DAMPAK BANTUAN PNPM-MP PADA KELOMPOK PENERIMA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) DI DESA WONOSARI KECAMATAN PEKALONGAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

I. PENDAHULUAN 1.1.

   Latar Belakang

  Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk dapat memperbaiki tingkat kesejahteraannya dengan berbagai kegiatan usaha sesuai dengan bakat, keahlian, serta kemampuan masing-masing. Untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya, manusia telah di hadapkan pada kenyataan adanya sumber-sumber faktor produksi yang terbatas dalam masyarakat, seperti modal, SDA, keahlian, dan sebagainya, yang merupakan input dalam usaha manusia untuk meningkatkan taraf hidupnya. Sebelum keputusan diambil, maka harus di rencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan, kemudian di perhitungkan berdasarkan pada perbandingan (ratio) antara manfaat yang diperoleh (benefit) dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan (cost) selama usaha tersebut berlangsung.

  Dalam hal memperlancar pembangunan daerah, pemerintah mengeluarkan dasar hukum untuk setiap pemerintah daerah yaitu UU No 32 tahun 2004, dan mengeluarkan hak otomomi bagi setiap pemerintah daerah untuk mengatur daerahnya sendiri dengan mandiri dan mampu melaksanakan fungsi pemerintah.

  Untuk dapat membantu dasar hukum tersebut pemerintah juga menetapkan UU No 33 Tahun 2004, tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dimana setiap pemerintah daerah diharuskan dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan potensi sumber pendapatan yang dimiliki oleh setiap masing-masing daerah semaksimal mungkin sehingga dapat menghasilkan dan memberikan kesejahteraan masyarakat di daerah otonomi sendiri.

  Salah satu tujuan penting perencanaan ekonomi adalah untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkatkan pertumbuhan tersebut berarti harus perlu meningkatkan laju pembentukan modal dengan cara meningkatkan tingkat pendapatan, tabungan, dan investasi. Tetapi peningkatan laju pembentukan modal tersebut mengalami berbagai kesulitan, diantaranya kemiskinan masyarakat itu sendiri. Tingkat tabungan yang rendah dikarenakan tingkat pendapatan yang rendah pula, akibatnya laju investasi rendah dan berpengaruh pada rendahnya modal dan produktivitas.

  Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan

  Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007. Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari persiapan, perencanaan partisipatif, pelaksanaan kegiatan, monitoring, evaluasi, pelaporan, dan sosialisasi.

  Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan subyek upaya penanggulangan kemiskinan.

  Berdasarkan UU No.24 Tahun 2000, tentang memerangi kemiskinan dilakukan dengan tiga program, yakni: 1)

  Pemenuhan secara merata kebutuhan pokok, seperti makanan, kesehatan dasar, pendidikan dasar, perumahan untuk keluaga masyarakat miskin di desa-desa. 2)

  Pengembangan suatu kultur kewirausahaan diantara kaum miskin untuk membuat mereka lebih menjadi produktif secara ekonomis dan mandiri.

  3) Pengembangan suatu sistem jaminan sosial untuk melindungi anak-anak, orang tua, dan kaum lemah secara fisik yang sangat rentan terhadap dinamika gejolak ekonomi-sosial.

  Keputusan yang diambil dalam pengeluaran dari APBN untuk pembangunan

  Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan merupakan salah satu diantara upaya untuk meningkatkan kesejahteraan. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dilakukan karena penanggulangan kemiskinan tidak dapat dilakukan sepotong-sepotong. Dimana masyarakat bukan sebagai objek, melainkan sebagai subjek pembangunan, dan juga aparat di kecamatan berpengaruh dalam proses pembangunan.

  Departemen Dalam Negeri melalui Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa melaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan dengan menggunakan pendekatan kelembagaan. Pendekatan kelembagaan menjadi pilihan karena; efisiensi pembiayaan program dapat mudah dicapai, adanya partisipasi masyarakat untuk menyeimbangkan kebutuhan dengan keterbatasan anggaran dan adanya pemihakan kaum miskin agar mereka terlibat dalam proses kegiatan.

  Dalam rangka penguatan kelembagaan, maka ada dua unsur pokok yang harus diperhatikan yaitu kegietan kolektif diantara mereka, dan peraturan yang disepakati. Kegiatan kolektif adalah agregasi kegiatan bersama berkaitan dengan wujud hak untuk memiliki tiap anggota masyarakat, berjalannya keterwakilan sebagai bagian mekanisme pemberian mandat oleh masyarakat dan menjelaskan batas kewenangan untuk mengukur manfaat dan biaya dari setiap pengambilan keputusan oleh masyarakat. peraturan yang disepakati adalah cara masyarakat untuk mampu mengurangi ketidakpastian, menjabarkan usaha keberhasilan, pedoman jalan keluar bagi masalah bersama, serta mengurangi adanya

  Keberadaan lembaga pengelola di kecamatan/antar desa diperkuat secara legal dalam bentuk Badan Kerjasama Antar Daerah sesuai dengan PP No.27 tahun 2005. Dengan ketentuan ini, UPK menjadi kuat dan jelas statusnya, terutama dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pengelola pembangunan partisipatif antar desa kebijakan ini telah tertuang dalam paduan penataan kelembagaan yang telah disosialisasikan lewat workshop pengintegrasian dalam pembanguna reguler akhir tahun 2006 serta kebijakan tambahan Petunjuk Tenis Operasional PNPM mandiri Perdesaan.

  Kelembagaan yang kuat diharapkan mampu mengelola kegiatan secara lebih efisien, sehingga di harapkan meningkatkan kualitas pelaksanaan program- program terkait. Dalam rangka Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), maka kegiatan ini diharapkan mampu menjadi bukti kesiapan kelambagaan masyarakat.

  Tujuan umum dari pelaksaan PNPM Mandiri Perdesaan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri, mempercepat penangulangan kemiskinan serta meningkatkan kemampuan kelembagaan masyarakat dan aparat desa yang ditempuh melalui pemberan modal usaha untuk mengembangkan kegiatan usaha ekonomi produtif dan membangun saran dan prasaran yang mendukung pembangunan di pedesaan.

  Sedangkan tujuan khususnya adalah meningkatkan patisipasi masyarakat dalam, a.

  Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil, dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.

  b.

  Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif, dan akuntabel.

  c.

  Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor).

  d.

  Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, dan kelompok peduli lainnya, untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.

  e.

  Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta kapasitas pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.

  f.

  Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.

  g.

  Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan tekhnologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.

  Sedangkan sasaran dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan merupakan upaya meningkatkan pendapataan masyarakat.

  Inpres Desa Tertinggal (IDT) yang dirancang untuk pemerataan pembangunan daerah serta memerangi kemiskinan.

  Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan merupakan kelanjutan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK), hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah PP No.27 tahun 2005 tentang bidang-bidang yang dapat dikerjasamakan adalah peningkatan perekonomian masyarakat desa, peningkatan pelayanan kesehatan, pendidikan, pemafaatan sumberdaya alam dan kelestarian lingkungan serta sosial budaya. Bidang-bidang ini selaras dengan kegiatan yang selama ini telah dilakukan melalui PPK atau PNPM Mandiri Perdesaan.

  Pendanaan PNPM Mandiri Perdesaan bersumber dari Angagaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(APBN).

  Pendanaan tersebut dilakukan melalui proses penyaluran dan pencairan dana. Semua proses yang terkait dengan penyaluran dan pencairan dana PNPM di tingkat kecamatan dikelola dan diadministrasikan oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK). Sedangkan kegiatan pengelolaan dan pengadministrasian didesa dilaksanakan oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK). Administrasi kegiatan dimaksut adalah administrasi kegiatan yang dimulai dari proses kegiatan, perencanaan, pemeliharaan, pengendalian kegiatan serta administrasi dan laporan keuangan.

  Pencairan danan bantuan PNPM dari pusat ke kecamatan Pekalongan sebesar Rp usulan dari desa tersebut. Sedangkan peringkatnya ditentukan melalui Musyawarah Antar Desa (MAD). Peringkat desa atas dana bantuan PNPM ditentukan berdasarakan azas manfaat yang akan timbul dalam kegiatan PNPM, yang kemudian diperkuat dengan dukungan dari desa lain.

  Sesuai dengan hasil keputusan rapat forum Musyawarah Antar Desa Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur yang diselenggarakan pada hari kamis, 03 september 2009 menetapkan bahwa, dana bantuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat tahun anggaran 2009 adalah sebagai berikut:

  6 Gondang Rejo 125.550.000,00

  3.89 Jumlah 900.000.000,00 100.00 Sumber: Kantor UPK 2009

  10 Gantiwarno 35.000.000,00

  2.22

  9 Kalibenig 20.000.000,00

  1.67

  8 Siraman 15.000.000,00

  13.84

  7 Adi Rejo 124.550.000,00

  13.95

  10.86

Tabel 1.1. Realisasi peringkat dana bantuan PNPM-MP untuk masing-masing Desa di Kecamatan Pekalongan pada tahun 2009.

  5 Tulus Rejo 97.700.000,00

  12.89

  4 Pekalongan 116.050.000,00

  10.33

  3 Jojog 92.950.000,00

  15.83

  2 Sidodadi 142.500.000,00

  14.52

  1 Wonosari 130.700.000,00

  Peringkat Desa Dana bantuan (Rp) Persentase (%)

  Pada tabel 1, menujukan bahwa peringkat pertama berada pada Desa Wonosari dengan dana bantuan sebesar Rp 130.700.000,00 atau 14.52%. Sedangkan dana bantuan yang paling besar yaitu Rp 142.500.000,00 atau 15.83% pada Desa

  Pelaksanaan Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) didesa wonosari diarahkan pada pembangunan sarana dan prasarana, dan untuk dana simpan pinjam kelompok perermpuan. Sesuai dengan hasil keputusan rapat forum Musyawarah Antar Desa Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur yang diselenggarakan pada hari kamis, 03 september 2009 menetapkan bahwa, jenis kegiatan dan dana bantuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat tahun anggaran 2009 pada Desa Wonosari adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2. Jenis kegiatan dan Pengalokasian dana PNPM pada Desa Wonosari tahun 2009.

  Kegiatan Dimensi (cm) Jumlah Pembiayaan (Rp,000)

  Jenis Nama Panjang Lebar Unit Klompok PNPM Swadaya Sarana/ Jalan 1.035.00 3.00 1 85.135 20.230 Prasarana Telford

  Gorong-

  6.00

  0.50

  2 Gorang Plat Gorong-

  6.00

  0.60

  2 Gorong Plat Simpan Simpan Pinjam Pinjam

  4 19.000 Perempuan (SPP) Operasional UPK 2% 2.614

  TPK 3% 3.921 JUMLAH 130.700 20.320

  Sumber: Data diolah berdasarkan lampiran Pelaksanaan Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dikhususkan bagi kaum perempuan yang telah mempunyai kelompok organisasi yang berdiri lebih dari satu tahun. Sedangkan pengembalian dana bantuan PNPM tersebut dengan cara mengangsur perbulan dengan beban 1,5% selama 10 bulan.

  Sedangkan dana bantuan untuk pembangunan sarana dan prasarana oleh masyarakat tidak perlu di kembalikan.

  Dana bantuan permodalan PNPM-MP di khususkan untuk kaum perempuan karena meniliki komitmen dan integritas yang lebih besar dibandingkan pria, perempuan lebih kreatif, hemat. Apabila kaum perempuan berada dalam komunitas, perempuan itu pasti lebih baik, teliti, rajin, karena memiliki komitmen dan integritas yang tinggi. (Mohmmad Yunus ;2006) Adanya dana bantuan PNPM tersebut masyarakat dapat dibina untuk meningkatkan taraf hidupnya melalui jenis usaha yang dikelola. Modal yang digunakan oleh masyarakat memang tidak sepenuhnya dari pinjaman PNPM, tetapi sebagian modal usaha masyarakat tersebut dari modal sendiri, jadi sifat sifat dari pinjaman PNPM merupakan perangsang bagi masyarakat untuk memperbesar skala usahanya.

  Klasifikasi pendapatan masyarakat yang di kemukakan pengurus PNPM kecamatan menunjukan masih banyak masyarakat peminjam dana yang belum secara maksimal mengembangkan usaha dengan dana yang di pinjam dari PNPM. dengan penyuluhan dan binaan-binaan terhadap kegiatan usaha yang dilakukakn masyarakat tersebut.

  1.2. Permasalahan

  Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini adalah Bagaimana pengaruh Bantuan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan terhadap pendapatan masyarakat penerima dana bantuan simpan pinjam perempuan tersebut di Desa Wonosari Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur.

  1.3. Tujuan

  Penulisan ini bertujuan untuk: a.

  Mengetahui pengaruh Bantuan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan terhadap pendapatan masyarakat penerima dana bantuan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di wilayah kecamatan pekalongan khususnya didesa Wonosari.

  b.

  Untuk mengetahui manfaat akan Program Nasional Pemberdayaan

  1.4. Batasan Penulisan

  Untuk mempermudah penulis dalam penulisan ini.Penulis memberi batasan pada penulisan ini yaitu adalah penelitian Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang berbentuk bantuan keuangan untuk usaha ekonomi produktif atau Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP), sedangkan untuk program pembangunan sarana dan prasarana hanya secara garis besarnya saja. Dana bantuan yang disalurkan untuk program pembangunan sarana dan prasarana sulit untuk diukur. Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung kelancaran proses kegiatan ekonomi masyarakat.

  1.5. Hipotesis

  Bardasarkan latar belakang, dan permasalahan, yang telah di uraikan sebelumnya, maka Hipotesis yang dapat di ambil adalah: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan berpengaruh terhadap kelompok perempuan yang ikut memanfaatkan dana bantuan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) PNPM-MP didesa Wonosarai Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur.

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

  Hasil analisis Deskriptif tentang kegiatan PNPM-MP di desa Wonosari Kecamatan Pekalongan Babupaten Lampung Timur khususnya pada program dana bantuan permodalan yang berupa Simpan Pinjam, diketahui bahwa program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) tersebut berdampak positif, hal ini terlihat dari tabel 4.11 yang manunjukan 100% dari 45 responden menjawab bahwa PNPM-MP berdapak positif. Serta memberikan manfaat yang cukup besar dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, manfaat yang dirasakan masyarakat tersebut antara lain: 1.

  Dana permodalan simpan pinjam dari PNPM-MP digunakan untuk mendukung usaha-usaha yang dikelola masyarakat sehingga dapat memperbesar skala usahanya, hingga menyebabkan peningkatan pendapatan masyarakat itu sendiri. Hal ini terlihat dari tabel 4.7, bahwa dengan adanya dana bantuan simpan pinjam PNPM usaha yang dilakuan masyarakat dapat lebih mudah ditingkatkan, karena adanya tambahan modal yang di peroleh masyarakat tersebut.

  2. Dana bantuan permodalan PNPM-MP selain sebagai perangsang untuk memperbesar skala usaha masyarakat , juga dapat sebagai pemicu bagi masyarakat untuk mendirikan suatu usaha sendiri. Hal ini terlihat dari tabel 4.12, bahwa program simpan pinjam PNPM-MP yang berupa dana pinjaman untuk permodalan usaha produktif usaha masyarakat berkembang dengan baik. Tabel 4.12 tersebut menunjukan bahwa 86.67% dari 45 renponden mengalami perkembangan usaha yang baik. Dan 13.33% menunjukan perkembangan yang cukup baik.

  3. Dengan adanya dana bantuan pinjaman untuk permodalan usaha produktif dari PNPM-MP dirasakan oleh masyarakat Desa Wonosari Kecamatan Pekalongan Babupaten Lampung Timur sangat bermafaat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 yang mana dengan mendapatkan dana bantuan permodalan masyarakat dapat mendirikan suatu usaha produktif untuk menambah pendapatan rumah tangga, terlihat dari 8 responden sebelum mendapat dana bantuan bekerja sebagai Buruh/karyawan hal tersebut menunjukan bahwa PNPM-MP mampu memberi rangsangan pada masyarakat untuk mendirikan suatu usaha produktif sendiri.

5.2. Saran 1.

  Bahwa program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) agar dapat terus dilakukan karena memberikan manfaat secara nyata dalam membantu peningkatan pendapatan masyarakat yang kemudian akan memberikan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

  2. Peran aktif dari petugas PNPM-MP yang ada di tingkat desa agar dapat memberi arahan serta bimbingan terhadap masyarakat penerima/pengguna dana pinjaman agar dapat membantu kelancaran dari usaha yang telah dilakukan masyarakat tersebut.

3. Pada program pembangunan sarana dan prasarana PNPM-MP agar dapat di awasi pelaksanaannya, agar dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

  

ABSTRAK

DAMPAK BANTUAN PNPM-MP PADA KELOMPOK

PENERIMA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP)

DI DESA WONOSARI KECAMATAN PEKALONGAN

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

  

Oleh

Rahmad Winarto

  Dalam meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007. Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari persiapan, perencanaan partisipatif, pelaksanaan kegiatan, monitoring, evaluasi, pelaporan, dan sosialisasi. Sehingga penanganannya dapat berkelanjutan dan sistemik serta menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan merupakan kelanjutan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK), yang sesuai dengan peraturan pemerintah PP No.27 tahun 2005 tentang bidang-bidang yang dapat dikerjasamakan adalah peningkatan perekonomian masyarakat desa, peningkatan pelayanan kesehatan, pendidikan, pemafaatan sumberdaya alam dan kelestarian lingkungan serta sosial budaya. Sedangkan sasaran dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan merupakan upaya meningkatkan pendapataan masyarakat. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan merupakan kegiatan untuk mendukung kelanjutan Inpres No.5 tahun 1993 tentang Inpres Desa Tertinggal (IDT) yang dirancang untuk pemerataan pembangunan daerah serta memerangi kemiskinan.

  Pelaksanaan Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di Desa Wonosari Kecamatan Pekalongan yaitu pembangunan sarana jalan Telford dan Bantuan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang dikhususkan bagi kaum perempuan yang telah mempunyai kelompok organisasi yang berdiri lebih dari satu tahun. Sedangkan pengembalian dana bantuan PNPM tersebut dengan cara mengangsur perbulan dengan beban 1,5% selama 10 bulan. Sedangkan dana bantuan untuk pembangunan sarana dan prasarana oleh masyarakat tidak perlu di kembalikan. pinjam perempuan tersebut di Desa Wonosari kecamatan Pekalongan kabupaten Lampung Timur. Dalam penulisan ini jumlah responden adalah 45 orang. Penelitian ini tergolong pada penelitian deskriptif, yaitu dengan menggambarkan suatu keadaan, atau subjek dan objek penelitian, menguraikan data berdasarkan fakta-fakta yang ada berdasarkan jawaban responden. Berdasarkan hasil pembahasan. Dana bantuan simpan pinjam kelompok perempuan PNPM Di Desa Wanosari Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur diberikan kepada 45 orang yang sebagian besar bergerak pada sektor perdagangan dan pertanian. terbuktinya pemberian dana bantuan simpan pinjam kelompok perempuan PNPM-MP mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, hal ini dapat dilihat dari table 4.12, terdapat bahwa masyarakat yang mmpu mengembangakan usahanya dengan “Baik” setelah mendapat dana bantuan permodalan dari PNPM-MP sebanyak 39 orang atau sebesar 86.67%. Dana bantuan permodalan PNPM-MP selain sebagai perangsang untuk memperbesar skala usaha masyarakat , juga dapat sebagai pemicu bagi masyarakat untuk mendirikan suatu usaha sendiri. Hal ini terlihat dari tabel 4.1.

  

ABSTRACT

PNPM-MP HELP IMPACT ON WOMEN'S GROUP RECIPIENT

SAVINGS AND LOANS (SPP) WONOSARI VILLAGE IN ITS SUB

PEKALONGAN EAST DISTRICT

  

By

Rahmad Winarto

  In increasing the effectiveness of poverty reduction and employment creation, the government launched the National Program for Community Empowerment (PNPM) starting in 2007. Through the PNPM Mandiri redefined poverty reduction mechanism involving the community, ranging from the preparation, participatory planning, implementation activities, monitoring, evaluation, reporting, and socialization. So that the handle can be sustainable and systemic and comprehensive in poverty reduction. National Program for Community Empowerment (PNPM) is a continuation of the Rural District Development Program (KDP), which is in accordance with government regulation PP No.27 of 2005 on fields that can be cooperated is to increase rural economy, improving health services, education, exploit natural resources and environmental sustainability and socio-cultural.

  While the objectives of the National Community Empowerment Program (PNPM) income Rural an effort to improve society. National Program for Community Empowerment (PNPM) Rural is the continuation of activities to support the Presidential Directive Presidential Directive No. 5 / 1993 on Disadvantaged Villages (IDT) which is designed for even distribution of local development and fight poverty.

  Implementation of the National Community Empowerment Program (PNPM) Wonosari Village Countryside in Pekalongan District, of building roads Telford and Savings and Loans Women's Aid (SPP), which is devoted to women who already have a group of organizations that stand for more than one year. While PNPM aid refund in the manner in installments with the burden of 1.5% per month for 10 months. While funding for infrastructure development by the

  Problems in this paper is How the influence of Savings and Loans Women's Group (SPP) National Community Empowerment Program (PNPM) to Rural communities assistance fund savings and loan recipients are women in the village of Wonosari kecamatan Pekalongan Timur Lampung district. In this study, the number of respondents is 45 persons. This research pertained to the descriptive study, by describing a situation, or subject and object of research, describes the data based on existing facts based on respondents' answers.

  Based on the results of the discussion. Savings and loan assistance fund women's groups Wanosari PNPM At Village East Lampung regency of Pekalongan District granted to 45 people who are mostly engaged in trade and agriculture sectors. Proven savings and loan grants PNPM-MP women's groups to increase public revenues, this can be seen from table 4.12, there is that the people who capable development business with the "Good" after receiving capital grants from the PNPM-MP as many as 39 people or a total of 86.67 %. Capital grants in addition to the PNPM-MP as a stimulus to enlarge the business scale of society, can also be a trigger for the community to establish an own business. This can be seen from table 4.1.

Dokumen yang terkait

Efektivitas Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tigalingga Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi

8 81 118

Fungsi Lembaga Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Meningkatkan Ekonomi Rumah Tangga di Nagari Tanjuang Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar

1 65 117

Studi Komparatif Peran Koperasi Simpan Pinjam Bina Bersama dan BMT Insani Dalam Pengembangan UMK di Kota Padangsidimpuan

1 49 107

Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam BMT Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah Di Kota Padangsidimpuan.

9 105 81

Pengaruh Program Simpan Pinjam Perempuan Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga ( Studi Kasus Pada PNPM-MP Kelompok SPP ) Di Desa Sinonoan Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal

2 61 114

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Pada Koperasi Menurut PP No.9 Tahun 1995 (Studi Pada Koperasi Pegawai Negeri Guru SD Kec, Binjai Barat Di Kota Binjai)

0 30 154

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

2 64 128

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

5 58 146

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Dalam Meningkatkan Status Ekonomi Keluarga Miskin

4 69 162

PERAN PEREMPUAN DALAM PNPM MELALUI SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) DI KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA.

0 19 50