Analisis Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan Ukm Binaan Ptpn III Medan
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN TERHADAP PERKEMBANGAN UKM BINAAN PTPN III MEDAN
SKRIPSI OLEH
Nindita Prajwalita 110501132
PROGRAM STUDI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
PERSETUJUAN
Nama : Nindita Prajwalita
NIM : 110501132
Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Perencanaan
JudulSkripsi : Analisis Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan UKM Binaan PTPN III Medan
Tanggal Pembimbing,
NIP. 19530412 198103 1 006 Drs. Hasan Basri Tarmizi, SU
Penguji I, Penguji II,
Drs. Rujiman, MA.
NIP. 195104211982031002 NIP. 198011102008122003 Inggrita Gusti Sari NST, SE, MSI
(3)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
Nama : Nindita Prajwalita
PERSETUJUAN PENCETAKAN
NIM : 110501132
Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Perencanaan
JudulSkripsi : Analisis Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan UKM Binaan PTPN III MedanA
Tanggal Ketua Program Studi
NIP. 19710503 200312 1 003
Irsyad Lubis, S.E., M.Soc.Sc., Ph.D
Tanggal Ketua Departemen
Wahyu Ario Pratomo, S.E., M.Ec NIP. 19730408 199802 1 001
(4)
ABSTRAK Nama : Nindita Prajwalita
NIM : 110501132
Jurusan : Ekonomi Pembangunan
Pembimbing : Dr. Hasan Basri Tarmizi, SU
Skripsi ini berjudul “Analisis Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan UKM Binaan PTPN III Medan” tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (a) untuk mengetahuai pelaksanaan program kemitraan PTPN III Medan didalam penyaluran kreditnya kedapa UKM. (b) menganalisis pengaruh pelaksanaan program kemitraan terhadap pendapatan UKM mitra binaan PTPN III Medan. (c) menganalisis pengaruh pelaksanaan program kemitraan terhadap penyerapan tenaga kerja oleh UKM mitra binaan PTPN III Medan
Dari kegiatan pengumpulan data, penulis menggunakan data sekunder yang berasal dari PTPN III Medan, juga menggunakan populasi dan sampel yang berasal dari para UKM mitra binaan PTPN III Medan yaitu sebanyak 29 sampel.
Penulis menganalisis dan mengevaluasi yang hasilnya bahwa terdapat perbedaan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja sebelum dan sesudah menjadi mitra binaan PTPN III Medan yaitu terjadi peningkatan terhadap pendapatan dan penyerapan tenaga kerja dari para UKM.
(5)
ABSTRACT Nama : Nindita Prajwalita
NIM : 110501132
Jurusan : Ekonomi Pembangunan
Pembimbing : Dr. Hasan Basri Tarmizi, SU
This skripsi titled "Analysis of the execution of the UKM Development Partnership Program Against Patronage PTPN III Medan" the purpose of this study was to: (a) to investigate the implementation of the partnership program PTPN III Medan in lending to UKM. (b) analyze the effect of the implementation of the partnership program for UKM income trained partners PTPN III Medan. (c) analyze the effect of the implementation of the partnership program on employment by the partners UKM PTPN III Medan.
in data collection, the author uses secondary data coming from PTPN III Medan, also uses the population and the sample coming from the SME trained partners PTPN III Medan as many as 29 samples.
Writer analyze and evaluate which results in that there are differences in income and employment before and after becoming trained partners PTPN III Medan is an increase of the income and employment of the UKM.
(6)
KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirrahim,
Segala puji dan syukur kehadiran Allah SWT karena dengan berkat dan
rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini dengan sebaik
mungkin.Skripsi ini berjudul “Analisis Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan UKM Binaan PTPN III Medan”. Dalam tulisan ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak baik berupa dorongan
semangat dan sumbangan pikiran.
Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga
kepada kedua orang tua peneliti, Bapak Andi Supriadi S.T dan Ibu Saini Herawati.
Terima kasih buat doa, kasih sayang, nasehat, kerja keras, semangat yang diberi.
Peneliti juga telah memperoleh banyak masukan, bimbingan, nasehat,
motivasi dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr.Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, S.E., M.Ec. selaku Ketua Departemen dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si. selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Irsyad Lubis, S.E.,M.Soc.Sc.,Ph.D selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan dan Bapak Paidi Hidayat, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
(7)
4. Bapak Dr. Hasan Basri Tarmizi, SU selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan masukan, saran, dan bimbingan yang baik kepada penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.
5. Bapa selaku dosen wali dan dosen pembanding yang
telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan berlangsung ataupun selama proses skripsi ini berjalan.
6. Ibu Ingrrita Gusti Sari NST, SE, MSI selaku dosen wali dan dosen pembanding yang telah memberikan saran yang sangat bermanfaat bagi penulis.
7. Bapak/Ibu Staf Pengajar Di Fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah berjasa memberikan ilmu, nasehat serta arahan
kepada peneliti selama peneliti menimba ilmu di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis.
8. Staf Pegawai Administrasi yang ada di Departemen Ilmu Administrasi ekonomi dan bisnis yang telah banyak membantu segala urusan
administrasi sejak awal peneliti memulai studi hingga saat ini.
9. Untuk sahabat-sahabat tercinta terkhusus buat Silvia Atika, Yulida Mahfiza, Cory Brs Pandia terima kasih selama ini sudah memberikan kesan terbaik dari awal masuk kuliah sampai saat ini.
10. Terima kasih untuk kekasih tercinta Syandri Maulana Siregar S.AB yang selama proses mengerjakan skripsi sudah banyak membantu penulis
dalam memberikan semangat, masukan, saran terima kasih sayang.
11. Untuk teman-teman satu angkatan Ekonomi Pembangunan 2011 terima kasih banyak
(8)
12. Seluruh teman-teman serta pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang sifatnya sangat membangun sehingga penulis dapat
memperbaiki kesalahan di lain kesempatan. Semoga kiranya skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua
Medan, februari 2015
(9)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR……… .... iii
DAFTAR ISI ……… iii
DAFTAR TABEL………. iv
DAFTAR GAMBAR ……….. v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Program Kemitraan ... 6
2.1.1 Latar Belakang ... 6
2.1.2 Pengertian Usaha Kecil Dan Menengah ... 7
2.1.3 Pengertian BUMN,Program Kemitraan,BUMN Pembina10 2.1.4 Pelaksanaan Program Kemitraan Berdasarkan Kepmen Bumn No.236/MBU/2003 dan SE Kementrian BUMN No.SE.433/MBU/2003… 10 2.2 Bentuk Program Kemitraan……… 11
2.2.1 Posisi UKM……….. 15
2.2.2 Kekuatan,Kelemahan,Peluang,Tantangan Pengembangan, Serta Permasalahan yang dihadapi UKM Industri dan Perdagangan……… ... 16
2.2.3 Peran UKM dalam Penyerapan Tenaga Kerja………. 17
2.2.4 Kontribusi UKM dalam Penyrapan Tenaga Kerja….. 19
2.2.5 Progran Kemitraan Sebagai Wadah PengembanganUKM23 2.2.6 Pemberdayaan UKM………. 26
2.3 Teori Kemitraan……….. 26
2.4 Penelitian Terdahulu……….. 29
2.5 Hipotesis……… 32
2.6 Kerangka Konseptual……… 32
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian……… 33
3.2 Jenis dan Sumber Data……… 33
3.2.1 Data Primer……….. ... 33
3.2.2 Data Sekunder……….. 34
3.3 Populasi dan Sampel……….. 34
3.3.1 Populasi……… 34
3.3.2 Sampel………. 34
3.4 Teknik Pengumpulan Data……… 36
3.5 Metode Analisis……… .... 36
3.6 Batasan Operasional……….. 39
(10)
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian……… . 41
4.1.1 Sejarah singkat berdirinya PT.Perkebunan Nusantara III Medan……….. 41
4.1.2 Visi dan Misi Perusshaan………. 42
4.1.3 Paradigma Baru……… 43
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan……….. 45
4.1.5 Uraian Tugas PT.Perkebunan Nusantara III………… 46
4.1.6 Pelaksanaan Program Kemitraan oleh PTPN III Medan 64 4.2 Analisis dan Evaluasi………. 81
4.2.1 Uji T-tes untuk pendapatan dari para UKM mitra binaan PTPN III Medan……… .... 82
4.2.2Uji T-tes untuk tenaga kerja yang terserap dai para UKM mitra binaan PTPN III Medan………. ... 87
BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan ... 92
5.2 saran……… 92
DAFTAR PUSTAKA………. 94
DAFTAR TABEL No.Tabel Judul Halaman 2.1 Pengelompokkan Kegiatan Usaha Ditinjau dari Jumlah Pekerja 7 2.2 Batasan Pengertian Usaha Kecil Menurut Beberapa Instansi 7 2.3 Jumlah Pinjaman dan Tingkat Bunganya………. 11
4.1 Jumlah Penyaluran Kredit, perkmebnagan mitra binaa serta jumlah tenaga kerja yang terserap ……… 78
4.2 Data Mitra binaan PTPN II Medan beserta jenis usahanya(2010- 2014) ………. 79
4.3 Hasil uji Normalitas ……… 83
4.4 Data hasil dari pendapatan ukm sebelum dan sesudah menjadi Mitra binaan PTPN III Mdan………. 84
4.5 Hasil Uji T-tes untuk pendapatan……… .... 85
4.6 Hasil Korelasi pendapatan………. 85
4.7 Hasil Uji Normalitas untuk Tenaga Kerja……… 86
4.8 Data hasil dari tenaga kerja ukm sebelum dan sesudah menjadi Mitra binaan PTPN III Medan………. 87
4.9 Hasil Uji T-tes untuk Tenaga Kerja ... .... 92
4.10 Hasil Paired Diferent ……… ... 90
4.11 Hasil Korelasi Tenaga Kerja ……….. 90
4.12 Hasil Paired Sample T test……….. 91
DAFTAR GAMBAR
(11)
2.1 Peningkatan Produktivitas Pekerja di Perusahaan ... 18
2.2 Kerangka Konseptual……… 25
4.1 Struktur Organisasi Perusahaan PTPN III Medan ... 45
(12)
ABSTRAK Nama : Nindita Prajwalita
NIM : 110501132
Jurusan : Ekonomi Pembangunan
Pembimbing : Dr. Hasan Basri Tarmizi, SU
Skripsi ini berjudul “Analisis Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap Perkembangan UKM Binaan PTPN III Medan” tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (a) untuk mengetahuai pelaksanaan program kemitraan PTPN III Medan didalam penyaluran kreditnya kedapa UKM. (b) menganalisis pengaruh pelaksanaan program kemitraan terhadap pendapatan UKM mitra binaan PTPN III Medan. (c) menganalisis pengaruh pelaksanaan program kemitraan terhadap penyerapan tenaga kerja oleh UKM mitra binaan PTPN III Medan
Dari kegiatan pengumpulan data, penulis menggunakan data sekunder yang berasal dari PTPN III Medan, juga menggunakan populasi dan sampel yang berasal dari para UKM mitra binaan PTPN III Medan yaitu sebanyak 29 sampel.
Penulis menganalisis dan mengevaluasi yang hasilnya bahwa terdapat perbedaan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja sebelum dan sesudah menjadi mitra binaan PTPN III Medan yaitu terjadi peningkatan terhadap pendapatan dan penyerapan tenaga kerja dari para UKM.
(13)
ABSTRACT Nama : Nindita Prajwalita
NIM : 110501132
Jurusan : Ekonomi Pembangunan
Pembimbing : Dr. Hasan Basri Tarmizi, SU
This skripsi titled "Analysis of the execution of the UKM Development Partnership Program Against Patronage PTPN III Medan" the purpose of this study was to: (a) to investigate the implementation of the partnership program PTPN III Medan in lending to UKM. (b) analyze the effect of the implementation of the partnership program for UKM income trained partners PTPN III Medan. (c) analyze the effect of the implementation of the partnership program on employment by the partners UKM PTPN III Medan.
in data collection, the author uses secondary data coming from PTPN III Medan, also uses the population and the sample coming from the SME trained partners PTPN III Medan as many as 29 samples.
Writer analyze and evaluate which results in that there are differences in income and employment before and after becoming trained partners PTPN III Medan is an increase of the income and employment of the UKM.
(14)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Usaha kecil menengah mempunyai peranan yang sangat penting dalam
ekonomi indonesia, karena menyediakan berjuta lapangan pekerjaan dan menjadi
tulang punggung industri pengelolahan. Memberi kepada UKM dalam menjalankan
usaha akan mendukung pemulihan ekonomi indonesia, menciptakan lapangan
pekerjaan dan menyumbang pada upaya menaggulangi kemiskinan. Begitu
potensialnya industri kecil dan menengah dalam menyelamatkan perekonomian
nasional sehingga pemerintah telah memberikan perhatian besar bagi
pengembangannya.
Sesuai defenisi pembangunan oleh Todaro bahwa pembangunan dapat juga
diartikan sebagai suatu proses multimedimensial yang mencakup berbagai perubahan
mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat, dan institusi nasional, disamping
tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan serta
pengentasan kemiskinan (Todaro : 2004 : 19), maka usaha kecil dan menengah
(UKM) merupakan solusi yang terbaik dikarenakan dapat menciptakan kesempatan
kerja yang pada akhirnya dapat mengatasi masalah pengangguran. Dilihat dari jumlah
unit usahanya yang sangat banyak di semua sektor ekonomi di indonesia, terdapat
kontribusi yang besar terhadap penciptaan kesempatan kerja. Termasuk pula sektor
usaha kecil dan menegah yang dapat menciptakan kesempatan kerja. Dimana pada
umumnya perusahan-perusahaan besar membutuhkan pekerja dengan pendidikan
(15)
di indonesia tergolong rendah. Sehingga arus jumlah penduduk yang memiliki tingkat
pendidikan formal rendah, tetapi membutukan pekerjaan dapat ditampung untuk
bekerja pada sektor usaha kecil dan menengah.
Selain itu, sektor usaha ini mempunyai peluang yang besar, dikarenakan
selalu ada pasar bagi produksi barang dan jasa mereka mengingat sektor usaha kecil
meengah dan koperasi ini merupakan penghasil barang dan jasa khususnya bagi
masyarakat golongan menengah kebawah dengan daya beli yang rendah. Kelebihan
lain adalah, sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) mampu bertahan disaat krisis
disebabkan modal usahanya adalah dari modal sendiri bukan pinjaman, akan tetapi
kelebihan tersebut jugalah yang merupakan kelemahan dari sektor usaha ini untuk
berkembang dikarenakan modal sendiri yang umumnya terbatas bahkan kurang
sehingga sektor ini selalu terjebak dalam lingkaran setan dan sulit untuk berkembang.
Belum lagi masalah manajemen dan pendidikan, lemahnya pemanfaatan informasi
dan teknologi, kurang mampu dalam pembentukan organisasi, dan lemah dalam
pembentukan jaringan usaha, serta akses pasar yang minim merupakan faktor-faktor
penghambat dalam keberhasilan usaha kecil menengah ini.
Meskipun pemerintah telah menunjukkan itikad baiknya dengan
mengeluarkan sejumlah keputusan maupun peraturan dan undang-undang, akan tetapi
hal ini dirasakan belum memenuhi harapan pengusaha kecil menengah dan koperasi
dimana masih dijumpai keterbatasan akses usaha kecil menengah dan koperasi
terhadap sumber modal untuk pengembangan usahanya. Dalam hal ini BUMN
ditunjuk sebagai pelaksana program kemitraan dikarenakan seluruh atau sebagian
(16)
satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian nasional disamping koperasi dan
usaha swasta. Disamping itu juga BUMN merupakan penghasil barang dan jasa untuk
kemakmuran kemasyarakat dan memiliki peran yang strategis dalam membantu
pembinaan dan pengembangan usaha swasta dan koperasi yang berskala kecil.
PKBL memiliki 2 (dua) program, pertama adalah program kemitraan PKBL
dengan usaha kecil dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil
dengan tujuan untuk meingkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan
mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Kedua adalah program
bina lingungan yaitu program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN
melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Jumlah penyisihan laba untuk
pendanaan program maksimal sebesar 2% (dua persen) dari laba bersih untuk
program kemitraan dan maksimal 2% (duapersen) dari laba bersih untuk program
bina lingkungan.
Sedangkan menurut Asisten Deputi Pembinaan Kemitraan dan Bina
Lingkungan, Kementrian BUMN (2010), sebenarnya peran PKBL BUMN cakupan
yang lebih luas dibanding praktek CSR yang dilakukan oleh perusahaan swasta
karena PKBL - BUMN juga diharapkan untuk mampu mewujudkan 3 pilar utama
pembangunan (triple track), yaitu (1) pengurangan jumlah pengangguran ( job) (2)
pengurangan jumlah penduduk miskin (pro-poor) dan (3) peningkatan pertumbuhan
ekonomi (pro-growth).
Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan bagian dari dunia usaha yang
memegang peranan yang penting dalam meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan
(17)
perekonomian indonesia menempati posisi yang kurang menguntungkan dalam sektor
pereonomian berkenaan dengan masalah pendanaan dari UKM tersebut. Tidak
cukupnya dana yang tersedia membuat UKM kesulitan untuk mengembangkan
usahanya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan program kemitraan
terhadap perkembangan UKM binaan PTPN III Medan. Melihat pentingnya
pelaksanaan program kemitraan terhadap perkembangan Usaha Kecil dan Menengah
oleh PTPN III Medan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk membuat skripsi dengan judul “Analisis Pelaksanaan Program Kemitraan Terhadap
Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Binaan PT. Perkebunan
Nusantara III Medan”.
1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, maka penulis mencoba
merumuskn masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan pendapatan para UKM sebelum dan sesudah menjadi
mitra binaan PTPN III Medan.
2. Apakah ada perbedaan jumlah tenaga kerja yang diserap oleh UKM sebelum
dan sesudah menjadi mitra binaan PTPN III Medan.
1.3 Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan jumlah pendapatan UKM sebelum dan sesudah
(18)
2. Untuk mengetahui perbedaan jumlah tenaga kerja yang diserap UKM sebelum
dan sesudah menjadi mitra binaan PTPN III Medan.
.1.4 Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain adalah :
1. Sebagai bahan masukan bagi PTPN III Medan dalam rangka pengambilan
keputusan khususnya dalam pengembangan Usaha Kecil dan Menengah mitra
binan PTPN III Medan.
2. Sebagai bahan studi dan tambahan literaur bagi mahasiswa/mahasiswi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya bagi mahasiswa
Departemen Ekonomi Pembangunan.
3. Sebagai bahan studi, tambahan literatur dan informasi bagi pembaca dan
(19)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian Program Kemitraan
2.1.1 Latar belakang
Tahun 1989 digulirankan pertama kali melalui SK menkeu selaku pemegang
saham BUMN No.1232/KMK/1989 tgl 14 oktober 1989 tentang : Pengembangan
golongan ekonomi lemah dan Koperasi (PEGELKOP). kemudian direvisi tahun 1994
mengalami perubahan dan penyesuaian melalui: SK Menkeu No.
316/KMK/061/1994 tentang : Pembinaan usaha kecil dan Koperasi (PUKK). Tahun
2003 PUKK berubah menjadi: PKBL (Program kemitraan dan Bina lingkungan) yang
diatur melalui : SK Menteri BUMN No. KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 juni 2003
tentang : Program kemitraan badan usaha milik negara dengan usaha kecil. Petunjuk
pelaksanaannya diatur melalui : SE Menteri BUMN No. SE. 433/MBU/2003 tanggal
16 september 2003 tentang : Petunjuk pelaksanaan program kemitraan badan usaha
milik negara dengan usaha kecil.
Program Kemitraan yang dilaksanakan BUMN terhadap Usaha Kecil dan
Menengah, adalah suatu bentuk tanggung jawab dari Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) kepada masyarakat. Pada Peraturan Menteri Negara BUMN No.
PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program
(20)
2.1.2 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah
Ada beberapa pengertian mengenai Usaha Kecil dan Menengah yang dapat
didefinisikan sebagai berikut :
1. Menurut Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Pengusaha kecil atau Usaha Kecil (termasuk usaha mikro) sebagai suatu badan usaha
milik Warga Negara Indonesia, baik perorangan maupun berbadan hukum yang
memiliki kekayaan bersih tidak termasuk tanah dan bangunan sebanyak-banyaknya
Rp 200 juta.
2. Biro Pusat Statistik mendefinisikan skala usaha kecil dan menengah
berdasarkan jumlah tenaga kerja Dimana Industri kecil (IK) adalah Perusahaan /
usaha industri pengolahan (baik yang berbadan hukum ataupun tidak) yang
mempunyai pekerja 5-19 orang termasuk pemilik usaha / pengusaha, dan industri
yang mempunyai pekerja antara 1-4 orang. Sedangkan usaha menengah merupakan
usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.
3. Menurut Komisi Untuk Perkembangan Ekonomi (Committee For
Economic Development) – CED
Mengemukakan usaha kecil sebagai berikut :
1. Manajemen berdiri sendiri, manajer adalah pemilik
2. Modal disediakan oleh pemilik atau sekelompok kecil
3. Daerah operasi bersifat lokal
(21)
Selain itu ada dua konsep yang dipergunakan untuk menjelaskan defenisi usaha kecil
dan menengah yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokkan
perusahaan ditinjau dari segi kekyaan perusahaan.
\Defenisi UKM dari segi kekayaan perusahaan adalah:
• Menurut UU No. 10 tahun 1999 yang dimaksud dengan usaha kecil dan menengah adalah usaha yang mempunyai kekyaan bersi lebih besar dari Rp.
200 juta sampai dengan maksimum Rp. 10 Milyar.
• Berdasarkan SK menteri Deperindag No. 589 tahun 1999 usaha kecil dan menengah adalah usaha yang mempunyai nilai investasi seluruhnya sampai
dengan Rp 1 milyar tidak termasuk tanah dan bangunan.
• Bank Indonesia menentukan batas tertinggi dari investasi, diluar tanah dan bangunan sebesar Rp 600 juta bagi pengetian industri kecil.
Sedangkan defenisi UKM dari segi tenaga kerja adalah:
• Menurut BPS Indonesia kriteria usaha kecil adalah jika karyawannya 5-19 orang jika kurang dari 5 karyawan digolongkan dalam usaha rumah tangga
dan usaha menengah terdiri atas 20-29 karyawan.
• Anderson (1987) mengemukakan defenisi pengelompokkan kegiatan usaha ditinjau dari jumlah pekerja sebagai berikut :
(22)
Tabel 2.1
Pengelompokkan Kegiatan Usaha Ditinjau dari Jumlah Pekerja
Usaha -Kecil I- Kecil II
-Kecil II- Kecil III
1 – 9 Pekerja 10 – 19 Pekerja Usaha Menengah Besar - kecil
Kecil - menengah Menengah – menengah Besar menengah
100 - 199 pekerja 201 – 499 pekerja 500 – 999 pekerja 1000 – 1999 pekerja
Usaha besar > 2000 pekerja
Sumber : Anderson, Tommy D (1997, profit in small firms, scholl of eceonomics University of gothenberg, sweden.
Harmein Nst, Baren Ratur Sembiring, Bahri Sayono, Suadi, Rini, Pengembangan
Kewirauahaan, 1997, mengungkapkan bahwa batasan perusahaan kecil menurut
beberapa I nstansi antara lain:
Tabel 2.2
Batasan Pengertian Usaha Kecil Menurut Beberapa Instansi
Instansi Batasan Pengusaha Kecil Keterangan
Dep. Perindustrian Asset Rp. 600 juta Diluar tanah dan bangunan Dep. Keuangan Asset Rp. 300 juta
Dep. Perdagangan Asset Rp. 25 juta Bank Indonesia Asset Rp. 600 juta Badan Pusat Statistik Pengusaha Informal
Pengusaha Kecil
TK 1 s/d 4 orang TK 5 s/d 9 orang
Depkop & PPK Asset < Rp. 200 juta
Sumber : Harmen Nst, Baren Ratur Sembiring, Bahri Sayono, Suadi, Rini, pengembangan kewirausahawan, 1997.
(23)
2.1.3 Pengertian BUMN, Program Kemitraan, BUMN Pembina
a. Badan Usaha Milik Negara adalah Perusahaan Perseroan (PERSERO) yang segala
kegiatannya bertujuan untuk memperoleh laba yang maksimum.
b. Program Kemitraan, yaitu : Program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil
agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba
BUMN.”Program Kemitraan ini bertujuan meningkatkan kemampuan usaha kecil
agar menjadi tangguh dan mandiri melalui dukungan terhadap modal, serta pelatihan
Sumber Daya Manusia yang profesional dan terampil agar dapat mendukung
pemasaran dan kelanjutan usaha di masa depan.
c. Unit Program Kemitraan
Berdasarkan pasal 1 KEP-236/MBU/2003 poin 6 yang dimaksudkan dengan unit
program kemitraan adalah unit organisasi khusus yang mengelola program kemitraan
yang merupakan bagian dari organisasi BUMN Pembina serta bertanggung jawab
langsung kepada Direksi BUMN Pembina .
d. Mitra Binaan
Definisi mitra binaan berdasarkan Kepmen No. Kep-236/MBU/2003 pasal 1 yaitu
usaha kecil yang mendapatkan pinjaman dari program kemitraan.
e. BUMN Pembina
(24)
2.1.4 Pelaksanaan Program Kemitraan Berdasarkan Kepmen BUMN No. Kep.236/MBU/2003 dan SE Kementrian BUMN No. SE-433/MBU/2003.
Agar tujuan pelaksanaan program kemitraan dapat tercapai maka unit
program kemitraan sekurang-kurangnya melakukan fungsi pembinaan, evaluasi,
penyaluran, penagihan, pelatihan, monitoring, promosi, fungsi administrasi dan
keuangan. Unit kemitraan dikantor pusat dibentuk dengan memperhatikan jumlah
dana yang dikelola, luas wilayah binaan dan jumlah mitra binaan serta
mempertimbangkan kondisi perusahaan.
Sedangkan bentuk pelaksanaan dikantor cabang atau perwakilan
disesuaikan dengan kebutuhan. Unit kemitraan atau PUKK bertanggung jawab
langsung kepada salah satu anggota direksi yang ditetapkan dalam rapat direksi.
Karyawan yang ditunjuk untuk menangani unit program kemitraan memiliki hak dan
kewajiban yang sama dengan karyawan lain di BUMN Pembina yang bersangkutan.
2.2 Bentuk program kemitraan : a. Hibah
Hibah dalam bentuk :
• Meningkatkan ketrampilan manajerial dan tehnik produksi atau pengolahan,
• Meningkatkan pengendalian mutu produksi • Meningkatkan pemenuhan standarisasi teknologi • Meningkatkan rancang bangun dan perekayasaan
(25)
• Bantuan pemasaran produk mitra binaan, dalam bentuk penjualan produk mitra binaan, mempromosikan produk mitra binaan melalui
kegiatan pameran maupun penyediaan ruang pamer (showroom),
pendidikan, pelatihan dan pemagangan untuk mitra binaan dapat
dilakukan sendiri oleh BUMN Pembina atau menyediakan tenaga
penyuluh yang berasal dari lembaga pendidikan atau pelatihan swasta
professional maupun perguruan tinggi.
Jangka waktu atau masa pembinaan untuk mitra binaan dapat dilakukan
terus-menerus sampai mitra binaan tersebut menjadi tangguh, mandiri, dan bankable (dapat
diberi pinjaman).
b. Beban Operasional
Untuk mendukung pelaksanaan program kemitraan, disediakan dana
operasional yang bersumber dari hasil penyumbangan dana kemitraan (bukan dari
pokok dan penyisihan laba BUMN). Dana operasional tersebut dapat digunakan
untuk operasional yang meliputi, antara lain : • Kegiatan pembinaan
• Beban perjalanan dinas petugas atau pengelola dalam rangka survey lokasi • Usaha mitra binaan, monitoring atau evaluasi perkembangan usaha
mitra binaan, dan kegiatan penagihan pinjaman.
• Beban upah tenaga harian atau honorer yang membantu pelaksanaan • Program kemitraan.
(26)
• Beban kegiatan karyawan unit Program Kemitraan yaitu beban yng berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan karyawan
dalam melaksanakan fungsi Pembina, fungsi administrasi, dan keuangan. • Beban administrasi meliputi beban administrasi bank, beban
surat-menyurat, dan sejenisnya.
• Beban inventaris, yaitu pembelian perangkat komputer beserta program • Aplikasinya dan inventaris kantor lainnya. Pengadaan kendaraan bermotor
untuk menunjang kegiatan operasional, yang pengadaannya disesuaikan
dengan kondisi dana operasional. Realisasi pengadaan inventaris dan
kendaraan bermotor dicatat dan dibukukan sebagai aktiva tetap dalam
Neraca Program Kemitraan. Sedangkan rencana penggunaan dana
operasional dijabarkan secara terperinci dalam RKA Program Kemitraan.
Usaha penghapusan pembukuan aktiva tetap diusulkan dalam RKA
Program Kemitraan.
c. Penanganan Pinjaman Bermasalah
Pelaksanaan pemindahan pencatatan pinjaman macet yang telah melalui
proses pemulihan kedalam pos pinjaman bermasalah dilakukan dalam satu tahun
setelah pinjaman dikategorikan macet. Pinjaman bermasalah yang akan dihapus
bukukan terlebih dahulu diusulkan kepada Menteri/RUPS melalui mekanisme
(27)
d. Prioritas program kemitraan
• Program kemitraan ditujukan terutama bagi usaha kecil yang belum memiliki kemampuan akses perbankan.
• Program Kemitraan dapat dilakukan kepada usaha kecil yang tidak memiliki kaitan usaha maupun yang memilliki kaitan usaha dengan
BUMN Pembina, namun diupayakan kearah terwujudnya
keterkaitan usaha.
\e. Tingkat bunga pinjaman
Tingkat bunga yang dikenakan kepada mitra binaan bersifat regresif
proporsional, yaitu semakin besar jumlah pinjaman semakin besar pula tingkat bunga
yang dikenakan sesuai dengan batasan sbb :
Tabel 2.3
Jumlah Pinjaman dan Tingkat Bunganya
No Jumlah pinjaman yang diberikan
Tingkat bunga
a. s/d Rp. 10.000.000 6 %
b. > Rp. 10.000.000 s/d Rp. 30.000.000
8 %
c. > Rp. 30.000.000 s/d Rp.50.000.000
10 %
d. Diatas Rp. 50.000.000 12 %
Sumber : Surat Edaran Menteri BUMN No. SE-433/MBU/2003
Penetapan bunga pinjaman dihitung dengan sistem bungan efektif, atau
dapat juga dihitung dengan sistem flat atau sistem bagi hasil sepanjang nilainya setara
(28)
Tingkat bunga yang diperhitungkan sebelum ketetapan (kepututsan ini tetap
berlaku sampai dengan berakhirnya masa pinjaman. Apabila masa pinjaman telah
berakhir namun mitra binaan belum melunasi pinjamannya, maka tingkat bunga atas
sisa pinjaman tersebut disesuaikan dengan ketetapan ini.
f. Pelaksanaan program kemitraan oleh BUMN Pembina.
Pembinaan dan pengembangan usaha kecil merupakan tanggung jawab
bersama pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, oleh karena itu bagi BUMN
Pembina dianjurkan melaksanakan Program Kemitraan. Pelaksanaan Program
Kemitraan bagi BUMN berpedoman pada RKA program kemitraan yang telah
disetujui oleh Komisaris sedangkan sumber pendanaannya berasal dari laba bersih
setelah pajak yang besarnya ditetapkan RUPS.
2.2.1 Posisi UKM
UKM merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang melibatkan masyarakat
secara langsung di dalam perekonomian. Sumbangan UKM terhadap perekonomian
berupa penyerapan tenaga kerja, disamping itu mereka juga memberikan kontribusi
dalam penciptaan nilai tambah dan devisa ekspor non migas meskipun nilainya
relative kecil. Sehingga kegiatan ini merupakan motor penggerak ekonomi
kerakyatan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan ekonomi
nasional. Beberapa bentuk kegiatan UKM ini terdiri dari berbagai sektor mulai dari
produksi dan perdagangan komoditi seperti makanan, pakaian, keperluan rumah
tangga, keperluan dapur, cendramata sampai pada mesin-mesin peralatan produksi
(29)
produknya tidak hanya di dalam negeri saja tetapi sampai ke luar negeri, bahkan ada
yang melakukan kontak dengan usaha besar.
Teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana sampai madya,
penerapan manajemen sederhana, sebagian belum berbadan hukum serta memiliki
keterbatasan modal, kemampuan dan ketrampilan, wawasan bisnis dan
kewirausahaan. Kondisi usaha kecil dan menengah yang ada di Indonesia saat ini
terdapat sebanyak 42 juta usaha mikro dan kecil 80 % diantaranya bergerak dibidang
pertanian. Sementara sektor menengah berjumlah 60 ribu usaha, dan sektor besar
hanya berjumlah sekitar 2.518 unit usaha.
2.2.2 Kekuatan, kelemahan, Peluang, Tantangan Pegembangan, serta Permasalahan yang Dihadapi UKM Industri dan Perdagangan.
Kebijaksanaan pemerintah dalam pengembangan usaha kecil dan menengah dalam jangka panjang untuk meningkatkan potensi dan partisipasi aktif UKM dalam
proses pembanguan nasional, khususnya dalam kegiatan ekonomi dalam rangka
mewujudkan pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan
peningkatan pendapatan pengusaha menengah dan terwujudnya usaha yang makin
tangguh dan mandiri sehingga pelaku ekonomi tersebut dapat berperan dalam
perekonomian nasional, meningkatkan daya saing pengusaha nasioanal di pasar
dunia, serta seimbangnnya persebaran investasi antar sektor dan antar golongan.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka harus diketahui kekuatan, kelemhan, peluang
serta tantangan pengembangan UKM. Secara garis besar berbagai kekuatan,
kelemahan, peluang serta tantangan yamg dihadapi oleh UKM pada masa-masa
(30)
a. Kekuatan UKM
UKM memiliki beberapa kekuatan potensial yang merupakan andalan yang menjadi
basis pengembangan pada masa yang akan datang.
2.2.3 Peran UKM dalam penyerapan tenaga kerja
1. Patut diperhitungkan, diperkirakan mampu menyerap sampai dengan 50%
tenaga kerja yang teersedia.
2. Sumber wirausaha baru. Keberadaan UKM selama ini terbukti dapat
mendukung tumbuh kembangnya usaha baru.
3. Memiliki segmen pasar yang unik.
4. Melaksanakan manajemen sederhana dan fleksibel terhadap perubahan
pasar.
5. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar. UKM sebagian besar
memanfaatkansumber daya alam yang merupakan unggulan
wilayah.Selain memanfaatkan limbah atau hasil sampinng dari industri
besar atau industri lainnya.
6. Memiliki potensi untuk berkembang. Berbagai upaya pembinaan yang
dilaksanakan menunjukkan hasil yang menggambarkan bahwa UKM
mampu untuk dikembangkan lebih jauh dan mampu untuk
(31)
b. Kelemahan UKM.
Beberapa kelemahan UKM antara lain :
1. Masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia.
2. Kendala pemasaran produk. Sebagian besar pengusaha UKM lebih
memprioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi-fungsi pemasaran
kurang mampu dalam mengakses, khususnya dalam informasi pasar dan
jaringann pasar, sehinnga sebagian besar hanya berfungsi sebagai tukang saja.
3. Kecendrungan konsumen yang belum mempercayai mutu produk UKM.
4. Sangat terbatasnaya institusi pemasaran bersama. Sebagian besar UKM\
memanfaatkan modal sendri dalam jumlah yang relatif kecil. Disamping itu
mereka menjual produknya secara pesanan dan banyak terjadi penundaan
pembayaran.
c. Tantangan UKM
1. Iklim usaha yang kondusif. Iklim usaha yang tidak kondusif
diwujudkan dalam adanya monopoli dalam bidang usaha tertentu,
penguasaan industri dari hulu ke hilir oleh industri besar, berbagai
peraturan yang tidak mendukung (retribusi, perizinan, dan lain-lain).
2. Penberlakuan berbagai standar nasional maupun internasional.
Perubahan tatanan ekonomi dunia cenderung menyebabkann pasar
bersifat resistensi dan proteksi antara lain dengan diberlakukannya
berbagai standar antara lain ISO 9000, ISO 14000, hak atas kekayaan
(32)
d. peluang UKM
1. Indonesia merupakan pasar yang besar. Indonesia sebagai negara kepulauan
dan memiliki jumlah penduduk yang besar merupakan peluang pasar yang
dimanfaatkan sebagai lahan usaha.
2. Melimpahnya sumber daya alam. Potensi dalam negeri berupa sumber daya
alam yang dapat diolah dengan memanfaatkan teknologi yang dimiliki
sertadengan ketrampilan sumber daya manusia yang ada merupakan peluang
yang harus disiasati untuk menjadi keunggulan kompetitif.
3. Perubahan tatanan ekonomi dunia. Kondisi ini mendorong terciptanya
penyatuan ekonomi dunia pasar yang semakin terbuka dan kompetisi yang
sehat. Hal ini menjadi peluang bagi UKM untuk lebih meningkatkan ekspor,
mutu produk serta jenis produk yang lebih baik.
2.2.4 Kontribusi UKM Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Menurut Payman J. simanjuntak Sumber Daya Manusia (SDM)
mempunnyai dua pengertian yaitu pertama, Sumber Daya Manusia mengandung
pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi,
sedangkan pengertian yang kedua adalah menyangkut manusia yang mampu bekerja
untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Yang dimaksud dengan tenaga
kerja adalah kelompok penduduk dalam usia kerja. Di Indonesia pengertian tenaga
kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari
pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah
tangga, sehingga disimpulkan bahwa tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan
(33)
golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan. Sedangkan kelompok bukan
angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus
rumah tangga, dan golongan yang menerima pendapatan. Yang dimaksud dengan
Pasar Kerja adalah proses terjadinya penempatan atas hubungan kerja melalui
penyediaan dan permintaan tenaga kerja. Penyediaan atau supply tenaga kerja adalah
jumlah orang yang menawarkan jasanya untuk proses produksi. Diantara mereka
sebagaian sudah aktif dalam kegiatannya yang menghasilkan barang dan jasa. Mereka
dinamakan golongan yang bekerja atau employed persons. Sebagian lain tergolong
yang siap atau penganggur. Jumlah yang bekerja dan pencari kerja dinamakan
angkatan kerja. Produktivitas tenaga kerja mempengaruhi penyediaan tenaga kerja.
Produktivitas mengandung pengertian filosofis-kualitatif dan kuantitatif-teknis
operasional. Secara filosofis-kualitatif, produktivitas mengandung pandangan sebagai
berikut :
• Tenaga Kerja = Angkatan Kerja + Bukan Angkatan Kerja
Yang dimaksud dengan Pasar Kerja adalah proses terjadinya penempatan atau
hubungan kerja melalui penyediaan dan permintaan tenaga kerja. • Penyediaan Tenaga kerja = Angkatan Kerja =Supply Tenaga Kerja
Penyediaan atau suplay tenaga kerja adalah jumlah orang yang menawarkan
jasanya untuk proses produksi. Diantara mereka sebagian sudah aktifdalam
kegiatannya yang menghasilkan barang dan jasa. Mereka dinamakan golongan
yang bekerja atau employed persons. Sebagian lain tergolong yang siap
(34)
kerja atau penganggur. Jumlah yang bekerja dan pencari kerja dinamakan
angkatan kerja.
• Angkatan Kerja = Yang Bekerja + Penganggur
Produktivitas tenaga kerja mempengaruhi penyediaan tenaga kerja
produktivitas mengandung pengertian filosofi kualitatif dan kuantitatif teknis
operasional. Secara filosofi kualitatif, produktivitas mengandung pandangan
hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu
kehidupan.
Pandangan hidup demikian mendorong manusia untuk tidak cepat merasa
puas, akan tetapi terus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja.
Sedangkan definisi kuantitatif, produktivitas merupakan perbandingan antara hasil
yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan persatuan waktu.
Peningkatan produktivitas dapat terwujud dalam empat bentuk yaitu :
a.Jumlah produksi yang sama diperoleh dengan menggunakan sumber daya yang
lebih sedikit.
b. Jumlah produksi yang lebih besar dicapai dengan menggunakan sumber daya
yang kurang.
c.Jumlah produksi yang lebih besar dicapai dengan menggunakan sumber daya
yang sama.
d.Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber
daya yang relatif lebih kecil.
Sumber daya masukan dapat terdiri dari beberapa factor produksi seperti
(35)
Dalam hal ini, peningkatan produktivitas manusia merupakan sasaran strategis karena
peningkatan produktivitas faktor-faktor lain sangat tergantung pada kemampuan
manusia untuk memanfaatkannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas
karyawan dapat digolongkan dalam tiga kelompok yaitu :
a.Yang menyangkut kualitas dan kemampuan fisik pekerja
b. Sarana pendukung
c. Suprasarana
Kualitas dan kemampuan karyawan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
motivasi kerja, etos kerja, mental dan kemampuan fisik pekerja yang
bersangkutan. Sarana pendukung untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan
perusahaan dikelompokkan pada dua golongan, yaitu :
• Menyangkut lingkungan kerja, termasuk teknologi dan cara produksi, sarana dan peralatan produksi yang dipergunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan
kerja serta suasana dalam lingkungan kerja itu sendiri.
• Menyangkut kesejahteraan pekerja yang tercermin dalam sistem pengupahan, jaminan sosial, serta jaminan kelangsungan kerja.
Sedangkan yang termasuk suprasarana adalah kebijakan pemerintah,
hubungan industrial serta kemampuan manajemen menggunakan sumber-sumber
secara maksimal, menciptakan sistem kerja yang optimal, akan menentukan tinggi
rendahnya produktivitas karyawan. Sehingga factor-faktor yang dapat mempengaruhi
(36)
Gambar 2.1
Peningkatan Produktivitas Pekerja di Perusahaan
Sumber: payaman simanjuntak, pengantar ekonomi sumber daya manusia,1998
2.2.5 Program Kemitraan Sebagai Wadah Pengembangan UKM
Kemitraan merupakan hubungan kerjasama usaha di berbagai pihak yang
sinergis, bersifat sukarela, dan berdasarkan prinsip saling membutuhkan, saling
mendukung, dan saling menguntungkan dengan disertai pembinaan dan
pengembangan UKM oleh usaha besar. Salah satu bentuk kemitraan usaha yang Supra sarana
- Kebijakan pemerintah -Hubungan industrial -manajemen
Peningkatan
produktivitas pekerja di perusahaan Produktivitas
Latihan Etos kerja Motivasi kerja Sikap mental fisik
-Keselamatan dan kesehatan kerja - Upah -Sarana produksi - Jamsos -Teknologi lingkungan kerja - Security kesejahteraan
(37)
melibatkan UKM dengan usaha besar adalah production linkage. Dimana disini
tingkat pengangguran = ����� ℎ������������
����� ℎ�������� ����� � 100
UKM sebagai pemasok bahan baku dan penolong dalam rangka mengurangi
ketergantungan import. The Kian Wie (1992) menyatakan bahwa ada 10 bentuk
keterkaitan langsung pemasok (UKM) dan perusahaan besar yaitu melalui produksi,
lokasi yang berdekatan, informasi yang jelas mengenai pesanan, bantuan teknis
tentang informasi ciri dan mutu komponen, bantuan hibah keuangan atau pinjaman
lunak, pembelian bahan baku, manajerial, penetapan harga, bantuan distribusi dan
diversifikasi dalam rangka memperkuat keuangan. Akan tetapi, keterkaitan tersebut
harus bersifat mendidik untuk bisa mandiri sehingga UKM dapat meningkatkan daya
saingnya. Didalam dunia bisnis berkembang beberapa pola kemitraan usaha antara
lain : pertama, Inti-Plasma. Inti berfungsi melakukan pembinaan, penyediaan
produksi, bimbingan teknis dan pemasaran, sedangkan plasma melakukan fungsi
produksi. Kedua, sub-kontrak. Pola ini merujuk pada usaha kecil memproduksi
komponen yang diperlukan oleh usaha menengah dan besar sebagai bagian dari
produksinya.
Sedangkan usaha menengah dan besar berfungsi melakukan pembelian
komponen dari usaha kecil untuk keperluan produksinya. Pola ini didorong oleh
ketentuan dan peraturan yang ditetapkan untuk menyelamatkan usaha kecil sebagai
bagian yang tidak terpisahkan, pola ini lebih sederhana dan mudah diterapkan bila
didukung oleh suatu aturan yang jelas dari pemerintah. Ketiga, Dagang Umum. Pada
(38)
sebagai pemasok kebutuhan usaha menengah dan besar. Pola ini dilakukan dalam
dunia bisnis atas dasar saling menguntungkan. Keempat, Waralaba. Pemberian
waralaba memberikan hak penguasaan lisensi merk dagang dan saluran distribusi
perusahaannya kepada penerima waralaba dengan bantuan bimbingan manajemen.
Pada prinsipnya pola ini banyak digunakan dalam dunia bisnis terutama bagi
merek-merek terkenal dan dikonsumsi banyak orang. Hampir setiap celah bisnis dapat
menggunakan pola ini seperti fast food, industri kimia, obat-obatan dan industri jasa
lainnya. Pola ini secara bisnis lebih menjamin keberhasilan, namun dalam jangka
panjang pola ini dapat menguras devisa negara sangat besar karena royalty yang
dibayar secara totalitas sangatlah besar. Kelima, keagenan, pada pola ini usaha kecil
diberikan hak khusus untuk memasarkan jasa usaha menengah dan besar. Kelima
pola tersebut didasarkan pada peraturan pemerintah Nomor 44 tahun 1997 tentang
kemitraan dan Surat Keputusan Bersama Nomor 22/SKB 1998 dan Nomor
07/SKB/VII 1998. Pemerintah menawarkan konsep Bussiness Development Service
(BDS) perguruan tinggi, yayasan dalam perusahaan maupun lembaga swadaya
masyarakat dan lembaga non pemerintah Lembaga BDS memberikan jasa layanan
non keuangan, bersifat dinamis, dan ruang lingkup kerja yang luas sesuai dengan
kebutuhan untuk menjalankan bisnis. Layanan yang diberikan dapat berupa
konsultasi, pelatihan, bimbingan dan pendampingan, penyusunan proposal, kontak
bisnis, dan berbagai fasilitas teknologi.
Program kemitraan merupakan wadah untuk Pengembangan UKM
dikarenakan program ini dapat menjawab dan mengatasi kelemahan-kelemahan yang
(39)
kelembagaan kemitraan diatur berdasarkan KEP-236/MBU/2003 yang merupakan
peraturan yang keluar dikarenakan peraturan sebelumnya belum dapat memenuhi
harapan pelaku UKM.
2.2.6 Pemberdayaan UKM
Tujuan utama dari pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan
masyarakat khususnya kelompok lemah yang berada dalam ketidakberdayaan.
Sebagai tujuan dari pemberdayaan UKM adalah untuk memperkuat usaha UKM agar
menjadi tangguh dan mandiri, sehingga dapat menghadapi perdagangan bebas yang
bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian Indonesia.
2.3 Teori Kemitraan
Kemitraan adalah kerjasama antara dua orang atau lebih, yang bersama-sama
memiliki perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba. Dalam kemitraan, mitra
pemilik berbagi harta, kewajiban, dan laba sesuai dengan kesepakatan kemitraan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Teori tentang pentingnya kemitraan organisasi
(partnership organization) dikemukakan oleh Riane Eisler dan Alfonso Montuori
(1998).17 Dikatakan lebih lanjut, bahwa strategi kemitraan organisasi merupakan
bagian dari pendekatan sistem, yang telahmempertimbangkan adanya pengaruh
lingkungan organisasi dalam pertumbuhan organisasi. Dalam perkembangannya,
suatu organisasi untuk tetap tumbuh dan berkembang, harus memperhitungkan
adanya kompleksitas lingkungan. Dimana dalam hal ini organisasi yang dominan
(dominanator template) justru akan ditinggalkan, karena lingkungan menuntut adanya
kemitraan organisasi. Pada masa sekarang (pola baru), untuk mengelola konflik yang
(40)
kemitraan daripada pendekatan dominan. Model kemitraan dalam organisasi
membutuhkan persyaratan sebagai berikut :
1. Adanya struktur organisasi yang sederhana (flat) dan sedikit hirarki.
2. Merubah peranan manager, dari “the cop” menjadi peran fasilitator dan suportif.
3. Merubah pengertian “power”, dari “power over” menjadi “power to/with”.
4. Adanya teamwork
5. Adanya keanekaragaman produk (diversity product)
6. Adanya kesamaan gender (gender-balance)
7. Adanya kreativitas dan jiwa kewiraswastaan (creativity and entrepreneurship)
Bentuk perusahaan kecil yang dapat dengan mudah didirikan ialah usaha
bersama atau partnership. Perusahaan ini dikelola oleh dua orang atau lebih dengan
tujuan mendapatkan laba. Dalam partnership pelaku bisnis tidak lagi terlibat seorang
diri dalam menjalankan perusahaan. Ada orang lain yang membantu dalam
pengelolaan dan pengoperasian perusahaan yang memiliki kecakapan di bidang
tertentu dalam mengoperasikan perusahaan. Machfoedz (2004)18 mengemukakan
tentang faktor positif dan negatif dari usaha bersama, yaitu :
1. Faktor Positif
Mudah Didirikan Mendirikan usaha patungan diperlukan adanya partner yang
sependapat dalam mewujudkan bentuk usaha yang disetujui bersama kemudian
dinyatakan dalam perjanjian tertulis untuk dijadikan dasar pembagian kewajiban dan
(41)
-Ketersediaan Modal , Karena partnership merupakan usaha patungan yang didirikan
secara bersama-sama oleh para pengelolanya, usaha ini lebih mudah dalam
mendapatkan modal. Kemampuan finansial partner juga mendukung peningkatan
kemampuan untuk mendapatkan biaya yang lebih besar.
-Keanekaragaman Kecakapan dan Keahlian , Usaha patungan yang ideal sekaligus
membawa orang-orang yang mempunyai latar belakang berbeda sehingga saling
melengkapi antara yang satu dengan yang lain. Perpaduan kecakapan dan keahlian
untuk menentukan tujuan, mengelola pengaturan perusahaan, dan memecahkan
persoalan dapat membantu keberhasilan usaha.Keluwesan Para partner usaha aktif
dalam mengelola perusahaan sehingga bentuk perusahaan ini dapat dengan cepat
mengantisipasi perubahan lingkungan usaha.
2. Faktor Negatif
-Ketidakterbatasan Kewajiban , Setiap usaha patungan mempunyai tanggung jawab
yang tidak terbatas atas utang perusahaan. Sebenarnya, partner yang manapun dapat
melaksanakan kewajiban seorang diri atas utang semua partner dan keputusan hukum,
tanpa memandang siapapun di antara mereka yang menjadi penyebab. Seperti halnya
pada usaha mandiri, kegagalan perusahaan dapat disebabkan oleh kerugian atas aset
pribadi partner secara umum.
-Berpotensi terjadi Konflik antar Partner , Setiap partner merupakan wakil perusahaan
dalam usaha patungan. Dengan demikian seorang partner dapat melakukan suatu
tindakan untuk perusahaan. Pertanggung jawaban bersama ini dapat menjadi kendala
hubungan di antara para partner yang jika tidak teratasi dapat menjadi penyebab
(42)
-Pembagian Laba , Mereka yang terlibat dalam usaha patungan harus membagi laba,
meskipun dengan jumlah pembagian yang tidak sama. Pengambilan keputusan
pembagian keuntungan secara adil dapat menjadi permasalahan apabila jumlah
kontribusi mereka bervariasi dalam volumenya sehingga pembagiannya menjadi lebih
sulit. Sebaliknya, faktor pembagian laba dapat termasuk faktor positif, jika setiap
partner memberikan kontribusi modal berupa waktu, kecakapan, keahlian, dan
finansial dalam volume yang sama sehingga formula pembagian keuntungan akan
lebih mudah. Kemitraan yang positif dibangun dari adanya saling percaya (trust)
untuk bekerjasama. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Phil Harkins 19 bahwa
Kemitraan dibangun berdasarkan hubungan kerjasama, dan kerjasama dibangun
berdasarkan rasa saling percaya di antara pihak-pihak yang bermitra Kepercayaan
(trust) adalah fungsi dari komunikasi Jadi kemitraan yang gagal adalah karena
rusaknya kepercayaan.
2.4 Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti untuk
memulai proses penelitian.
• Penelitian adrey julianus pinem, (2011) tentang “Implementasi Kredit Usaha Rakyat Dalam Mengembangkan Usaha Kecil (Studi pada PT.Bank Rakyat
Indonesia (Persero) tbk”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
implementasi kredit usaha rakyat dalam mengembangkan usaha kecil pada
Bank Rakyat Indonesia sudah berjalan dengan baik dan mampu
mengembangkan usaha kecil, hal ini dapat dilihat dari adanya
(43)
diberikan guna mendukung pelaksanaan KUR kemudahan prosedur atau
proses administrasi, memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, serta
adanya komunikasi yang baik antara bank dengan masyrakat.
• Penelitian Unang Mulkhan dan Maulana Agung, (2011) tentang “ Analisis Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN Terhadap Kesejahteraan UMKM
Pendekatan Corporate Responsibility (CSR) (Studi Kasus PTPN VII).
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh faktor CSR
goal, CSR issue, dan Corporate Relation Program terhadap kesejahteraan
UMKM maka penulis menarik esimpulan sebagai berikut : 1. Secara parsial,
kesejahteraan UMKM hanya menunjukkan korelasi dan signifikan yang
bermakna dengan variabel CSR issu, sedangkan variabel CSR goal dan
corporate Relation program tidak memilki pengaruh yang signfikan. Hal ini
memperlihatkan bahwa pelaksanaan PBL yang dilaksanakan oleh PTPN VII
lebih banyak didasari oleh aspek legal atau tuntutan erundang0undangan serta
isu trerkini tentang sosial, ekonomi dan lingkungan (triple bottom line). 2.
Secara simultan, hasil uji regresi linier berganda menunjukkan variabel CSR
goal, CSR issue dan corporate Relation Program tidak memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap kesejahteraan UMKM. Dimana hanya variabel CSR
issue yyang secara parsial memberikan pengaruh pada kesejahteraan UMKM. • Penelitian Nurul Widya Siska Usman, (2011) tentang Analisis Pelaksanaan
Program Kemitraan Dalam Rangka Pemberdayaan UKM Di Kota Padang (
(44)
program kemitraan ini bertujuan meningkatkan kemampuan usaha kecil agar
menjadi tangguh dan mandiri melalui dukungan terhadap modal serta
pelatihan sumber daya manusia yang profesional dana terampil agar dapat
mendukung pemasaran dan kelanjutan usaha di masa depan. 2. Berdasarkan
dari total skor faktor straegis intternal dan eksternal, didapatilah total skor
faktor strategis internal sebesar 3,35 dan faktor strategis eksternal sebersar
3,40 dengan demikian dapat dilihat bahwa program kemitraan CSR. PT.
SEMEN PADANG memberikan dampak positif pada pemberdayaan UKM
yang menjadi Mitra Binaannya, program kemitraan ini patut dikembangkan di
kota Padang.
• Penelitian Anggri Nastiti, tentang “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Pengusaha Kecil Pada Program
Kemitraan (studi kasus: PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area
Malang ), kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian ini, yaitu
penghasilan bersih usaha berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit.
Hasil ini konsisten dengan penelitian Mirdaningsih (2006), Asih(2007) dan
Muhammamah (2008). Variabel usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan
keluarga, penghasilan diluar usaha, pengalamaan usaha dan jumlah pinjaman
(45)
2.5 Hipotesis
Hipotesis adalah uraian dari jawaban sementara terhadap masalah yang
masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.berdasarkan
perumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka penulis membuat hipotesis
sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan jumlah pendapatan para UKM sebelum dan sesudah
menjadi mitra binaan PTPN III Medan.
2. Terdapat perbedaan jumlah tenaga kerja yang diserap oleh para UKM
sebelum dan sesudah menjadi mitra binaan PTPN III Medan.
2.6 Kerangka konseptual
Gambar 2.1
Skema Kerangka Konseptual
Program Mitra Binaan PT. Perkebunan Nusantara III Medan
Jumlah Tenaga Kerja Yang diserap
sebelum dan Jumlah Pendapatan
Mitra Binaan
(46)
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam
pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan
menguji hipotesa penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk
menyusun skripsi ini, penulis menggunakan metodologi penelitian berikut :
3.1 Lokasi penelitian
Lokasi ini dilakukan di kantor PTPN III Medan yaitu sebuah perusahaan
yang bergerak dibidang perkebunan. PTPN III Medan merupakan salah satu BUMN
yang ditunjuk untuk melaksanakan program kemitraan oleh kementrian Badan Usaha
Milik Negara (BUMN).
3.2 Jenis dan Sumber data
3.2.1 Data Primer
Data primer menurut Arsyad (Riza, 2006) adalah data yang
dikumpulkan dan diolah sendiri oleh organisasi yang menerbitkan atau
menggunakannya. Data yang dikumpulkan, diolah dan digunakan sendiri
oleh peneliti juga disebut data primer. Dalam penelitian ini, data primer
diperoleh dari metode kuisioner. Menurut Arsyad (Riza, 2006) Kuisoner
adalah pernyataan yang terperinci dan lengkap mengenai
keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian yang diisi oleh responden.
Dalam penelitian ini data primer yang digunakan adalah data (identitas
atau respoden) yang sedang menjadi mitra binaan PTPN III Medan :
(47)
3.2.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dihasilkan melalui studi dari
pihak lain untuk sasarannya sendiri ( Donal R Cooper & C William,
1997) dalam Setiyadi (2004). Menurut Santoso an Tjiptono (2001),
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi,
sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam
bentuk publikasi.
Dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan adalah
data tentang mitra binaan PTPN III Medan, seperti : Sejarah singkat
perusahaan, tujuan, visi dan misi perusahaan, serta pelaksanaan
program kemitraan.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi ialah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal,
atau orang yang memilki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat
semesta penelitian Ferdinand (2006) dalam Hardiyati (2010:38). Populasi
dalam penelitian ini adalah jumlah rata-rata UKM binaan pada PTPN III
Medan.
3.3.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling acak. Metode
(48)
populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih
menjadi sampel. Untuk mendapat responden yang hendak dijadikan sampel.
a. Sampling random sederhana (simple random sampling)
Teknik ini dikatakan random sederhana karena cara mengambil sampel dari
populasi dilakukan secara random (acak) dengan tidak mempertimbangkan
strata dalam lapisan-lapisan. Adapun rumus yang digunakan yaitu rumus
slovin :
n=
� 1+�2dimana = n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
�2 : (∝ ) presisi yang ditetapkan “10%” n = 290
1+0,102
=
290 1+0,01
=
290
10,1
=
28,7Dari menggunakan rumus Slovin tersebut didapat sampel
dengan jumlah 28,71 namun biar memudahkan penelitian penulis
menggenapkan menjadi 29. Adapun kriteria yang ditetapkan untuk
sampel adalah para Ukm yang menjadi mitra binaan pada PTPN III
(49)
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian,
penulis menggunakan teknik pengumpulan data berikut :
Pengumpulan Data Primer (Primary Data)
Pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang diperoleh
langsung dari tempat penelitian, yang dilakukan dengan cara
b. Kuesioner
Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan
kuesioner.
a. Observasi
Observasi merupakan metode penelitian dimana peneliti melakukan
pengamatan secara langsung pada obyek penelitian.
c. Studi Kepustakaan
Teknik Studi kepustakaan merupakan cara yang dilakukan untu
mengumpulkan data dan informasi melalui berbagai literatur yang berhubungan
dengan penelitian ini. Data dan informasi dapat diperoleh melalui buku-buku,
internet, jurnal, tesis dan sebagainya.
(50)
Analisis data ini dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata pre-test dan
post-test perbedaan anatara pendapatan dan tenaga kerja sebelum dan sesudah
menjadi mitra binaan PTPN II Medan.
Analisis ini menggunakan uji satu sampel untuk rata-rata (one sample t test).
Dengan uji tersebut akan diketahui apakah ada perbedaan antara nilai rata-rata
pre-test dan post-pre-test mitra binaan.
1. Analisis data tahap awal
Sebelum dilakukan uji paired sample t test. Terlebih dahulu diuji
normalitas untuk mengetahui apakah mitra binaan berditribusi normal atau
tidak. Jika mitra binaan berdistribusi normal maka statistik yang digunakan
adalah statistik parameter. Sedangkan jika menggunakan satistik non
parameter, maka mitra binaan tersebut tidak harus berditribusi normal.
Metode untuk menganalisis data adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengolah data nilai pre-test
dalam menentukan apakah mitra binaan yang telah diuji berdistribusi normal
atau tidak. Rumus pengujian ini dikenal dengan chi-kuadrat. Rumus yang
digunakan adalah :
�
2=
∑
(0�−��) ��(51)
0� : Frekuensi
�� : Frekuensi yang diharapkan
2. Analisis data tahap akhir
Metode untuk menganalisis data nilai akhir setelah diberi perlakuan adalah sebagai berikut :
a. Uji Norrmalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengolah data nilai pre-test
dalam menentukan apakah mitra binaan yang telah diuji berdistribusi normal
atau tidak. Untuk langkah-langkah pengujian normalitas data tahap akhir sama
dengan langkah-langkah uji normalitas pada analisis data tahap awal.
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui
pengaruh hasil pre-test sebelum menjadi mitra binaan dan hasil post-test
sesudah menjadi mitra binaan. Untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata ini
menggunakan uji satu (uji t) pihak yaitu uji pihak kiri. Hipotesis yang
digunakan adalah sebagai berikut :
�0 : �1 ≥�2 �0 : �1<�2 Keterangan :
(52)
�1= Rata-rata nilai post-test
�2= Rata-rata nilai pre-test
Untuk menguji hipotesis diatas digunakan statistik uji t sebagai berikut :
�
ℎ��=
�̅1−�̅2 ��11+�12 �
Dimana =
s =
�
( �1−1)�21+( �2−1)�22 �1+�2− 2keterangan :
�̅1 : Rata-rata post test
�̅2 : Rata-rata pre test
�1 : Jumlah subyek post tes
�2 : Jumlah subyek pre test
�21 : Standart deviasi post test
�22 : Standart deviasi pre test
� :Simpangan baku
Dengan kriteria pengujinnya adalah diterima �0 jika −������ ≤
�ℎ�����dimana ������ didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (�1+�
2− 2) dan tolak �0 untuk
3.5 Batasan Operasional
Penelitian ini dibatasi oleh beberapa aspek sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam memahami dan menganalisis permasalahan yang ada. Aspek-aspek yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
(53)
b. Tenaga Kerja
3.6 Defenisi Operasional
Definisi operasional bertujuan untuk menghindari kesalahan pemahaman
dalam menafsirkan istilah yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini,
variabel-variabel yang menjadi objek penelitian dapat didefiniskan sebagai berikut:
1. Pendapatan merupakan hasil pendapatan bersih dari para UKM
Mitra Binaan PTPN III Medan (Rp/Bulan).
2. Tenaga kerja merupakan jumlah Tenaga kerja yang terserap oleh
(54)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT.Perkebunana Nusantara III Medan (Persero)
Pembentukan perusahaan diawali dengan proses pengambilan
perusahaan-perusahaan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958
yang dikenal denagn proses nasionalisasi. Perusahaan Perkebunan Asing hasil
nasionalisasi selanjutnya berubah menjadi Perseroan Perkebunan Negara
(PPN). Embrio yang turut membentuk perusahaan dari NV. Rubber Cultuur
Maatschappij Amsterdam (RcMA) dan NV. Cultuur Mij’de Oekust (CMO)
merupakan Perusahaan Perkebunan Belanda yang beroperasi di indonesia
sejak zaman Kolonial Hindia Belanda.
Salah satu perusahaan yang terbentuk diberi nama Perusahaan
Perkebunan Negara baru cabang Sumatera Utara (PPN baru). Setelah
beberapa kali mengalami perubahan bentuk status hukum sesuai dengan
peraturan perundang-undangan Pemerintah Republik Indonesia. Kemudian
pada tahun 1968 PPN oleh Pemerintah di restrukturisasi menjadi beberapa
(55)
status hukum diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan diberi nama
PT.Perkebunan (Persero).
Dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha,
perusahaan-perusahaan dalam lingkungan BUMN Sub Sektor Perkebunan
melakukan kegiatan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan
perampingan struktur organisasi. Diawali dengan penggabungan manajemen
pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT.Perkebunan
III (Persero), PT.Perkebunan IV (Persero), PT.Perkebunan V (Persero),
disatukan pengelolaannya kedalam manajemen PT. Perkebunan III (Persero).
Selanjutmya melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 Tahun 1996
tanggal 14 Februari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberinama
PT. Perkebunan Nusantara III Perseroan yang berkedudukan di Medan,
Sumatera Utara. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan
Akte Notaris Harun Kamil, SH, No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah
disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
No. C2-8331. HT.01.01.th.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat didalam
Berita Negara Republik Indonesia No.81 tahun 1996. Tambahan Berita
Negara No. 8674 Tahun 1996.
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi
(56)
• Adapun yang menjadi visi perusahaan adalah menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan
melaksanakan tata-kelola bisnis terbaik pada tahun 2008
b. Misi
Adapun yang menjadi misi perusahaan PTPN III Medan adalah
• Mengembangkan Industri Hilir berbasis Perebunan secara berkesinambungan
• Menghasilkan produk yang berkualitas untuk pelanggan.
• Memperlakukan karyawan sebagai aset strategik dan mengembangkannya
secara optimal.
• Berupaya menjadi perusahaan terpilih yang memberikan ‘imbal balik’
terbaik bagi para investor.
• Menjadi perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.
• Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan
komunitas.
• Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkunga
(57)
4.1.3. Paradigma Baru
Sadar bahwa bertanggung jawab pembangunan masa depan PTPN III
ada pada seluruh karyawan, untuk itu kami bertekad mewujudkan paradigma
bisnis baru PTPN III.
a. Perubahan, perbaikan dan peningkatan metode dan kierja
adalah satu keharusan
b. Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama untuk
memnangkan persaingan
c. Setiap kegiatan bisnis baru menghasilkan nilai tambahan bagi
perusahan
d. Pengembangan hubungan industrial yang egaliter
berdasarkan keterbukaan, kesetraan dan
kebhinekaan.
e. Pengembangan SDM yag terintegrasi untuk membangun
kapital insani (Human) dan intelektual yang dibutuhkan
perusahaan.
f. Kepemimpinan yang efektif membangun pengaruh melalui
kemampuan mengajar dan membagi ilmu, membagi
(58)
g. Penghargaan diberikan kepada karyawan berdasarkan
kompetensi dan kinerjanya.
h. Efektivitas operasional harus didukung oleh struktur
organisasi yang sederhana dan dinamis.
i. Pemanfaatan teknologi sebagai perangkat untuk peningkatan
produktivitas kerja dan keunggulan kompetitif.
j. Keputusan bisnis diambil berdasarkan fakta dan data akurat.
k. Setiap tugas dan operasional perusahaan dilaksanakan
dengan cepat tanggap, cepat tindak lanjut, tuntas, berkualitas
dan penuh tanggung jawab.
l. Seluruh aktifitas perusahaan harus berorientasi pada
peningkatan mutu.
(59)
Gambar 4.1 Struktur organisasi perusahaan PTPN III
4.1.5. Uraian Tugas PT. Perkebunan Nusantara III
Didalam organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sumber
wewenang berasal dari RUPS dan kemudian didelegasikan kepada Dewan
Komisaris, dan Dewan Komisaris mendelegasikan kepada Direktur terkait
(60)
Direktur SDM. Berikut ini adalah uraian tugas direksi PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) yang dapat dilihat sebagai berikut:
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
RUPS adalah pimpinan tertinggi yang membawahi dewan komisaris,
Direktur, serta setingkat dibawahnya.
Tugas dan wewenang RUPS adalah :
a. Mengangkat dan menghentikan Dewan Komisaris
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal / asset
perusahaan sesuai dalam mencapai tujuan.
c. Mengawasi Dewan Komisaris dalam melakukan tugas yang telah
dibebankan kepadanya oleh pemegang saham.
2. Dewan Komisaris
Dewan komisaris terdiri dari 1 Komisaris Utama dan 4 Komisaris
anggota yang bertugas untuk mengawasi pekerjaan Direktur Utama.
Tugas dan wewenang Dewan Komisaris adalah sebagai berikut :
a. Memberikan nasihat kepada pemimpin.
b. Membantu pemimpin didalam menginvestasikan dan perusahaan.
c. Mengawasi jalannya perusahaan
Direktur utama bertanggung jawab kepada rapat umum pemegang
(61)
3. Direktur Utama
Fungsi utama dari direktur utama adalah mengarahkan,
memberdayakan, seluruh sumber data perusahaan secara optimal untuk
mewujudkan visi dan misi perusahaan.
a. Adapun sasaran dari direktur utama adalah
1) Tercipatanya perusahaan kelas dunia yang berbasis agribisnis dengan skor
Baldrige minimum 750.
2) Tercapainya Net Profit margin (NPM) 15% dan Return On Assets (ROA)
20%
b. Adapun tugas dari direktur utama adalah
1. Membangun perusahaan kelas dunia yang berbasis agribisnis.
2. Melaksanakan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) disemua
jajaran.
3. Meningkatkan nilai perusahaan melalui pelaksanaan The Business
Success Model yang tercermin dalam indikator kerja utama (IKU).
4. Mewujudkan portofolio bisnis perusahaan yang memberikan keuntungan
dan nilai tambah.
5. Mensukseskan pelaksanaan sistem manajemen ISO 9000, ISO 14000 dan
(62)
6. Menetapkan sistem saran dan prasarana informasi melalui teknologi
informasi yang terintegrasi dan berbasis data base, serta
memberdayagunakan secara maksimal.
4. Direktur Produksi
Adapun fungsi utama direktur utama adalah mengelola dan memberdayakan
sumber daya produksi, sarana dan prasarana sehingga tercapainya kinerja bidang
produksi secara optimal.
a. Sasara dari direktur utama adalah
• Tercapainya komposisi umur tanaman, kelapa sawit (TBM 12% dan TM 84%). Karet (TBM 16% DAN TM 80%),
peremajaan tanaman kelapa sawit/karet 4% setiap tahun dan
komposisi komoditi tanaman kelapa sawit 70% serta tanaman
karte 30%.
• Produktivitas tanaman kelapa sawit sebesar 25 ton TBH/Ha/Thn dan produktivitas tanaman karet sebesar 1600Kg
KK/Ha/Thn.
• Tersedianya kapasitas olahan PKS min.90% untuk 30 Ton TBS/Jam dan 83% untuk 60 Ton /Jam dengan tingkat efisiensi
sebesar 91-93% dan kapasitas pabrik karet sesuai dengan
permintaan dan tidak melampauai kapasitas tersedia.
• Tercapainya rendemen CPO sebesar 24% dan inti sawit sebesar 5%.
(63)
• Tercapainya kualitas hasil olah produksi sesuai standard.
• Tercapainya harga pokok produksi (harga pokok kebun) 65% terhadap harga jual.
• Terwujudnya proses produksi sesuai dengan standard ISO 9000, ISO 14000 dan SMK3.
b. Tugas dari direktur utama adalah:
1. Menetapkan dan mewujudkan sasaran strategic dibidang produksi.
2. Menetapkan upaya strategik dibidang produksi
3. Menetapkan sistem kerja (work system) bidang produksi untuk
mewujudkan operational excellence.
4. Menterjemahkan kebutuhan pasar menjadi pelaksanaan operasional bidang
produksi.
5. Melaksanakan program sertifikasi ISO 9000 dan ISO 14000 dan SMK3.
6. Mengendalikan biaya produksi pada tingkat yang lebih efisien.
7. Menetapkan sistem sarana dan prasarana informasi melalui teknologi
informasi (TI) yang terintegrasi dan berbasis data base, serta
memberdayagunakan secara maksimal.
5. Direktur Keuangan
Adapun fungsi utama dari direktur keuangan adalah mengelola dan
(64)
tercapainya cash flow, dan biaya operasional perusahaan yang efektif dan
efisien.
a. Sasaran dari direktur keuangan adalah.
1. Terciptanya cost effectiveness pada tingkat harga pokok (FOB) ≤ 80% dari nilai penjualan, dan tercapainya Assets Turn Over (ATO) sebesar 1,1kali.
2. Terpeliharanya solvabilitas pada tingkat DER ≤ 40:60. 3. Terpeliharanya likuaditas pada tingkat ≥ 150%.
b. Tugas dari direktur keuangan adalah .
o Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan profitabilitas
perusahaan.
o Melaksanakan Assets Assesment secara berkesinambungan
untukmemberdayakan aset potensial.
o Memonitor dan mengevaluasi biaya produksi (harga pokok
FOB) melalui pemanfaatan Activity Based Costing (ABC).
o Memelihara Cash Reserve Requirment minimum 2(dua) bulan
kebutuhan dana operasional.
o Mengkoordinasi dan memberikan pengarahan dalam
penyusunan KAP/RKOP dan RJP.
o Mencari sumber dana bagi pertumbuhan perusahaan.
o Membuat laporan manajemen interim dan laporan keuangan
konsolidasian.
(65)
o Membangun sarana dan prasarana informasi menejemen
keuangan melalui teknologi informasi (TI) yang terintegrasi
dan berbasis data base, serta memberdayagunakan secara
maksimal.
o Mensukseskan pelaksanaan sistem manajemen ISO 9000 dan
ISO 14000 dan SMK3.
o Menetapkan system sarana dan prasarana informasi melalui
teknologi informasi yang terintegrasi dan berbasis data base,
serta memberdayagunakan secara maksimal.
6. Direktur Pemasaran
Adapun fungsi utama direktur pemasaran adalah mengelola dan
memberdayakan sumber daya pemasaran dan pengadaan secara optimal,
sehingga tercapainya kepuasan pelanggan dan pemasok.
a. Sasaran direktur pemasaran adalah.
o Tercapainya peningkatan nilai penjualan sebesar 10% setiap
tahun.
o Terwujudnya kepuasan pelanggan dengan indeks kepuasan
pelanggan 80%.
o Tercapainya Account Recivable (A/R) Turn Over ≤ 14 hari. o Tercapainya finished goods inventory turn over 16 kali. o Tercapainya inventory turn over 8 kali.
o Tercapainya economic order quantity 2 kali (pupuk) dan 4 kali
(barang lainnya).
o Tercapainya kepuasan pemasok pada tingkat 70%.
(66)
o Menetapkan dan mengevaluasi upaya strategik dan kebijakan
pemasaran serta pengadaan barang dan jasa.
o Mencari dan membina hubungan dengan mitra bisnis (pemasok
danpelanggan) serta mitra aliansi.
o Menetapkan system pengendalian persediaan hasil produksi
serta bahan baku dan pelengkap.
o Menetapkan pedoman hara barang dan jasa.
o Menetapkan kebijakan dan menyiasati perkembangan pasar
dan perilaku pesaing (market intelligence).
o Menginformasikan kebutuhan pasar sacara berkesinambungan.
kepada direktur produksi.
o Merancang proses bisnis dan work system bidang pemasaran
dan bidang pengadaan barang dan jasa untuk mewujudkan operational axcellence.
o Memasarkan produk dengan biaya penjualan yang efisien, nilai
penjualan optimal tercapainya kepuasan pelanggan.
o Melaksanakan pengadaan barang dan jasa secara efektif dan
efisien, serta terwujudnya pembinaan pemasok.
o Mengendalikan biaya penjualan dan biaya pengadaan pada
tingkat yang efisien.
o Mensukseskan pelaksanaan system manajemen ISO 9000, ISO
14000 serta SMK3.
o Menetapkan sistem saran dan prasarana informasi melalui
teknologi informasi (TI) yang terintegrasi dan berbasis data base, serta memberdayagunakan secara maksimal.
7. Direktur SDM dan Umum
Fungsi Utama direktur SDM dan Umum adalah mengelola dan
memberdayakan sumber daya manusia dan sarana pendukung lainnya
sehingga tercapain kinerja bidang SDM dan Umum yang optimal.
` a. Sasaran direktur SDM dan Umum adalah.
o Terwujudnya jumlah tenaga kerja sesuai dengan rasio yang
ditetapkan.
(67)
o Terwujudnya employee satisfaction index (ESI) : 75%.
o Terwujudnya seluruh aspek legal perusahaan pada tingkat Zero
Risk.
o Terwujudnya lingkungan kerja yang aman pada tingkat
Conflict dabt Zero Accident. • Tugas direktur SDM dan Umum adalah.
o Menetapkan kebutuhan SDM (kompetensi, kuantitas dan
waktu) sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
o Menetapkan sistem kerja (work sistem) bidang SDM untuk
mewujudkan operational excellence.
o Melaksanakan mapping personil secara periodik.
o Menetapkan dan melaksanakan sistem pendidikan dan
pelatihan.
o Menetapkan dan melaksanakan sistem penilaian karya. o Menetapkan sistem kompensasi dan remunerasi. o Menetapkan sistem rekrutmen karyawan.
o Menetapkan sistem jenjang karir karyawan.
o Menetapkan program peningkatan kesejahteraan (Quality Of
Life).
o Menetapkan sistem survey kepuasan karyawan.
o Menetapkan kebijakan untuk memenuhi aspek legal
perusahaan.
o Menjalin hubungan yang harmonis dengan stakeholders.
o Menetapkan kebijakan dan mengevaluasi pelaksanaan bina
lingkungan.
o Mengendalikan biaya Pembinaan SDM dan Umum secara
efisien.
o Mensukseskan pelaksanaan sistem Manajemen ISO 9000, ISO
(68)
o Menetapkan sistem sarana dan prasarana informasi melalui
teknologi informasi (TI) yang terintegrasi dan berbasis data base, serta memberdayagunakan sacara maksimal.
8 Kepala Bagian Sekretaris Korporat
Fungsi Utama Kepala Bagian Sekretaris Korporat adalah
melaksanakan fungsi manajemen dengan memberdayakan sumber daya yang
berhubungan dengan aspek legal dan kepatuhan, aspek manajemen hubungan
dengan investor \sehingga terwujudnya Image Corporate yang positif dari
stakeholders.
a. Sasaran Kepala Bagian Sekretaris Korporat adalah.
o Terkordinasinya pencapaian strategik target perusahaan setiap
tahun.
o Terwujudnya opini positif dari stakeholders terhadap
perusahaan dengan tingkat Zero Complain.
b. Tugas dari Kepala Bagian Sekretaris Korporat adalah.
o Memberi informasi kepada direksi mengenai mitra strategik,
privatisasi perkembangan pasar modal dan peraturan pelaksanaanya.
o Membuat dan mengusulkan Annual Report dan Company
Profile.
o Mengusulkan penetapan kebijakan investasi. o Melaksanakan surat menyurat intern dan ekstern.
o Mengkoordonir penyelenggaraan press release dan press
conference serta kegiatan wawancara dengan para insan pers.
(1)
Lampiran 3
Data Pendapatan dan Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah menjadi Mitra Binaan
(2)
8
Panca rukun Nst
400
600
2
2
9
Hasnul sujaat
100
200
1
2
10
Fatma
820
1400
1
2
11
sukardi
200
350
1
2
12
Suparman
1500
2700
1
2
13
Efita juli
500
1000
2
3
14
Akerlina purba
200
350
2
3
15
Selu kumar
125
350
1
2
16
Khadis
500
1000
2
4
17
Japaris tambunan
600
1000
2
4
18
Rosma sinaga
250
300
1
3
19
Haposan sitompul
150
250
2
2
20
Kristina sitompul
500
1000
2
3
21
Jumhamri lbs
250
350
2
3
22
Drs h mujahidudin
200
300
2
3
23
Ahmad safii
3500
4000
2
4
24
Drs hatta b
2000
3500
3
5
25
Paimen
2500
3000
6
10
26
Herdiansyah
500
600
1
2
27
Suyanti
1200
1350
1
2
28
Sinta dewi barus
1150
1500
2
3
(3)
LAMPIRAN 4
HASIL UJI SPSSTests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
.217 29 .001 .787 29 .000
.109 29 .200* .951 29 .197
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 SEBELUM MITRABINAAN 1147.07 29 998.690 185.452
SESUDAH MTRABINAAN 2463.79 29 1243.404 230.894
Sumber dari spss 16.0 2014
(4)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1
SEBELUM MITRABINAAN - SESUDAH MTRABINAAN
-1.317E3 842.855 156.514 -1637.329 -996.119
-8.413 28 .000
Sumber dari spss 16.0 2014
Paired Samples statistic
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 SEBELUM 1.69 29 1.004 .186
SESUDAH 2.90 29 1.655 .307
(5)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sebelum .217 29 .001 .787 29 .000
Sesudah .109 29 .200* .951 29 .197
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Sumber dari spss 16.0 2014
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 SEBELUM & SESUDAH 29 .926 .000
Sumber dari spss 16.0 2014
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
(6)
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-tailed) Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
SEBELUM -
SESUDAH 1.20690 .81851 .15199 .89555 1.51824 7.940 28 .000