xxiv meningkatkan sintesis
glicosaminoglycan GAG
dan kolagen. BMP meningkatkan sintesis matriks Lotz et al, 2014.
Beberapa faktor pertumbuhan dan sitokin juga berperan sebagai faktor katabolik.
Interleukin-1 IL-1
dan tumor necrosis factor TNFα meningkatkan MMPs,
menghambat sintesis GAG dan berperan lebih lanjut pada kaskade degradasi.
Oncostatin- M
yang berkombinasi dengan IL-1 dan TNF menyebabkan kerusakan matriks. Sitokin yang lain seperti IL-17 dan IL-18 meningkatkan ekspresi IL-1 dan IL-6 dan
meningkatkan MMP.
NO nitric oxide
merupakan faktor katabolik utama yang diproduksi oleh kondrosit sebagai respon terhadap sitokin proinflamasi seperti IL-1 beta
dan TNF-alpha. NO dapat menghambat kolagen dan sintesis proteoglikan, dapat mengaktifkan MMPs dan menyebabkan cedera oksidatif dan apoptosis mengakibatkan
degradasi tulang rawan artikular. Efek prostaglandin pada metabolisme kondrosit bersifat kompleks diantaranya peningkatan sintesis kolagen tipe 2, aktivasi MMPs, dan
meningkatkan apoptosis. Pada tulang rawan, IL-1 beta menginduksi ekspresi COX-2 dan produksi PGE2 berkoordinasi dengan degradasi proteoglikan. Selain itu, inhibisi COX-2
mencegah degradasi proteoglikan yang diinduksi oleh IL-1 Lotz et al, 2014.
2.5. Manifestasi Klinis
Nyeri merupakan keluhan yang utama dari OA. Hal ini disebabkan oleh stimulasi serat nyeri kapsular, mekano-reseptor peningkatan tekanan intra-artikular karena hipertrofi
sinovium, serat saraf periosteal dan oleh persepsi dari mikrofraktur subkondral atau entesis dan bursa yang nyeri. Mahajan A, 2005.
Nyeri pada sendi OA kemungkinan berasal dari beberapa faktor. Tulang rawan sendi faset tidak memiliki serat saraf, dan nyeri yang berhubungan dengan OA sendi faset berasal
dari nosiseptor dalam sendi dan sekitarnya, termasuk nosiseptor pada tulang itu sendiri. Sendi faset dan kapsulnya diinervasi oleh cabang medial dari rami dorsalis primer saraf
xxv spinal, dimana ujung saraf bebas dan mekano-reseptornya telah diidentifikasi. Kapasitas
sendi faset yang dapat menghasilkan rasa nyeri telah didemonstrasikan pada individu normal melalui injeksi larutan pada servikal dan lumbal spinal dan juga efek analgetik dari
injeksi anastetik lokal pada sendi tersebut. Faktor mekanik yang mengaktifkan serat nosiseptor diantaranya tekanan langsung pada tulang subkondral, hipertensi intramedular,
mikrofraktur trabekular, distensi kapsul, dan inflamasi sinovium, dimana semua hal tersebut diatas disebabkan oleh spasme dari otot erektor spinal, multifidi dan otot paraspinal yang
lain Gellhorn et al, 2012. Inflamasi yang berkepanjangan pada sendi faset dan sekitarnya dapat menyebabkan
sensitisasi sentral, plastisitas neuron, dan berkembangnya nyeri spinal kronis. Bagaimanapun juga, OA sendi faset merepresentasikan hanya satu dari banyak penyebab
potensial nyeri spinal pada orang tua, dimana nyeri juga dapat disebabkan oleh degenerasi diskus, masalah ligament dan otot-otot paraspinal, fraktur vertebra, infeksi spinal,
neoplasma, rheumatoid arthritis, spondyloarthritis dan yang lainnya Gellhorn et al, 2012. L3 sampai L5 merupakan region yang sering terlibat, walaupun osteofit dapat terjadi
pada setiap level. Hilangnya lordosis lumbal, nyeri saat ekstensi, dan spasme otot paraspinal merupakan hal yang sering ditemukan. Nyeri tekan lokal pada vertebra lumbal
harus dipikirkan adanya fraktur kompresi atau keganasan daripada gejala spondilosis Moskowitz, 2007.
Sindroma klinis yang berhubungan dengan sendi faset biasanya berupa nyeri punggung lokal dan kadang disertai dengan radiasi ke ekstremitas bawah. Pada gambar 10
dapat dilihat peta dari nyeri menjalar yang berasal dari sendi faset lumbal. Nyeri menjalar dari sendi faset perlu dibedakan dengan nyeri radikular yang sebenarnya yang disebabkan
oleh kompresi atau iritasi pada akar saraf. Nyeri radikular cenderung menjalar jauh sampai daerah ekstremitas distal dibandingkan nyeri sendi faset lumbal, dan dapat disertai dengan
xxvi defisit neurologis seperti hilangnya fungsi sensorik dan motorik, atau hilangnya reflek-
reflek Gellhorn et al, 2012. Selain dapat menyebabkan nyeri spinal, OA sendi faset dapat menghasilkan efek
sekunder pada struktur disekitarnya, yaitu akar saraf spinal tranversal. Osteofit dan hipertrofi artikular yang terjadi pada OA sendi faset dapat menyebabkan penyempitan atau
stenosis pada kanalis spinal sentralis, resesus lateral, dan foramina intervertebralis, yang dapat menjepit akar saraf spinal pada lokasi tersebut. Kista synovial, yang kadang-kadang
terbentuk pada
Gambar 10. Distribusi
referred pain
yang berasal dari sendi faset lumbal
OA sendi faset dapat memperparah stenosis yang terjadi. Sebagai tambahan, spondylolistesis degenerative yang terjadi akibat instabilitas komplek tiga sendi three-joint
complex, dapat menambah stenosis yang terjadi. Pada beberapa individu, stenosis dapat menyebabkan gejala nyeri radikular atau
neurogenic claudication
, yang mana berbeda dengan pola nyeri sendi faset yang tipikal Gellhorn et al, 2012.
Kekakuan pada saat istirahat dan awal mulainya pergerakan merupakan keluhan yang lain dideskripsikan pasien dengan OA. OA yang simtomatis berhubungan dengan depresi,
disabilitas, dan gangguan tidur Moskowitz, 2007.
xxvii
2.6. Imaging