Bentuk program kemitraan : TINJAUAN PUSTAKA

2.1.4 Pelaksanaan Program Kemitraan Berdasarkan Kepmen BUMN No. Kep.236MBU2003 dan SE Kementrian BUMN No. SE-433MBU2003. Agar tujuan pelaksanaan program kemitraan dapat tercapai maka unit program kemitraan sekurang-kurangnya melakukan fungsi pembinaan, evaluasi, penyaluran, penagihan, pelatihan, monitoring, promosi, fungsi administrasi dan keuangan. Unit kemitraan dikantor pusat dibentuk dengan memperhatikan jumlah dana yang dikelola, luas wilayah binaan dan jumlah mitra binaan serta mempertimbangkan kondisi perusahaan. Sedangkan bentuk pelaksanaan dikantor cabang atau perwakilan disesuaikan dengan kebutuhan. Unit kemitraan atau PUKK bertanggung jawab langsung kepada salah satu anggota direksi yang ditetapkan dalam rapat direksi. Karyawan yang ditunjuk untuk menangani unit program kemitraan memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan karyawan lain di BUMN Pembina yang bersangkutan.

2.2 Bentuk program kemitraan :

a. Hibah Hibah dalam bentuk : • Meningkatkan ketrampilan manajerial dan tehnik produksi atau pengolahan, • Meningkatkan pengendalian mutu produksi • Meningkatkan pemenuhan standarisasi teknologi • Meningkatkan rancang bangun dan perekayasaan Universitas Sumatera Utara • Bantuan pemasaran produk mitra binaan, dalam bentuk penjualan produk mitra binaan, mempromosikan produk mitra binaan melalui kegiatan pameran maupun penyediaan ruang pamer showroom, pendidikan, pelatihan dan pemagangan untuk mitra binaan dapat dilakukan sendiri oleh BUMN Pembina atau menyediakan tenaga penyuluh yang berasal dari lembaga pendidikan atau pelatihan swasta professional maupun perguruan tinggi. Jangka waktu atau masa pembinaan untuk mitra binaan dapat dilakukan terus- menerus sampai mitra binaan tersebut menjadi tangguh, mandiri, dan bankable dapat diberi pinjaman. b. Beban Operasional Untuk mendukung pelaksanaan program kemitraan, disediakan dana operasional yang bersumber dari hasil penyumbangan dana kemitraan bukan dari pokok dan penyisihan laba BUMN. Dana operasional tersebut dapat digunakan untuk operasional yang meliputi, antara lain : • Kegiatan pembinaan • Beban perjalanan dinas petugas atau pengelola dalam rangka survey lokasi • Usaha mitra binaan, monitoring atau evaluasi perkembangan usaha mitra binaan, dan kegiatan penagihan pinjaman. • Beban upah tenaga harian atau honorer yang membantu pelaksanaan • Program kemitraan. Universitas Sumatera Utara • Beban kegiatan karyawan unit Program Kemitraan yaitu beban yng berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan karyawan dalam melaksanakan fungsi Pembina, fungsi administrasi, dan keuangan. • Beban administrasi meliputi beban administrasi bank, beban surat- menyurat, dan sejenisnya. • Beban inventaris, yaitu pembelian perangkat komputer beserta program • Aplikasinya dan inventaris kantor lainnya. Pengadaan kendaraan bermotor untuk menunjang kegiatan operasional, yang pengadaannya disesuaikan dengan kondisi dana operasional. Realisasi pengadaan inventaris dan kendaraan bermotor dicatat dan dibukukan sebagai aktiva tetap dalam Neraca Program Kemitraan. Sedangkan rencana penggunaan dana operasional dijabarkan secara terperinci dalam RKA Program Kemitraan. Usaha penghapusan pembukuan aktiva tetap diusulkan dalam RKA Program Kemitraan. c. Penanganan Pinjaman Bermasalah Pelaksanaan pemindahan pencatatan pinjaman macet yang telah melalui proses pemulihan kedalam pos pinjaman bermasalah dilakukan dalam satu tahun setelah pinjaman dikategorikan macet. Pinjaman bermasalah yang akan dihapus bukukan terlebih dahulu diusulkan kepada MenteriRUPS melalui mekanisme Rencana Kerja dan Anggaran RKA Program Kemitraan. Universitas Sumatera Utara d. Prioritas program kemitraan • Program kemitraan ditujukan terutama bagi usaha kecil yang belum memiliki kemampuan akses perbankan. • Program Kemitraan dapat dilakukan kepada usaha kecil yang tidak memiliki kaitan usaha maupun yang memilliki kaitan usaha dengan BUMN Pembina, namun diupayakan kearah terwujudnya keterkaitan usaha. \e. Tingkat bunga pinjaman Tingkat bunga yang dikenakan kepada mitra binaan bersifat regresif proporsional, yaitu semakin besar jumlah pinjaman semakin besar pula tingkat bunga yang dikenakan sesuai dengan batasan sbb : Tabel 2.3 Jumlah Pinjaman dan Tingkat Bunganya No Jumlah pinjaman yang diberikan Tingkat bunga a. sd Rp. 10.000.000 6 b. Rp. 10.000.000 sd Rp. 30.000.000 8 c. Rp. 30.000.000 sd Rp.50.000.000 10 d. Diatas Rp. 50.000.000 12 Sumber : Surat Edaran Menteri BUMN No. SE-433MBU2003 Penetapan bunga pinjaman dihitung dengan sistem bungan efektif, atau dapat juga dihitung dengan sistem flat atau sistem bagi hasil sepanjang nilainya setara dengan bunga efektif. Universitas Sumatera Utara Tingkat bunga yang diperhitungkan sebelum ketetapan kepututsan ini tetap berlaku sampai dengan berakhirnya masa pinjaman. Apabila masa pinjaman telah berakhir namun mitra binaan belum melunasi pinjamannya, maka tingkat bunga atas sisa pinjaman tersebut disesuaikan dengan ketetapan ini. f. Pelaksanaan program kemitraan oleh BUMN Pembina. Pembinaan dan pengembangan usaha kecil merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, oleh karena itu bagi BUMN Pembina dianjurkan melaksanakan Program Kemitraan. Pelaksanaan Program Kemitraan bagi BUMN berpedoman pada RKA program kemitraan yang telah disetujui oleh Komisaris sedangkan sumber pendanaannya berasal dari laba bersih setelah pajak yang besarnya ditetapkan RUPS.

2.2.1 Posisi UKM

UKM merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang melibatkan masyarakat secara langsung di dalam perekonomian. Sumbangan UKM terhadap perekonomian berupa penyerapan tenaga kerja, disamping itu mereka juga memberikan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah dan devisa ekspor non migas meskipun nilainya relative kecil. Sehingga kegiatan ini merupakan motor penggerak ekonomi kerakyatan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan ekonomi nasional. Beberapa bentuk kegiatan UKM ini terdiri dari berbagai sektor mulai dari produksi dan perdagangan komoditi seperti makanan, pakaian, keperluan rumah tangga, keperluan dapur, cendramata sampai pada mesin-mesin peralatan produksi skala kecil. Beberapa industri skala kecil yang termasuk UKM memasarkan Universitas Sumatera Utara produknya tidak hanya di dalam negeri saja tetapi sampai ke luar negeri, bahkan ada yang melakukan kontak dengan usaha besar. Teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana sampai madya, penerapan manajemen sederhana, sebagian belum berbadan hukum serta memiliki keterbatasan modal, kemampuan dan ketrampilan, wawasan bisnis dan kewirausahaan. Kondisi usaha kecil dan menengah yang ada di Indonesia saat ini terdapat sebanyak 42 juta usaha mikro dan kecil 80 diantaranya bergerak dibidang pertanian. Sementara sektor menengah berjumlah 60 ribu usaha, dan sektor besar hanya berjumlah sekitar 2.518 unit usaha. 2.2.2 Kekuatan, kelemahan, Peluang, Tantangan Pegembangan, serta Permasalahan yang Dihadapi UKM Industri dan Perdagangan . Kebijaksanaan pemerintah dalam pengembangan usaha kecil dan menengah dalam jangka panjang untuk meningkatkan potensi dan partisipasi aktif UKM dalam proses pembanguan nasional, khususnya dalam kegiatan ekonomi dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan pengusaha menengah dan terwujudnya usaha yang makin tangguh dan mandiri sehingga pelaku ekonomi tersebut dapat berperan dalam perekonomian nasional, meningkatkan daya saing pengusaha nasioanal di pasar dunia, serta seimbangnnya persebaran investasi antar sektor dan antar golongan. Untuk mewujudkan hal tersebut maka harus diketahui kekuatan, kelemhan, peluang serta tantangan pengembangan UKM. Secara garis besar berbagai kekuatan, kelemahan, peluang serta tantangan yamg dihadapi oleh UKM pada masa-masa mendatang antara lain : Universitas Sumatera Utara a. Kekuatan UKM UKM memiliki beberapa kekuatan potensial yang merupakan andalan yang menjadi basis pengembangan pada masa yang akan datang.

2.2.3 Peran UKM dalam penyerapan tenaga kerja

1. Patut diperhitungkan, diperkirakan mampu menyerap sampai dengan 50 tenaga kerja yang teersedia. 2. Sumber wirausaha baru. Keberadaan UKM selama ini terbukti dapat mendukung tumbuh kembangnya usaha baru. 3. Memiliki segmen pasar yang unik. 4. Melaksanakan manajemen sederhana dan fleksibel terhadap perubahan pasar. 5. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar. UKM sebagian besar memanfaatkansumber daya alam yang merupakan unggulan wilayah.Selain memanfaatkan limbah atau hasil sampinng dari industri besar atau industri lainnya. 6. Memiliki potensi untuk berkembang. Berbagai upaya pembinaan yang dilaksanakan menunjukkan hasil yang menggambarkan bahwa UKM mampu untuk dikembangkan lebih jauh dan mampu untuk mengembangkan sektor-sektor lain yang terkait. Universitas Sumatera Utara b. Kelemahan UKM. Beberapa kelemahan UKM antara lain : 1. Masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia. 2. Kendala pemasaran produk. Sebagian besar pengusaha UKM lebih memprioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi-fungsi pemasaran kurang mampu dalam mengakses, khususnya dalam informasi pasar dan jaringann pasar, sehinnga sebagian besar hanya berfungsi sebagai tukang saja. 3. Kecendrungan konsumen yang belum mempercayai mutu produk UKM. 4. Sangat terbatasnaya institusi pemasaran bersama. Sebagian besar UKM\ memanfaatkan modal sendri dalam jumlah yang relatif kecil. Disamping itu mereka menjual produknya secara pesanan dan banyak terjadi penundaan pembayaran. c. Tantangan UKM 1. Iklim usaha yang kondusif. Iklim usaha yang tidak kondusif diwujudkan dalam adanya monopoli dalam bidang usaha tertentu, penguasaan industri dari hulu ke hilir oleh industri besar, berbagai peraturan yang tidak mendukung retribusi, perizinan, dan lain-lain. 2. Penberlakuan berbagai standar nasional maupun internasional. Perubahan tatanan ekonomi dunia cenderung menyebabkann pasar bersifat resistensi dan proteksi antara lain dengan diberlakukannya berbagai standar antara lain ISO 9000, ISO 14000, hak atas kekayaan intelektual, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara d. peluang UKM 1. Indonesia merupakan pasar yang besar. Indonesia sebagai negara kepulauan dan memiliki jumlah penduduk yang besar merupakan peluang pasar yang dimanfaatkan sebagai lahan usaha. 2. Melimpahnya sumber daya alam. Potensi dalam negeri berupa sumber daya alam yang dapat diolah dengan memanfaatkan teknologi yang dimiliki sertadengan ketrampilan sumber daya manusia yang ada merupakan peluang yang harus disiasati untuk menjadi keunggulan kompetitif. 3. Perubahan tatanan ekonomi dunia. Kondisi ini mendorong terciptanya penyatuan ekonomi dunia pasar yang semakin terbuka dan kompetisi yang sehat. Hal ini menjadi peluang bagi UKM untuk lebih meningkatkan ekspor, mutu produk serta jenis produk yang lebih baik.

2.2.4 Kontribusi UKM Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Menurut Payman J. simanjuntak Sumber Daya Manusia SDM mempunnyai dua pengertian yaitu pertama, Sumber Daya Manusia mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi, sedangkan pengertian yang kedua adalah menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah kelompok penduduk dalam usia kerja. Di Indonesia pengertian tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga, sehingga disimpulkan bahwa tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari golongan yang bekerja, dan Universitas Sumatera Utara golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan. Sedangkan kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga, dan golongan yang menerima pendapatan. Yang dimaksud dengan Pasar Kerja adalah proses terjadinya penempatan atas hubungan kerja melalui penyediaan dan permintaan tenaga kerja. Penyediaan atau supply tenaga kerja adalah jumlah orang yang menawarkan jasanya untuk proses produksi. Diantara mereka sebagaian sudah aktif dalam kegiatannya yang menghasilkan barang dan jasa. Mereka dinamakan golongan yang bekerja atau employed persons. Sebagian lain tergolong yang siap atau penganggur. Jumlah yang bekerja dan pencari kerja dinamakan angkatan kerja. Produktivitas tenaga kerja mempengaruhi penyediaan tenaga kerja. Produktivitas mengandung pengertian filosofis-kualitatif dan kuantitatif-teknis operasional. Secara filosofis-kualitatif, produktivitas mengandung pandangan sebagai berikut : • Tenaga Kerja = Angkatan Kerja + Bukan Angkatan Kerja Yang dimaksud dengan Pasar Kerja adalah proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja melalui penyediaan dan permintaan tenaga kerja. • Penyediaan Tenaga kerja = Angkatan Kerja =Supply Tenaga Kerja Penyediaan atau suplay tenaga kerja adalah jumlah orang yang menawarkan jasanya untuk proses produksi. Diantara mereka sebagian sudah aktifdalam kegiatannya yang menghasilkan barang dan jasa. Mereka dinamakan golongan yang bekerja atau employed persons. Sebagian lain tergolong yang siap bekerja dan sedang berusaha mencari pekerjaan. Mereka dinamakan pencari Universitas Sumatera Utara kerja atau penganggur. Jumlah yang bekerja dan pencari kerja dinamakan angkatan kerja. • Angkatan Kerja = Yang Bekerja + Penganggur Produktivitas tenaga kerja mempengaruhi penyediaan tenaga kerja produktivitas mengandung pengertian filosofi kualitatif dan kuantitatif teknis operasional. Secara filosofi kualitatif, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Pandangan hidup demikian mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas, akan tetapi terus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja. Sedangkan definisi kuantitatif, produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan persatuan waktu. Peningkatan produktivitas dapat terwujud dalam empat bentuk yaitu : a.Jumlah produksi yang sama diperoleh dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit. b. Jumlah produksi yang lebih besar dicapai dengan menggunakan sumber daya yang kurang. c.Jumlah produksi yang lebih besar dicapai dengan menggunakan sumber daya yang sama. d.Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang relatif lebih kecil. Sumber daya masukan dapat terdiri dari beberapa factor produksi seperti tanah, gedung, mesin, peralatan, bahan mentah, dan sumber daya manusia itu sendiri. Universitas Sumatera Utara Dalam hal ini, peningkatan produktivitas manusia merupakan sasaran strategis karena peningkatan produktivitas faktor-faktor lain sangat tergantung pada kemampuan manusia untuk memanfaatkannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan dapat digolongkan dalam tiga kelompok yaitu : a.Yang menyangkut kualitas dan kemampuan fisik pekerja b. Sarana pendukung c. Suprasarana Kualitas dan kemampuan karyawan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, motivasi kerja, etos kerja, mental dan kemampuan fisik pekerja yang bersangkutan. Sarana pendukung untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan perusahaan dikelompokkan pada dua golongan, yaitu : • Menyangkut lingkungan kerja, termasuk teknologi dan cara produksi, sarana dan peralatan produksi yang dipergunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja serta suasana dalam lingkungan kerja itu sendiri. • Menyangkut kesejahteraan pekerja yang tercermin dalam sistem pengupahan, jaminan sosial, serta jaminan kelangsungan kerja. Sedangkan yang termasuk suprasarana adalah kebijakan pemerintah, hubungan industrial serta kemampuan manajemen menggunakan sumber-sumber secara maksimal, menciptakan sistem kerja yang optimal, akan menentukan tinggi rendahnya produktivitas karyawan. Sehingga factor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas pekerja perusahaan dapat digambarkan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Peningkatan Produktivitas Pekerja di Perusahaan Sumber: payaman simanjuntak, pengantar ekonomi sumber daya manusia,1998

2.2.5 Program Kemitraan Sebagai Wadah Pengembangan UKM

Kemitraan merupakan hubungan kerjasama usaha di berbagai pihak yang sinergis, bersifat sukarela, dan berdasarkan prinsip saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling menguntungkan dengan disertai pembinaan dan pengembangan UKM oleh usaha besar. Salah satu bentuk kemitraan usaha yang Supra sarana - Kebijakan pemerintah -Hubungan industrial -manajemen Peningkatan produktivitas pekerja di perusahaan Produktivitas Latihan Etos kerja Motivasi kerja Sikap mental fisik -Keselamatan dan kesehatan kerja - Upah -Sarana produksi - Jamsos -Teknologi lingkungan kerja - Security kesejahteraan Sarana pendukung Universitas Sumatera Utara melibatkan UKM dengan usaha besar adalah production linkage. Dimana disini tingkat pengangguran = ����� ℎ ������������ ����� ℎ �������� ����� � 100 UKM sebagai pemasok bahan baku dan penolong dalam rangka mengurangi ketergantungan import. The Kian Wie 1992 menyatakan bahwa ada 10 bentuk keterkaitan langsung pemasok UKM dan perusahaan besar yaitu melalui produksi, lokasi yang berdekatan, informasi yang jelas mengenai pesanan, bantuan teknis tentang informasi ciri dan mutu komponen, bantuan hibah keuangan atau pinjaman lunak, pembelian bahan baku, manajerial, penetapan harga, bantuan distribusi dan diversifikasi dalam rangka memperkuat keuangan. Akan tetapi, keterkaitan tersebut harus bersifat mendidik untuk bisa mandiri sehingga UKM dapat meningkatkan daya saingnya. Didalam dunia bisnis berkembang beberapa pola kemitraan usaha antara lain : pertama, Inti-Plasma. Inti berfungsi melakukan pembinaan, penyediaan produksi, bimbingan teknis dan pemasaran, sedangkan plasma melakukan fungsi produksi. Kedua, sub-kontrak. Pola ini merujuk pada usaha kecil memproduksi komponen yang diperlukan oleh usaha menengah dan besar sebagai bagian dari produksinya. Sedangkan usaha menengah dan besar berfungsi melakukan pembelian komponen dari usaha kecil untuk keperluan produksinya. Pola ini didorong oleh ketentuan dan peraturan yang ditetapkan untuk menyelamatkan usaha kecil sebagai bagian yang tidak terpisahkan, pola ini lebih sederhana dan mudah diterapkan bila didukung oleh suatu aturan yang jelas dari pemerintah. Ketiga, Dagang Umum. Pada pola ini usaha menengah dan besar memasarkan hasil produksi usaha atau usaha kecil Universitas Sumatera Utara sebagai pemasok kebutuhan usaha menengah dan besar. Pola ini dilakukan dalam dunia bisnis atas dasar saling menguntungkan. Keempat, Waralaba. Pemberian waralaba memberikan hak penguasaan lisensi merk dagang dan saluran distribusi perusahaannya kepada penerima waralaba dengan bantuan bimbingan manajemen. Pada prinsipnya pola ini banyak digunakan dalam dunia bisnis terutama bagi merek- merek terkenal dan dikonsumsi banyak orang. Hampir setiap celah bisnis dapat menggunakan pola ini seperti fast food, industri kimia, obat-obatan dan industri jasa lainnya. Pola ini secara bisnis lebih menjamin keberhasilan, namun dalam jangka panjang pola ini dapat menguras devisa negara sangat besar karena royalty yang dibayar secara totalitas sangatlah besar. Kelima, keagenan, pada pola ini usaha kecil diberikan hak khusus untuk memasarkan jasa usaha menengah dan besar. Kelima pola tersebut didasarkan pada peraturan pemerintah Nomor 44 tahun 1997 tentang kemitraan dan Surat Keputusan Bersama Nomor 22SKB 1998 dan Nomor 07SKBVII 1998. Pemerintah menawarkan konsep Bussiness Development Service BDS perguruan tinggi, yayasan dalam perusahaan maupun lembaga swadaya masyarakat dan lembaga non pemerintah Lembaga BDS memberikan jasa layanan non keuangan, bersifat dinamis, dan ruang lingkup kerja yang luas sesuai dengan kebutuhan untuk menjalankan bisnis. Layanan yang diberikan dapat berupa konsultasi, pelatihan, bimbingan dan pendampingan, penyusunan proposal, kontak bisnis, dan berbagai fasilitas teknologi. Program kemitraan merupakan wadah untuk Pengembangan UKM dikarenakan program ini dapat menjawab dan mengatasi kelemahan-kelemahan yang selama ini dialami oleh UKM di Indonesia mengingat mekanisme dan struktur Universitas Sumatera Utara kelembagaan kemitraan diatur berdasarkan KEP-236MBU2003 yang merupakan peraturan yang keluar dikarenakan peraturan sebelumnya belum dapat memenuhi harapan pelaku UKM.

2.2.6 Pemberdayaan UKM

Tujuan utama dari pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat khususnya kelompok lemah yang berada dalam ketidakberdayaan. Sebagai tujuan dari pemberdayaan UKM adalah untuk memperkuat usaha UKM agar menjadi tangguh dan mandiri, sehingga dapat menghadapi perdagangan bebas yang bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian Indonesia.

2.3 Teori Kemitraan