Foklor Obyek Wisata Gunung Kemukus di Kabupaten Sragen.

commit to user 27

BAB III PROFIL WISATAWAN DI GUNUNG KEMUKUS KECAMATAN

SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

A. Foklor Obyek Wisata Gunung Kemukus di Kabupaten Sragen.

Obyek Wisata Ziarah Makam Pangeran Samudro atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gunung Kemukus merupakan obyek wisata andalan Kabupaten Sragen, obyek wisata tersebut mempunyai sejarah dan keunikan budaya yang menarik, oleh karena itu Gunung Kemukus ini merupakan tujuan utama bagi para ziarah. Pangeran Samudro adalah putra Raja Majapahit terakhir dari ibu selir. Pada saat kerajaan Majapahit runtuh Pangeran Samudro tidak ikut melarikan diri seperti saudara-saudaranya, beliau bersama ibunya ikut diboyong ke Demak Bintoro oleh Sultan Demak. Selama di Demak, Pangeran Samudro mendapat bimbingan ilmu agama dari Sunan Kalijaga. Ketika dirasa sudah cukup dewasa Pangeran Samudro diperintahkan untuk berguru tentang agama islam kepada Kyai Ageng Gugur dari Desa Pandan Gugur di lereng Gunung Lawu sekaligus mengemban misi suci untuk menyatukan saudara-saudaranya yang telah tercerai berai. Pangeran Samudro mentaati nasehat tersebut dan pergi berguru pada Kyai Ageng Gugur dengan didampingi oleh dua abdinya yang setia. Selama berguru kepada Kyai Ageng Gugur, pangeran diberi ilmu tentang intisari ajaran Islam secara mendalam. Selama itu pula, Pangeran tidak mengetahui bahwa Kyai commit to user 28 Ageng Gugur sebenarnya kakaknya sendiri. Ketika dirasa Pangean Samudro telah menguasai ilmu yang diajarkan, Kyai Ageng Gugur baru menceritakan siapa beliau sesungguhnya. Betapa terkejutnya Pangeran Samudro mendengar cerita tersebut, karena beliau teringat akan amanat Sultan Demak untuk menyatukan saudara-saudaranya. Akhirnya, Pangeran Samudro menceritakan tentang amanat tersebut. Ternyata Kyai Ageng Gugur bisa menerima dan bersedia dipersatukan kembali dan ikut membangun Kerajaan Demak. Setelah selesai berguru dan tercapai maksud tujuannya, Pangeran Samudro dan dua abdinya kembali ke Demak. Mereka berjalan kearah barat dan sampailah mereka di Desa Gondang Jenalas sekarang wilayah Gemolong kemudian mereka beristirahat untuk melepaskan lelah. Di dukuh tersebut mereka bertemu dengan orang yang berasal dari Demak Wulucumbu Demak yang bernama Kyai Kamaliman. Di dukuh ini, Pangeran Samudro berniat bermukim sementara untuk menyebarkan agama Islam. Setelah dirasa cukup, mereka kembali melanjutkan perjalanan ke arah barat dan sampai di suatu tempat di padang “oro-oro” Kabar. Sampai sekarang tempat tersebut dikenal dengan nama Dusun Kabar, Desa Bogorame Gemolong. Di tempat ini Pangeran Samudro terserang sakit panas. Walaupun demikian, perjalanan tetap dilanjutkan sampai ke Dukuh Doyong wilayah kecamatan Miri. Karena sakit yang dideritanya semakin parah, pangeran memutuskan beristirahat di dukuh tersebut. Ketika sakitnya semakin parah dan dirasa akan sampai pada ajalnya, Pangeran Samudro memerintahkan salah seorang abdinya untuk mengabarkan kondisinya kepada sultan di Demak. Seusai mendengar amanat Sultan, abdi tersebut diperintahkan untuk kembali. Dan ketika commit to user 29 abdi tersebut kembali ketempat dimana Pangeran beristirahat, Pangeran Samudro telah meninggal. Selanjutnya sesuai dengan petunjuk Sultan, jasad Pangeran Samudro dimakamkan di perbukitan di sebelah barat dukuh tersebut. Sebelum pemakaman, diadakan musyawarah diantara orang-orang yang memiliki lahan di sekitar wilayah itu. Mereka bersepakat bahwa lokasi bekas perawatanperistirahatan Pangeran Samudro akan didirikan desa baru dan diberi nama “Dukuh Samudro” yang sampai kini terkenal dengan nama “Dukuh Mudro”. Pangeran Samudro dan pengikutnya sebenarnya sangat diharapkan untuk kembali ke Kasultanan Demak oleh Sultan Demak namun ajal terlebih dahulu menjemput Pangeran Samudro, Sultan Demak mengatakan, “Menurut pendapat ku bahwa sakitnya Si Samudro itu sudah tidak bisa untuk diharapkan untuk membaik dan jauh kemungkinan untuk sampai ke Demak. Kiranya Maha Kuasa bahwasannya sampai di situ saja riwayatnya, maka saya memberi petunjuk jika Si Samudro sudah sampai ajalnya maka kebumikanlah jasadnya pada suatu tempat di bukit arah barat laut dari tempat Pangeran Samudro meninggal. Sebab boleh jadi kelak di sekitar tempat itu akan menjadi ramai sehingga dijadikan tauladan orang- orang di sana. Pada awalnya keadaan lokasi Makam Pangeran Samudro sangatlah sepi dan jarang dijamah orang karena letaknya di tengah hutan belantara, serta banyak dihuni oleh binatang-binatang buas. Namun, sedikit demi sedikit keadaan berubah setelah daerah tersebut dihuni oleh para penduduk. Selanjutnya diterangkan bahwa di atas bukit tempat Pangeran Samudro dimakamkan, apabila menjelang musim hujan ataupun kemarau tampaklah kabut-kabut hitam seperti asap kukus. commit to user 30 Karena hal itulah , penduduk setempat menyebut bukit itu “Gunung Kemukus” nama aslinya dulu adalah Gunung Sari. Setelah menerima kabar dari abdi Dalem Pangeran Samudro Sultan Demak kemudian menyampaikan berita meninggalnya Pangeran Samudro tersebut kepada ibu Pangeran Samudro, R.Ay. Ontrowulan. Terkejutlah beliau mendengar berita tersebut dan memutuskan untuk menyusul ke tempat Pangeran Samudro dimakamkan. Kepergian ibunda Pangeran Samudro ke makam putranya diantar oleh abdi Pangeran Samudro yang setia. Ibunda Pangeran Samudro berniat untuk bermukim didekat Makam Pangeran samudro dan merawat makam putranya tersebut, setelah sampai di pemakaman, ibunda Pangeran Samudro langsung merebahkan badannya sambil merangkul pusara putra satu-satunya yang amat dicintainya. Sampai pada suatu ketika ia merasa bertemu kembali dengan putranya serta dapat bertatap muka dan berdialog secara gaib :“Oh ananda begitu sampai hati meninggalkan aku dan siapa lagi yang kutunjuk sebagai gantimu, hanya engkau satu- satunya putraku dan aku tidak dapat berpisah denganmu “. Pangeran Samudro pun menjawab : “Oh Ibunda, Bunda tentu tidak dapat berkumpul dengan Ananda sebab ibunda masih berbadan jasmani dan selama belum melepas raga untuk itu harus bersuci terlebih dahulu di sebuah “Sendang” yang letaknya tidak jauh dari tempat ini”. Setelah tebangun dan tersadar dari pertemuan dengan putranya, beliau pun bangkit dan pergi ke sendang yang dikatakan putranya untuk bersuci. Setelah itu rambutnya yang sudah terkurai dikibas-kibaskan dan jatuhlah bunga-bunga penghias rambutnya. Konon bunga-bunga tersebut tumbuh mekar menjadi pepohonan “Nagasari” yang dapat dijumpai di sekitar lokasi hingga kini. Oleh commit to user 31 karena tebalnya rasa kepercayaan ibunda Pangeran Samudro yang melampaui batas keprihatinan, beliau akhirnya dapat mencapai muksa secara gaib sampai badan jasmaninya. Hal ini dikarenakan tak seorang pun tahu kemana perginya R.Ay Ontrowulan atau dengan kata lain ibunda Pangeran Samudro hilang tak tentu rimbanya. Untuk mengenang peristiwa tersebut tempat bersuci R.Ay. Ontrowulan diberi nama “Sendang Ontrowulan”. buku panduan wisata Gunung Kemukus Kabupaten Sragen.

B. Profil Wisatawan di Gunung Kemukus berdasarkan Variabel