xxvii Kebanyakan para konsumen Batik Kampung Kauman adalah para turis,
mahasiswa atau pengunjung yang terdiri dari lapisan masyarakat menengah dan lapisan masyarakat atas yang mendominasi meskipun ada juga lapisan masyarakat
lapisan bawah
e. Promosi Batik Kampung Kauman Batik Kampung Kauman selama ini pernah melakukan promosi untuk
meningkatkan jumlah pengunjung dengan melakukan beberapa promosi antaralain :
1. Dinas Pariwisata 2. Mengadakan event tertentu.
3. Pedagang Batik Kampung Kauman sendiri. 4. Mengikuti pawai dari PEMKOT.
2. Batik Kampung Laweyan a. Sejarah Batik Kampung Laweyan
Kalurahan Laweyan merupakan kawasan sentra industri batik yang unik, spesifik dan bersejarah. Berdasarkan sejarah yang ditulis oleh RT. Mlayadipuro
dalam Priyatmono 2004 , desa Laweyan kini wilayah Kalurahan Laweyan sudah ada sebelum munculnya kerajaan Pajang. Sejarah kawasan Laweyan
barulah berarti setelah Kyai Ageng Anis bermukim di desa Laweyan pada tahun 1546 M, tepatnya di sebelah utara pasar Laweyan sekarang Kampung Lor Pasar
Mati dan membelakangi jalan yang menghubungkan antara Mentaok dengan desa Sala sekarang jalan Dr. Rajiman. Kyai Ageng Anis adalah putra dari Kyai
Ageng Selo yang merupakan keturunan raja Brawijaya V. Kyai Ageng Anis atau
xxviii Kyai Ageng Laweyan adalah juga
manggala pinituwaning nagara
kerajaan Pajang semasa Jaka Tingkir menjadi Adipati Pajang pada tahun 1546 M. Setelah
Kyai Ageng Anis meninggal dan dimakamkan di
pesarean
Laweyan tempat
tetirah
Sunan Kalijaga sewaktu berkunjung di desa Laweyan, rumah tempat tinggal Kyai Ageng Anis ditempati oleh cucunya yang bernama Bagus Danang
atau Mas Ngabehi Sutowijaya. Sewaktu Pajang dibawah pemerintahan Sultan Hadiwijaya Jaka Tingkir pada tahun 1568 Sutowijaya lebih dikenal dengan
sebutan Raden Ngabehi Loring Pasar pasar Laweyan. Kemudian Sutowijaya pindah ke Mataram Kota Gede dan mendapat sebutan Panembahan Senapati
yang kemudian menurunkan raja-raja Mataram.
Masih menurut RT. Mlayadipuro dalam Priyatmono 2004 pasar Laweyan dulunya merupakan pasar
lawe
bahan baku tenun yang sangat ramai. Bahan baku kapas pada saat itu banyak dihasilkan dari desa Pedan, Juwiring dan
Gawok yang masih termasuk daerah kerajaan Pajang. Adapun lokasi pasar Laweyan terdapat di desa Laweyan sekarang terletak diantara kampung Lor
Pasar Mati dan Kidul Pasar Mati serta di sebelah timur kampung Setono. Di selatan pasar Laweyan, di tepi sungai Kabanaran, terdapat sebuah bandar besar
yaitu bandar Kabanaran. Melalui bandar dan sungai Kabanaran tersebut pasar Laweyan terhubung ke bandar besar Nusupan di tepi sungai Bengawan Solo.
Kyai Ageng Anis merupakan seorang Islam yang taat menjalankan perintah agama. Salah satu
petilasan
yang sekarang masih terawat dengan baik adalah masjid Laweyan. Menurut Mlayadipuro dalam Priyatmono 2004, masjid
Laweyan dahulunya adalah sanggar milik Kyai Ageng Beluk. Kyai Ageng Beluk adalah seorang yang beragama Hindu Jawa dan mempunyai banyak siswa. Lokasi
tempat tinggal Kyai Ageng Beluk sekarang terkenal dengan sebutan kampung
xxix Belukan. Selama hidupnya Kyai Ageng Anis yang berteman baik dengan Kyai
Ageng Beluk sering menjalankan sholat di sanggar Kyai Ageng Beluk. Setelah Kyai Ageng Beluk memeluk Islam sanggar tersebut berubah menjadi langgar
yang kemudian berkembang menjadi masjid Laweyan. Pada zaman sebelum kemerdekaan kampung Laweyan pernah
memegang peranan penting dalam kehidupan politik terutama pada masa pertumbuhan pergerakan nasional. Sekitar tahun 1911 Serikat Dagang Islam
SDI berdiri di kampung Laweyan dengan Kyai Haji Samanhudi sebagai pendirinya. Dalam bidang ekonomi para saudagar batik Laweyan juga merupakan
perintis pergerakan koperasi dengan didirikannya “Persatoean Peroesahaan Batik Boemipoetra Soerakarta PPBBS pada tahun 1935.
Menurut Widayati dalam Priyatmono 2004 masyarakat Laweyan bukanlah keturunan bangsawan, tetapi karena mempunyai hubungan yang erat
dengan kraton melalui perdagangan batik serta didukung dengan kekayaan yang ada, maka corak pemukiman khususnya milik para saudagar batik banyak
dipengaruhi oleh corak pemukiman bangsawan Jawa. Bangunan rumah saudagar biasanya terdiri dari
pendopo, ndalem, sentong, gandok
,
pavilion
, pabrik, beteng,
regol
, halaman depan rumah yang cukup luas dengan orientasi bangunan menghadap utara-selatan. Atap bangunan kebanyakan menggunakan atap limasan
bukan joglo karena bukan keturunan bangsawan. Dalam perkembangannya sebagai salah satu usaha untuk lebih mempertegas eksistensinya sebagai kawasan yang
spesifik, corak bangunan di Laweyan banyak dipengaruhi oleh gaya arsitektur Eropa, sehingga banyak bermunculan bangunan bergaya arsitektur
Indisch
Jawa- Eropa yang cantik dan menawan. Sedang keberadaan beteng tinggi yang banyak
memunculkan gang-gang sempit dan merupakan ciri khas Laweyan selain untuk
xxx keamanan juga merupakan salah satu usaha para saudagar untuk memperoleh
daerah “kekuasaan”. Sayangnya keindahan dan keunikan kawasan kampung Laweyan sekarang ini banyak mengalami perubahan, kerusakan dan kurang
terpelihara dengan baik seiring dengan surutnya kejayaan kerajinan batik.
b. Data Produk Batik Kampung Laweyan 1. Produk-Produk batik yang dijualbelikan di Batik Kampung Laweyan :
a. Sido Wirasat b. Parang Kusumo
c. Truntum d. Kawung
e. Sido Mulyo f. Semen Rante
g. Wahyu temurun h. Sido Mukti
i. Sido Luhur j. Sido Asih
k. Bondhet l. Sekar Jagad
2. Jenis produk batik yang ada di Batik Kampung Laweyan : a. Batik Cap
b. Batik Tulis c. Batik Printing batik sablon
3. Produk Mebel yang ada di Batik Kampung Laweyan : a. Mebel Kayu Batik
xxxi b. Mebel Kayu Jati non Batik
4. Produk
Handicraft
yang ada di Batik Kampung Laweyan : a. asbak
b. kipas c. boneka
d. vas e. mampan
f. dompet g. tempet pensil
h. tas
a. Data Pemasaran Batik Kampung Laweyan
Pemasaran yang ada di Batik Kampung Laweyan tidak hanya di lingkup masyarakat kota Solo saja, tetapi juga daerah lain seperti Klaten, Jogja, Wonogiri,
Surabaya, Lamongan, Jakarta, dan daerah luar Jawa seperti Lampung, Banjarmasin, Irian Jaya, Pekanbaru, Medan, dan juga mancanegara seperti Malaysia, Singapura,
Jepang, dan Thailand
b. Data konsumen Batik Kampung Laweyan
Konsumen Batik Kampung Laweyan adalah pengunjung dari berbagai lapiasan masyarakat, mulai dari lapisan kelas menengah sampai lapisan
masyarakat kelas atas. Kemungkinan tidak menutup untuk masyarakat kelas bawah, konsumen dari berbagai lapisan tersebut dapat ditentukan sesuai produk
yang dibutuhkan serta yang ditawarkan oleh pedagang Batik Kampung Laweyan.
xxxii c.
Promosi Batik Kampung Laweyan Batik Kampung Laweyan selama ini pernah melakukan promosi untuk
meningkatkan jumlah pengunjung dengan melakukan beberapa promosi antaralain :
1. Dinas Pariwisata 2. Mengadakan event tertentu.
3. Pedagang Batik Kampung Laweyan sendiri
BAB III KONSEP PERANCANGAN
A. Konsep Karya
1. Konsep Kreatif
Dalam perancangan media promosi yang digunakan, dirumuskan konsep kreatif yang terdiri dari gaya desain serta karakteristik visual sebagai
unsur pendukungnya. Strategi kreatif yang digunakan, yaitu memakai konsep periklanan dengan strategi
positioning
dan
unique selling proposition
USP terhadap citra dan keunggulan yang dimiliki oleh Batik Wonogiren dengan
tujuan: a.
Untuk memperkenalkan Batik Wonogiren sebagai sebuah produk unggulan yang memiliki daya tarik yang bernilai lebih, unik dan juga memiliki beragam
corak dan motif. b.
Merancang dan menciptakan desain untuk media iklan yang unik, menarik dan komunikatif untuk Batik Wonogiren.