B. TINJAUAN UMUM TENTANG ZAKAT TERNAK
1. DASAR HUKUM ZAKAT TERNAK
Hewan ternak dizakatkan karena hewan ternak memiliki banyak manfaat seperti untuk keperluan makan, minum ataupun yang lainnya.
Allah berfirman:
Q S
. A l-
N a
h l:6
6
Wa-inna lakum fiil anaami laibratan nusqiikum
mimmaa fii buthuunihi min baini fartsin wadamin
labanan khaalishan saa- ighan li-sysyaaribiina
ةِفرجبنعذلجَ م ذ َّاعجننلاَ يفذَ م
ن ك ه لجَ ن
ن إذوج هذنذوط
ه بهَ يفذَ َّامنمذَ منكهيقذس ن نه
َّانِفبجلجَ م ت دجوجَ ث
ت رنفجَ نذينبجَ ن ن مذ
ن ج يبذرذَّاش
ن للذَ َّاغِفئذَّاس ج َ َّاص
ِف لذَّاخج
Dan sesungguhnya, pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum,
dari apa yang berada dalam perutnya, berupa susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-
orang yang meminumnya. – QS.16:66
Adapun yang dimaksud dengan hewan ternak disini secara khusus dalam nash hadits adalah unta, sapi kerbau, dan domba kambing. Itulah jenis
hewan yang wajib zakat. Selain dari jenis hewan tersebut maka tidak wajib zakat. Mengenai zakat untuk hewan kuda, para tokoh Islam seperti
Imam Malik, Asy-Syafi’i, dan Ahmad bin Hanbal sepakat untuk mengklasifikasikan kuda ke zakat niaga jika kuda tersebut
diberniagakan.
10
Orang-orang yang tidak mau menjalankan zakat ternak diancam dengan hukuman di akhirat nanti. Hal tersebut dijelaskan dalam hadist di
bawah ini: “Tiada seorang pun yang mempunyai unta, sapi, ataupun kambing
dan ia sudah berkewajiban mengeluarkan zakat, namun ia tidak
10 Ibid., halaman 351
Kelompok 3 11
mengeluarkan zakatnya, melainkan nanti pada hari kiamat akan didatangkan apa yang dimiliki itu dalam keadaan yang lebih besar
dan gemuk dari yang ada sewaktu di dunia. Lalu, binatang yang tidak dikeluarkan zakatnya itu menginjak-nginjak orang tersebut dengan
kuku-kuku kakinya dan menanduk dengan tanduknya. Setiap kali yang terakhir telah melaluinya, maka dikembalikan kepadanya yang
pertama kalinya. Keadaan demikian ini terus berlangsung sehingga diberi keputusan di antara semua manusia.” [HR. Bukhari]
2. SYARAT-SYARAT PENUNAIAN ZAKAT TERNAK