kelembagaan kemitraan diatur berdasarkan KEP-236MBU2003 yang merupakan peraturan yang keluar dikarenakan peraturan sebelumnya belum dapat memenuhi
harapan pelaku UKM.
2.2.6 Pemberdayaan UKM
Tujuan utama dari pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat khususnya kelompok lemah yang berada dalam ketidakberdayaan.
Sebagai tujuan dari pemberdayaan UKM adalah untuk memperkuat usaha UKM agar menjadi tangguh dan mandiri, sehingga dapat menghadapi perdagangan bebas yang
bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian Indonesia.
2.3 Teori Kemitraan
Kemitraan adalah kerjasama antara dua orang atau lebih, yang bersama-sama memiliki perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba. Dalam kemitraan, mitra
pemilik berbagi harta, kewajiban, dan laba sesuai dengan kesepakatan kemitraan yang telah ditetapkan sebelumnya. Teori tentang pentingnya kemitraan organisasi
partnership organization dikemukakan oleh Riane Eisler dan Alfonso Montuori 1998.17 Dikatakan lebih lanjut, bahwa strategi kemitraan organisasi merupakan
bagian dari pendekatan sistem, yang telahmempertimbangkan adanya pengaruh lingkungan organisasi dalam pertumbuhan organisasi. Dalam perkembangannya,
suatu organisasi untuk tetap tumbuh dan berkembang, harus memperhitungkan adanya kompleksitas lingkungan. Dimana dalam hal ini organisasi yang dominan
dominanator template justru akan ditinggalkan, karena lingkungan menuntut adanya kemitraan organisasi. Pada masa sekarang pola baru, untuk mengelola konflik yang
muncul dalam organisasi lebih diutamakan menggunakan pendekatan sistem
Universitas Sumatera Utara
kemitraan daripada pendekatan dominan. Model kemitraan dalam organisasi membutuhkan persyaratan sebagai berikut :
1. Adanya struktur organisasi yang sederhana flat dan sedikit hirarki. 2. Merubah peranan manager, dari “the cop” menjadi peran fasilitator dan suportif.
3. Merubah pengertian “power”, dari “power over” menjadi “power towith”. 4. Adanya teamwork
5. Adanya keanekaragaman produk diversity product 6. Adanya kesamaan gender gender-balance
7. Adanya kreativitas dan jiwa kewiraswastaan creativity and entrepreneurship Bentuk perusahaan kecil yang dapat dengan mudah didirikan ialah usaha
bersama atau partnership. Perusahaan ini dikelola oleh dua orang atau lebih dengan tujuan mendapatkan laba. Dalam partnership pelaku bisnis tidak lagi terlibat seorang
diri dalam menjalankan perusahaan. Ada orang lain yang membantu dalam pengelolaan dan pengoperasian perusahaan yang memiliki kecakapan di bidang
tertentu dalam mengoperasikan perusahaan. Machfoedz 200418 mengemukakan tentang faktor positif dan negatif dari usaha bersama, yaitu :
1. Faktor Positif Mudah Didirikan Mendirikan usaha patungan diperlukan adanya partner yang
sependapat dalam mewujudkan bentuk usaha yang disetujui bersama kemudian dinyatakan dalam perjanjian tertulis untuk dijadikan dasar pembagian kewajiban dan
hak masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
-Ketersediaan Modal , Karena partnership merupakan usaha patungan yang didirikan secara bersama-sama oleh para pengelolanya, usaha ini lebih mudah dalam
mendapatkan modal. Kemampuan finansial partner juga mendukung peningkatan kemampuan untuk mendapatkan biaya yang lebih besar.
-Keanekaragaman Kecakapan dan Keahlian , Usaha patungan yang ideal sekaligus membawa orang-orang yang mempunyai latar belakang berbeda sehingga saling
melengkapi antara yang satu dengan yang lain. Perpaduan kecakapan dan keahlian untuk menentukan tujuan, mengelola pengaturan perusahaan, dan memecahkan
persoalan dapat membantu keberhasilan usaha.Keluwesan Para partner usaha aktif dalam mengelola perusahaan sehingga bentuk perusahaan ini dapat dengan cepat
mengantisipasi perubahan lingkungan usaha. 2. Faktor Negatif
-Ketidakterbatasan Kewajiban , Setiap usaha patungan mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas atas utang perusahaan. Sebenarnya, partner yang manapun dapat
melaksanakan kewajiban seorang diri atas utang semua partner dan keputusan hukum, tanpa memandang siapapun di antara mereka yang menjadi penyebab. Seperti halnya
pada usaha mandiri, kegagalan perusahaan dapat disebabkan oleh kerugian atas aset pribadi partner secara umum.
-Berpotensi terjadi Konflik antar Partner , Setiap partner merupakan wakil perusahaan dalam usaha patungan. Dengan demikian seorang partner dapat melakukan suatu
tindakan untuk perusahaan. Pertanggung jawaban bersama ini dapat menjadi kendala hubungan di antara para partner yang jika tidak teratasi dapat menjadi penyebab
berakhirnya kerjasama.
Universitas Sumatera Utara
-Pembagian Laba , Mereka yang terlibat dalam usaha patungan harus membagi laba, meskipun dengan jumlah pembagian yang tidak sama. Pengambilan keputusan
pembagian keuntungan secara adil dapat menjadi permasalahan apabila jumlah kontribusi mereka bervariasi dalam volumenya sehingga pembagiannya menjadi lebih
sulit. Sebaliknya, faktor pembagian laba dapat termasuk faktor positif, jika setiap partner memberikan kontribusi modal berupa waktu, kecakapan, keahlian, dan
finansial dalam volume yang sama sehingga formula pembagian keuntungan akan lebih mudah. Kemitraan yang positif dibangun dari adanya saling percaya trust
untuk bekerjasama. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Phil Harkins 19 bahwa Kemitraan dibangun berdasarkan hubungan kerjasama, dan kerjasama dibangun
berdasarkan rasa saling percaya di antara pihak-pihak yang bermitra Kepercayaan trust adalah fungsi dari komunikasi Jadi kemitraan yang gagal adalah karena
rusaknya kepercayaan.
2.4 Penelitian terdahulu