4.1.3. Sensor Arus
Sensor arus yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sensor arus ACS712 10A. Untuk menghindari lonjakan arus makan sensor arus dipilih dengan maksimum arus
sebesar 10 Ampere. Sensor ACS712 ini dapat mengukur nilai arus DC maupun AC. Sensor ini memiliki sensitivitas sebesar 100mVA [2], yaitu setiap kenaikan 1 A maka keluaran
sensor sebesar 100mVolt. Pada Gambar 4.6 dapat dilihat sketch program Arduino IDE untuk pensamplingan
sensor arus.
Gambar 4.6. Sketch Arduino IDE untuk Pensamplingan Arus
Hasil pengukuran sensor arus dapat dilihat pada Tabel 4.2., dimana tegangan tetap konstan sebesar 200 Volt, dengan beban 5 lampu lampu pijar 60 Watt. Untuk beban
lampu tersebut dirancang rangkaian beban pada Gambar 4.7. Rangkaian beban lampu ini dirangkai secara paralel untuk mendapatkan nilai arus yang bervariasi. Tegangan 200 Volt
didapat dari variabel tegangan AC dan persamaan daya terhadap tegangan dan arus dapat dilihat pada Persamaan 2.7.
Gambar 4.7. Prototipe Rangkaian Beban Listrik 5 Lampu Pijar 60 Watt
Tabel 4.2. Pengukuran Sensor Arus pada 5 Lampu 60 Watt Saat Tegangan 200 Volt Multimeter
Ampere Sensor
Ampere Dengan Rumus
I=WV error
0.24 0.2
0.3 16.66667
0.5 0.47
0.6 6
0.77 0.8
0.9 -3.8961
1.03 1.09
1.2 -5.82524
1.29 1.36
1.4 -5.42636
Terlihat pada Tabel 4.2. bahwa sensor arus pada perangkat dalam penelitian sudah dapat bekerja dengan baik, dengan error terbesar adalah saat mengukur arus yang lebih kecil
dari 0,24 Ampere. Secara matematis hasil rata-rata error yang terjadi dalam pengukuran adalah sebesar 7,56.
Dari perhitungan dan pengujian yang didapat, dapat disimpulkan bahwa kemampuan baca sensor arus sebesar 92,44. Angka ini didapat dari 100 dikurangkan dengan
pengambilan nilai rata-rata error hasil baca 100-7,56=92,44. Dengan demikian, sensor arus dapat dikatakan mampu mengukur arus dengan akurasi yang baik pada rentang
arus yang diukur dari 0,24 Ampere sampai dengan 1,29 Ampere.
4.2. Pengujian Data Logger