Pemurnian Minyak Sawit Analisa Kehilangan Kadar β-Karoten Pada Proses Pemurnian Minyak Sawit

2.4. Pemurnian Minyak Sawit

Proses pemurnian merupakan langkah yang perlu dilakukan dalam produksi edible oil dan produk berbasis lemak. Tujuan dari proses ini adalah untuk menghilangkan pengotor dan komponen lain yang akan mempengaruhi kualitas dari produk akhirjadi. Kualitas produk akhir yang perlu diawasi adalah bau, stabilitas daya simpan, dan warna produk. Dalam sudut pandang industri, tujuan utama dari pemurnian adalah untuk merubah minyak kasarmentah menjadi edible oil yang berkualitas dengan cara menghilangkan pengotor yang tidak diinginkan sampai level yang diinginkan dengan cara yang paling efisien. Pengotor tersebut mungkin diperoleh selama proses hulu, yaitu ekstraksi, penyimpanan atau transportasi dari minyak kasarmentah dari lapangan ke pabrik. Proses pemurnian yang tepat sangat penting dilakukan dalam rangka untuk memproduksi produk akhir yang berkualitas tinggi dalam rentang spesifikasi yang telah ditentukan dan sesuai keinginan pelanggan. Ada dua tipe dasar teknologi pemurnian yang tersedia untuk minyak: i Pemurnian secara kimia alkali ii Pemurnian secara fisik Perbedaan diantara kedua tipe tersebut didasarkan pada jenis bahan kimia yang digunakan dan cara penghilangan asam lemak bebas. Pemurnian secara fisik tampaknya pada prakteknya menggantikan penggunaan teknik pemurnian menggunakan bahan kimia alkali karena tingginya asam lemak bebas pada Universitas Sumatera Utara minyak yang dimurnikan dengan cara kimia. Proses deasidifikasi deodorisasi pada proses pemurnian secara fisik mampu mengatasi masalah tersebut. Terpisah dari hal tersebut, menurut literatur, metode ini disarankan karena diketahui cocok untuk minyak tumbuhan dengan kadar fosfat yang rendah seperti minyak sawit. Dengan demikian, pemurnian secara fisik terbukti memiliki efisiensi yang lebih tinggi, kehilangan yang lebih sedikit Nilai Pemurnian 1.3, biaya operasi yang lebih rendah, modal yang lebih rendah dan lebih sedikit bahan untuk ditangani. Nilai pemurnian NP adalah parameter yang digunakan untuk memperkirakan berbagai tahap pada proses pemurnian. Faktor ini tergantung pada hasil produk dan kualitas dari input yang dihitung seperti berikut ini : Nilai Pemurnian = NP biasanya dikuantifikasi untuk berbagai tahap dalam proses pemurnian secara sendiri-sendiri dan pengawasan NP dalam pemurnian biasanya berdasarkan berat yang dihitung dari pengukuran volumetrik yang disesuaikan dengan suhu atau menggunakan accurate cross-checked flow meters. Secara umum, pemurnian secara kimia memerlukan tahap proses, peralatan dan bahan kimia yang lebih banyak bila dibandingkan dengan pemurnian secara fisik. Diagram proses untuk proses pemurnian secara kimia dan secara fisik digambarkan pada Gambar 2.1 Hui, 1996. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tindakan fosfat pengemulsi adalah penyebab utama yang menyebabkan ketidakstabilan oksidatif dari minyak sawit mentah CPO. Dalam hal ini, minyak sawit mentah yang masuk pertama kali dipanaskan sampai suhu sekitar 90 ºC-110 ºC sebelum diberikan asam fosfat. Kadar asam fosfat biasa digunakan adalah dalam kisaran 0,05-0,1 minyak berat dengan konsentrasi asam sekitar 80-85. Hal ini dimaksudkan untuk menguraikan fosfatida non-hydratable serta mengentalkan fosfat dan membuat larut dengan demikian mudah dihilangkan pada saat pemucatan. Jumlah asam fosfat yang berlebihan perlu dihindari karena dapat menyebabkan kenaikan asam fosfat dan mungkin akan sulit untuk dihapus pada saat proses pemurnian selanjutnya. Selama proses pemucatan di kilang minyak sawit, minyak degummed diperlakukan dengan menggunakan bleaching earth dan dipanaskan sampai suhu sekitar 100 ºC sebelum memasuki vakum bleaching. Dosis lempung aktif asam yang digunakan biasanya dalam kisaran 0,5-2,0 berat dari minyak dan waktu kontak dengan agitasi kontinyu adalah sekitar 30 menit. Selama tahap ini, mengidentifikasi logam kompleks seperti besi dan tembaga, pigmen, fosfat, dan produk oksidasi dihapus oleh efek serap dari bleaching earth. Setiap sisa dari asam fosfat dikeluarkan selama tahap ini juga. Minyak dipucatkan kemudian disaring pada filter industri seperti piringan dan bingkai saringan tekan atau vakum filter daun. Leong,1992 Universitas Sumatera Utara

2.5. Karotenoid