Tahun 1980 Tahun 1987 Tahun 1990 Perkembangan Tradisi Sedekah Laut

58 tengah masyarakat budaya tumbuh dan berkembang, sehingga budaya memiliki fungsi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat Sugih Waras mempunyai kebudayaan yang hampir sama dengan daerah-daerah yang berada di pinggir pantai yaitu Tradisi Sedekah Laut, tradisi ini mengalami perkembangan. Informasi yang didapat Penulis menyebutkan bahwa tidak ada masyarakat yang tahu persis mengenai kapan Sedekah Laut pertama kali diadakan. Menurut Bapak Prayitno karyawan KUD Mina Misoyo Sari- Pemalang wawancara, 21 Agustus 2006 bahwa tradisi ini sudah ada sejak dahulu yaitu zaman nenek moyang kita.

1. Perkembangan Tradisi Sedekah Laut

a. Tahun 1980

Tahun 1980 tradisi Sedekah Laut di laksanakan oleh masyarakat Sugih Waras tanpa campur tangan pemerintah daerah. Tradisi tersebut dilaksanakan sangat sederhana yaitu Jolen yang digunakan untuk sesaji terbuat dari batang pisang dan pengunjungnya tidak seramai sekarang. Dalam pelaksanaan tradisi tersebut hiburannya hanya berupa wayang yang dilaksanakan semalam suntuk, tetapi masyarakat nelayan Sugih Waras melaksanakannya dengan khidmad. Mereka sangat yakin dan percaya jika diadakan upacara tradisi tersebut, maka dalam kedepannya nelayan akan mendapatkan ikan yang banyak dan terhindar dari musibah. 59

b. Tahun 1987

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 1987 yang berisi tentang Pembentukan Dinas Daerah Kabupaten Pemalang Tradisi Sedekah Laut dibawah naungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Tahun 1987 tradisi Sedekah Laut mulai berkembang di masyarakat luas. Pengunjungnya bukan hanya dari daerah lokal saja tetapi dari berbagai daerah. Tempat sesaji mulai berubah dari yang tradisional menjadi modern yaitu terbuat dari kayu yang berbentuk perahu berukuran kecil. Hiburannya mulai berkembang yaitu adanya dangdutan yang merupakan hiburan yang disukai khususnya oleh kalangan pemuda dan remaja. Dengan adanya hiburan tersebut fungsi Tradisi Sedekah Laut pun mulai bergeser yaitu untuk bersenang-senang. Menurut W. Robertson Smith, bahwa fungsi sesaji sebagai suatu upacara yang gembira, meriah tetapi juga keramat dan tidak sebagai suatu upacara yang khidmad dan keramat Koentjaraningrat, 1987 : 68.

c. Tahun 1990

Adanya Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1987, maka Pemerintah Daerah melakukan promosi disetiap pameran yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sehingga pada tahun 1990 Tradisi Sedekah Laut di Sugih Waras menjadi boming dan populer bukan hanya di daerah Pemalang tetapi juga di luar daerah Pemalang. Dengan adanya promosi tersebut pengunjungnya mulai 60 meningkat, mereka datang dari berbagai daerah untuk melihat hiburan dan pelarungan sesaji ketengah laut. Dalam pelarungan sesaji tersebut pengunjung menggunakan perahu milik nelayan Sugih Waras yang di hias dan berisi makanan.

d. Tahun 1997