Manfaat Praktis Manfaat Penelitian .1 Manfaat Teoretis

1 Hasil penelitian ini dapat dijadikan pijakan teorik-akademik dalam bidang kajian budaya dengan topik Sendratari Mahabharata, sebuah seni pertunjukan yang menjadi tontonan favorit masyarakat Bali selama lebih dari 30 tahun di arena PKB. 2 Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan konsep bagi kalangan akademisi yang mendalami bidang estetika, khususnya estetika seni pertunjukan inovatif yang mengeksplorasi seni tradisi dan juga sekaligus mengadopsi nilai-nilai modern kontemporer.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Hasil penelitian ini bermanfaat bagi kalangan konseptor, seniman kreator, dan pegiat Sendratari Mahabharata PKB dalam memposisikan diri, kreativitas, dan inovasinya di tengah dinamika masyarakat. 2 Hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak Pemda Bali sebagai pendukung terdepan sendratari, Sendratari Mahabharata PKB, dalam mengalokasikan ongkos produksi, pementasan dan honorium yang sepantasnya. 3 Hasil penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat luas pencinta seni, khususnya bagi para penonton dalam meningkatkan wawasan, pengetahuan, apresiasi, dan respeknya terhadap seni pertunjukan sendratari, Sendratari Mahabharata PKB, termasuk para pelaku seninya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI

DAN MODEL PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

Sejak awal abad ke-20, kesenian Bali telah banyak menarik perhatian para pelancong, seniman, dan peneliti mancanegara. Hasil penelitian atau buku-buku tentang kesenian Bali sudah banyak ditulis. Beberapa buku tentang seni tari, gamelan, dan wayang kulit yang ditulis oleh para seniman dan peneliti asing, kini menjadi referensi yang penting dalam bidang seni pertunjukan Bali. Buku Dance and Drama in Bali 1938 karya Walter Spies dan Beryl de Zoete, Music in Bali 1967 oleh Collin McPhee, misalnya banyak memberikan data dan informasi mengenai berbagai aspek seni pertunjukan Bali, namun tanpa menyinggung genre sendratari. Ada beberapa buku tahun 1970-an yang mulai menyebut-nyebut keberadaan sendratari di tengah masyarakat Bali, baik yang ditulis peneliti asing maupun buku-buku hasil penelitian sarjana Indonesia. I Made Bandem dan Frederik E. deBoer dalam bukunya, Kaja and Kelod Balinese Dance in Transition 1981 memberikan gambaran menyeluruh mengenai tari Bali masa kini, termasuk pula aspek-aspek umum dari teater Bali. Buku yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi Kaja dan Kelod Tarian Bali dalam Transisi 2004 oleh I Made Marlowe Makaradhwaja Bandem itu mengupas sendratari pada subjudul “Tarian Sekuler di Luar Pura“. Bandem dan deBoer mendeskripsikan tentang sejarah dan perkembangan sendratari serta disinggung