yang sangat sedikit umpamanya metil-n-amil keton yang berperan dalam menimbulkan karakteristik bau buah-buahan pada minyak cengkeh, dalam minyak
daun cengkeh berada dalam jumlah yang sedikit lagi dari yang terdapat dalam minyak gagang cengkeh, jadi jelas minyak daun cengkeh dianggap lebih kasar dan
“kurang”mempunyai bau atau bau khas cengkeh. Minyak daun cengkih tipe Brother pengujiannya dilakukan pada 20
o
20
o
sampai 25
o
25
o
memiliki bobot rentan bobot jenis 1,036 sampai 1,044, kadar fenol total 82 sampai 87 dan
kelarutannya larut jernih dalam 1 vol dan lebih alkohol 70. Beberapa jenis minyak agak keruh dalam 1 vol alkohol 70, dan keruh kalau ditambah alkohol
Guenther, 1990. Kelarutan dalam etanol 70 satu bagian voluma larut dalam dua bagian
volume etanol 70, jarak destilasi metode II tidak kurang dari 95 terdistilasi pada suhu 250
C sampai 255 C dan indeks bias antara 1,540 dan 1,542 pada suhu
20 C Depkes RI, 1995.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil percobaan yang diketahui atas penetapan kadar eugenol total adalah 85, kelarutan dalam etanol perbandingan 1:2 jernih, bobot jenis I: 1,0372 dan
bobot jenis II: 1,0386, dapat dikatakan sesuai serta memenuhi persyaratan. Pernyataan tersebut terkait dengan SNI 06-2378-2006, dimana kadar minimum
untuk penetapan kadar eugenol total itu sebesar 78, untuk kelarutan etanol jernih dalam perbandingan 1:2, dan rentang bobot jenis yang diperbolehkan untuk
minyak daun cengkih antara 1,025 – 1,049.
5.2 Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar memeriksa kadar eugenol total, kelarutan dalam etanol, bobot jenis, dan beberapa parameter minyak daun
cengkih lainnya seperti indeks bias, putaran optik, serta beta karofillen.
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, Andria. 2000
1
. Aromaterapi: Cara Sehat dengan Wewangian Alami. Jakarta : Penebar Swadaya. Hal. 32-33.
Agusta, Andria. Agusta, 2000
2
. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung: Penerbit ITB. Hal. 8-9, 17-18, 26.
Anesya, Fatina. 2013. Perbandingan Antara Metode Hydro-Distillation dengan Steam-Hydro Pemanfaatan Microwave Terhadap Rendamen serta Mutu
Minyak Daun Cengkih. Jurnal Teknik pomits 2:1 Hal. 39-40. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2008. Menghasilkan Minyak
Daun Cengkiih Bermutu. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian 30:5 Hal. 5-7.
BSN. 2006. Minyak Daun Cengkih. SNI 06-2378-2006. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional. Hal. 1-8.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hal. 767.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hal. XXX-XXX1, 372-373.
Dwi, Elsari. 2010. Perbandingan Kadar Eugenol Minyak Atsiri Bunga Cengkeh Syzygium aromaticum L. Merr Perry dari Maluku, Sumatera,
Sulawesi, dan Jawa dengan Metode GC-MS. Pharmacon Jurnal Farmasi Indonesia 11:1 Hal. 25-30.
Guenther, Ernest. 1990. Diterjemahkan oleh Ketaren, S. Minyak Atsiri Jilid IV B. Jakarta :UI Press Hal. 484-494.
Hapsoh; Yaya H. 2011. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. Medan : USU Press. Hal. 89-92.
Herlina, T.S. 2008. Analisis Produksi, Konsumsi, dan Harga Cengkeh Indonesia. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Hal. 12-18.
Kartasapoetra, G. 1992. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat Cetakan kedua. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal. 34-35.
Marwati, Tri. 2005. Peningkatan Mutu Minyak Daun Cengkeh Melalui Proses Pemurnian. J. Pasca Panen 2:2 Hal. 45-52.