60
meningkat, mereka datang dari berbagai daerah untuk melihat hiburan dan pelarungan sesaji ketengah laut. Dalam pelarungan sesaji tersebut
pengunjung menggunakan perahu milik nelayan Sugih Waras yang di hias dan berisi makanan.
d. Tahun 1997
Seiring dengan perkembangan zaman, Tradisi Sedekah Laut di laksanakan dengan besar-besaran yaitu adanya berbagai hiburan yang
mengiringi upacara tradisi tersebut. Tahun 1997 dan 1998 upacara Tradisi Sedekah Laut tetap di laksanakan walaupun pada saat itu
Indonesia mengalami berbagai krisis dari segala bidang, Pada saat itu masyarakat nelayan mempunyai dampak dari krisis tersebut yaitu
krisis ekonomi ditandai dengan harga solar naik, pendapatan menurun, semua kebutuhan hidup meningkat, tetapi masyarakat nelayan Sugih
Waras mempunyai tabungan atau dana pemotongan khusus untuk melaksanakan tradisi tersebut melaui KUD Tanjungsari, maka tradisi
tersebut tetap dilaksakan walaupun secara sederhana, masyarakat nelayan Sugih Waras mempunyai alasan jika tidak melaksanakan
tradisi tersebut maka nelayan Sugih Waras percaya akan terjadi marabahaya yang akan menimpa mereka. Wawancara, H. Kiswanto :
22 Agustus 2006.
e. Tahun 2000
Menyikapi pro – kontra Tradisi Sedekah Laut antara golongan NU dan Muhammadiyah, masyarakat Sugih Waras mengadakan
61
pengajian Akbar yang dilaksanakan pada malam hari setelah pelarungan sesaji. Pengajian tersebut bertujuan untuk menghindari
timbulnya syirik terhadap Tuhan di kalangan masyarakat Sugih Waras, mengingat sebagian besar masyarakatnya beragama Islam. Mulai tahun
2000 pengajian Akbar selalu menyertai acara Tradisi Sedekah Laut selain Sunatan Massal, Wayang Kulit dll. Selain itu satu minggu
sebelum pelaksanaan upacara Tradisi Sedekah Laut setiap malam selama satu minggu halaman KUD Sugih Waras sangat ramai dipadati
oleh anak-anak, pemuda dan remaja yang ingin menikmati hiburan.
f. Tahun 2005
Perkembangan Tradisi Sedekah Laut dari tahun ke tahun mulai bergeser dilihat dari fungsinya yaitu mulai lunturnya kepercayaan
terhadap tradisi tersebut terutama pada generasi muda Sugih Waras, tetapi nelayan yang sudah tua atau sesepuh masih percaya dan yakin
terhadap tradisi tersebut. Tradisi Sedekah Laut selain dilaksanakan bersama-sama di TPI
Tanjungsari, dalam perkembangannya setiap dukuh di Sugih Waras tiap tahunnya juga melaksanakan Tradisi Sedekah Laut secara
sederhana hanya ada sesaji, dalang untuk meruwat sesaji tersebut dan hiburan orkes. Upacara tradisi dilaksanakan tidak bebarengan dengan
Tradisi Sedekah Laut yang besar-besaran, tradisi ini biasanya dilaksanakan ketika hasil tangkapan ikan melimpah, dana diperoleh
dari patungan nelayan dukuh tersebut. Sesaji yang dilarung isinya
62
sama seperti sesaji yang Tradisi Sedekah Laut di TPI Tanjungsari, sedangkan penataan sesaji diserah kan kepada Wachroni.
Tradisi Sedekah Laut di Kelurahan Sugih Waras mengalami perkembangan yaitu dibuktikan dengan perubahan-perubahan yang ada
sesuai dengan pola pikir masyarakat tersebut. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh faktor ekstern dan faktor intern yaitu:
a. Faktor Intern