f. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-21PJ.61999
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-16PJ.61998 Tanggal 30 Desember 1998 Khusus Untuk
Pengenaan PBB Sektor Perkebunan . g.
Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-73PJ.61999 Tentang Tata Cara Pengenaan PBB Sektor Kehutanan .
h. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-22PJ.61999 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP- 16PJ.61998 Tanggal 30 Desember 1998 Khusus Untuk
Pengenaan PBB Bidang Usaha Perikanan.
B. Faktor yang Mempengaruhi Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan
Bangunan
Adapun yang mempengaruhi Nilai Jual Objek Pajak Bumi antara lain : -
Lokasi letak -
Aksesibilitas, jarak ke jalan raya -
Penggunaan tanah -
Evaluasi, tinggi rendah dari permukaan jalan -
Bentuk tanah -
Luas tanah -
Jenis hak atas tanah -
Lingkungan sekitar -
Lebar depan, terutama untuk objek komersil
Adapun yang mempengaruhi Nilai Jual Objek Pajak Bangunan antara lain :
- Komponen bangunan
- Jenis konstruksi
- Fasilitas banguan
- Jenis penggunaan bangunan
- Letak lingkungan sekitar
C. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak NJOPTKP
NJOPTKP adalah batas NJOP atas bumi danatau bangunan yang tidak kena pajak. Besarnya NJOPTKP untuk setiap daerah
KabupatenKota setinggi-tingginya Rp 12.000.000,- dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Setiap Wajib Pajak memperoleh pengurangan NJOPTKP sebanyak
satu kali dalam satu Tahun Pajak. 2.
Apabila wajib pajak mempunyai beberapa Objek Pajak, maka yang mendapatkan pengurangan NJOPTKP hanya satu Objek Pajak yang
nilainya terbesar dan tidak bisa digabungkan dengan Objek Pajak
lainnya. D.
Dasar Penghitungan PBB
Dasar penghitungan PBB adalah Nilai Jual Kena Pajak NJKP. Besarnya NJKP adalah sebagai berikut :
1. Objek pajak perkebunan adalah 40
2. Objek pajak kehutanan adalah 40
3. Objek pajak pertambangan adalah 20
4. Objek pajak lainnya pedesaan dan perkotaan:
- apabila NJOP-nya Rp1.000.000.000,00 adalah 40 - apabila NJOP-nya Rp1.000.000.000,00 adalah 20
E. Rumus Penghitungan PBB
Rumus penghitungan PBB = Tarif x NJKP a. Jika NJKP = 40 x NJOP - NJOPTKP maka besarnya PBB
= 0,5 x 40 x NJOP-NJOPTKP = 0,2 x NJOP-NJOPTKP
b. Jika NJKP = 20 x NJOP - NJOPTKP maka besarnya PBB = 0,5 x 20 x NJOP-NJOPTKP
= 0,1 x NJOP-NJOPTKP Contoh : Wajib Pajak A mempunyai Objek Pajak berupa :
- Tanah seluas 800 m
2
dengan harga jual Rp. 300.000m
2
- Bangunan seluas 400 m
2
dengan nilai jual Rp. 350.000m
2
; - Taman mewah seluas 200 m
2
dengan nilai jual Rp. 50.000m
2
; - Pagar mewah sepanjang 120 m dan tinggi rata-rata pagar 1,5 m dengan
nilai jual Rp.175.000m
2
; - Persentase Nilai Jual Kena Pajak misalnya 20.
Besarnya pajak yang terhutang adalah sebagai berikut : 1.
Nilai jual tanah : 800 x Rp.300.000,00 = Rp. 240.000.000,00 2.
Nilai jual bangunan : a. Rumah dan garasi 400 x Rp. 350.000,00 = Rp. 140.000.000,00
b. Taman Mewah 200 x Rp. 50.000,00 = Rp. 10.000.000,00 c. Pagar mewah 120 x 1,5 x Rp. 175.000,00 = Rp. 31.500.000,00
3. Total Nilai Jual Bangunan Rp. 181.500.000,00 4. Nilai Jual Objek Pajak tanah dan bangunan = Rp. 421.500.000,00
5. NJOPTKP = Rp. 12.000.000,00 6. NJOP - NJOPKP = Rp. 409.500.000,00
7. Besarnya Pajak Bumi dan Bangunan yang terhutang : 0.5 X 20 X Rp. 409.500.000,00 = Rp. 409.500,00
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
A. Proses Penyusunan NJOP PBB