Umur Jenis Kelamin Etiologi dan Faktor Resiko

xvi Gambar 8. Klasifikasi Osteoarthritis Seperti pada OA di tempat lain, faktor resiko yang potensial untuk OA sendi faset diantaranya umur, jenis kelamin, predisposisi genetik, etnik, malalignmen anatomi hiperlordosis, skoliosis, dan lain-lain, komposisi tubuh kegemukan, pekerjaan fleksiekstensi yang berulang, duduk lama, mengangkat benda berat, dan faktor nutrisi dan gaya hidup Kalichman et al, 2007 Gellhorn, 2012. Osteoarthritis OA terjadi dengan meningkatnya umur namun bukan sebagai hasil langsung dari proses penuaan. OA dapat disebabkan karena peradangan berulang, stress mekanik, trauma, infeksi sendi, kegemukan, kerusakan ligament, hormonal, kehamilan, dan kondisi lainnya Chang et al, 2010.

2.3.1 Umur

xvii Prevalensi OA sendi faset meningkat dengan umur. Lewin pada ulasan anatomi sendi sinovial lumbal yang komprehensif, menyatakan bahwa sendi faset menunjukan hanya terjadi sedikit perubahan tulang rawan sebelum umur 45 tahun. Setelah umur tersebut, terjadi perubahan tulang rawan lebih lanjut, sklerosis subkondral, dan pembentukan osteofit. Namun, perubahan degeneratif yang signifikan dapat ditemukan pada individu muda sekalipun. Tischer dan kawan-kawan pada studi cadaver menemukan perubahan tulang rawan yang signifikan pada sendi faset individu muda 30 tahun yang menderita nyeri punggung bawah. Gries dan kawan-kawan, pada studinya pada individu muda 40, rata-rata umur 29,1 tahun, menemukan hilangnya tulang rawan sebagian atau total, dan digantinya tulang rawan oleh jaringan panus pada beberapa kasus Kalichman et al, 2007. Pada regio lumbal, umur memiliki hubungan yang kuat dengan prevalensi OA sendi faset yaitu sebesar 56,60 Gellhorn et al, 2012.

2.3.2 Jenis Kelamin

Studi imaging yang terakhir menemukan tidak terdapat perbedaan prevalensi OA sendi faset lumbal. Namun, ditemukan perbedaan dalam jenis kelamin kejadian OA pada tempat lain. Fujiwara dan kawan-kawan pada studi cadaver membandingkan segmen pergerakan spinal pada laki-laki dan wanita dengan umur, tingkat degenerasi diskus, degenerasi tulang rawan, dan osteofit yang sama. Mereka menemukan pergerakan spinal pada wanita menunjukan pergerakan yang lebih besar yang signifikan secara statistic pada bending lateral, fleksi, dan ekstensi, tapi tidak dengan rotasi aksial, dibandingkan dengan laki-laki Kalichman et al, 2007. Wanita lebih banyak menderita OA sendi faset dibandingkan dengan laki-laki pada pemeriksaan CT scan lumbal adjusted OR 1,86; 95 CI 1,09-3,18 dan radiografi polos OR 1,52; 95 CI 1,14-2,0 Gellhorn et al, 2012. xviii Satu penjelasan tentang perbedaan dalam jenis kelamin bahwa tulang rawan merupakan jaringan yang sensitif terhadap hormon seksual. Ha dan kawan-kawan pada studi imunohistokimia sendi faset lumbal mendemonstrasikan reseptor estrogen pada tulang rawan faset dan menemukan juga peningkatan ekspresi estrogen yang signifikan yang berhubungan dengan tingkat keparahan arthritis sendi faset. Perbedaan level estrogen pada laki-laki dan wanita dan penurunan yang dramatis level estrogen setelah menopause berkontribusi pada perbedaan pola degenerasi sendi faset pada laki-laki dan wanita Kalichman et al, 2007.

2.3.3 Level Spinal