merubah sikap pengrajin sebesar 22,4 dan metode penyuluhan yang sedang dapat merubah sikap pengrajin sebesar 5,3 serta metode penyuluhan yang kurang dapat
merubah sikap pengrajin sebesar 4, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel.4.12 Hubungan Metode Penyuluhan dengan Sikap Perajin tentang Pencegahan Dermatitis Kontak di Kelurahan Mabar Kecamatan
Medan Deli
Metode Penyuluh
an Sikap
X Value
Baik Sedang
Kurang Jumlah
Jumlah Jumlah
Baik 17
22.4 27
35.5 19
82.9 0,017
12.228 Sedang
2 2,6
4 5.3
2 2.6
Kurang 1
1.3 1
1.3 3
4.0
Total 20
26.3 32
42.1 24
31.6
4.3.2.4.Hubungan Materi Penyuluhan dengan Sikap Perajin tentang Pencegahan
Dermatitis Kontak di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli
Hasil uji chi square hubungan materi dan kegiatan penyuluhan dengan sikap perajin menunjukkan ada hubungan yang signifikan yang ditunjukkan dengan nilai
p=0,043 p 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi kegiatan penyuluhan yang baik akan merubah sikap pengrajin sebesar 47,4 dan isi kegiatan penyuluhan
kurang akan merubah sikap pengrajin sebesar 1,3. Berbeda dengan hasil yang diperoleh pada hubungan materi dan kegiatan penyuluhan terhadap pengetahuan
seperti yang telah dijabarkan di atas, ternyata materi dan kegiatan penyuluhan memiliki pengaruh yang cukup signifikan dengan sikap perajin tahu. Hal ini dapat
disebabkan karena mereka sudah mengalami dermatitis kontak selama ini, oleh karena itu mereka mau melakukan perubahan sikap dengan maksud untuk mencegah
Universitas Sumatera Utara
terulangnya kembali penyakit dermatitis kontak yang sudah pernah dialaminya. Tabel 4.13.
Tabel.4.13 Hubungan Materi Penyuluhan dengan Sikap Perajin tentang Pencegahan Dermatitis Kontak di Kelurahan Mabar Kecamatan
Medan Deli
Materi Penyuluh
an Sikap
X Value
Baik Sedang
Kurang Jumlah
Jumlah Jumlah
Baik 36
47.4 18
23.7 9
11.8 0.043
13.150 Sedang
6 7.9
1 1.3
Kurang 4
5.3 1
1.3 1
1.3
Total 46
60.5 19
25.0 11
14.5 4.4. Analisa Multivariat
Analisa 93lastic9393g93e dalam penelitian ini akan membahas pengaruh 93lastic93 penyuluhan yang paling dominan terhadap pengetahuan dan sikap dalam
pencegahan dermatitis kontak perajin tahu di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli.
Hasil uji dengan regresi antara 93lastic93 independen materi dan bentuk kegiatan penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan menunjukkan bahwa hal
yang paling dominan mempengaruhi adalah metode penyuluhan. Nilai yang paling berpengaruh ini ditunjukkan dari nilai beta pada 93lastic93 metode penyuluhan sebesar
0,160 lebih besar dibandingkan 93lastic93 materi dan bentuk kegiatan penyuluhan yang hanya sebesar 0,010.
Pengaruh yang paling dominan dari 2 dua buah 93lastic93 independen yang mempengaruhi pengetahuan perajin tahu dapat dilihat dari nilai R Square yaitu sebesar
Universitas Sumatera Utara
0,026, , yang artinya pengetahuan perajin tahu dapat ditingkatkan melalui metode penyuluhan yang baik sebesar nilai yang diperoleh Tabel 4.14.
Tabel 4.14. Hasil regresi Metode dan Materi Penyuluhan terhadap Pengetahuan Perajin Tahu dalam Pencegahan Kontak Dermatitis di
Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli Tahun 2011
No. Kode Variabel
Beta Sig.
X1 Metode Penyuluhan
0.160 0.014
X4 Materi dan Bentuk Kegiatan
Penyuluhan 0.010
0.030 Constant
0,605 R Adjusted
R Square 0.162a
0.026 Hasil uji regresi antara 94lastic94 metode penyuluhan, materi penyuluhan
terhadap perubahan sikap menunjukkan 94lastic94 yang paling dominan mempengaruhi adalah 94lastic94 materi dan bentuk penyuluhan. Pengaruh yang paling
dominan ini diitunjukkan dari besaran nilai beta pada 94lastic94 ini yaitu sebesar 0,071, lebih besar 94lastic9494g 94lastic94 metode penyuluhan yang memiliki nilai
beta sebesar 0,027. Hal ini dapat terjadi oleh karena selama ini para pengrajin sudah pernah
mendengar tentang dermatitis kontak, namun hanya sebatas mendengar dan melihat saja, sehingga belum mampu untuk mempengaruhi sikap para pengrajin. Pengaruh
yang paling dominan antar dua 94lastic94 ini juga diperkuat dari nilai R square yaitu sebesar 0,05 yang artinya jika materi dan bentuk kegiatan penyuluhan diperbaiki di
dalam penyuluhan akan mampu melakukan perubahan sikap perajin tahu sebesar nilai tersebut Tabel 4.15.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15. Hasil regresi Metode dan Materi dan Bentuk Penyuluhan terhadap Sikap Perajin Tahu dalam Pencegahan Dermatitis Kontak di
Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli Tahun 2011
No. Kode Variabel
Beta Sig.
X1 Metode Penyuluhan
0,027 0.021
X4 Materi dan Bentuk Kegiatan
penyuluhan 0,071
0,041 Constant
0,605 R Adjusted
R Square 0.074 a
0.005
Berdasarkan hasil uji regresi tersebut dapat disimpulkan beberapa point yang dapat dijadikan dasar untuk peningkatan pengetahuan dan sikap perajin tahu dalam
pencegahan dermatitis kontak sebagai berikut: 1.
Secara bersama 95lastic95: metode kegiatan berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap perajin tahu .
2. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa 95lasti materi dan bentuk kegiatan
penyuluhan merupakan 95lasti yang paling dominan mempengaruhi pengetahuan dan sikap perajin tahu dalam penggunaan APD.
3. Jika materi dan bentuk kegiatan penyuluhan diperbaiki sebesar R Adjusted
0.074 dan R Square 0.005 di dalam penyuluhan maka akan mampu melakukan perubahan sikap perajin tahu sebesar nilai tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Metode Penyuluhan terhadap Perubahan Pengetahuan Perajin
Tahu tentang Pencegahan Dermatitis Kontak di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli
Hasil analisis univariat menyangkut pengetahuan dan sikap perajin tahu sebelum dan sesudah penyuluhan menunjukkan ada pergeseran jumlah perajin yang
memiliki pengetahuan kurang kearah pengetahuan sedang dan baik sebanyak 63 orang 82,9 . Dari pergeseran angka kearah pengetahuan dan sikap yang lebih baik,
terlihat bahwa penyuluhan 96lasti makna yang cukup berarti bagi perajin tahu. Diakui oleh perajin bahwa metode penyuluhan serta isi kegiatan penyuluhan
yang diberikan cukup 96lasti perubahan pada pengetahuan dan sikap mereka untuk melakukan pencegahan terjadinya dermatitis kontak dengan cara menggunakan alat
pelindung diri APD dan perawatan pada bagian tubuh yang terkena dermatitis kontak.
Perajin juga menyebutkan bahwa sebenarnya pengusaha pabrik tahu selama ini sudah menyediakan APD bagi pekerjanya, Cuma hanya penyediaan sepatu boot dan
tidak terdapat APD yang lainnya. Seharusnya pengusaha menyediakan standar minimal APD seperti penyediaan sarung tangan berbahan dasar karet, 96lastic, dan
tidak mudah bocor, celemek, dan masker.
Universitas Sumatera Utara