabah

1 2012 172

2 2013 135

3 2014 206

4 2015 194

5 2016 61

Sumber : Buku Induk Bank Sampah Mutiara

Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa jumlah nasabah Bank Sampah setiap tahunnya justru semakin menurun. Bisa dilihat dari tabel bahwa pada awal dibentuk di tahun 2012 jumlah nasabah Bank Sampah Mutiara berjumlah 172 orang, di tahun 2013 berkurang sebanyak berkurang sebanyak 37 orang menjadi 135 orang, pada tahun 2014 jumlah nasabah bertambah sebanyak 71 orang menjadi 206 orang, pada tahun 2015 jumlah nasabah Bank Sampah Mutiara kembali menurun sebanyak 12 orang menjadi 194 orang, dan pada tahun 2016 jumlah nasabah Bank Sampah Mutiara mengalami penururunan yang sangat drastis sebanyak 133 orang dengan jumlah nasabah terbaru hanya sebanyak 61 orang. Berdasarkan data diatas yang peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah pertumbuhan nasabah bank sampah Mutiara dari tahun ketahun sangat fluktuatif dan cenderung menurun.

4.4 Hasil Wawancara dengan Informan Penelitian

Sesuaidenganhasilwawancara yang penelitilakukanpadapengelolabank sampah Mutiaraolehinformansesuaidenganjawabanwawancarainformandidapatkan hasil berikutini:


(28)

4.4.1 Anggaran Dana Bank Sampah Mutiara Informan Pernyataan Direktur

Sebelum itu gini dulu supaya kamu paham tanah kita ini tanah saya, kemudian yang bagian depannya ini diminta sama walikota supaya dibangun bank sampah, nah jadi saya gak punya dana.Yang bangun ini adalah walikota setelah dibangun, peralatan administrasi disediakan semua sama walikota dalam hal ini dinas kebersihan, nah kemudian untuk operasionalnya dananya karena sampah ini gak begitu besar kali modal awal dibangun waktu itu ada diberikan sekitar 2 juta dari Dinas Kebersihan Kota Medan. Sesudah itu 2 juta itu persiapan kita bila sampah datang dibeli, rupanya dana itu kita pakai juga rutinitas listrik dan operasional lain. Nah jadi modal awal dari anggarannya bisa dibilang gak ada ditetapkan oleh pemerintah, jadi modal pribadi sayalah pengelolanya. Kenapa dibilang dana pribadi, karena pegawai-pegawainya kita minta gajinya itu adalah dari Dinas Kebersihan, jadi gaji pegawai itu tidak ada kita ambil dari hasil pengelolaan sampah. Dari Dinas Kebersihan mereka dikasih honor kepada pegawai, saya hanya menerima saja kadang tidak kita minta dikasih juga kemari sekitar 15 orang.

Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentanganggaran dana pendirian bangunan Bank Sampah bahwasanya tanah tersebut milik pengelola namun yang membangun bank sampah adalah Walikota Medan dan sumber dana awal dari dana pribadi, dan bantuan dari Dinas Kebersihan Kota Medan sejumlah 2 juta. Dari hal tersebut diketahui, bahwa anggaran dana Bank Sampah Mutiara tidak disiapkan secara spesifik oleh pemerintah kota Medan dalam hal ini instansi yang bersangkutan ialah dinas kebersihan kota Medan. Dana yang digunakan untuk operasional Bank Sampah Mutiara berasal dari dana pribadi, sedangkan pemerintah kota Medan hanya memberikan dana hibah atau dana pemberian pada awal pembentukan Bank Sampah Mutiara sebesar Rp. 2.000.000,- (Dua Juta Rupiah) yang digunakan untuk operasional awal pembentukan Bank Sampah Mutiara. Dana operasional selanjutnya yang digunakan ialah berasal dari hasil penjualan sampah


(29)

kepada pengepul, dan biaya administrasi sebesar 5% yang dikenakan kepada nasabah Bank Sampah Mutiara.

4.4.2 Sumber Dana Manusia (SDM) Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan

Direktur Kalau masyarakat itu banyak, mungkin banyak menabung sampahnya itu disesuaikan idealnya. Kalau masyarakatnya gak banyak – banyak kali 6 orang cukup, jadi idealnya untuk di kantor 3 orang dan di lapangan 3 orang begitulah kalau sederhanannya saja. Kalau sudah berjalan efektif butuh sekitar 15 orang.

Tugas mereka itu kita buat sesuai struktur organisasinya misalnya pengelola dalam hal ini pimpinannya itu mengarahkan pada bahagian sekretaris, bendahara, bahagian pemungut sampah, kemudian sesudah sampah diantar ada yang dibawa langsung oleh masyarakat kemari ada juga yang dijemput dengan kendaraan kita pada masyarakat kemudian sampah itu disortir, dipilah – pilah dibersihkan lagi kemudian ada yang menjualnya lagi jadi ada pembagian strukturnya.

Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentang Sumber Daya Manusia (SDM) untuk jumlah masyarakat tidak terlalu padat jumlah idealnya petugas sekitar 6 orang, dan untuk kalau sudah berjalan efektif diperlukan 15 orang. Peran dan tugas masing – masing personalia sudah terbagi sesuai dengan struktur organisasi oleh Bank Sampah Mutiara Medan.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut juga diketahui bahwa sumber daya manusia (SDM) yang menjadi petugas yang bekerja di Bank Sampah Mutiara berasal dari pekerja yang disiapkan oleh dinas kebersihan kota Medan yang mendapatkan honor atau upah langsung dari dinas kebersihan kota Medan. Setiap pekerja memiliki tugasnya masing-masing, mulai dari jabatan direktur, wakil direktur, sekretaris, bendahara, bidang administrasi, kasir, keamanan, humas, pengumpul dan penjemput sampah ke rumah warga. Jumlah petugas yang bekerja


(30)

di Bank Sampah Mutiara berjumlah 15 orang, namun kesehariannya biasanya cukup dengan 6 orang saja yang bekerja untuk melayani nasanah Bank Sampah. 4.4.3 Sarana dan Prasarana Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan

Direktur Bidang administrasi yaitu meja ada 4 buah, komputer 1 unit, buku – buku administrasi apa namanya buku rekeningnya ada 200 buah, jumlah nasabah dan blankonyapun ada. Kemudian brosurnya juga ada sedangkan peralatannya pengayak sampah, pengayak kompos kemudian mesin pencacah sampah, nah itu dari Dinas Kebersihan dan kendaraan 1 unit viar itu dari dinas kecamatan medan denai. Becaknya gak ada dan juga mobil gak ada.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa secara umum sarana dan prasarana atau peralatan yang digunakan di Bank Sampah Mutiara sudah mencukupi, namun ada beberapa alat yang rusak dan tidak bisa digunakan yaitu mesin pencacah sampah dan pengayak kompos, sehingga salah satu kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola sampah organik menjadi kompos tidak bisa dilaksanakan. Belum diketahui secara pasti apa penyebab mesin pencacah sampah dan pengayak kompos ini bisa rusak, beberapa hal mungkin saja terjadi seperti ada kerusakan sistem dan tata kerja di mesin atau sumber daya manusia yang kurang kompeten untuk memfungsikan mesin tersebut, sehingga mesin menjadi rusak. Perlu dilakukan upaya dalam hal perbaikan atau penggantian mesin pencacah sampah dan pengayak kompos agar bisa digunakan kembali dalam kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola sampah organik masyarakat yang menjadi nasabah Bank Sampah Mutiara


(31)

menjadi pupuk kompos yang memiliki nilai jual bisa digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan bercocok tanam.

Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentangmasihminimnyasarana danprasarana,

makadariitumasihdiperlukandukungandaripemerintahkhususnyadariDinasKebersi han, dan Pertamanan Kota Medan, untukmenyediakan sarana dan parasarana yang mendukung seperti truk pengangkut sampah, penyediaan bak sampah khusus di rumah warga yang menjadi nasabah Bank Sampah Mutiara, dan perbaikan mesin pencacah sampah dan pengayak kompos untuk mewujudkan program- program Bank SampahMutiara. Yang dapat berjalan secara baik dan efektif.

4.4.4 Sistem Pelayanan Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan

Bagian Pelayanan

Sampah itu disini kita hanya menerima sampah anorganik sama sampah yang dibeli sama kedai-kedai butut. Sampah limbah sampah bahanberbahayadanberacun (B3), sampah organik tidak kita terima, kalau sampah organik yang dihasilkan dari setiap sampah rumah tangga masyarakat itu kita ajarkan untuk membuat kompos di masing-masing rumah di sini kita cuma melatih untuk membuat kompos tidak menerima sampah organik. Nah jadi sampah-sampah yang sudah mereka setorkan kemari sebagian kecil itu kita kelola dan olah jadi keterampilan nanti ada beberapa contoh souvenir dari sampah sedangkan sampah organik tidak kita terima.

Kalau lihat jumlah volumenya belum lagi signifikan dari jumlah penduduk yang ada, masih sebahagian kecil saja kesadaran masyarakat mau mengantarkan sampah kemari. Kalau misalnya sampah itu satu hari ada 500kg di daerah lingkungan XVIII itu sebagian kecil saja yang diantar kemari. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa Bank Sampah Mutiara hanya menerima jenis sampah anorganik yang bisa diolah kembali menjadi barang-barang yang lebih bermanfaat, seperti kerajinan tangan, souvenir


(32)

dan sebagainya. Sedangkan sampah organik tidak bisa diterima oleh Bank Sampah Mutiara, dan hanya memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang tata cara membuat pupuk kompos dengan menggunakan sampah organik di rumah masing-masing. Salah satu penyebab tidak bisa diolahnya sampah organik menjadi pupuk kompos di Bank Sampah Mutiara ialah karena rusaknya mesin pencacah sampah dan pengayak kompos yang digunakan untuk memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos, sehingga pembuatan pupuk kompos di Bank Sampah Mutiara tidak dapat dilakukan.

Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentangpengelolaansampahma sihjuga diketahui mengalamikendala,haliniterlihatdaribelumadanyaupaya

mengembangkan suatu produk atau

inovasiuntukmeningkatkandayatarikataunilaijualsuatuproduk. 4.4.5 Pengelompokan Jenis Sampah di Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan

Bagian Pelayanan

Kan saya bilang tadi sampah organik kita tidak terima jadi pengelolaan sampah dibank sampah ini, sampah anorganik saja. Sampah anorganik itu bermacam-macam ada plastik ada kertas itu dipisah-pisah untuk kita jual ketokenya lagi, ya kalau bagian yang bisa kita ambil untuk kerajinan kita ambil tapi itu sebagian kecil saja. Produk kita itu pun dibikin banyak-banyak pemasarannya sulit.

Itu tadi kalau sampah-sampah yang ada dimasyarakat dijadikan ketrampilan maka itu akan dibuat kreativitas apa itu produk kita itu banyak bahannya Cuma masalahnya kita buat banyak produk kita kendalanya itu dipemasarannya itu. Untuk apa kita buat banyak-banyak kalau pemasaran itu gak ada, yang ada kita rugi kita membeli dan mengerjakannya.

Berdasarkanhasilwawancaradenganinformantentangkualifikasi


(33)

langsung dijual ke pengepul. Dan barang-barang sampah yang bisa dimanfaatkan jadi kerajinan itu pun hanya sebagian kecil mengingat pemasarannya yang sulit. 4.4.6 Pemberdayaan Sampah di Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan

Bagian Pelayanan

Itu tadi kalau sampah-sampah yang ada dimasyarakat dijadikan keterampilan maka itu akan dibuat kreativitas apa itu produk kita itu banyak bahannya cuma masalahnya kita buat banyak produk kita kendalanya itu dipemasarannya itu. Untuk apa kita buat banyak-banyak kalau pemasaran itu gak ada, yang ada kita rugi kita membeli dan mengerjakannya.

Berdasarkanhasilwawancaradenganinforman tentang pengeloiaan sampah sampai menjadi suatu produk kerajinan bank sampah mutiara mengalami kendala masalah pemasaran produk, sehingga berdampak pada hasil produk jual yang menurun. Produk-produk kerajinan tangan yang dibuat dari sisa-sisa barang bekas dapat berupa tas laptop, gantungan kunci, bingkai foto, hiasan meja dan dinding, gelang dan lain-lain. Berdasarkan hasil pengamatan salah satu penyebab kurangnya minat masyarakat untuk membeli produk hasil daur ulang sampah antara lain yaitu karena harganya yang dianggap masih relatif mahal. Misalkan saja tas laptop hasil daur ulang kain perca dan plastik sampah yang dihargai Rp.50.000,-/buah tidak jauh beda dengan harga tas laptop di pasaran yang tidak menggunakan barang bekas sebagai bahan pembuatannya. Selain itu juga bidang pemasaran produk tersebut yang hanya terfokus di pasarkan di lokasi Bank Sampah Mutiara, sehingga masyarakat luas tidak mengetahui adanya produk daur ulang sampah tersebut, sehingga perlu upaya pemasaran produk yang lebih giat dan inovatif, seperti melalui media sosial, stand bazar dan sebagainya.


(34)

4.4.7 Pendapatan Pengelolaan Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan

Kasir Ya kalau kita hitung rata-rata saja karena masyarakat belum lagi aktif ya kan, kira-kira 1 jutaan satu bulan.

Kalau pegawai itu sudah diberikan gaji oleh dinas kebersihan jadi itu sudah gak rata-rata lagi, sudah pengajian mereka upah minimum regional itu bisa ditanyakan sama pegawai dari dinas kebersihan kalau gak salah bekisar 1,6 Juta/bulan.

Kalau disini penghidupan sosial ekonomi masyarakatnya kalau yang menabung itu ekonomi yang rendah itu karena orang masyarakat ekonomi yang tinggi sangat minim sekali yang menjadi nasabah kita jadi kehidupan masyarakat ekonomi rendah yang mengantar sampah kemari mungkin penghasilannya gak tetap dia pekerja bangunan, tukang cuci bisa kita taksir berapalah gajinya satu bulan, ya barangkali kalau kita hitung rata - rata di bawah upah minimumlah sedangkan ekonomi yang tinggi itu sangat sedikit sekali di sini menghasilkan sampahnya.

Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk pendapatan perbulan bank sampah mutiara 1 juta per bulan masih rendah dari kalau ditinjau dari jumlah penabung Bank Sampah Mutiara. Sedangkan pendapatan masyarakat yang berkontribusi sebagai penabung bank sampah diupah gaji di bawah upah minimum yang diberikan upah atau honor oleh dinas kebersihan kota Medan sebesar Rp. 1.600.000,- (Satu Juta Enam Ratus Ribu Rupiah) perbulannya yang berasal dari dinas kebersihan kota Medan. Sedangkan biaya operasional keseharian Bank Sampah masih berasal dari dana pribadi dan biaya administrasi yang dikenakan kepada nasabah Bank Sampah Mutiara.


(35)

4.4.8 Tingkat Kesejahteran Nasabah Bank Sampah Mutiara InformanPernyataan

Kasir Sebagian besar itu belum menyadari tentang manfaat bank sampah, hal ini karena bank sampah terutama sekali oleh pemerintah kelurahan/kecamatan belum lagi sepenuhnya mendukung program bank sampah ini, misalnya pertemuan - pertemuan yang mengarahkan kepada masyarakat oleh pengelola sampah melalui bank sampah baik itu ditingkat kelurahan maupun ditingkat kecamatan dan dilingkungan sendiri termasuk alokasi dana untuk sosialisasi mereka belum lagi serius untuk mengembangkan bank sampah kita.

Tanggapan negatif masyarakat sebenarnya gak begitu sekali, jadi bank sampah ini menurut mereka sebagai persyaratan adipura saja supaya mendapat adipura kota Medan, padahal gak henti - hentinya bank sampah itu berperan terhadap kebersihan lingkungan, berperan dalam pendidikan anak sekolah, berperan dalam sosial ekonomi masyarakat, itu yang penting belum lagi produknya nyata.

Masyarakat dilatih keterampilan yaitu masyarakat yang miskin bisa terbantu pendapatan keluarganya, misalnya produk yang kita buat sama masyarakat itu bisa kita jual juga hasil penjualnya mereka dapat tapi ini gak begitu produk dihasilkan terbentur dipemasaran, sehingga masyarakat ekonominya kurang terbantu. Tetapi dari sisi yang lain misalnya anak sekolah terbantu juga misalnya kita mensosialisasikan kepada anak sekolah dari undangan kita minta kita berikan ke sekolah mereka untuk datang kemari kita berikan pengetahuan tentang bank sampah, kebersihan, keterampilan dan pelatihan – pelatihan dasar tentang produk kita, nahh.. mereka sangat senang dan antusias tetapi tidak didukung oleh sekolah-sekolah yang lain misalnya dinas pendidikan punya himbauan kepada sekolah-sekolah yang ada di kecamatan Medan Denai ini supaya memanfaatkan bank sampah itu misalnya sampah sekolahnya, dijemput nanti sampahnya ke SMP ini sehingga kita bisa aktifkan nanti nyatanya sudah kita adakan pelatihan guru-guru bersangkutan sampai mengeluarkan biaya yang besar. Siap pelatihan ya sudah habis, tidak ada realisasi sekolah menyerahkan sampahnya jadi kalau ada sekolah itu sekitar 50 paling 2 sekolah yang mau itupun tidak rutin.


(36)

Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat belum sepenuhnya menyadari tentang kegunaan dari bank sampah. Tanggapan negatif dari masyarakat tidak begitu berpengaruh. Masyarakat masih sebagian kecil yang ikut berpartisipasi dalam program – program bank sampah walaupun Bank Sampah Mutiara sudah mensosialisasikan ke beberapa sekolah namun tidak banyak yang ikut berpartisipasi untuk menjadi nasabah Bank Sampah. 4.4.9 Tingkat Kebersihan Lingkungan

Informan Pernyataan

Humas Kualifikasi tingkat kebersihan masyarakat sudah ada perubahan hal ini terlihat dari yang dulunya membuang sampah sembarangan di sungai sekarang tidak ada lagi, itupun satu dua orang yang tidak mengindahkan.

Kita belum memberikan reward seperti itu, sementara hanya menghimbau.

Sampai saat ini belum ada.

Belum...kita belum membuat program.

Sebagian besar di lingkungan kita sudah gak ada lagi sampah berserakan, kecuali ada hanya sebagian kecil.

Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulan bahwasannya tingkat kebersihan masyarakatnya kategori sedang. Masyarakat dianggap lebih bijaksana untuk mengelola sampah di lingkungan tersebut seperti tidak membuang sampah ke aliran sungai dan sebagainya, namun tetap masih ada beberapa anggota masyarakat yang tidak mengindahkan himbauan untuk tidak membuang sampah ke aliran sungai. Untuk penghargaan lingkungan belum ada, seharusnya memang ada agar masyarakat memiliki semangat untuk berperilaku yang baik dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan memanfaatkan pengelolaan sampah di Bank Sampah Mutiara dan menjadi nasabah Bank


(37)

Sampah. Agar fungsi Bank Sampah Mutiara untuk menciptakan kebersihan lingkungan dapat terwujud secara baik dan efektif dengan adanya dukungan dan partisipasiaktif dari warga masyarakat untuk menyukseskan program-program kebersihan lingkungan yang diusahakan oleh Bank Sampah Mutiara.

4.4.10 Derajat Kesehatan Masyarakat

Informan Pernyataan

Humas Penting..masyarakat di sini sehat – sehat saja. Dan sejauh belum ada ditemukan penyakit infeksi.

Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulanbahwa pengaruh bank sampah penting dalam menciptakan kebersihan lingkungan yang akan memberikan dampak positif dalam upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

4.4.11 Jangkauan Pelayanan Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan

Bagian Pelayanan

Kita memberikan pelayanan kendaraaan sewaktu – waktu dalam menjemput sampah, sampah yang sudah terpilah – pilah dari masyarakat. Namun ada sebagian nasabah kita yang sampahnya dijemput sekali seminggu atau 2 kali seminggu.

Berdasarkan hasil wawancara informan dapat ditarik kesimpulan bahwaBank Sampah Mutiara sudah menyediakan alat transportasi yang siap sedia menjemput sampah nasabah.Sampah yang akan dikelola oleh Bank Sampah Mutiara langsung dijemput oleh petugas ke rumah nasabah, kemudian dibawa oleh petugas ke Bank Sampah Mutiara untuk ditimbang dan dicatat di buku nasabah. Buku catatan inilah yang menjadi pegangan nasabah untuk mengetahui berapa jumlah tabungan yang diperoleh dari menabung sampah di Bank Sampah Mutiara. Nasabah bisa mengambil langsung hasil tabungan dari penukaran


(38)

sampah ke Bank Sampah Mutiara setiap 3 bulan sekali. Salah satu kendala yang dihadapi ketika menjemput sampah ke rumah warga yang menjadi nasabah Bank Sampah Mutiara ialah kendaraan penjemput sampah yang hanya berupa satu buah sepeda motor yang dianggap masih kurang mencukupi untuk menjemput sampah. 4.4.12 Perubahan Cuaca

Informan Pernyataan

Bagian Pelayanan

Itu tidak ada pengaruh signifikan. Paling kalau hujan, yaa gak bisa dijemput sampahnya ke rumah warga, terus warga juga gak bisa datang kemari kalau hujan lebat gitu.

Berdasarkan hasil wawancaran informan terhadap pengaruh cuaca dapat ditarik kesimpulan bahwa cuaca tidak memberikan pengaruh besar. Pengaruh cuaca dirasakan apabila ada hujan lebat, dimana petugas penjemput sampah tidak bisa menjemput sampah ke rumah warga yang menjadi nasabah Bank Sampah, dan warga juga tidak bisa mengantar langsung sampahnya ke Bank Sampah Mutiara karena hujan tersebut, sehingga kegiatan di Bank Sampah Mutiara tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Kondisi cuaca yang tidak menentu juga bisa menyebabkan barang-barang hasil daur ulang sampah tidak ada yang laku, karena tidak ada pembeli yang mengunjungi Bank Sampah Mutiara.

4.4.13 Nilai Jual Sampah di Bank Sampah Mutiara

Informan Pernyataan

Kasir Yaa, kita beli sampahnya sesuai dengan daftar harga beli yang udah kita tentukan, terus kalau masyarakat ngasih sampah yang udah campur-campur, yaa kita pilah-pilah dulu, karena harganya beda-beda, kertas beda, plastik juga beda.

Kan itu tadi masih program, kita belum lagi kita lakukan yang dananya dari uang bank sampah. Mana ada dari pemerintah memberikan reward.


(39)

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa daftar nilai tukar atau nilai beli sampah sudah disesuaikan dengan daftar harga beli yang sudah tertera dan berbeda-beda sesuai dengan jenis sampah yang akan dibeli. Petugas akan memilah sampah sesuai dengan jenisnya, kemudian ditimbang, dan dicatat ke buku tabungan Bank Sampah milik nasabah dan buku induk milik Bank Sampah Mutiara. Sedangkan untuk reward atau penghargaan khusus untuk nasabah yang rajin menabung di Bank Sampah Mutiara belum ada disediakan oleh petugas maupun dinas kebersihan dan pemerintah kota Medan, seharusnya memang ada

reward atau penghargaan khusus untuk untuk nasabah agar menambah semangat dan partisipasi masyarakat yang lebih tinggi untuk memanfaatkan layanan Bank Sampah Mutiara.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilaksanakan oleh peneliti di Bank Sampah Mutiara dapat diketahui bahwa terobosan atau inovasi baru untuk membuat Bank Sampah dalam upaya bersama masyarakat untuk menciptakan kebersihan lingkungan merupakan program yang sangat baik dan efektif apabila dapat dijalankan secara profesional dan kompeten oleh petugas dengan partisipasi masyarakat yang aktif dalam menyukseskan semua kegiatan yang diinisasi oleh Bank Sampah Mutiara, sehingga tujuan pokok Bank Sampah Mutiara untuk mewujudkan kebersihan lingkungan, peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat, meningkatkan kreatifitas warga, dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terlaksana secara baik, efektif, dan efisien.


(40)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Program dan Layanan Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai

Salah satu terobosan besar dalam pengelolaan sampah di Indonesia adalah program bank sampah. Melalui program ini, paradigma yang terbentuk dalam pikiran masyarakat bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak berguna dan dibuang begitu saja, diubah menjadi sesuatu yang juga memiliki nilai dan harga. Melalui bank sampah, masyarakat bisa menabung sampah, yang kemudian dalam kurun waktu tertentu bisa menghasilkan uang.

Bank Sampah Mutiara yang terletak di lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan dibentuk melalui kerjasama dengan Pemerintah Kota Medan dan Dinas Kebersihan Kota Medan bersama masyarakat dengan dasar yang mengutamakan kebersamaan dalam pencapaian tujuannya. Bank Sampah Mutiara juga memberikan harga yang cukup tinggi untuk membeli sampah dari masyarakat, seperti sampah kertas Rp. 1.000/kg, sampah plastik Rp. 1.500/kg dan sampah botol Rp. 3.000/kg, harga ini disesuaikan dengan harga dari pengumpul sampah di Kota Medan.

Bank sampah Mutiara menggunakan sistem tabungan sampah individual dan komunal. Tabungan sampah individual adalah tabungan sampah dimana warga yang menjadi nasabah harus membawa sampah yang akan ditabungkan langsung ke bank sampah. Sampah tersebut harus dipilah dalam kelompok kertas, plastik, botol, besi, karung, dan aluminium yang sudah dibersihkan dan


(41)

dikeringkan terlebih dahulu. Selain dijual ke pengumpul sampah, ada sebagian sampah yang langsung didaur ulang oleh anggota pengurus bank sampah tersebut. Adapun sampah non organik yang didaur ulang antara lain kertas, kardus, koran, majalah, dan buku. Hasil dari daur ulang tersebut adalah kerajinan tangan yang dijual di bank sampah. Hasil dari penjualan tersebut akan masuk ke kas Bank Sampah Mutiara.

Setelah diresmikan pada tahun 2012, Bank Sampah Mutiara terus melakukan inovasi dalam membuat program dan layanan bagi nasabahnya. Dan sampai tahun 2016 ini, tercatat sudah ada 6 program yang ditawarkan Bank Sampah Mutiara bagi para nasabahnya, yaitu;

5.1.1 Reduksi Pengolahan dan Pengelolaan Sampah Kepada Masyarakat .Bank Sampah Mutiara menawarkan sebuah layanan program bagi nasabah yang ingin menambah ilmu pengetahuannya di bidang lingkungan. Para nasabah bisa mengikuti pelatihan pengolahan dan pengelolaan sampah yang diisi oleh orang-orang yang berpengalaman di bidang tersebut. Pelatihan yang dilakukan oleh Bank Sampah Mutiara kepada masyarakat antara lain yaitu, cara memilah sampah dan membedakan jenis sampah, cara mengolah barang bekas menjadi barang yang bermanfaat dengan menggunakan cara daur ulang, cara membuat pupuk kompos dan sebagainya

Beberapa hal dari keuntungan bank sampah ini yang sebagian besar sudah dirasakan masyarakat adalah bahwa bank sampah memudahkan dalam pengelolaan sampah, adanya keuntungan yang didapatkan, pengetahuan mengenai sampah menjadi bertambah, dapat mengurangi produksi sampah rumah tangga, dan pendapatan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aspek


(42)

keuntungan bank sampah yang juga perlu ditingkatkan untuk dapat dirasakan masyarakat antara lain dapat memberikan perubahan di lingkungan, dari segi kebersihan lingkungan, dapat memanfaatkan sampah menjadi barang yang berguna kembali dengan proses daur ulang, dan dapat mencegah penyakit yang disebabkan oleh sampah.

5.1.2 Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Melalui Valuasi Sampah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sarah (2013) mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam program bank sampah di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan diketahui bahwa pengetahuan masyarakat tentang bank sampah adalah kategori cukup (sedang). Beberapa hal tentang bank sampah sudah sangat baik dipahami oleh sebagian besar masyarakat yaitu pengertian bank sampah, tujuan pengelolaan bank sampah, keuntungan lingkungan, dampak negatif sampah, dan manfaat bagi keluarga. Hal-hal yang belum dipahami oleh sebagian besar masyarakat tentang bank sampah antara lain keuntungan sosial bank sampah, sampah organik, dan sampah non organik.

Tujuan awal dari didirikannya Bank Mutiara adalah ingin menciptakan kegiatan positif yang bermanfaat dan dapat memberdayakan masyarakat sekitar. Dengan berjalannya waktu, kegiatan yang diadakan oleh kelompok ini (sebelum dinamakan Bank Sampah Mutiara) tidak hanya menghasilkan sebuah kegiatan positif, akan tetapi menghasilkan sebuah kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis di dalamnya, yaitu Bank Sampah. Para nasabah bisa menabungkan sampah-sampah olahan rumah tangga yang telah dipilah terlebih dahulu untuk


(43)

disetorkan ke Bank Sampah yang kemudian sampah tersebut ditukar dengan sejumlah uang rupiah sesuai dengan nilai sampah tersebut.

Bagi nasabah yang ingin meningkatkan perekonomiannya dengan cara berniaga dan belum mempunyai modal atau kekurangan modal, nasabah dapat melakukan pinjaman kepada Bank Sampah. Dan nasabah minimal sudah menjadi anggota selama 3 bulan, dancara pengembalian pinjaman tersebut, Bank Sampah Mutiara tidak mengharuskan nasabah mengembalikan pinjaman dengan uang, tetapi boleh juga dalam bentuk sampah yang bernilai ekonomis.

5.1.3 Gerakan Budaya Health, Clean and Comfort

Bank Sampah Mutiara terus mensosialisasikan baik di tingkat kelurahan, kecamatan dan ke sekolah – sekolah untuk terciptanya masyarakat sehat dan bersih. Salah satu gerakan yang diinisiasi oleh Bank Sampah Mutiara ialah gerakan yang dinamakan dengan gerakan Budaya Health, Clean and Comfort,

yang bertujuan untuk membudayakan pengelolaan sampah yang baik dan benar untuk menciptakan lingkungan yang sehat (health), bersih (clean), dan nyaman (comfort).

5.1.4 Laporan Pertanggungjawaban Kepada Nasabah Dan Masyarakat Bank Sampah Mutiara terus berbenah dan terus berkomitmen dalam mengembang bisnisnya salah satu untuk mencapai visi dan misinya Bank sampah Mutiara Kecamatan Medan Denai selalu menerapkan prinsip yaitu:

1. Transparan

Bank Sampah Mutiara melibatkan seluruh nasabah dalam pelaporan keuangan yang sedang berjalan. Masyarakat diajak terlibat dalam pengumpulan sampah dan hasil dari sampah tersebut dicatat di buku tabungan milik nasabah dan


(44)

juga di buku besar milik Bank Sampah. Bank Sampah mendapatkan penghasilan dari selisih penjualan karya kerajinan tangan dari sampah.

2. Bertanggungjawab

Dalam pengelolaan Bank Sampah, baik dalam pengelolaan keuangan atau pun yang lainnya, dilakukan oleh orang-orang yang dapat dipercaya dan bertanggungjawab, yaitu oleh Dinas Kebersihan Kota Medan dengan petugas yang dianggap sudah kompeten dipercaya untuk menjalankan tugas memajukan Bank Sampah Mutiara.

3. Menguntungkan

Semua pihak yang terlibat dalam Bank Sampah Mutiara ini mendapatkan keuntungan, baik secara materi atau pun nonmateri. Masyarakat mendapatkan nilai rupiah dari sampah yang dipilah. Kemudian Bank Sampah mendapatkan keuntungan dari hasil pengolahan sampah yang dijual. Selain keuntungan materi, tentunya lingkungan masyarakat pun menjadi lebih bersih dan asri dengan adanya Bank Sampah ini.

4. Keberlanjutan

Kemampuan sumber daya manusia (SDM) sangat menentukan kelangsungan dan arah Bank Sampah Mutiara kedepannya dan jika hal ini dilakukan dengan komitmen maka menghasilkan inovasi-inovasi terbaru, maka peluang bagi bank sampah untuk terus berkelanjutan akan tetap ada dan akan terus terbuka, mengingat sangat besarnya nilai-nilai yang ada di dalamnya.

5.1.5 Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendukung

Bank Sampah Mutiara sampai saat ini masih mengalami kendala di mana masih minimnya saran dan prasarana yang di miliki oleh Bank Sampah Mutiara


(45)

Kota Medan, hal ini masih belum sepenuhnya mendapat dukungan dari Dinas Kebersihan Kota Medan, maupun Dinas Pertamanan Kota Medan.

Secara umum sarana dan prasarana atau peralatan yang digunakan di Bank Sampah Mutiara sudah mencukupi mulai dari komputer, buku administrasi, kendaraan motor viar, meja, kursi, timbangan, pencacah sampah, pengayak kompos dan bangunan bank sampah 5 x 10 m2,namun ada beberapa alat yang rusak dan tidak bisa digunakan yaitu mesin pencacah sampah dan pengayak kompos, sehingga salah satu kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola sampah organik menjadi kompos tidak bisa dilaksanakan. Belum diketahui secara pasti apa penyebab mesin pencacah sampah dan pengayak kompos ini bisa dirusak, beberapa hal mungkin saja terjadi seperti ada kerusakan sistem dan tata kerja di mesin atau sumber daya manusia yang kurang kompeten untuk memfungsikan mesin tersebut, sehingga mesin menjadi rusak. Perlu dilakukan upaya dalam hal perbaikan atau penggantian mesin pencacah sampah dan pengayak kompos agar bisa digunakan kembali dalam kegiatan Bank Sampah Mutiara untuk mengelola sampah organik masyarakat yang menjadi nasabah Bank Sampah Mutiara menjadi pupuk kompos yang memiliki nilai jual bisa digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan bercocok tanam.

5.1.6 Menjalin Kemitraan Dengan Instansi / Lembaga Terkait

Demi meningkatkan pelayanan Bank Sampah Mutiara Kota Medan terus membuka diri untuk menjalin kerjasama dalam menangani masalah kebersihan di Kota Medan baik dari Dinas Kebersihan, Dinas Pertamanan Kota Medan, maupun lembaga lainnya. Dan saat ini Bank Sampah Mutiara Kota Medan sudah menjalin kerjasama dengan Dinas Kebersihan Kota Medan, dan pemerintah tingkat


(46)

kecamatan Medan Denai serta sekolah-sekolah yang terletak di sekitar lokasi Bank Sampah Mutiara untuk mewujudkan lingkungan masyarakat yang bersih dan sehat dan untuk meningkatkan pengetahuan dan partisipasi masyarakat untuk memanfaatkan pengelolaan sampah melalui Bank Sampah Mutiara.

5.2. Pola Kerjasama Bank Sampah Mutiara dan Masyarakat

Hadirnya Bank Sampah Mutiara merupakan salah satu bukti akan kepedulian masyarakat akan lingkungannya. Berawal dari inisiatif Efendi Agus, M.Si, dosen tetap di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Awalnya Bapak umur 53 tahun ini bergabung di salah satu LSM peduli lingkungan, yang mempunyai niat tulus untuk memberdayakan masyarakat yang berada di sekitarnya agar memiliki karakter yang mencintai lingkungan sekitarnya.

Bank sampah adalah tempat menabung sampah. Maksudnya adalah tempat menabung bagi para nasabahnya dengan cara menyetorkan sampah di bank tersebut. Tentunya hanya sampah yang sudah dipilah yang boleh ditabung di bank sampah ini. Setelah nasabah menyetorkan sampah pilahannya tersebut di bank sampah, nasabah mendapatkan “upah” yang ditulis di buku tabungannya, dan bisa ditarik dalam bentuk rupiah.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mita Novianti (2013) mengenai dampak program bank sampah terhadap sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan diketahui bahwa nasabah bank sampah sangat setuju akan hadirnya bank sampah di kelurahan mereka. Ini terlihat dari seluruh nasabah Bank Sampah Mutiara menyatakan hadirnya bank sampah di kelurahan sangat baik. Hal ini tentu merupakan respon yang sangat baik dari masyarakat tentang kehadiran bank sampah ini. Selain


(47)

membantu menciptakan lingkungan yang lebih bersih, bank sampah juga memiliki keuntungan lain yaitu membantu masyarakat dalam mendapatkan uang dengan cara mengelola sampah yang tidak bisa digunakan lagi menjadi sesuatu yang bernilai dan memiliki nilai ekonomis.

Program dan kegiatan yang ada di Bank Sampah Mutiara sangat melibatkan masyarakat di dalamnya. Karena memang tujuan awal dari didirikannya bank sampah ini adalah ingin memberdayakan masyarakat. Maka dari itu kegiatan yang dilakukan oleh Bank Sampah Mutiara melibatkan masyarakat mulai dari pemilahan sampah, pengumpulan sampah, perhitungan nilai rupiah sampah, pengolahan sampah menjadi sebuah kerajinan tangan dan menjual hasil kerajinan tangan tersebut. Lalu hasil dari penjualan kerajinan tersebut dikembalikan ke nasabahnya.

Berdasarkan hasil pengamatan penelititerlihat bahwa masyarakat sudah mengetahui mekanisme Bank Sampah Mutiara tersebut. Warga yang menjadi nasabah harus membawa sampah yang akan ditabungkan langsung ke bank sampah. Sampah tersebut harus dipilah dalam kelompok kertas, plastik, dan kaleng/botol yang sudah dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu. Setiap nasabah akan diberikan nomor rekening, buku tabungan dan tiga tas untuk memudahkan pemilahan sampah tersebut. Dan dalam jangka waktu yang telah ditentukan masyarakat dapat mengambil uang mereka ditabungan bank sampah tersebut.

Untuk memenuhi permintaan terhadap hasil kerajinan tangan, dibutuhkan bahan baku/ sampah yang banyak. Maka dari itu, Bank Sampah Mutiara bekerja sama dengan masyarakat dalam mengumpulkan sampah. Masyarakat sebagai


(48)

produsen sampah, sudah terlebih dahulu menyortir atau memilah sampah di rumahnya masing-masing. Setelah sampah dipilah oleh masyarakat, barulah sampah pilahan tersebut disetorkan ke bank sampah. Dalam proses pengumpulan ini, sampah ditimbang dihadapan nasabah, kemudian petugas menuliskan sejumlah nilai rupiah sampah menurut klasifikasinya di buku tabungan nasabah.

Berdasarkan keaktifan atau partisipasi masyarakat, terlihat bahwa hanya sebagian kecil warga yang sudah aktif dalam menjalankan kegiatan sosial yang ada di Kelurahan Binjai termasuk kegiatan sosial kesehatan dalam memanfaatkan Bank Sampah Mutiara.Salah satu faktor yang menjadi penghambat dalam meningkatkan partisipasi aktif dari warga masyarakat untuk memanfaatkan Bank Sampah Mutiara ialah kegiatan sosialisasi mengenai pemanfaatan Bank Sampah Mutiara yang dinilai kurang intensif dilakukan oleh petugas yang bekerja di Bank Sampah Mutiara, serta kuranganya dukungan tokoh masyarakat untuk menggerakkan warganya agar mau memanfaatkan Bank Sampah Mutiara dalam upaya kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah yang baik dan benar.

Peran serta tokoh masyarakat dalam kegiatan bank sampah berdasarkan penilaian masyarakat adalah tidak baik dimana sebagian masyarakat menyatakan peran serta tokoh masyarakat tidak baik. Peran serta tokoh masyarakat ini juga dianalisis dengan observasi langsung oleh peneliti dan menunjukkan hal yang sama dengan apa yang dikemukakan oleh masyarakat.Beberapa bentuk partisipasi masyarakat dalam program bank sampah yang tidak pernah dilakukan oleh sebagian besar masyarakat antara lain bahwa masyarakat tidak selalu mengikuti kegiatan penyuluhan dalam pengelolaan sampah, tidak ikut dalam pengelolaan bank sampah, tidak setiap minggu mengumpulkan sampah ke bank sampah, dan


(49)

tidak ikut dalam pengelolaan bank sampah baik karena instruksi dari pihak kelurahan maupun instruksi petugas kesehatan.Sedangkan bentuk partisipasi masyarakat dalam program bank sampah yang sudah dilakukan oleh kebanyakan masyarakat antara lain bahwa masyarakat sudah selalu melakukan pemilahan sampah rumah tangga dalam pengumpulan sampah ke bank sampah, sebagian besar sudah bergabung menjadi nasabah bank sampah dikarenakan adanya keuntungan ekonomi.

Beberapa bentuk peran serta tokoh masyarakat dalam kegiatan bank sampah ini yang tidak pernah dilakukan oleh tokoh masyarakat yaitu bahwa tokoh masyarakat tidak memberikan sosialisasi mengenai tujuan dari bank sampah, manfaat yang didapat dari bank sampah, dan penyakit yang disebabkan oleh sampah. Selain itu tokoh masyarakat tidak memberikan penyuluhan tentang pengelolaan sampah yang benar, dan tidak mengajak masyarakat agar ikut serta dalam program bank sampah.

Hal ini menunjukkan bahwa program bank sampah bagi tokoh masyarakat saat ini masih sangat asing. Masalah kesehatan yang diketahui tokoh masyarakat adalah imunisasi, demam berdarah, dan pemberian makanan tambahan. Dengan perkataan lain program bank sampah belum sepopuler ataupun terkenal dibanding program kesehatan lainnya di lingkungan kehidupan masyarakat. Berdasarkan hal ini maka tokoh masyarakat sama sekali tidak menunjukkan perannya dalam program bank sampah. Sosialisasi tentang program bank sampah oleh tokoh masyarakat masih sangat minim sehingga perlu ditingkatkan. Sosialisasi ini juga dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pada saat Posyandu ataupun pada saat kegiatan-kegiatan yang rutin dilakukan di kelurahan ataupun melalui


(50)

sosialsiasi ke sekolah-sekolah. Pada masyarakat yang termasuk tidak berpartisipasi dalam program bank sampah dapat disebabkan tidak adanya peran serta tokoh masyarakat untuk mendorong ataupun memotivasi masyarakat agar terlibat penuh dalam program bank sampah. Sumber informasi yang dianggap benar oleh masyarakat salah satunya adalah dari tokoh masyarakat. Berdasarkan hal ini maka sangat diharapkan pada waktu mendatang tokoh masyarakat lebih aktif memperkenalkan program bank sampah kepada masyarakat. Menurut Notoatmodjo (2007), adanya orang lain yang menjadi acuan merupakan salah satu faktor penganut untuk melakukan tindakan akan tetapi tetap mengacu pada pertimbangan-pertimbangan individu.

5.3 Dampak Sosial dan Ekonomi Atas Kehadiran Bank Sampah 5.3.1 Dampak Ekonomi Masyarakat

Bank Sampah mutiara merupakan sebuah perkumpulan masyarakat yang bertujuan memberdayakan dan meningkatkan perekonomian masyarakat dengan memanfaatkan potensi sampah sebagai sumber finansial apabila dikelola secara kreatif dan inovatif. Dan sekaligus juga mengatasi masalah sampah yang timbul di lingkungan.Pada pelaksanaannya, Bank Sampah Mutiara telah menimbulkan rasa kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang dapat menghasilkan rupiah bagi masyarakat tersebut. Alasan inilah yang kemudian banyak menarik masyarakat untuk ikut bergabung di kegiatan Bank Sampah Mutiara, yakni mengumpulkan dan menyortir sampah.

Dari program-program Bank Sampah Mutiara yang telah dijelaskan sebelumnya, telah memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat yang ikut terlibat didalamnya, yaitu meningkatnya pendapatan. Karena ini adalah salah satu


(51)

tujuan Bank Sampah Mutiara. Walaupun tidak secara signifikan nilainya, tapi Bank Sampah Mutiara sudah mampu dalam meningkatkan pendapatan nasabahnya. Sampah yang dulu hanya bisa dibuang dan memenuhi tempat sampah, sekarang sudah bisa diolah oleh masyarakat untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah.

Jumlah pendapatan keluarga mengalami peningkatan setelah berlangsungnya bank sampah di Kelurahan Binjai. Tetapi peningkatan yang didapat hanya sedikit dikarenakan masih kurangnya tenaga pekerja untuk mengelola sampah menjadi sesuatu yang dapat di daur ulang dan di jual kepada masyarakat. Walaupun begitu tidakmenyurutkan masyarakat untuk dapat menabung sampah di Bank Sampah Mutiara.

Terlihat peningkatan dalam hal jumlah pendapatan keluarga setelah adanya program bank sampah dimulai dari awal bank sampah ini dibuka. Masyarakat berpendapat bahwa keberadaan bank sampah telah memberikan manfaat ekonomi dengan mendatangkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan menambah uang saku bagi anak dari hasil menabung sampah. Namun menurut sebagian masyarakat, jumlah pendapatan yangditerima masih sangat kecil karena minimnya jumlah sampah yang dihasilkan dan masih barunya keberadaan bank sampah sehingga manfaat ekonomi yang didapat belum terlalu berpengaruh untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Sebagian masyarakat setuju bahwa bank sampah digunakan sebagai sumber pendapatan yang baru. Berbeda dengan bank lainnya yang menyimpan uang, Bank Sampah akan menyimpan dan mengelola sampah dari nasabah, yaitu adalah warga setempat. Nasabah harus memilah terlebih dulu jenis sampah kertas,


(52)

plastik, atau botol. Sampah ini kemudian ditimbang dan dilaporkan jumlahnya kepada telleratau kasir Bank Sampah Mutiara untuk dicatat dalam rekening. Bila sampah di kelola dengan baik secara professional akan dapat menjadi sebuah penghasilan dan pendapatan nantinya. Melihat keberhasilan bank sampah yang ada di Pula Jawa, bank sampah mempunyai nilai ekonomis sehingga bisa menjadi sumber pendapatan masyarakat.

Satu bank sampah bisa menghasilkan rata-rata sampai sekitar Rp. 2 juta per bulan dengan hanya merekrut 2-3 orang sebagai pengelola. Namun untuk didaerah Sumatera Utara, hal ini belum terlalu dilaksanakan dengan baik. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya menabung sampah ini dan juga tidak sepenuhya didukung pemerintah dalam hal anggaran untuk bank sampah.

Berdasarkan hasil pengamatan para nasabah menilai sangat baik akan dampak yang ditimbulkan dengan adanya program Bank Sampah Mutiara ini. Banyak dampak yang dapat dirasakan masyarakat setelah adanya program bank sampah ini dimana lingkungan menjadi lebih bersih, dan juga masyarakat berpendapat bahwa keberadaan bank sampah telah memberikan manfaat ekonomi dengan mendatangkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan menambah uang saku bagi anak dari hasil menabung sampah. Jadi kesimpulannya adalah bahwa program bank sampah ini membawa dampak yang positif terhadap l ekonomi masyarakat yang tinggal di lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan.


(53)

5.3.2 Dampak Sosial Bagi Mayarakat

Adanya Bank Sampah Mutiara tidak hanya memiliki tujuan ekonomi bagi nasabahnya, akan tetapi juga memiliki tujuan sosial. Adapun dampak sosial masyarakat yang timbul dengan adanya Bank Sampah mutiara adalah:

1. Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat

Sebelum adanya Bank Sampah ini, banyak masyarakat di sekitar Bank Sampah yang terkena penyakit demam berdarah. Dengan keberadaan Bank Sampah ini, bisa membantu untuk mengurangi sampah-sampah yang masih tercecer di tempat yang tidak semestinya, seperti botol plastik air mineral, sampah plastik gorengan di pinggir jalan dll, yang menjadi sarang atau tempat hidup bagi nyamuk-nyamuk pembawa penyakit tersebut.

Oleh karena itu, sekelompok masyarakat yang mengusahakan pencegahan terjangkitnya penyakit demam berdarah dengan mendirikan bank sampah. Bank sampah diharapkan dapat mengurangi sampah yang masih tercecer di tempat-tempat yang tidak semestinya, salah satunya kaleng yang sering dijadikan tempat-tempat hidup nyamuk pembawa penyakit tersebut. Sebagian besar masyarakat setuju bahwa keberadaan bank sampah dapat membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Kelurahan Binjai dengan semakin berkurangnya warga yang terserang penyakit demam berdarah.

2. Terciptanya Lingkungan Yang Bersih

Menurut Slamet (2004), pengelolaan sampah yang kurang baik akan menyebabkan estetika lingkungan yang kurang sedap dipandang mata, misalnya dengan banyaknya tebaran sampah disana-sini sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan dan juga terhadap kesehatan dimana akan menyediakan tempat bagi


(54)

vektor-vektor penyakit yaitu serangga dan binatang pengerat untuk mencari makan dan berkembangbiak sehingga dapat menimbulkan penyakit.

Hasil penelitian Khairunnisa (2011) juga menunjukkan bahwa mayoritas atau sebagian besar masyarakat tidak memanfaatkan kembali barang yang menurut mereka sudah tidak bisa bermanfaat tetapi mereka langsung menabung ke bank sampah, dalam hal ini kita dapat melihat bahwa masyarakat hanya memikirkan sampah sebagai sumber pendapatan baru tanpa berupaya menggunakan sampah tersebut menjadi barang bekas yang bisa berguna sehingga tidak perlu dibawa ke bank sampah. Hal ini sejalan dengan pandangan Aryeti (2011) yang mengemukakan bahwa konsep bank sampah ini, paling ditekankan adalah bagaimana merubah pemahaman masyarakat agar sampah yang sudah dianggap tidak berguna dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sehingga masyarakat termotivasi untuk memilah sampah yang mereka hasilkan.

Bank Sampah merupakan sebuah terobosan atau inovasi besar besar dalam pengelolaan sampah. Ini menjadi salah satu bentuk kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya. Bank Sampah telah memberikan dampak sosial ekonomi bagi nasabahnya, walaupun jumlahnya tidak terlalu signifikan. Ini juga yang menjadi satu daya tarik utama bagi masyarakat untuk bergabung.

Bank sampah didirikan karena melihat kebiasaan warga yang masih sering membakar sampah, menimbun sampah dan banyaknya warga Kelurahan Binjai yang terserang penyakit demam berdarah. Sebagian besar masyarakat menilai bahwa Bank Sampah Mutiara membantu dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga karena bank sampah dapat mengurangi sampah yang masih tercecer di tempat-tempat yang tidak semestinya, salah satunya kaleng yang sering dijadikan


(55)

tempat hidup nyamuk pembawa penyakit tersebut. Sehingga masyarakat berpendapat bahwa keberadaan bank sampah dapat membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Kelurahan Binjai dengan semakin berkurangnya warga yang terserang penyakit demam berdarah.

Adanya Bank Sampah Mutiara diakui sebagian besar masyarakat telah memberikan perbaikan kebersihan lingkungan dan juga memberikan manfaat langsung dengan berkurangnya tumpukan sampah di lingkungan. Dengan adanya bank sampah, keberadaan sampah lebih berarti karena lebih baik ditabungkan daripada terbuang secara sia-sia atau dibakar.

Selain memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat yang menabungkan sampahnya melalui bank sampah, keberadaan bank sampah ini juga diharapkan mampu mengurangi sekitar 10 % sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA). Program ini bahkan bisa mengurangi setengah dari jumlah sampah yang masuk ke TPA, jika Pemerintah kota Medan mendukung penuh dan menyiapkan anggaran khusus untuk mengaktifkan kegiatan Bank Sampah, termasuk Bank Sampah Mutiara.

Akan tetapi tidak hanya membantu masyarakat untuk meningkatkan ekonominya saja, dari segi lingkungan pun Bank Sampah memiliki kontribusi yang cukup tinggi. Dengan adanya Bank Sampah, masalah lingkungan seperti sampah yang berserak di mana – mana dapat teratasi. Bank Sampah mutiara juga membantu mengurangi volume sampah dari masyarakat yang akan dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Program Bank Sampah Mutiara sangat membantu dalam mencapai pemukiman yang bersih di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan


(56)

Medan Denai kota Medan. Bank Sampah Mutiara yang sudah berjalan selama sekitar empat tahun lebih ini sudah banyak memberikan dampak yang sangat baik dalam mencapai pemukiman yang bersih dan nyaman bagi warga. Dengan adanya Bank Sampah Mutiara ini, maka warga selain menjadi disiplin dalam mengelola sampah juga mendapatkan tambahan pemasukan dari sampah-sampah yang mereka kumpulkan.


(57)

6.1 Kesimpulan

1. Peran Peran Bank Sampah dalam menciptakan kebersihan di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan, dapat dilihat dalam hal sebagai berikut :

a. Dalam hal ekonomi keluarga, Bank Sampah Mutiara dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang menjadi nasabah, yang mana pendapatan yang didapat berasal dari nilai jual beli sampah sesuai dengan jenisnya, yang keuangannya dicatat dalam buku tabungan Bank Sampah Mutiara milik nasabah yang dapat diambil pada waktu tertentu

b. Dalam hal sosial masyarakat, Bank Sampah Mutiara memiliki peran sebagai pusat kegiatan berwawasan lingkungan bagi masyarakat, yang mana masyarakat yang menjadi nasabah akan dilatih untuk dapat mengelola sampah secara baik, dapat membuat kreatifitas dalam hal mendaur ulang sampah, membuat pupuk kompos, dan sebagainya.

c. Dalam hal menciptakan kebersihan lingkungan, Bank Sampah Mutiara dapat mengurangi volume sampah yang berserakan di sekitar lokasi Bank Sampah yang membuat lingkungan terlihat lebih bersih dan nyaman, Bank Sampah Mutiara juga mampu mengurangi volume sampah yang akan di buang ke tempat pembuangan akhir (TPA).


(1)

viii

13.Adinda Sony Togatorop, S.Si, Arani Syahputra Husmi, Amd. Kep, Ari Purnomo, SKM, Akhmad Rapiudin yang sangat banyak memberikan masukan dan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

14.Keluarga Besar RPI (Rumah Peduli Indonesia) yang selalu menjadi teman dalam belajar dari awal hingga saat ini dan selalu mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

15.Rekan-rekan Mahasiswa Program Reguler dan Ekstensi Sarjana Kesehatan Masyarakat khususnya kesehatan Lingkungan angkatan 2011, terima kasih atas kerjasama dan kebersamaannya

16.Semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Kiranya Allah SWT akan membalas semua kebaikan yang telah penulis terima selama ini. Semoga penelitian ini bermanfaat pada berbagai pihak yang berkepentingan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Juli 2016 Penulis

Juna Septian


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... ii

ABSTRAK... iii

ABSTRACT... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... v

KATA PENGANTAR...vi

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL...xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1LatarBelakang ... 1

1.2 RumusanMasalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Umum ... 8

1.3.2 Tujuan Khusus ... 8

1.4 ManfaatPenelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Bank Sampah ... 9

2.1.1 Pengertian Bank Sampah ... 9

2.1.2 Lokasi Bank Sampah ... 11

2.1.3 Nasabah Bank Sampah ... 11

2.1.4 Manajemen Bank Sampah ... 12

2.1.5 Peran Bank Sampah ... 12

2.2Perkembangan Kota danPermasalahanLingkungan ... 13

2.3PengolahaanLingkunganHidup ... 15

2.4Sampah ... 18

2.4.1 PengertianSampah ... 18

2.4.2 Sumber, Jenis, danKomposisiSampah ... 19

2.4.3 Faktor-faktor yang MempengaruhiKuantitasdanKualitasSampah ... 25

2.4.4 Faktor-faktor yang MempengaruhiPengelolaanSampah ... 26

2.4.5 HambatandalamPengelolaanSampah ... 28

2.5 Kerangka Pikir Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 JenisPenelitian ... 31

3.2 Lokasidan Waktu Penelitian ... 31


(3)

x

3.2.2 Waktu Penelitian ... 31

3.3 Pemilihan Informan ... 31

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 32

3.4.1 Data Primer ... 32

3.4.2 Data Sekunder ... 33

3.5 Definisi Operasional... 34

3.6 Tahap-TahapPelaksanaanPenelitian ... 35

3.6.1 TahapPersiapanPenelitian ... 35

3.6.2 TahapPelaksanaanPenelitian ... 35

3.7 Alat Bantu PengumpulanData ... 36

3.8 TeknikAnalisis Data ... 37

BAB IVHASIL PENELITIAN ... 40

4.1 Gambaran Umum LokasiPenelitian ... 40

4.2 GambaranUmum Bank SampahMutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan BinjaiKecamatan Medan Denai Kota Medan ... 42

4.2.1 Visi Bank SampahMutiara ... 43

4.2.2 Misi BankSampahMutiara ... 43

4.2.3 Tujuan Bank Sampah Mutiara ... 44

4.2.4 Sarana Dan Prasarana Bank Sampah ... 46

4.3Sumber Daya Manusia (SDM) Bank SampahMutiara ... 47

4.4Hasil WawancaradenganInforman ... 49

4.4.1 Anggaran Dana Bank SampahMutiara ... 50

4.4.2Sumber Daya Manusia (SDM) Bank SampahMutiara ... 51

4.4.3 Saranadanprasarana Bank SampahMutiara ... 52

4.4.4 Sistem Pelayanan Bank SampahMutiara ... 53

4.4.5 Pengelompokan Jenis Sampah di Bank SampahMutiara ... 54

4.4.6 Pemberdayaan Sampah di Bank SampahMutiara ... 55

4.4.7 Pendapatan Pengelolaan Bank SampahMutiara ... 56

4.4.8 Tingkat Kesejahteraan Nasabah Bank SampahMutiara ... 57

4.4.9 Tingkat Kebersihan Lingkungan ... 58

4.4.10 Derajat Kesehatan Masyarakat ... 59

4.4.11 Jangkauan Pelayanan Bank SampahMutiara ... 59

4.4.12 Perubahan Cuaca ... 60

4.4.13 Nilai Jual Sampah di Bank SampahMutiara ... 60

BAB VPEMBAHASAN ... 62

5.1 Program dan Layanan Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai ... 62

5.1.1 Reduksi Pengolahan Dan Pengelolaan Sampah Kepada Masyarakat ... 63

5.1.2 Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Melalui Valuasi Sampah ... 64

5.1.3 Gerakan Budaya Health, Clean Dan Comfort ... 65

5.1.4 Laporan Pertanggungjawaban Kepada Nasabah Dan Masyarakat ... 65


(4)

5.1.5 Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pendukung... 66

5.1.6 Menjalin Kemitraan Dengan Instansi / Lembaga Terkait ... 67

5.2 Pola Kerjasama Bank Sampah Mutiara dan Masyarakat ... 68

5.3 Dampak Sosial dan Ekonomi Atas Kehadiran Bank Sampah ... 72

5.3.1 DampakEkonomiMasyarakat ... 72

5.3.2 Dampak Sosial Bagi Mayarakat ... 75

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 79

6.1 Kesimpulan ... 79

6.2 Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA


(5)

xii

DAFTARTABEL

TABEL 2.1 Komposisi Sampah...23 TABEL 4.1 NilaiTukarSampah Bank SampahMutiara………...44 TABEL 4.2 Sumber Daya Manusia (SDM) di Lingkungan XVIII Kelurahan

Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan... 47 TABEL 4.3 Data Nasabah Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII

Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Dari 2012-2016... 49


(6)

DAFTARLAMPIRAN

Lampiran 1 : Struktur Organisasi Bank Sampah Mutiara di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan 2016

Lampiran 2 : Surat Keterangan Izin Penelitian Lampiran 3 : Surat Keterangan Selesai Penelitian Lampiran 4 : Pedoman Wawancara Penelitian Lampiran 5 : Gambar