16
16
2.3. Hubungan Gagal Jantung Kongestif dengan Gagal Ginjal Kronis
Pendapat umum menyatakan bahwa perburukan fungsi ginjal pada gagal jantung oleh karena penurunan volume intravaskular dan atau penurunan cardiac
output. Keadaan ini dikenali sebagai “cardio-renal syndrome”. Terminologi ini
lazim digunakan dalam dekade terakhir namun belum ada definisi yang dapat diterima secara umum terutama bagi kalangan ahli jantung dan ahli ginjal, dari
tahun 2007 bisa membedakan istilah antara “cardiorenal syndrome” yaitu
penurunan fungsi ginjal yang terjadi pada gagal jantung sedangkan penurunan fungsi jantung akibat gagal ginjal disebut sebagai
“renocardiac syndrome”. Sebelumnya pada tahun 2004, National Heart Lung and Blood Institute
NHLBI di Amerika telah membentuk grup kerja “Cardio-Renal Connections”
yang mengajukan definisi sederhana tentang sindroma kardiorenal SKR yaitu adanya penurunan fungsi ginjal yang disebabkan oleh penurunan fungsi jantung
Fadly 2012.
2.4. Sindrom Kardio-Renal
Secara umum Sindrom Kardio-Renal didefinisikan sebagai suatu kondisi baik akut ataupun kronik dimana jantung ataupun ginjal gagal mengkompensasi
gangguan fungsinya dan berdampak pada gangguan fungsi organ lainnya ataupun akibat sekunder dari penyakit sistemik yang mengganggu keduanya sehingga
terjadi siklus lingkaran berbahaya yang menyebabkan kegagalan sistem sirkulasi. Peningkatan beban pengisian jantung berhubungan dengan meningkatnya
tekanan vena ginjal. Tekanan perfusi ginjal sebanding dengan tekanan arteri rata- rata dikurangi tekanan atrium kiri sebagai indeks tekanan vena ginjal. Peningkatan
tekanan vena sentral menunjukkan terjadinya penurunan laju filtrasi glomerulus yang selanjutnya menyebabkan retensi air dan sodium dan terjadi juga stimulasi
terhadap renin-angiotensin-aldosteron system RAAS. Oleh karena itu peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dan kanan tidak hanya
mengganggu cardiac output namun juga menyebabkan disfungsi ginjal dengan meningkatnya tekanan vena ginjal. Selain itu peningktan adenosin juga dapat
menyebabkan penurunan GFR dengan cara vasodilatasi arteriol efferent glomerulus dan vasokontriksi arteriol afferen gromerulus.
Universitas Sumatera Utara
17
17 Keadaan akut dari gagal jantung kongestif mengalami perburukan fungsi
ginjal dalam tiga hari pertama perawatan ketika pasien masih dalam keadaan hipervolemia. Diuresis yang berlebihan dan rendahnya tekanan pengisian
berpotensi untuk semakin memperburuk fungsi ginjal namun hal itu jarang terjadi. Selain proses kompensasi terhadap gagal jantung, ada juga hal lain yang
dapat menyebabkan disfungsi ginjal pada gagal jantung diantaranya penggunaan zat kontras, NSAID dan obat-obatan yang bersifat nefrotoksik
Etiologi SKR bervariasi, namun dapat dikelompokkan atas dua golongan yaitu penurunan perfusi ginjal dan penyakit ginjal intrinsik yang beberapa
diantaranya saling terkait menyebabkan SKR. Penyebab utama penurunan perfusi ginjal adalah hipovolemia, vasokontriksi diperantarai neurohormonal, hipotensi
dengan curah jantung rendah atau normal dan obat- obatan yang bersifat toksik. Sedangkan penyakit ginjal intrinsik disebabkan oleh resistensi diuretik selain oleh
hipertensi dan diabetes yang lama.
Cardio-Renal Syndrome
Universitas Sumatera Utara
18
18 Faktor resiko SKR menurut American Heart Association dibagi atas dua
kelompok, tradisional dan nontradisional. Kedua faktor ini merupakan faktor resiko pada penyakit kardiovaskular PKV dan penyakit ginjal kronik PGK
sehingga interaksi antara keduanya sangat erat. Yang termasuk faktor resiko tradisional adalah usia lanjut, pria, hipertensi, diabetes melitus, kadar LDL yang
tinggi, kadar HDL yang rendah, kebiasaan merokok, menopause, LVH dan riwayat keluarga menderita PKV. Sedangkan yang termasuk faktor resiko
nontradisional adalah mikroalbuminuria, kadar homosistein yang tinggi, anemia, gangguan metabolisme kalsium dan fosfor, perubahan kadar hormon paratiroid
dan inflamasi Fadly 2012.
Universitas Sumatera Utara
19
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian