BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perusahaan harus sensitif terhadap pelanggan yang berbeda dan harus mampu memanfaatkan kontribusi pelanggan untuk memberikan produk dan jasa
yang lebih baik. Ives dan Learmonth 1984 menjelaskan bagaimana perusahaan bisa mendapatkan keuntungan dari enabled arus IT dan dukungan proses
pembelian produk dan jasa perusahaan. Karimi et al. 2001 melaporkan bahwa perusahaan merencanakan dan mengintegrasikan sumber daya IT mereka dan
menyediakan informasi tepat waktu, akurat, dan terpercaya kepada stakeholder yang lebih efektif dalam meningkatkan layanan pelanggan dan hubungan
pelanggan. Kapabilitas manajemen informasi yang lebih baik memungkinkan perusahaan untuk menangkap informasi
tentang pelanggan dan menyebarluaskannya kepada pelanggan melalui Internet, virtual masyarakat, dan
melalui media lainnya. Gagasan kemampuan manajemen informasi dalam penelitian ini berasal
dari karya Marchand dkk. 2000 tentang kemampuan manajemen informasi. Mereka menunjukkan bahwa tiga faktor keberhasilan perusahaan: 1 praktek
kualitas manajemen TI misalnya, TI mengintegrasikan ke dalam proses operasional dan manajerial; 2 kemampuan untuk mengembangkan proses
manajemen informasi yang tepat untuk merasakan, mengumpulkan, mengatur , dan menyebarkan informasi, dan 3 kemampuan untuk menanamkan perilaku
dan nilai-nilai informasi yang diinginkan misalnya, proaktif, berbagi,
Universitas Sumatera Utara
integritas. Sementara untuk infrastruktur TI menyediakan pondasi dasar, dan manajemen informasi penting dalam mempengaruhi kinerja perusahaan.
Misalnya, Glazer 1991, hal 1-2 mencatat perlu “teknologi lebih untuk melihat manajemen informasi itu sendiri sebagai aset untuk mendapatkan keuntungan
kompetitif. Juga mendukung pandangan bahwa, hubungan antara praktek manajemen informasi perusahaan dan kinerja bisnis merupakan jalan penting
untuk penelitian. Praktisi juga mengakui peran penting manajemen informasi. Sebagai petugas informasi kepala Wal-Mart mencatat, perubahan telah beralih
dari teknologi informasi. Teknologi pada saat ini hanyalah sebuah sarana untuk mencapai tujuan. Rencana yang sangat strategis adalah penggunaan informasi
dan bagaimana kita memanfaatkan dan memaksimalkan itu. Kami berada dalam bisnis yang bersaing dengan kecepatan informasi, dan pekerjaan saya adalah
untuk memastikan bahwa kami menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga kami dapat menggunakannya untuk mengendalikan perbaikan dalam bisnis kami
Wailgum 2007. Dengan kata lain, kemampuan untuk menyediakan data yang akurat,
tepat waktu, dan dapat diandalkan dan entitas informasi yang relevan memungkinkan perusahaan untuk mengkonfigurasi dan menyesuaikan
kemampuan organisasi lain yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Operasionalisasi kemampuan ini menentukan kapabilitas manajemen informasi
sebagai kemampuan untuk 1 menyediakan data dan informasi kepada pengguna dengan tingkat yang tepat dari akurasi, ketepatan waktu, keandalan,
keamanan, dan kerahasiaan; 2 menyediakan konektivitas universal dan akses
Universitas Sumatera Utara
dengan jangkauan yang memadai, dan 3 menyesuaikan infrastruktur untuk arah kebutuhan bisnis.
Tulisan ini mengacu pada nilai bisnis TI dan literatur kualitas manajemen QM untuk menghubungkan kapabilitas manajemen informasi dan
kinerja perusahaan dan membuat tiga kontribusi. Pertama, fokus pada kapabilitas manajemen informasi yaitu, kemampuan untuk menyediakan data
dan informasi untuk pengguna dengan tingkat akurasi yang tepat, ketepatan waktu, kehandalan, keamanan, kerahasiaan, konektivitas, dan akses kemampuan
untuk menyesuaikan kebutuhan bisnis yang berubah. Kami menggunakan ukuran kapabilitas manajemen informasi untuk menanggapi pengembangan
penilaian kapabilitas TI yang berkelanjutan dan mengurangi masalah yang terjadi karena perbedaan ukuran kinerja Santhanam dan Hartono 2003.
Kedua, mengidentifikasi tiga kemampuan organisasi signifikan yang berhubungan antara kapabilitas manajemen informasi dan kinerja perusahaan:
1 kapabilitas manajemen kinerja atau kemampuan untuk mengembangkan pemantauan yang tepat, evaluasi, dan pengendalian sistem untuk mengamati
kinerja bisnis dan panduan tindakan manajerial 2 kapabilitas manajemen pelanggan, atau kemampuan untuk mengembangkan signifikan hubungan
pelanggan dan memelihara pelanggan baik sebagai konsumen dan sebagai mitra inovasi dalam pengembangan produk baru, dan 3 kapabilitas manajemen
proses, atau kemampuan untuk mengembangkan proses dengan jangkauan yang tepat dan kekayaan untuk membimbing manufaktur, rantai pasokan,
pengembangan perangkat lunak, keuangan, dan kegiatan penting lainnya. Ketiga, menggunakan langkah-langkah data set longitudinal relatif berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
kriteria Baldrige untuk keunggulan kinerja. Data set ini menyediakan langkah- langkah yang berkesinambungan dan tidak mengganggu kemampuan organisasi
untuk menghindarkan beberapa keterbatasan yang melekat pada pendekatan panelitian dasar, dari pengukuran reaktif dan potensi penelitian dan desain
kuesioner mempengaruhi hasil penelitian. Literatur sebelumnya tentang nilai bisnis yang berasal dari investasi
teknologi informasi telah berpendapat bahwa aset teknologi informasi, seperti analisis sistem bisnis, jangan langsung mengarah ke manfaat bisnis. Sebaliknya,
manfaat yang dicapai dalam hubungannya dengan kemampuan organisasi dan manusia lainnya. Namun, banyak literatur mengeksplorasi hubungan antara
kemampuan teknologi informasi dan kinerja perusahaan, mengabaikan peran bahwa manajer bermain dalam menciptakan nilai melalui pengidentifikasian
peluang, mendalangi aset dan mengambil tindakan. Konsep pembatasan kemampuan dinamis ini berfokus pada peran manajer dan para pengambil
keputusan lainnya dalam menciptakan nilai dari analisis teknologi bisnis. Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas, penulis terdorong untuk
melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KAPABILITAS MANAJEMEN INFORMASI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN”.
1.2. Perumusan Masalah