commit to user 4
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas dan untuk lebih mengetahui profil wisatawan yang ada di Gunung Kemukus, maka penulis
mengangkat hal ini sebagai bahan tugas akhir dengan judul “Profil Wisatawan di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka masalah pokok yang akan di teliti adalah:
1. Apa tujuan dan motif wisatawan mengunjungi objek wisata Gunung
Kemukus di Kabupaten Sragen? 2.
Bagaimana forklor obyek wisata Gunung Kemukus Kabupaten Sragen? 3.
Bagaimana prosesi upacara ziarah di objek wisata Gunung Kemukus Kabupaten Sragen?
4. Bagaimana profil wisatawan yang datang ke objek wisata Gunung
Kemukus Kabupaten Sragen? 5.
Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap objek wisata Gunung Kemukus Kabupaten Sragen?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui tujuan dan motif wisatawan mengunjungi wisata Gunung Kemukus di Kabupaten Sragen.
2. Untuk mengetahui forklor obyek wisata Gunung Kemukus Kabupaten
Sragen.
commit to user 5
3. Untuk mengetahui prosesi upacara ziarah di objek wisata Gunung
Kemukus Kabupaten Sragen. 4.
Untuk mengetahui profil wisatawan yang datang ke objek wisata Gunung Kemukus Kabupaten Sragen.
5. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap objek wisata Gunung
Kemukus Kabupaten Sragen.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk memberikan informasi profil wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kemukus Kabupaten Sragen, dan memberikan informasi yang
berguna dalam mengambil kebijakan kepariwisataan yang ada di Kabupaten Sragen.
2. Diharapkan karya ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca,
dan dapat menjadi referensi buku-buku tugas akhir di labtour DII UPW FSSR-UNS.
E. Kajian Pustaka
Wisata ziarah merupakan sebuah bentuk kunjungan ritual yang dilakukan ke makam dan masjid yang bersejarah. Dari prosesnya, wisata ziarah juga
dipahami sebagai perjalanan batin seseorang, sehingga memiliki ikatan emosi dan kontempolasi tinggi.
Wisata ziarah juga merupakan bagian dari wisata religi, merupakan tempat atau lokasi ziarah yang memiliki kekayaan dan kepentingan historis, artistik, dan
commit to user 6
spiritual atau rohani, dan mampu menarik ribuan wisatawan setiap tahun. Ketenangan, kesunyian, dan kesyahduan yang menentramkan untuk dirasakan
ketika seseorang menziarahi tempat-tempat yang berupa makam pemuka agama, penguasa atau tokoh-tokoh yang disegani yang dapat membangkitkan
religiusitasnya. http:www.budpar.go.idbudparaspdetil.asp?c=22id=1041,
diakses tanggal 10 Juni 2012 Ziarah bukan hal terlarang. Hukumnya mustahab dianjurkan. Di awal
perjalanan Islam, perbuatan ini memang dilarang untuk menutup akses menuju syirik. Ketika tauhid telah mapan di hati para Sahabat, ziarah diizinkan kembali
dengan tata cara yang disyariatkan. Artinya, siapa saja yang berziarah dengan cara-cara yang tidak disyariatkan, maka ia tidak diizinkan untuk berziarah.
Pengagungan manusia dan perbuatan syirik di mana pun bertentangan dengan Islam yang berlandaskan tauhid. Begitu pula dalam ibadah yang bernama
ziarah ini. Syariat telah menentukan hikmah dari anjuran berziarah kubur, yaitu; Mengingatkan hamba kepada akhirat dan memberi pelajaran berharga baginya
akan kehancuran dunia dan kefanaannya. Sehingga jika ia kembali dari makam, timbul rasa takut kepada Allah Azza wa Jalla yang bertambah, dan kemudian
memikirkan akhirat dan beramal untuk itu. Mendoakan kebaikan bagi mayat dan memohonkan ampunan bagi mereka.
Ini merupakan bentuk perbuatan baik orang yang masih hidup kepada orang yang telah mati. Amalannya telah putus begitu menghembuskan nafas terakhirnya
meninggalkan dunia menuju akhirat. Oleh sebab itu, sangat membutuhkan orang- orang yang berbaik hati mau mendoakan kebaikan dan ampunan baginya, serta
menjadikannya penghuni surga. Pada tata cara berziarah, bagi yang mengikuti
commit to user 7
petunjuk Rasulullah SAW berarti ia telah berbuat baik kepada dirinya sendiri. Sebaliknya, orang-orang yang melakukan perbuatan macam-macam dalam
berziarah, mereka telah menjerumuskan diri kedalam jurang kesesatan. http:aycuna.wordpress.com20120504tujuan-ziarah-kubur-dalam-kaca-mata-
sufi, diakses tanggal 11 juni 2012. Menurut buku karangan I Ketut Suwena dan I Gst Widyatmaja yang
berjudul
Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata
, 2010 menyebutkan bahwa pengertian pariwisata secara etiomolgi berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri
atas dua kata yaitu p ari dan wisata. Pari berarti “banyak” atau “traveling”,
sedangkan wisata berarti “pergi” atau “bepergian”. Atas dasar itu, maka kata pariwisata seharusnya diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan bekali-kali
atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa inggris disebut dengan kata
“tour”, sedangkan untuk pengertian jamak kata
“kepariwisataan” dapat digunakan kata “tourisme” atau “tourism”.
Sampai sekarang definisi pariwisata belum adanya suatu kejelasan dan kesepakatan dari pakar, berikut beberapa penjelasan dari sudut pandang masing-
masing pakar : 1.
Herman V. Schulalard 1910, kepariwisataan merupakan sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan masuknya, adanya
pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau Negara.
2. E. Guyer Freuler, Pariwisata dalam arti modern merupakan fenomena dari
jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan
commit to user 8
pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan kecintaan yang disebabkan oleh pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat.
3. K. Krapt 1942, kepariwisataan adalah gejala-gejala yang ditimbulkan
oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak
memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara itu. 4.
Salah Wahab, pariwisata itu merupakan suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian di
antara oaran-orang dalam suatu Negara itu sendiri di luar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain daerah tertentu, suatu Negara
atau benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh
pekerjaan. 5.
Hans. Buchli, kepariwisataan adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari sesorang atau beberapa orang, dengan maksud memperoleh
pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga- lembaga yang digunakan untuk maksud tertentu.
Menurut UU No. 102009 tentang kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Suatu hal yang sangat menonjol dari batasan-batasan yang
dikemukakan diatas ialah bahwa pada pokoknya, apa yang menjadi cirri dari perjalanan pariwisata itu adalah sama atau dapat disamakan walau cara
commit to user 9
mengemukakannya agak berbeda-beda, yaitu dalam pengertian kepariwisataan terdapat beberapa faktor penting yaitu :
1. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.
2. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ketempat lain.
3. Perjalanan itu walaupun ada bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan
pertamasyaan atau rekreasi. 4.
Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat
tersebut. Kepariwisataan tidak menggejala sebagai bentuk tunggal. Istilah ini
umumn sifatnya yang menggambarkan beberapa jenis perjalanan dan penginapan sesuai dengan motivasi yang mendasari kepergian tersebut. Orang melakukan
perjalanan untuk memperoleh berbagai tujuan dan memuaskan bermacam-macam keinginan. Di samping itu, untuk keperluan perencanaan dan pengembangan
kepariwisataan itu sendiri, perlu pula dibedakan antara pariwisata dengan jenis pariwisata lainnya, sehingga jenis dan macam pariwisata yang dikembangkan
akan dapat berwujud seperti diharapkan dari kepariwisataan itu. Wisatawan memang sangat beragam, tua-muda, kaya-miskin, asing-
domestik, berpengalaman maupun tidak, semua ingin berwisata dengan keinginan dan harapan yang berbeda-beda. Gambaran mengenai wisatawan biasanya
dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya
trip descriptor
dan karakteristik wisatawannya
tourist descriptor
.
a.
Trip Descriptor
, wisatawan dibagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan jenis perjalanannya.
commit to user 10
b.
Tourist Descriptor
, memfokuskan pada wisatawannya, biasanya digambarkan dengan
“who wants what, why, when, where and how
much
?”. Untuk menjelaskan hal-hal tersebut digunakan beberapa karakteristik diantaranya
adalah sebgai berikut. 1.
Karakteristik Sosio-Demografis Karakteristik sosio-
demografis menjawab pertanyaan “
who wants what
”. Pembagian berdasarkan karakteristik ini paling sering dilakukan untuk
kepentingan analisa pariwisata, perencanaan, dan pemasaran, karena sangat jelas definisinya dan relative mudah pembagiannya Kotler, 1996.
Yang termasuk dalam karakteristik sosio-demografis diantaranya adalah jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan,
kelas sosial, ukuran keluiarga atau jumlah anggota keluarga dan lain-lain yang dielaborasi dari karakteristik tersebut.
2. Karakteristik Geografis
Karakteristik Geografis membagi wisatawan berdasrakan lokasi tempat tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa-kota, provinsi, maupun
Negara asalnya. Pembagian ini lebih lanjut dapat pula dikelompokkan berdasarkan ukuran
size
kota tempat tinggal kota kecil, menengah, besarmetropolitan, kepadatan penduduk di kota tersebut dan lain-lain.
3. Karakteristik psikografis
Karakteristik ini membagi wisatawan ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kelas sosial,
life-style
dan karakteristik personal. Wisatawan wisatawan dalam kelompok demografis yang sama mungkin memiliki
commit to user 11
profil psikografis yang sangat berbeda. Beragamnya karakteristik dan latar belakang wisatawan menyebabkan beragamnya keinginan dan kebutuhan
mereka akan suatu produk wisata. Pengelompokkan-pengelompokkan wisatawan dapat memberi informasi
mengenai alasan setiap kelompok mengunjungi objek wisata yang berbeda, berapa besar ukuran kelompok tersebut, pola pengeluaran setiap kelompok,
“kesetiaannya” terhadap suatu produk wisata tertentu, sensitivitas mereka terhadap perubahan harga produk wisata, serta respon kelompok terhadap
berbagai bentuk iklan produk wisata. Lebih lanjut, pengetahuan mengenai wisatawan sangat diperlukan dalam merencanakan produk wisata yang sesuai
dengan keinginan kelompok pasar tertentu, temask merencanakan strategi pemasaran yang tepat bagi kelompok pasar tersebut. Ketut Suwena, 2000 :43.
Happy Marpaung dalam bukunya yang berjudul
Pengetahuan Kepariwisataan
tahun terbit 2000 yang isinya menyebutkan bahwa Profil wisatawan merupakan karakteristik spesifik dari jenis-jenis wisatawan yang
berbeda yang berhubungan erat dengan kebiasaan, permintaan dan kebutuhan mereka dalam melakukan perjalanan. Berdasarkan karakteristiknya, beberapa
profil wisatawan dikategorikan sebagai berikut : kebangsaan, umur, jenis kelamin dan status, kelompok sosio ekonomi, konvensi dan konferensi.
a. Kebangsaan
Kebangsaan merupakan kategori penting karena setiap bangsa mempunyai karakteristik wisatawan yang berbeda-beda dari cara pola berpikir, bertingkah
laku, kepercayaan, kebudayaan,
life style
, dan kesukan terhadap atraksi wisata yang mereka inginkan.
commit to user 12
b. Umur, jenis kelamin dan status
Umur, jenis kelamin dan status termasuk dalam kategori karakteristik sosio- demografis wisatawan. Hal ini sangat berpengaruh terhadapa wisatawan pada saat
melakukan perjalanan wisata. Karakteristik tersebut dapat di bagi sebagai berikut :
1 Wisatawan Remaja
Wisatawan remaja sangat umum di Indonesia dewasa ini. remaja biasanya melakukan perjalanan sendiri, mengatur perjalanannya sendiri dan menetap dalam
jangka waktu yang cukup panjang, menggunakan hari libur. Permintaaan akan fasilitas dan pelayanan sangat fleksibel dan sederhana
dan murah, minatnya berbeda-beda, ada yang tertarik pada kebudayaan, rekreasi atau pemandangan alam, beberapa wisatawan remaja menetap dalam jangka
waktu yang lama untuk mempelajari kesenian, tarian dan musik lokal, sering seenaknya dalam berpakaian dan bertingkah laku, permasalahan yang sering kali
timbul dari wisatawan remaja adalah pengaruh yang buruk dari tingkah laku wisatawan remaja dari luar negeri.
2 Wisatawan Usia Lanjut
Harus memperhatikan kondisi fisik dalam perencanaan perjalanan wisata dan tidak merencanakan perjalanan yang melelahkan, sering mengunjungi tempat
yang sama lebih dari satu kali untuk lebih memahami, menginginkan fasilitas dan pelayanan yang nyaman. Harus mendapatkan pelayanan yang baik, Lebih suka
duduk di bangku depan bis, konsep mengenai usia sangat sensitive, beberapa wisatawan usia lanjut tidak suka dianggap tua tetapi ada juga yang tidak
berkeberatan.
commit to user 13
3 Jenis kelamin
Minat dan kebutuhan wisatawan pria hampir sama dengan wanita, biasanya tidak mengharapkan fasilitas dan pelayanan kelas satu, tetapi lebih membutuhkan
kenyamanan pada saat berwisata, suka belanja barang-barang yang mereka inginkan dan kadang-kadang berbelanja melampui batas. Happy Marpaung, 2000
:49.
F. Metodologi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data penulis akan menggunakan beberapa teknik pengumpilan data, yaitu :
a. Wawancara
wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul redaksi data dengan koresponden. Sehingga wawancara dapat diartikan sebagai
cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada responden, dan jawaban-jawaban di catat atau direkam dengan alat perekam. Endar sugiarto dan
Kusmayadi, 2000, 83. Metode wawancara disebut juga dengan
interview
dalam hal ini dijadikan sebagai cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antaran
peneliti dengan subjek penelitian atau informan. Peneliti menyusun terlebih dahulu pedoman wawancara yang berisi garis-garis besar pertanyaan tentang
commit to user 14
permasalahan yang akan diteliti. Pemilihan nara sumber yang dianggap lebih tahu dan di percaya mengetahui dan menguasai permasalahan yang akan dibahas.
Wawancara dilakukan kepada pihak pengelola Gunung Kemukus Yono selaku pengelola obyek, Sumaryo selaku juru kunci Makam Pangeran Samudro, dan
Nardi selaku juru kunci Sendang Ontrowulan, Bambang selaku pengunjung Gunung Kemukus. Wawancara dilakukan pada hari Kamis 12 Juli 2012.
b. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan mengamati, meneliti atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung. Dengan
cara ini data yang diperoleh adalah data faktual dan aktual, dalam artian data yang dikumpulkan diperoleh pada saat peristiwa berlangsung. Endar sugiarto dan
Kusmayadi, 2000, 84. Penulis melakukan observasi pada bulan Juni dan Juli tahun 2012,
observasi tersebut dilakukan dengan cara mengamati, meneliti, dan melihat kondisi yang ada terjadi di Gunung Kemukus.
c. Angket
Angket adalah cara mengumpulkan data dengan mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri. Angket sendiri mengacu pada kumpulan dari
pertanyaan yang diajukan scara tertulis kepada koresponden dan jawaban yang diperoleh juga dalam bentuk tertulis. Alat bantu dengan cara angket ini adalah
kuesioner. Endar sugiarto dan Kusmayadi, 2000, 84. Penulis menyebarkan 50 kuesioner kepada pengunjung yang ada di obyek
Gunung Kemukus, kuesioner tersebut berisi Variabel Demografik, Variabel Geografik, Variabel Psikografik, dan Variabel Behaviouristik. Penyebaran
commit to user 15
kuesioner terseb ut di lakukan pada hari Rabu, Kamis, dan Jum’at tanggal 11, 12,
13 Juli 2012. d.
Studi Pustaka Studi Pustaka yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan bahan-bahan yang relevan meliputi literature, referensi maupun buku-buku yang mendukung penelitian. Studi pustaka merupakan data pendukung
yang dapat digunakan sebagai bahan acuan pembahasan permasalahan dalam penelitian baik segi instansi terkait maupun yang lain melalui buku-buku untuk
mendapatkan informasi secara menyeluruh. Studi pustaka yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara membaca buku dan tulisan yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti dan data yang diperoleh dari buku-buku teori, perpustakaan Laboratorium Tour DII Usaha Perjalanan Wisata maupun pihak
obyek wisata Gunung Kemukus.
G. Sistematika Penulisan