Penelitian Terdahulu Free Cash Flow

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh cash flow terhadap dividen payout ratio perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam proposal ini menggunakan acuan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh: Rosdini, 2009, dengan judul “Pengaruh Free Cash Flow Terhadap dividen Payout Rasio ” . Rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimanakah pengaruh Free cash flow terhadap dividen payout ratio. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi liniear sederhana. Hasil penelitian ini Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa Free Cash Flow memiliki pengaruh terhadap Dividend Payout Ratio. Pengaruh free cash flow terhadap dividend payout ratio bersifat positif artinya semakin tinggi free cash flow maka semakin tinggi dividend payout ratio atau semakin rendah free cash flow maka semakin rendah dividend payout ratio. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh, Lesmana, Adi.2006. Dengan judul “Analisis hubungan antara kepemilikan saham Minoritas dan dividend payout ratio dengan laba Sebagai variabel pemoderasi”. Rumusan masalah yang diajukan adalah apakah interaksi antara laba dan kepemilikan saham minoritas memiliki pengaruh terhadap dividend payout ratio di Indonesia. Hasil penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa proteksi investor di Indonesia termasuk dalam kategori lemah. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan harapan para investor tentang pengembalian return atas investasi yang telah mereka tanamkan. Yang secara agregat, hal tersebut akan mengakibatkan aliran masuk modal capital inflows ke suatu negara mengalami kenaikan sedangkan aliran keluar capital outflows dari suatu negara mengalami penurunan. 2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pasar Modal Menurut Darmadji dan M. Fakhruddin, 2001:01: “Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri”. Pada dasarnya, surat berharga di pasar modal dapat diklasifikasikan ke dalam dua bentuk yaitu : 1. Surat berharga yang bersifat penyertaan atau ekuitas equity 2. Surat berharga yang bersifat utang atau sering juga disebut sebagai surat berharga pendapatan tetap fixed income. Surat berharga yang bersifat ekuitas umumnya dikenal dengan saham sedangkan surat berharga fixed income dikenal dengan obligasi. Sedangkan surat berharga lainnya merupakan turunan dari kedua bentuk tersebut, misalnya saham preferen, obligasi konversi, warrant, sekuritas turunan.

2.2.1.1. Fungsi Pasar Modal

Menurut M. Fakruddin dan Harianto, 2001:01: fungsi pasar modal adalah : 1. Sarana untuk menghimpun dana-dana dari masyarakat untuk disalurkan ke dalam kegiatan-kegiatan produktif. 2. Sumber pembiayaan yang mudah dan cepat bagi dunia usaha dan pembangunan nasional. 3. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan kesempatan kerja. 4. Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi. 5. Menekan tingginya tingkat bunga. 6. Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal. 7. Memperkokoh beroperasinya mekanisme finansial market dalam menata sistem moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana sewaktu-waktu diperlukan oleh bank sentral.

2.2.1.2. Manfaat Pasar Modal

Menurut Anoraga dan Piji Pakarti 1995:12, Manfaat pasar modal bisa dirasakan baik oleh investor, emiten, pemerintah, maupun lembaga penunjang PAU-UGM, 26-27 Januari 1990, adalah sebagai berikut : a. Manfaat pasar modal bagi Investor, sebagai berikut : 1. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham yang menjadi capital gain. 2. Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki atau memegang saham dan bunga tetap atau bunga yang mengambang bagi pemegang obligasi. 3. Mempunyai hak suara dalam RUPS bagi pemegang saham, mempunyai hak suara dalam RUPS bila diadakan bagi pemegang obligasi. 4. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi, misal dari saham A ke saham B sehingga dapat meningkatkan keuntungan atau mengurangi risiko. b. Manfaat pasar modal bagi Emiten, sebagai berikut : 1. Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar. 2. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai. 3. Tidak ada “convenant” sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana perusahaan. 4. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan. 5. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil. 6. Cash Flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga nominal perusahaan. 7. Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang berisiko tinggi. 8. Tidak ada beban finansial yang tetap. 9. Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas. 10. Tidak dikaitkan dengan kekayaan sebagai jaminan tertentu. 11. Profesionalisme dalam manajemen meningkat. c. Manfaat pasar modal bagi pemerintah, sebagai berikut : 1. Mendorong laju pembangunan. 2. Mendorong investasi. 3. Penciptaan lapangan kerja. 4. Memperkecil Debt Service Ratio DSR. 5. Mengurangi beban anggaran bagi BUMN Badan Usaha Milik Negara. d. Sedangkan manfaat pasar modal bagi Lembaga Penunjang, sebagai berikut : Berkembangnya pasar modal juga akan mendorong perkembangan lembaga penunjang menjadi lebih profesional dalam memberikan pelayanan sesuai dengan bidang masing-masing. Keberhasilan pasar modal tidak terlepas dari peran lembaga penunjang. Adapun yang termasuk lembaga penunjang tersebut antara lain adalah : 1. BAPEPAM Lembaga ini merupakan lembaga yang dibentuk oleh pemerintah untuk mengawasi pasar modal indonesia. BAPEPAM merupakan singkatan dari Badan Pengawas Pasar Modal, setelah sebelumnya merupakan singkatan dari Badan Pelaksana Pasar Modal. Perubahan ini terjadi pada akhir tahun 1990. 2. Bursa Efek Merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan perdagangan sekuritas. Di indonesia terdapat dua bursa efek yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya yang akhirnya menjadi BEI. Masing-masing mempunyai persyaratan tersendiri agar suatu sekuritas bisa didaftarkan di bursa tersebut. Di bursa itulah bertemu pembeli dan penjual sekuritas. 3. Akuntan Publik Peran akuntan publik yang pertama adalah memeriksa laporan keuangan dan memberikan pendapat terhadap laporan keuangan. Di pasar modal dituntut pendapat wajar tanpa syarat terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang akan menerbitkan atau yang telah terdaftar di bursa. 4. Underwriter Perusahaan yang akan menerbitkan sekuritas di bursa perusahaan tersebut disebut sebagai emiten tentu ingin agar sekuritas yang dijualnya laku semua, sehingga dana yang diperlukan bisa diperoleh. Untuk menjamin agar penerbitan emisi sekuritas yang pertama kali tersebut dikatakan dilakukan di pasar perdana terjual. Kalau tidak terjual, underwriter itulah yang akan membeli sisanya. Karena underwriter menanggung risiko harus membeli sekuritas yang tidak terjual. 5. Wali Amanat Jasa Wali Amanat diperlukan untuk penerbitan obligasi. Wali Amanat mewakili kepentingan pembeli obligasi. Pemikirannya adalah karena pembeli obligasi pada dasarnya adalah kreditor dan kredit yang diberikan tidak dijamin dengan agunan apapun. Untuk meminimumkan agar kredit tersebut tidak macet-macet berarti bahwa obligasi yang di beli tidak dilunasi oleh perusahaan yang menerbitkan, maka ada pihak yang mewakili para pembeli obligasi dalam melakukan semacam penilaian terhadap perusahaan yang akan menerbitkan obligasi. Wali Amanat inilah yang melakukan penilaian terhadap “keamanan” obligasi yang di beli oleh para pemodal. 6. Notaris Jasa notaris diperlukan untuk membuat berita acara Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dan menyusun pernyataan keputusan- keputusan RUPS. Bagaimanapun juga keputusan untuk menjual sekuritas ke pasar modal istilah yang sering dipergunakan adalah “go public“ merupakan peristiwa yang penting dan karenanya perlu memperoleh persetujuan dari para pemegang saham. 7. Konsultan Hukum Konsultan hukum diperlukan jasanya agar jangan sampai perusahaan yang menerbitkan sekuritas di pasar modal ternyata terlibat persengketaan hukum dengan pihak lain. Juga keabsahan dokumen-dokumen perusahaan perlu di periksa oleh konsultan hukum tersebut. 8. Lembaga Clearing Perdagangan sekuritas tidak mungkin dilakukan dengan melakukan perpindahan fisik sekuritas-sekuritasnya yang di perdagangkan. Sekuritas-sekuritas akan disimpan oleh suatu lembaga dan lembaga tersebut bertugas untuk mengatur “arus” sekuritas tersebut.

2.2.1.3. Instrumen Pasar Modal

Menurut Anoraga 2001:54 yang dimaksud dengan instrumen pasar modal adalah semua surat-surat berharga securities yang diperdagangkan di bursa. Instrumen pasar modal ini umumnya bersifat jangka panjang. Pada dasarnya efek dapat berupa : a. Saham merupakan tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas. b. Saham preferen yaitu saham yang memberikan prioritas tertentu kepada pemegangnya atas hal pembagian dividen. c. Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman investor dengan yang diberi pinjaman emiten. d. Bukti right merupakan salah satu dari opsi yang memberikan hak kepada para pemegang saham untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh emiten pada proporsi harga tertentu. e. Opsi yaitu selembar kertas berharga yang memungkinkan investor untuk membeli atau menjual suatu saham dengan harga tertentu pada waktu tertentu atau mungkin sebelumnya. f. Warrant merupakan opsi jangka panjang yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham atas nama dengan harga tertentu. g. Obligasi konversi merupakan obligasi yang memberikan hak kepada pemegang saham untuk mengkorvesikan atau menukar dengan saham setelah membayar suatu jumlah tertentu. Misalnya setiap obligasi bisa dikonversi menjadi 2 saham biasa setelah tanggal tertentu dengan harga konversi yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.3. Laporan Keuangan

Menurut Baridwan 1990:17, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan proses pelaporan , merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Di samping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan.

2.3.1. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Belkaoui 2000:126 tujuan laporan keuangan dikelompokkan menjadi tujuan khusus dan tujuan umum serta tujuan kualitatif. Tujuan tersebut dapat diikhtisarkan sebagai berikut : 1. Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum, posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan lain dalam posisi laporan keuangan. 2. Tujuan Umum laporan keuangan adalah : • Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai sumber- sumber ekonomi dan kewajiban suatu perusahaan supaya dapat menilai kekuatan dan kelemahannya, menunjukkan pembelanjaan dan investasinya, menilai kemampuannya, memenuhi tanggung jawabnya dan menunjukkan dasar pertumbuhannya. • Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat menaksir penghasilan yang potensial dari perusahaan. • Menyediakan lain-lain informasi yang diperlukan mengenai perubahan sumber-sumber ekonomi serta perubahan kewajiban. • Mengungkapkan informasi lain yang relevan bagi kebutuhan para pemakai laporan keuangan. 3. Tujuan kualitatif laporan keuangan adalah sebagai berikut : a. Relevan, berarti menyeleksi informasi yang lebih mungkin membantu para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi mereka. b. Dapat dimengerti, yang menyatakan bahwa tidak hanya informasi yang terpilih saja yang harus dapat dimengerti, akan tetapi para pemakainya harus dapat memahaminya. c. Dapat dituju, bahwa hasil akuntansi dapat dibuktikan kebenarannya oleh alat ukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama. d. Netral, bahwa informasi akuntansi diperuntukkan bagi kebutuhan umum, bukan untuk kebutuhan tertentu saja. e. Tepat waktu, penyampaian informasi harus cepat dan tepat dalam pengambilan keputusannya. f. Dapat diperbandingkan, yang berarti perbedaan tidak boleh ada akibat perbedaan perlakuan akuntansi keuangan. g. Kelengkapan, seluruh informasi yang layak memenuhi persyaratan tujuan kualitatif lainnya harus dilaporkan. Menurut Baridwan 1999:17 laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.

2.3.1.1. Perangkat Pokok Laporan Keuangan

Laporan keuangan sangatlah penting dan harus dijelaskan dalam pelaporan keuangan perusahaan, yaitu :

a. Neraca

Menurut Hanafi 2003 : 50 neraca adalah meringkaskan posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal atau periode tertentu, neraca tersebut menampilkan sumber daya ekonomis asset, kewajiban ekonomis hutang, modal saham, dan hubungan antar item tersebut. Sedangakan menurut Munawir 2002 : 39 neraca adalah laporan yang menyajikan smber-sumber ekonomis dari suatu perusahaan atau aktiva, kewajiban-kewajibannya atau hutang, dan hak para pemilik perusahaan yang tertanam dalam perusahaan tersebut atau modal pemilik pada suatu saat tertentu. Unsur-unsur yang terkandung dalam neraca menurut Hanafi 2003 : 53 yang diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Ativa asset, yang meliputi : a. Aktiva lancar b. Investasi jangka panjang c. Bangunan, pabrik, dan peralatan d. Aktiva tak berwujud e. Aktiva lainnya 2. Hutang a. Hutang lancar b. Hutang jangka panjang c. Hutang lainnya 3. Modal saham a. Modal saham disetor 1 Saham nominal 2 Agio atau capital surplus b. Laporan Laba Rugi Hanafi 2003 : 56 pengertian laba-rugi adalah meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama periode akuntansi tertentu. Laporan laba-rugi ini sering dipandang sebagai laporan akuntansi yang paling penting dalam laporan tahunan, kegiatan perusahaan selama periode tertentu mencakup aktivitas rutin atau operasional, di samping aktivitas-aktivitas yang sifatnya tidak rutin dan jarang muncul. Pengertian laba rugi menurut Astuti 2004 : 17 adalah laporan yang mengikhtiarkan pendapatan dan beban perusahaan selama periode akuntansi tertentu, yamg umumnya setiap kuartal atau setiap tahun. Unsur-unsur yang terdapat dalam laporan laba-rugi, adalah sebagai berikut : 1. Penghasilan atau pendapatan 2. Hara pokok penjualan 3. Biaya-biaya usaha 4. Penghasilan dan biaya non operating 5. Pos-Pos insidentil, misalnya laba rugi dari penjualan surat-surat berharga, koreksi atas laba yang diperoleh. c. Laporan Aliran Kas Menurut Hanafi 2003:59-61 pengertian laporan aliran kas adalah menganalisis aliran kas masuk dan keluar suatu perusahaan dan untuk melihat efek kas dari kegiatan operasional, investasi, dan pendanaan suatu perusahaan selama periode tertentu. Metode yang biasa digunakan adalah metode tidak langsung. Aliran kas untuk aktivitas investasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Penerimaan dari emisi surat berharga obligasi, saham 2. Pembayaran deviden 3. Pelunasan hutang atau obligasi 4. Pembayaran untuk membeli saham kembali treasury stock Aliran kas masuk operasi : a. Pengumpulan dari pelanggan b. Bunga atau deviden yang dikumpulkan Aliran kas keluar operasi : a. Pembayaran ke pemasok supplier atau karyawan b. Pembayaran bunga c. Pembayaran pajak pendapatan

2.3.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Baridwan 2000 : 3 tujuan pelaporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya. 2. Dapat membantu investor dan kreditur yang ada dan potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa yang akan datang yang berasal dari deviden atau bunga dan dari penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan,atau jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjaman-pinjaman. 3. Menunjukan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber-sumber ke perusahaanlain dan ke pemilik perusahaan, dan pengaruh transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber tersebut.

2.3.2. Analisis Laporan Keuangan

Sebelum mengadakan analisis terhadap suatu laporan keuangan, penganalisis harus benar-benar memahami laporan keuangan tersebut. Penganalisis juga harus mempunyai kemampuan atau kebijaksanaan yang cukup di dalam mengambil suatu kesimpulan, di samping harus memeperhatikan perubahan tingkat harga yang terjadi. Agar dapat menganalisis laporan keuangan perusahaan dengan hasil yang memuaskan, maka perlu mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut. Menurut Hanafi, 2003 : 70, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan, sebagai berikut : 1. Analisis harus mengidentifikasikan adanya trend-trend tertentu dalam laporan keuangan . 2. Diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik atau tidaknya angka yang dicapai oleh perusahaan. 3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hati-hati sangatlah penting. Mencari informasi sekitar aktivitas perusahaan. 4. Analisis membutuhkan informasi tambahan di luar laporan keuangan. Analisis laporan keuangan memiliki beberapa keterbatasan, yaitu sebagai berikut : 1. Data yang dicatat dan dilaporkan oleh laporan keuangan mendasarakan pada harga perolehan historical cost. 2. Penyusunan laporan keuangan juga didasarkan pada beberapa alternatif metode akuntansi, misalnya metode FIFO, LIFO, dan rata-rata prsediaan. 3. Upaya perbaikan dapat dilakukan oleh pihak manajemen untuk memperbaiki laporan keuangan sehingga laporan keuangan terlihat jelas dan baik. 4. Banyak perusahaan yang mempunyai beberapa divisi atau anak perusahaan yang bergerak pada bidang usaha industri. Untuk perusahaan semacam ini, analisis akan kesulitan memilih pembandingnya karena perusahaan tersebut bergerak pada beberapa industri. 5. Inflasi atau deflasi akan mempengaruhi laporan keuangan, terutama yang berkaitan dengan rekening-rekening jangka panjang seperti investasi jangka panjang. 6. Rata-rata industri merupakan rata-rata perusahaan yang ada dalam industri. Menurut Sawir, 2005 : 45-46 ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuangan, yaitu : 1. Analisis Horisontal Perbandingan Laporan Keuangan Adalah analisis dengan cara membandingkan neraca dan laporan laba rugi beberapa tahun terakhir secara berurutan, sehingga dapat diperoleh gambaran selama beberapa tahun terskhir apakah telah terjadi kenaikan atau penurunan. 2. Analisis vertikal per komponen Adalah analisis yang dilakukan dengan jalan menghitung proporsi po-pos dalam neraca dengan suatu jumlah tertentu dari neraca atau proporsi dari unsur-unsur tertentu laporan laba rugi dengan jumlah tertentu dari laporan laba rugi. Adapun teknik-teknik analisis yang biasa digunakan dalam laporan keuangan menurut Munawir 1997 : 36-37 adalah sebagai berikut : 1. Analisis perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. 2. Tren atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase trend percentage analysis, adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakh menunjukan tendensi tetap, naik atau bahkan turun. 3. Laporan keuangan prosentase per komponen atau common size statement , adalah suatu metode analisis untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya juga untuk mengetahui strutur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. 4. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. 5. Analisis sumber dan penggunaan kas cash flow statement analysis, adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. 6. Analisis rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tesebut. 7. Analisis perubahan laba kotor gross profit analysis, adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut. 8. Analisis break-even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis break-even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan. Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, kesemua itu adalah merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis laporan keuangan, dan setiap metode analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar data dapat lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Menurut Harahap 2002 : 194 analisa laporan keuangan memiliki sifat-sifat, antara lain : 1. Fokus laporan adalah adalah laba rugi, neraca, arus kas yang merupakan akumulasi transaksi dari kejadian historis, dan penyebab terjadinya dalam suatu perusahaan. 2. Prediksi, analisa harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlalu terhadap dampak dan prospek perkembangan keuangan perusahaan di masa yang akan datang. 3. Dasar analisa adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip tersendiri sehingga hasil analisa sangat tergantung pada kualitas laporan. Sedangkan kegunaan analisa laporan keuangan menurut Harahap 2002 : 195-196 dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang terdapat dari laporan keuangan biasa. 2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata explicit dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan implicit. 3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yamg diperoleh dari luar perusahaan. 5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan rating. 6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. 7. Dapat menentukan peringkat rating perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. 8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal. 9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya. 10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.

2.4. Analisis Rasio Keuangan

2.4.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Perencanaan adalah kunci kesuksesan bagi manajer keuangan. Rencana keuangan mungkin mempunyai bermacam-macam bentuk, tetapi suatu rencana yang baik harus dihubungkan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Oleh karena itu rencana tersebut harus dimulai dari analisis keuangan pada perusahaan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio yang akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan rasio perbandingan yang digunakan secara standart Munawir, 1997 : 64. Rasio keuangan merupakan alat utama dalam analisis keuangan, karena analisis ini dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan keuangan perusahaan Muslich, 2003 : 44.Rasio keuangan dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja, atau pada neraca dan laba rugi. Setiap analisis keuangan bisa saja merumuskan rasio tertentu yang dianggap mencerminkan aspek tertentu Husnan, 1998 : 560. Analisis rasio keuangan, menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba rugi satu dengan yang lainnya, dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini, analisis rasio juga memungkinkan manajer keuangan memperkirakan reaksi para kreditor dan investor dan memberikan pandangan ke dalam tentang bagaimana kira-kira dana dapat diperoleh Sawir, 2005 : 6. Penganalisis keuangan dalam mengadakan analisis keuangan pada dasarnya dapat dilakukan dengan cara perbandingan, menurut Munawir 2002 : 83, yaitu : 1. Analisis Time Series Adalah analisa rasio keuangan untuk beberapa periode sehingga akan terlihat prestasi perusahaan tersebut akan cenderung meningkat, menurun atau cenderung konstan dalam beberapa periode tersebut. 2. Analisis Cross Section Adalah analisa rasio keuangan dengan membandingkan antar informasi atau data untuk satu periode, kemudian hasilnya dibandingkan dengan rasio pembanding antara lain rasio pada perusahaan sejenis atau rasio rata-rata industri.

2.4.1.1. Keunggulan Dan Keterbatasan Analisa Rasio Keuangan

Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya. Keunggulan tersebut seperti diuraikan oleh Harahap 2002 : 298, yaitu : 1. Rasio merupakan angka-angka dan ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi. 5. Menstandarisir ukuran perusahaan. 6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. 7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Di samping keunggulan yamg dimiliki analisis rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Harahap 2002 : 298-299, antara lain : 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat digunakan untuk kepentingan pemakainya. 2. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan analisis seperti : a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subyektif. b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan cost bukan harga pasar. c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda. 3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. 4. Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam menghitung rasio. 5. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan berbeda maka perbandingan dapat menimbulkan kesalahan.

2.4.1.2. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio itu banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Apabila dilihat dari sumbernya dimana rasio itu dibuat, maka rasio-rasio dapat digolonkan menjadi enam jenis menurut Copeland dan Weston, 1999 : 225, yaitu : 1. Rasio Likuiditas, adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya bila jatuh tempo. 2. Rasio Leverage, adalah rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang. 3. Rasio Aktivitas, adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber dayanya. 4. Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang mengukur aktivitas manajemen yang diyunjukkan oleh laba yang dihasilkan oleh penjualan dan investasi perusahaan. 5. Rasio Pertumbuhan, adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memepertahankan posisi ekonominya di dalam pertumbuhan ekonomi dan industri. 6. Rasio Penilaian, adalah rasio uang mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang malampui pengeluaran biaya investasi. Sedangkan menurut Riyanto 1997 : 330 rasio dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Rasio-rasio neraca balance sheet ratios, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang bersumber atau yang berasal dari neraca. 2. Rasio-rasio laporan laba rugi income statement ratios, yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi. 3. Rasio-rasio antar laporan intern statement ratios, yaitu rasio-rasio yamg disusun dari data yang berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi.

2.5. Free Cash Flow

2.5.1. Pengertian Free Cash Flow

Jensen 1986 mendefinisikan free cash flow adalah aliran kas yang merupakan sisa dari pendanaan seluruh proyek yang menghasilkan net present value NPV positif yang didiskontokan pada tingkat biaya modal yang relevan. Free cash flow ini lah yang sering menjadi pemicu timbulnya perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan manajer. Ketika free cash flow tersedia, manajer disinyalir akan menghamburkan free cash flow tersebut sehingga terjadi inefisiensi dalam perusahaan atau akan menginvestasikan free cash flow dengan return yang kecil Smith Kim, 1994. White et al 2003 mendefinisikan free cash flow sebagai aliran kas diskresioner yang tersedia bagi perusahaan. Free cash flow adalah kas dari aktivitas operasi dikurangi capital expenditures yang dibelanjakan perusahaan untuk memenuhi kapasitas produksi saat ini. Free cash flow dapat digunakan untuk penggunaan diskresioner seperti akuisisi dan pembelanjaan modal dengan orientasi pertumbuhan growth-oriented, pembayaran hutang, dan pembayaran kepada pemegang saham baik dalam bentuk dividen. Semakin besar free cash flow yang tersedia dalam suatu perusahaan, maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia untuk pertumbuhan, pembayaran hutang, dan dividen. Ross et al 2000 mendefinisikan free cash flow sebagai kas perusahaan yang dapat didistribusi kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak digunakan untuk modal kerja working capital atau investasi pada aset tetap. Free cash flow menunjukkan gambaran bagi investor bahwa dividen yang dibagikan oleh perusahaan tidak sekedar “strategi” menyiasati pasar dengan maksud meningkatkan nilai perusahaan. Bagi perusahaan yang melakukan pengeluaran modal, free cash flow akan mencerminkan dengan jelas mengenai perusahaan manakah yang masih mempunyai kemampuan di masa depan dan yang tidak Uyara dan Tuasikal, 2003 Free cash flow dikatakan mempunyai kandungan informasi bila free cash flow memberi signal bagi pemegang saham. Dapat dikatakan pula bahwa free cash flow yang mempunyai kandungan informasi menunjukkan bahwa free cash flow mampu mempengaruhi hubungan antara rasio pembayaran dividen dan pengeluaran modal dengan earnings response coefficients Uyara dan Tuasikal, 2003.

2.6. Dividen

Dokumen yang terkait

PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2013.

0 4 13

PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2001-2007.

0 4 11

ANALISIS FREE CASH FLOW, PROFITABILITAS,LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 74

ANALISIS FREE CASH FLOW, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 80

ANALISIS FREE CASH FLOW, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 74

ANALISIS FREE CASH FLOW, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 80

ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO, ASSET STRUCTURE, PROFITABILITAS DAN FREE CASH FLOW TERHADAP REALISASI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 94

PENGARUH AGENCY COST, PROFITABILITY, DAN FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 98

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN PROFITABILITAS TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 16

ANALISIS FREE CASH FLOW, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 21