4.3.1. Analisa Univariat
Analisa univariat akan menjabarkan hasil penelitian dari variabel independen dan variabel dependen yang menjadi tujuan penelitian dalam bentuk distribusi
frekuensi. Berikut distribusi frekuensi variabel penelitian:
4.3.1.1.Distribusi Frekuensi Penerimaan Metode Penyuluhan dalam Peningkatan Pengetahuan dan Sikap untuk Pencegahan Dermatitis Kontak pada
Perajin Tahu di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli.
Hasil penelitian tentang pengaruh metode penyuluhan yang diberikan pada perajin tahu menunjukkan bahwa metode penyuluhan mampu meningkatkan
pengetahuan dan sikap perajin tahu dalam pencegahan dermatitis kontak. Diterimanya metode punyuluhan ini ditunjukkan dari banyaknya responden yang ada pada kategori
baik yaitu sebanyak 63 orang 82,9 . Hasil penelitian juga menujukkan bahwa hanya sedikit saja perajin tahu yang tidak mengalami peningkatan pengetahuan dan
perubahan sikap, hal ini terlihat dari hanya 5 6,6 perajin tahu saja yang ada pada kategori kurang Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Penerimaan Metode Penyuluhan dalam Peningkatan Pengetahuan dan Sikap untuk Pencegahan Dermatitis
Kontak pada Perajin Tahu di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli Tahun 2011
Metode Frekuensi
Jumlah
Baik 63
82.9 Sedang
8 10.5
Kurang 5
6.6
Total 76
100.0
Universitas Sumatera Utara
4.3.1.2.Distribusi Frekuensi Penerimaan Materi Penyuluhan dalam Peningkatan Pengetahuan dan Sikap untuk Pencegahan Dermatitis Kontak pada
Perajin Tahu di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli.
Hasil penelitian tentang materi penyuluhan dalam peningkatan pengetahuan dan sikap untuk pencegahan dermatitis kontak pada perajin tahu menunjukkan bahwa
isi dan kegiatan penyuluhan mampu membuat perajin memahami informasi yang disampaikan oleh penyuluh, sehingga upaya pencegahan dermatitis kontak dapat
dicegah. Penerimaan perajin tahu akan materi dan bentuk kegiatan penyuluhan ini ditunjukkan dari banyaknya perajin yang menyatakan materi dan bentuk kegiatan
penyuluhan baik yaitu sebanyak 63 orang 82.9 . Dari tabel terlihat juga bahwa perajin yang menyatakan isi dan kegiatan penyuluhan sedang ada 7 orang 9,2 dan
kurang baik persentasinya hanya sedikit dibandingkan perajin yang menyatakan baik Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Penerimaan Materi Penyuluhan dalam Peningkatan Pengetahuan dan Sikap untuk Pencegahan Dermatitis
Kontak pada Perajin Tahu di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli Tahun 2011
Materi Penyuluhan Frekuensi
Jumlah
Baik 63
82.9 Sedang
7 9.2
Kurang 6
7.9
Total 76
100.0
Universitas Sumatera Utara
4.3.1.3.Distribusi Frekuensi Peningkatan Pengetahuan Perajin Tahu dalam Pencegahan Dermatitis Kontak di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan
Deli
Hasil penelitian tentang peningkatan pengetahuan pencegahan dermatitis kontak pada perajin setelah menerima penyuluhan oleh penyuluh menunjukkan bahwa
perajin tahu mengalami peningkatan pengetahuan yang cukup berarti. Adanya perbedaan peningkatan pengetahuan ini ditunjukkan dari tingginya pergeseran jumlah
pengetahuan yang kurang baik menjadi berpengetahuan baik yaitu dari 5 orang 6,6 yang berpengetahuan baik sebelum diberi penyuluhan menjadi sebanyak 43 orang
56,6 perajin tahu yang berpengetahuan baik. Pergeseran yang cukup bermakna juga terlihat dari jumlah responden yang
berpengetahuan sedang sebelum dilakukan penyuluhan cukup banyak yaitu 47 61,8 orang berkurang menjadi 22 orang 28,9. Dapat disimpulkan bahwa pergeseran
nilai pengetahuan perajin tahu dari yang kurang baik sebelum diberikan penyuluhan menjadi yang berpengetahuan baik setelah diberikan penyuluhan rata-rata mencapai 50
dari setiap kelompok yang ada. Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Peningkatan Pengetahuan Pengetahuan Perajin Tahu dalam Pencegahan Dermatitis Kontak di Kelurahan Mabar
Kecamatan Medan Deli Tahun 2011
Pengetahuan Sebelum
Sesudah Frekuensi
Frekuensi Jumlah
Jumlah
Baik 5
6.6 43
56,6 Sedang
47 61.8
22 28,9
Kurang 24
31.6 11
14,5
Total 76
100.0 76
100.0
Universitas Sumatera Utara
4.3.1.4.Distribusi Frekuensi Perubahan Sikap Perajin Tahu dalam Pencegahan Dermatitis Kontak di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli
Hasil penelitian tentang adanya perubahan sikap perajin tahu sebagai akibat dari adanya penyuluhan menunjukan perubahan yang cukup berarti. Adanya
pergeseran sikap perajin tahu kearah yang lebih baik ditunjukkan dari semakin tingginya jumlah responden yang memiliki sikap kurang baik tentang penyakit
dermatitis kontak menjadi lebih baik setelah mendapatkan penyuluhan. Pergeseran jumlah responden yang memiliki sikap yang kurang baik sebelum diberi
penyuluhan sebanyak 5 orang 6,6 menjadi 46 orang 960,5. Hal yang sama juga terjadi pada perajin yang memiliki sikap pada kategori sedang sebanyak 53 orang
69,7 menjadi 23 orang 30,3 Tabel 4.9. Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Sikap tentang Dermatitis Kontak pada Perajin
Tahu Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli Tahun 2011
Sikap Sebelum
Sesudah Frekuensi
Frekuensi Jumlah
Jumlah
Baik 5
6,6 46
60,5 Sedang
53 69.7
23 30,3
Kurang 18
23,7 7
9,2
Total 76
100.0 76
100.0
Jika dilihat dari pergeseran nilai – nilai sikap perajin tahu ke arah yang lebih baik dapat disimpulkan bahwa peran penyuluhan sangat berarti bagi perajin tahu untuk
menjaga kesehatannya berupa penyakit dermatitis kontak yang selama ini telah dialami oleh perajin tahu.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2. Analisa Bivariat