Sektor Perikanan Sektor Perhutanan

Yang dimaksud dengan Areal lainnya yaitu areal selain Areal Kebun dan Areal emplasemen, yang berupa areal belum diolah, rawa, cadas, jurang atau tanah lain yang tidak dapat dimanfaatkan untuk perkebunan. c. Objek Pajak berupa bangunan adalah sebesar nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan setelah dikurangi penyusutan fisik berdasarkan metode penilaian kedalam klasifikasi, penggolongan, dan ketentuan nilai jual bangunan sebagaimana dimaksud pada Lampiran IIA dan IIB Keputusan Menteri keuangan Nomor : 523KMK.041998 tanggal 18 Desember 1998. Penggolongan Wilayah, Jenis Perkebunan dan Besarnya Standar Investasi Tanaman Perkebunan Selain untuk Perkebunan Kelapa Sawit adalah sebagaimana tercantum pada Lampiran I KEP- 16PJ.61998. Pengenaan PBB menyangkut perkebunan kelapa sawit mengacu pada PER- 174PJ2007.

3. Sektor Perikanan

Besarnya Nilai Jual Objek Pajak atas Objek Pajak usaha bidang perikanan laut ditentukan dalam UU Nomor 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diganti dengan UU Nomor 12 Tahun 1994 Pasal 1 sebagaimana telah diganti dengan 523KMK.041998 Pasal 1 sebagaimana telah diganti dengan KEP - 16PJ.61998 Pasal 11, 12 sebagaimana telah diganti dengan SE-22PJ.61999 yaitu sebagai berikut : a. Areal penangkapan ikan adalah sebesar 10 x hasil bersih ikan dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan. b. Areal pembudidayaan ikan adalah sebesar 8 x hasil bersih ikan dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan. c. Areal Emplasemen dan areal lainnya adalah sebesar Nilai Jual Objek Pajak berupa tanah sekitarnya dengan penyesuaian seperlunya. d. Objek Pajak berupa bangunan adalah sebesar nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan setelah dikurangi penyusutan fisik berdasarkan metode penilaian kedalam klasifikasi, penggolongan, dan ketentuan nilai jual bangunan sebagaimana dimaksud pada Lampiran IIA dan IIB Keputusan Menteri keuangan Nomor : 523KMK.041998 tanggal 18 Desember 1998. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak atas Objek Pajak usaha bidang perikanan darat ditentukan sebagai berikut : 1. Areal pembudidayaan ikan darat adalah sebesar nilai jual Objek Pajak berupa tanah disekitarnya dengan penyesuaian seperlunya ditambah standar biaya investasi tambak menurut jenisnya. 2. Areal Emplasemen dan areal lainnya adalah sebesar Nilai Jual Objek Pajak berupa tanah sekitarnya dengan penyesuaian seperlunya. 3. Objek Pajak berupa bangunan adalah sebesar nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan setelah dikurangi penyusutan fisik berdasarkan metode penilaian kedalam klasifikasi, penggolongan, dan ketentuan nilai jual bangunan sebagaimana dimaksud pada Lampiran IIA dan IIB Keputusan Menteri keuangan Nomor : 523KMK.041998 tanggal 18 Desember 1998. Besarnya Biaya Investasi Tambak adalah sebagaimana Lampiran IV KEP-16PJ.61998.

4. Sektor Perhutanan

Besarnya Nilai Jual Objek Pajak atas Objek Pajak Sektor Kehutanan atas Hak Pengusahaan Hutan, Hak Pengusahaan hasil Hutan, Izin Pemanfaatan Kayu serta Izin Sah Lainnya selain Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri ditentukan dalam UU Nomor 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diganti dengan UU Nomor 12 Tahun 1994 Pasal 1 sebagaimana telah diganti dengan 523KMK.041998 Pasal 1 sebagaimana telah diganti dengan KEP - 16PJ.61998 Pasal 4 sebagaimana telah diganti dengan SE-73PJ.61999 yaitu sebagai berikut : a. Areal Produktif sebesar 8,5 x Hasil bersih setahun sebelum tahun pajak berjalan. Yang dimaksud dengan Areal produktif adalah areal hutan blok tebangan; 1. Hasil bersih setahun adalah pendapatan kotor setahun dari penjualan hasil produksi dikurangi dengan biaya eksploitasi. Pendapatan kotor adalah total hasil produksi dalam tahun pajak sebelumnya dikalikan dengan harga pasar kayu bulat sebagaimana harga pasar per 1 Januari dari tahun pajak berjalan. Biaya Eksploitasi adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi meliputi : a. Penebanganupah tenaga kerja dan peralatan; b. Pengangkutan sampai di tempat penimbunan kayu logpondslogyards dalam areal hutan; c. Penanaman Perhutani; d. Pemeliharaan hutanperawatan Perhutani; e. Pengendalian kebakaran dan pengamanan hutan; f. Pajak Bumi dan Bangunan dan Provisi Sumber Daya Hutan untuk areal blok tebangan tahun pajak sebelumnya. b. Areal belumtidak produktif emplasemen dan areal lainnya adalah sebesar Nilai Jual Obyek Pajak berupa Tanah sekitarnya dengan penyesuaian seperlunya. Yang dimaksud dengan : 1. Areal belum produktif adalah areal hutan non blok tebangan; 2. Areal tidak produktif adalah areal hutan yang tidak ada tegakannya, seperti areal rawa, payau, wadukdanau, atau yang digunakan pihak ketiga secara tidak sah; 3. Areal emplasemen adalah areal yang di atasnya terdapat bangunan dan atau pekarangan; c. Objek Pajak berupa bangunan adalah sebesar nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan setelah dikurangi penyusutan fisik berdasarkan metode penilaian kedalam klasifikasi, penggolongan, dan ketentuan nilai jual bangunan sebagaimana dimaksud pada Lampiran IIA dan IIB Keputusan Menteri keuangan Nomor : 523KMK.041998 tanggal 18 Desember 1998. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak atas Objek Pajak Sektor Kehutanan atas Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri ditentukan sebagai berikut : 1. Areal Hutan adalah sebesar Nilai Jual Objek Pajak berupa tanah ditambah dengan jumlah Biaya Pembangunan Hutan Tanaman Industri menurut umur tanaman. 2. Areal Emplasemen dan areal lainnya dalam Kawasan Hutan Tanaman Industri adalah sebesar Nilai Jual Obyek Pajak berupa Tanah sekitarnya dengan penyesuaian seperlunya. Objek Pajak berupa bangunan adalah sebesar nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan setelah dikurangi penyusutan fisik berdasarkan metode penilaian kedalam klasifikasi, penggolongan, dan ketentuan nilai jual bangunan sebagaimana dimaksud pada Lampiran IIA dan IIB Keputusan Menteri keuangan Nomor : 523KMK.041998 tanggal 18 Desember 1998.

5. Sektor Pertambangan