mengeluarkan zakatnya, melainkan nanti pada hari kiamat akan didatangkan apa yang dimiliki itu dalam keadaan yang lebih besar
dan gemuk dari yang ada sewaktu di dunia. Lalu, binatang yang tidak dikeluarkan zakatnya itu menginjak-nginjak orang tersebut dengan
kuku-kuku kakinya dan menanduk dengan tanduknya. Setiap kali yang terakhir telah melaluinya, maka dikembalikan kepadanya yang
pertama kalinya. Keadaan demikian ini terus berlangsung sehingga diberi keputusan di antara semua manusia.” [HR. Bukhari]
2. SYARAT-SYARAT PENUNAIAN ZAKAT TERNAK
Penunaian zakat ternak memiliki syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi, seperti:
a. Hewan itu termasuk hewan yang mencari rumput sendiri sa’imah atau digembalakan dan bukan hewan yang diupayakan
rumputnya dengan biaya pemilik.
11
Hal tersebut adalah kesepakatan para ulama.
b. Hewan ternak tersebut dimaksudkan untuk diperoleh susunya, anaknya, dagingnya, dan tidak untuk dipekerjakan.
12
Hewan yang digunakan untuk membajak di ladang dan dipekerjakan di
tempat lain tidak wajib zakat meskipun diternakkan. “Sapi-sapi yang dipekerjakan tidak ada zakatnya.” [HR. Ath-
Thabarani] “Unta dan sapi yang dipekerjakan di tanah pertanian dan sapi
yang dipekerjakan di ladang tidak ada zakatnya, karena ternak tersebut sebagai pekerja-pekerja tanah pertanian dan
ladang.” [HR. Abu Ubaid]
11 Meria Susanti. 2012. “Zakat Hewan atau Binatang Ternak dan Cara Perhitungannya”, melalui http:meriasusanti.blogspot.com201203zakat-hewan-atau-binatang-ternak-dan.html,
diakses tanggal 14 November 2014, jam 19:34 WIB 12 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. Op. Cit., halaman
352
Kelompok 3 12
c. Telah mencapai nishab Tiap-tiap hewan ternak yang wajib dizakatkan punya nishab
yang berbeda-beda. Kambing mulai terkena zakat jika jumlahnya sudah 40 ekor, sapi 30 ekor, dan unta 5 ekor.
Mengenai nishab seterusnya akan dijelaskan di subjudul pembahasan selanjutnya.
d. Telah mencapai haul, yaitu telah dimiliki selama satu tahun penuh. Hal ini sesuai dengan Hadist:
“Tidak ada zakat pada harta sampai ia mencapai satu tahun.” [HR. Abu Dawud]
Ada beberapa ketentuan mengenai haul zakat ternak ini, antara lain:
- Anak hewan ternak karena haul ukuran setahun bagi anak- anak hewan ternak itu mengikuti hitungan haul induknya.
Anak hewan ternak ini dihitung dalam zakat walaupun belum mencapai usia setahun apabila induknya telah
mencapai nishab. Contohnya seseorang memiliki 120 ekor kambing,
seharusnya zakat yang wajib dikeluarkan adalah 2 ekor kambing, namun sebulan sebelum sempurna haulnya,
lahir 100 ekor kambing sehingga di akhir tahun waktu sempurnanya haul berjumlah 220 ekor. Dalam hal ini ia
wajib mengeluarkan 3 ekor kambing walaupun yang 100 ekor belum mencapai usia setahun.
- Apabila induk-induknya belum mencapai nishab, lalu induk-induk itu melahirkan anak-anaknya sehingga
mencapai nishab. Saat mencapai nishab itulah permulaan haulnya.
Contohnya, seorang memiliki 30 ekor kambing lalu kambing-kambing itu melahirkan 10 ekor, maka haul
kambing-kambing tersebut dihitung sejak genap empat puluh ekor kambing.
- Apabila nishab berkurang ditengah-tengah tahun sebelum sempurna haul, maka terputuslah haul.
Kelompok 3 13
Contohnya, seorang memiliki 40 ekor kambing dan sebelum sempurna setahun berkurang seekor karena
mati, maka ia tidak wajib menzakati sisanya. Contoh lainnya adalah seseorang memiliki 40 ekor
kambing lalu sebelum sempurna setahun ia jual dua ekor kambing dengan uang seharga 2 juta rupiah.
13
Harus dicatat disini bahwa penjualan tersebut bukan karena
takut untuk membayar zakat, tapi karena memang kepentingan pemilik menghendaki untuk menjual hewan
tersebut.
3. NISHAB HEWAN TERNAK DAN KADAR ZAKATNYA