Prosesi ziarah di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen

commit to user 54

5. Harapan Wisatawan Terhadap Gunung Kemukus

Tabel 26 Harapan responden terhadap pengembangan obyek No Harapan Pengunjung Jumlah persen 1 penambahan toilet umum 13 26 2 perenovasian makam 20 40 3 peningkatan pemasaran 17 34 Jumlah 50 100 Sumber : Angket kepada wisatawan, 2012 Dari data tabel 26 dapat disimpulkan bahwa wisatawan menginginkan makam tersebut direnovasi supaya lebih menarik, perenovasian tersebut dapat dilakukan dengan cara pengecatan, perbaikan bangunannya dan lain lain, 20 wisatawan menginginkan untuk direnovasi jika dilihat dari jumlah prosentasenya mencapi 40, 13 orang menginginkan penambahan toilet umum jika dilihat dari prosentasenya mencapai 26, sedangkan harapan pengunjung dalam pemasaran mencapai 17 orang jika dilihat dari jumlah prosentase mencapai 34, wisatawan menginginkan peningkatan pemasaran agar Gunung Kemukus tersebut dapat lebih maju dan semakin banyak pengunjung yang datang.

C. Prosesi ziarah di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen

Makam Pangeran Samudro atau yang lebih dikenal dengan Gunung Kemukus mempunyai 2 tempat yang menjadi tujuan peziarah, tempat tersebut yaitu Makam Pangeran Samudro, dan Sendang Ontrowulan. Sebelum melakukan commit to user 55 ziarah pengunjung harus mengikuti tata cara atau prosesi ziarah di obyek tersebut, yaitu : pertama sebelum memasuki Makam Pangeran Samudro peziarah harus membawa bunga atau apabila tidak membawa bunga bisa beli di obyek tersebut, setelah itu peziarah harus mensucikan diri terlebih dahulu di Sendang Ontrowulan di Sendang tersebut ada juru kunci yang akan memandu, setelah selesai, peziarah melanjutkan Ziarahnya ke Makam Pangeran Samudro dengan membawa bunga, setelah itu bunga diberikan kepada juru kunci yang ada di Makam Pangeran Samudro, dan juru Kunci akan menanyakan apa keluhan peziarah, setelah peziarah memberikan keluhannya juru kunci akan memandu peziarah untuk membacakan doa-doa, seperti itulah gambaran tata cara atau prosesi ziarah di Makam Pangeran Samudro. Untuk waktu ziarahnya, sebenarnya setiap hari selalu pengunjung dapat melakukan ziarah, tetapi kalau hari-hari biasa pengunjung yang datang tidak banyak, setiap K amis malam atau malam Jum’at terlebihnya malam Jum’at Pon merupakan puncak kunjungan wisatawan atau peziarah. Tidak kurang 4000 pengunjung dari daerah di jawa dan di luar jawa berkunjung untuk berziarah di tempat ini. Pada hari pertama di Bulan Suro atau Muharam diadakan ritual Larab Slambu atau Larab Langse, yang dilanjutkan dengan pentas wayang kulit semalam suntuk sebagai acara rutin tahunan di objek wisata ini. Waktu yang tepat untuk berziarah menurut tradisi masyarakat di sekitar Gunung Kemu kus adalah hari Kamis malam Jum’at Pon. Hal ini bertolak dari kisah pada zaman kerajaan kerajaan Demak, sebagai berikut : pada suatu hari ketika di hari Jum’at Pon setelah Sultan Demak melaksanakan sholat berjamaah J um’atan, beliau melayangkan pandangannya ke atas dan dilihatnya sebuah commit to user 56 bingkisan. Kejadian tersebut tidak diketahui oleh seorang pun kecuali oleh Sultan sendiri. Bingkisan tersebut diambil dan didalamnya terdapat kain putih yang bertuliskan “ini pakaian untuk bekel Senopati Tanah Jawa” sebuah benda berbentuk Kotang Ontokusumo. Kemudian menurut adat, pakaian ini dikenakan oleh orang yang akan memengku jabatan Pangeran Pati. Kemudian kejadian itu dijadikan sebagai casar atau ketentuan dengan para wali. Ketentuan di mana apabila Sultan Demak berkenan mengadakan pertemuan dengan para wali, maka wak tu yang ditentukan yaitu tepat pada hari Jum’at Pon untuk memperingati penemuan pusaka Kotang Ontokusumo. Berdasarkan pada cerita tersebut, masyarakat kemudian menjadikan malam Jum’at Pon sebagai puncak tahlilan atau do’a bersama. Sampai saat ini, ada setiap malam Jum’at Pon banyak orang yang berduyun-duyun datang ke Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus. “Sing sopo duwe pajongko marang samubarang kang dikarepke bisane kelakon iku kudu sarono pawitan temen, mantep ati kang suci ojo slewang sleweng, kudu mindang marang kang katuju cedhakno dhemene kaya dene yen arep nekani marang panggonane dhemenane” kadjawen, Yogyakarta : Oktober 1934. “Barang siapa berhasrat atau punya tujuan untuk hal yang dikehendaki maka untuk mencapainya harus dengan kesungguhan mantap, dengan hati yang suci jangan serong kanan atau kiri harus konsentrasi pada yang dikehendaki atau yang diinginkan, dekatkan keinginan, seakan seperti menuju ke tempat kesayangannya atau kesenangannya”. Petikan naskah atau wacana tersebut memang ditafsirkan keliru, khususnya oleh masyarakat awam. Ada pendapat yang keliru yang mengatakan bahwa apabila berziarah ke Makam Pangeran Samudro harus seperti ketempat kekasih atau dhemenan dalam pengertian bahwa yang berziarah kesana commit to user 57 harus membawa isteri simpanan atau teman kumpul kebo serta melakukan hubungan seksual dengan bukan istri atau suami yang sah. Parahnya, pendapat tersebut diterima oleh sebagian besar masyarakat. Akan tetapi pandangan atau pendapat tersebut tidak benar dan perlu diluruskan. Munculnya pendapat tersebut berawal dari penafsiran pengertian kata “dhemenan”dalam bahasa jawa diartikan kekasih lain yang bukan isteri atau suami yang sah pasangan kumpul kebo, kekasih gelap, isteri atau suami atau simpanan. Sehingga pengertiannya menjadi apabila ziarah ke Makam Pangeran Samudro harus membawa dhemenan. Arti sesungguhnya dari kata “dhemenan” dalam konteks naskah dalam bahasa jawa tersebut adalah keinginan yang diidam- idamkan, cita-cita yang ingin segera terwujud atau tercapai seperti seakan-akan menemui ingin menemui kekasih. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inti ziarah di Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus adalah apabila punya kemauan, cita-cita yang ingin dicapai atau apabila menghadapi rintangan yang menghalangi jalan, untuk mencapai cita-cita atau tujuan tersebut harus dilakukan dengan cara sungguh-sungguh, hati yang bersih suci dan konsetrasi pada cita-cita dan tujuan yang akan dicapai atau dituju. Dengan demikian, terbukalah jalan untuk mencapai cita-cita dan tujuan tersebut dengan mudah. Nilai-nilai keteladanan Pangeran Samudro apabila saat ini Makam Pangeran Samudro selalu ramai dikunjungi oleh peziarah adalah karena adanya keyakinan bahwa semasa hidupnya Pangeran Samudro adalah orang yang mulia, besar jasanya pada bangsa dan Negara, serta selalu berbuat baik dan menghormati sesama. Hal-hal yang perlu diteladani oleh para peziarah dari seorang figur Pangeran Samudro adalah : ketaqwaan kepada commit to user 58 Tuhan Yang Maha Esa, menghargai orang tua sebagai perantara lahir manusia ke dunia, selalu taat dan setia kepada Negara dan sultan pemerintah, seorang tokoh pendamai atau pemersatu bangsa dan bertanggung jawab. buku panduan wisata Gunung Kemukus Kabupaten Sragen.

D. Tanggapan Masyarakat Setempat Terhadap Obyek Wisata Gunung