Hasil Penelitian Penelitian dilakukan terhadap 32 buah sampel yaitu gigi premolar satu dan Analisis Hasil Penelitian

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

5.1. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan terhadap 32 buah sampel yaitu gigi premolar satu dan

dua rahang bawah yang dibagi secara random ke dalam 2 kelompok dengan perbedaan perlakuan. Hasil yang diperoleh adalah berupa load atau kekuatan tarik pada saat putus dalam satuan kgf, yang dikonversikan ke dalam satuan Newton, dan stroke atau kecepatan regangan pada saat putus dalam satuan mmmenit. Beban tarik diberikan hingga acrylic terlepas. Pada sampel-sampel yang diuji terlihat ada restorasi resin komposit yang tetap utuh, lepas sebagian, dan lepas seluruhnya. Tabel 3. KONDISI RESTORASI SETELAH UJI TARIK Kondisi restorasi Kelompok I Kelompok II Jumlah Restorasi utuh 10 8 18 Restorasi lepas sebagian cohesive failure 4 3 7 Restorasi lepas seluruhnya adhesive failure 2 5 7 Keterangan : kelompok I : Silorane system adhesive + resin komposit silorane Kelompok II : Adper SE Plus + resin komposit silorane Tabel 3 menunjukkan kondisi restorasi setealah uji tarik. Dari 32 sampel yang diuji terlihat 18 sampel restorasi yang utuh, 7 sampel restorasi yang lepas sebagian, 7 sampel restorasi yang lepas seluruhnya. Universitas Sumatera Utara Gambar 20. Sampel setelah uji tarik A : Restorasi utuh B : Restorasi lepas sebagian C : Restorasi lepas seluruhnya

5.2. Analisis Hasil Penelitian

Data pengukuran kekuatan tarik perlekatan antara dentin dan resin komposit dengan memakai sistem adhesif yang berbeda yang dianalisis secara statistik menggunakan uji t t-test dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Tabel 4.DATA HASIL ANALISIS UJI T T-TEST Kelompok Kekuatan Tarik Perlekatan Newton P N x ± SD Silorane 16 552,96 ± 109.88 0,043 Adper SE Plus 16 478.48 ± 87,67 Tabel 4 di atas memperlihatkan nilai rerata dari kekuatan tarik pelrekatan dan standar deviasi dari masing-masing kelompok. Terlihat bahwa kelompok I Silorane Sytem Adhesive dengan Filtek P 90 memiliki tensile bond strength lebih besar Universitas Sumatera Utara dibandingkan dengan kelompok II Adper SE Plus dengan Filtek P 90 Dari hasil analisis t-test di atas terbukti bahwa pada α = 0,05 tensile bond strength antara dentin dengan resin komposit dengan menggunakan Silorane Sytem Adhesive dan Adper SE Plus adalah berbeda secara signifikan p 0.05 . yaitu sebesar 552,96 ± 109.88 N. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Perbedaan Tensile Bond Strength pada Resin Komposit Nanohybrid Menggunakan Sistem Adhesif Total-Etch dan Self-Etch pada Restorasi Klas I (Penelitian In Vitro)

6 101 76

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) Sebagai Basis Restorasi Klas II dengan Sistem Adhesif Self-Etch One-Step Terhadap Tensile Bond Strength

2 58 76

Perbandingan Tensile Bond Strength Antara Resin Komposit Berbasis Methacrylate Dan Silorane Dengan Menggunakan Sistem Adhesif Yang Berbeda Pada Restorasi Klas I Insisivus

4 53 74

Perbedaan Kebocoran Mikro Resin Komposit Flowable dan Packable dengan Meggunakan Sistem Adhesif Total-Etch Two-Step dan Self-Etch One-Step pada Restorasi Klas V (PENELITIAN IN VITRO)

5 137 95

Perbedaan Pengaruh Waktu Pengeringan Bahan Adhesif Terhadap Shear Bond Strength Restorasi Klas I Resin Komposit

2 42 78

Penggunaan Bahan Tumpatan Resin Komposit Dengan Prosedur Etsa Asam

3 27 38

Kekuatan Tarik Perlekatan (Tensile Bond Strength) Antara Dentin Dan Komposit Resin Dengan Memakai Bahan Adhesif Yang Berbeda

0 38 76

Perbedaan Shear Bond Strength Bahan Adhesif Konvensional Dengan Self-Etching Primer/Adhesive Pada Bonding Breket Ortodonti

4 99 90

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Perbedaan Tensile Bond Strength pada Resin Komposit Nanohybrid Menggunakan Sistem Adhesif Total-Etch dan Self-Etch pada Restorasi Klas I (Penelitian In Vitro)

0 0 17

Perbedaan Tensile Bond Strength pada Resin Komposit Nanohybrid Menggunakan Sistem Adhesif Total-Etch dan Self-Etch pada Restorasi Klas I (Penelitian In Vitro)

1 1 13