24
3. Pengertian Kepolisian
Menurut Soerjono Soekanto mengenai pengertian penegak hukum adalah: “Pihak -pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum”.
Sehingga disini pengertian penegak hukum itu dapat dibagi menjadi yaitu : a.
Penegak hukum sebagai Law enforcement adalah penegak hukum berupa perorangan atau individu yang berusaha untuk menegakkan
peraturan. b.
Penegak hukum sebagai peace maintenance adalah penegak hukum tidak berupa individu tapi suatu instansi yang berusaha
untuk menegakkan peraturan dengan tujuan kedamaian, sehingga dalam menegakkan peraturan mereka tidak hanya berpedoman
kepada peraturan saja tetapi mereka juga harus mempertimbangkan suasana ketertiban umum di dalam masyarakat
31
. Aparat penegak hukum pada penerapan hukum agar benar-benar
memikirkan dengan cermat penjatuhan hukuman sehingga dirasakan masyarakat hukuman tersebut telah setimpal dengan kesalahan pelaku.
Penyelesaian perkara dengan cepat dan tepat sangat membantu penegakan ketertibanketentraman masyarakat serta terciptanya kepastian hukum.
Aparat penegak hukum terdiri atas anggota kepolisian, kejaksaan, kehakiman. Polisi merupakan aparatur negara yang bertugas mewakili
negara untuk menjaga keamanan dan ketertiban umum. Polisi dan masyarakat adalah dua subjek sekaligus objek yang tak
mungkin terpisahkan. Polisi lahir karena adanya masyarakat, masyarakat
31
Soerjono Soekamto, Op Cit, hal 13
Universitas Sumatera Utara
25 membutuhkan kehadiran polisi, guna menjaga ketertiban, keamanan, dan
keteraturan masyarakat itu sendiri. Demikianlah teori lahirnya polisi politea, yunani kuno sampai pada lahirnya teori kepolisian modern
dewasa ini. Pengertian Polisi dalam sepanjang sejarah arti dari polisi
mempunyai tafsiran yang berbeda-beda, polisi yang sekarang dengan yang awal di temukan istilah sangat berbeda. Pertama kali polisi di temukan dari
perkataan yunani, politea,yang berarti semua usaha dan kegiantan pemerintah negara kota termasuk urusan-urusan keagamaan
32
. Di negara Belanda pada zaman dahulu istilah Polisi dikenal melalui konsep Catur
Praja dan Van VOLLENHOVEN yang membagi pemerintahan menjadi empat bagian yaitu :
a. Bestuur
b. Politie
c. Rechtspraak Peradilan
d. Regeling Peraturan
Dengan demikian Polite dalam pengertian ini sudah dipisahkan dari Bestuur dan merupakan bagian dari pemerintah tersendiri
33
. Pada pengertian ini Polisi termasuk organ-organ pemerintahan yang mempunyai
wewenang melakukan pengawasan terhadap kewajiban-kewajiban umum.
32
Djoko Prakoso,S.H., POLRI Sebagai Penyidik dalam Penegakan Hukum, Jakarta : PT. BINA AKSARA, 1987, hal 34
33
Ibid. hal 52
Universitas Sumatera Utara
26 Didalam kamus besar bahasa Indonesia, kepolisian diartikan
sebagai “polisi diartikan sebagai badan pemerintahan yang diberi tugas
memelihara keamanan dan ketertiban umum”.
Ada beberapa ahli juga memberikan definisinya tentang Kepolisian, misalnya
Eko Budiharjo polisi adalah “tokoh dalam masyarakat yang harus tetap menggambarkan sebagaimana diharapkan
masyarakat tentang di rinya”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam
tugasnya, gambaran polisi adalah seorang yang jujur, berintegritas, rajin, loyal dan semua kualitas yang diharapkan ditemukan dalam warga negara
teladan
34
. Menurut pakar sosiologi hukum, Satjipto Rahardjo:“Kepolisian
adalah profesi unik, sehingga untuk merumuskan secara tuntas adalah pekerjaan yang tidak mudah. Ia merupakan perpaduan antara kekuatan dan
pelayanan, padahal keduanya merupakan kategori yang berdiri sendiri dan sering bersebrangan. Ia juga perpaduan antara kekerasan dan
kelembutan”
35
. Charles Reith dalam bukunya The Blind Eye of History mengemukakan Pengertian Polisi dalam bahasa Inggris: Police
Indonesia The English Language Came to Mean of planning for improving ordering communal exsistence, yaitu sebagai tiap-tiap usaha untuk
memperbaiki atau menertibkan susunan kehidupan masyarakat. Sedangkan menurut menurut Sadjijono polisi dan kepolisian
memiliki arti yang berbeda dinyatakan bahwa: “Istilah polisi adalah sebagai organ atau lembaga pemerintahan yang ada dalam negara,
34
Eko Budiharjo, Reformasi Kepolisian, Semarang : CV. Sahabat, 1998, hal 31
35
Satjipto Raharjo, Penegakan Hukum Progresif, Jakarta:Kompas, 2010, hal. 101
Universitas Sumatera Utara
27 sedangkan istilah kepolisian adalah sebagai organ dan sebagi fungsi.
Sebagi organ yaitu suatu lembaga pemerintahan yang terorganisasi dan terstruktur dalam organisasi negara. Sedangkan sebagai fungsi, yakni tugas
dan wewenang serta tanggung jawab lembaga atas kuasa Undang-undang untuk menyelenggarakan fungsinya, antara lain pemeliharaan keamanan,
ketertiban masyarakat,
penegak hukum
pelindung, pengayom,
pelayananan masyaraka
36
. Peran polisi saat ini adalah sebagai pemelihara Kamtibmas juga
sebagai aparat penegak hukum dalam proses penegakan hukum pidana pada sistem peradilan pidana di Sub Penyidikan. Dengan hal itulah antara
tugas serta kewaijiban yang diemban oleh seorang Polisi sangatlah berat, karena antara satu dengan yang lainnya bertentangan dan kontradiktif,
akan tetapi ikhwal manusia sebagai aparat penegak hukum yang melindungi serta mengayomi masyarakat harus lebih mengedepankan
sikap profesionalisme dan humanisme yang tinggi dalam melayani masyarakat ke arah pelayanan yang prima dan optimal.
Jika melihat dari sisi Undang-undang nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian pada pasal 1 butir 1 dan butir 2 memberikan suatu definisi
tentang kepolisian, yaitu : Pasal 1 butir 1
“Kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga Polisi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan”. Pasal 1 butir 2
“Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah pegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia”.
36
Sadjijono, Memahami hukum Kepolisian, Yogyakarta : P.T Laksbang Presindo, 2010, hal.56
Universitas Sumatera Utara
28 Sedangkan pada pasal 5 ayat 1 menyatakan : “Kepolisian Negara
Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum,
serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.
Dalam pasal 2 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 menyatakan bahwa “Fungsi kepolisian adalah menjalankan salah satu fungsi
Pemerintahan negara dalam tugas penegakan Hukum, selain perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat”. Sedangkan dalam
Undang-Undang No. 28 Tahun 1997 pasal 3 m enyatakan bahwa “Fungsi
kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang penegakan hukum, perlindungan, dan pembibimbingan masyarakat dalam
rangka terjaminya tertib dan tegaknya hukum serta terbinanya ketentraman masyarakat guna terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat”.
Menurut Sadjijono dalam menjalankan fungsinya sebagai aparat penegak hukum polisi wajib memahami asas-asas hukum yang digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan tugas yaitu: 1.
Asas Legalitas, dalam melaksanakan tugasnya sebagai penegak hukum wajib tunduk pada hukum.
2. Asas Kewajiban, merupakan kewajiban polisi dalam
menangani permasalahan dalam masyarakat yang bersifat diskresi, karna belum diatur dalam hukum.
3. Asas Partisipasi, Dalam rangka mengamankan lingkungan
masyarakat polisi
mengkoordinasikan pengamanan
Universitas Sumatera Utara
29 swakarsa untuk mewujudkan kekuatan hukum dikalangan
masyarakat. 4.
Asas Preventif selalu mengedepankan tindakan pencegahan dari pada penindakan kepada masyarakat.
5. Asas Subsidiaritas, melakukan tugas instansi lain agar tidak
menimbulkan permasalahan yang lebih besar sebelum di tangani oleh institusi yang membidangi
37
. Lembaga kepolisian memiliki tugas yang sangat besar untuk
melindungi negara, dengan ruang lingkup yang sangat luas tersebut didalam tubuh kepolisian harus ada pemberian tugas yang jelas. Dalam
pasal 13 Undang-Undang No.2 Tahun 2002 telah disebutkan tentang tugas pokok kepolisian
38
. Menurut Rahardjo Sadjipto, pembagian tugas pokok kepolisian berdasarkan substansi tugas pokok dan sumber yang melandasi
tugas pokok tersebut yakni sebagi berikut: “Substansi tugas pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat bersumber dari
kewajiban umum kepolisian untuk menjamin keamanan umum. Sedangkan substansi tugas pokok menegakan hukum bersumber dari ketentuan
peraturan perundang-undangan tertentu lainya. Selanjutnya substansi tugas pokok polri untuk memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada masyarakat bersumber dari kedudukan dan fungsi kepolisian sebagai bagian dari fungsi pemerintahan negara yang pada hakekatnya
37
Ibid, hal 17.
38
Lihat pasal 13 undang- undang nomor 2 tahun tahun 2012 tentang kepolisian : ” Tugas
pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; b. menegakkan hukum; dan c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan
pe layanan kepada masyarakat”.
Universitas Sumatera Utara
30 bersifat pelayanan publik yang termasuk dalam kewajiban umum
kepolisian”
39
. Mengenai tugas yang harus dilaksanakan oleh POLRI diatur dalam
pasal 14 ayat 1 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002. Hal ini sebagai rincian tugas pokok Kepolisian pasal 13 yang terdiri dari
40
: a.
Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai dengan
kebutuhan; b.
Menyelenggarakan segala kegiatan dan menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dijalan;
c. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat,
kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang- undangan;
d. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional;
e. Memelihara ketertiban dan menjamin keamaanan umum;
f. Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan tekhnis
kepada kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa;
g. Melakukan penyidikan dan penyelidikan terhadap semua tindak
pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lain;
39
Satjipto Rahardjo, 2003 Mengkaji Kembali Peran Dan Fungi Polri Dalam Era Reformasi, Makalah Seminar Nasional, Jakarta, hal.27-28
40
Yoyok Ucuk Suyono, Hukum Kepolisian Kedudukan Polri Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubehan UUD 1945, Surabaya : Laksbang Grafika, 2013
hal.69-70.
Universitas Sumatera Utara
31 h.
Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium porensik dan psikologi kepolisian;
i. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat dan
lingkungan hidup dan ganguan ketertiban dan atau bencana termasuk
memberikan bantuan
dan pertolongan
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia;
j. Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum
ditangani oleh instansi dan atau pihak yang berwenang. k.
Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingan dalam lingkup tugas kepolisian serta;
l. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan”. Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 dan 14 Kepolisian Negara Republik Indonesia memiliki kewenangan yang diatur di pasal 15 ayat 1 dan ayat 2 serta pasal 16
ayat 1 Undang-undang No. 2 Tahun 2002. Wewenang kepolisian meliputi wewenang umum dan wewenang
khusus. Wewenang umum sebagaimana diatur dalam pasal 15 ayat 1 yang meliputi
41
: a.
Menerima laporan danatau pengaduan; b.
Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum;
c. Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;
41
Ibid, hal 70-71
Universitas Sumatera Utara
32 d.
Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa;
e. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan
administrative kepolisian; f.
Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan;
g. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;
h. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret
seseorang; i.
Mencari keterangan dan barang bukti; j.
Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional; k.
Mengeluarkan surat izin danatau surat keterangan yang diperlukan dalam rangka pelayanan masyarakat;
l. Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan
putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat;
m. Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.
Berkaitan dengan wewenang khusus kepolisian, antara lain :
pertama, kewenangan sesuai peraturan perundang-undangan Pada pasal 15 ayat 2 , dan Kedua, Wewenang penyelidikan atau penyidikan proses
pidana, diatur dalam pasal 16 ayat 1 Undang-undang Nomor 2 tahun 2002
42
.
42
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
33 Pada pasal 15 ayat 2 Kepolisian Negara Republik Indonesia
sesuai dengan peraturan perundang-undangan lainnya berwenang : a.
Memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian umum dan kegiatan masyarakat lainnya;
b. menyelenggarakan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor;
c. Memberikan surat izin mengemudi kendaraan bermotor;
d. Menerima pemberitahuan tentang kegiatan politik;
e. Memberikan izin dan melakukan pengawasan senjata api, bahan
peledak, dan senjata tajam; f.
Memberikan izin operasional dan melakukan pengawasan terhadap badan usaha di bidang jasa pengamanan;
g. Memberikan petunjuk, mendidik, dan melatih aparat kepolisian
khusus dan petugas pengamanan swakarsa dalam bidang teknis kepolisian;
h. Melakukan kerja sama dengan kepolisian negara lain dalam
menyidik dan memberantas kejahatan internasional; i.
Melakukan pengawasan fungsional kepolisian terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia dengan koordinasi instansi
terkait; j.
Mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi kepolisian internasional;
k. Melaksanakan kewenangan lain yang termasuk dalam lingkup
tugas kepolisian.
Universitas Sumatera Utara
34 Pada pasal 16 ayat 1 Dalam rangka menyelenggarakan tugas di
bidang proses pidana Kepolisian Negara Republik Indonesia berwenang untuk :
a. Melakukan penangkapan, penahanaan, pengeledahan dan
penyitaan b.
Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk kepentingan penyidikan.
c. Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam
rangka penyidikan d.
Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri
e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat Memanggil orang
untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi f.
Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara
g. Mengadakan penghentian penyidikan
h. Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum
i. Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi
yang berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah atau menangkap orang
yang disangka melakukan tindak pidana j.
Memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil serta menerima hasil penyidikan penyidik
pegawai negeri sipil untuk diserahkan kepada penuntut umum dan
Universitas Sumatera Utara
35 k.
Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
Sedangkan tugas utama dari polisi Indonesia sebagai penyelidik dan penyidik serta kewenangannya untuk melakukan penyelidikan dan
penyidikan juga diatur dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1981 Tentang KUHAP.
Menurut menurut Pasal 1 butir 8 undang-undang No. 2 tahun 2002 penyelidik adalah “Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia
yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk melaksanakan penyelidikan”. Pasal 1 5 KUHAP mengenai pengertian penyelidikan
adalah : “Serangkaian tindakan penyelidikan untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna
menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyelidikan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang ini”. Menurut Pasal 5 Undang-undang No. 8 Tahun 1981 Tentang
KUHAP : Ayat 1 Penyelidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 :
a. Karena kewajibannya mempunyai wewenang :
1. Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang
adanya tindak pidana; 2.
Mencari keterangan dan barang bukti; 3.
Menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri
Universitas Sumatera Utara
36 4.
Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
b. Atas perintah penyidik dapat dilakukan tindakan berupa :
1. Penangkapan, larangan meninggalkan tempat,
penggeledahan dan penyitaan; 2.
pemeriksaan dan penyitaan surat; 3.
Mengambil sidik jari dan memotret seorang; 4.
Membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik. Ayat 2 Penyelidik membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksaaan
tindakan sebagaimana tersebut pada ayat 1 huruf a dan huruf b kepada penyidik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penyelidikan sebenarnya adalah mencari atau menentukan ada tidaknya
tindak pidana dalam suatu peristiwa. Untuk penyidikan, pengertian penyidik menurut Pasal 1 10
undang- undang No. 2 Tahun 2002 adalah “Pejabat Kepolisian Negara
Republik Indon esia yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan penyelidikan. Pasal 1 ayat 2 KUHAP memberi definisi
penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.
Universitas Sumatera Utara
37 Dalam hal pangkat penyidik polri, syarat kepangkatan minimal
sebagai penyidik adalah berpangkat Pembantu Letnan Dua atau istilah kepolisian sekarang disebut dengan Ajun Inspektur Polisi Dua Aipda
43
. Mengenai wewenang kepolisian sebagai penyidik lebih jelas
terlihat dalam Pasal 7 ayat 1 dan ayat 2 KUHAP adalah
44
. : 1
Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 1 huruf a karena kewajibannya mempunyai wewenang :
a. Menerima laporan atau pengaduan dari orang tentang
adanya tindak pidana; b.
Melakukan tindakan pertama pada data tempat kejadian; c.
Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka.
d. Melakukan penangkapan, penahanan, pengeledahan dan
penyitaan e.
Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat f.
Mengambil sidik jari dan memotret seorang g.
Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
h. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam
pemeriksaan perkara i.
Mengadakan penghentian penyidikan
43
Lihat pasal 2 ayat 1a Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana : “Penyidik adalah : Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia tertentu yang sekurang-kurangnya berpangkat Pembantu Letnan Dua Polisi;
44
Mahmud Mulyadi, Kepolisian Dalam Sistem Peradilan Pidana, Medan : USU Press, 2009, hal 16-17.
Universitas Sumatera Utara
38 j.
Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab.
2 Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 1 huruf b
mempunyai wewenang sesuai dengan undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masing-masing dan dalam pelaksanaan
tugasnya berada di bawah koordinasi dan pengawasaan penyidik tersebut dalam pasal 6 ayat 1 huruf a.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penyidikan adalah mencari serta mengumpulkan bukti untuk menemukan tersangka.
Untuk itulah dalam menanggulangi penyalahgunaan narkotika diperlukan peran serta penegak hukum dalam hal ini pihak Kepolisian.
Dengan membentuk tim yang bertugas mengungkap data atau informasi tentang
narkotika, melakukan
penyelidikan, serta
menangkap penyalahgunaan narkotika.
F. Metode Penelitian