PENGARUH KINERJA SISWA PADA METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA

(1)

TERBIMBING(GUIDED DISCOVERY)TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA

(Skripsi)

Oleh

LIYAN DESI YULIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

ABSTRAK

PENGARUH KINERJA SISWA PADA METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP

KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA Oleh

LIYAN DESI YULIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja siswa pada metode penemuan terbimbing (guided discovery )terhadap keterampilan proses sains siswa. Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 20 Bandar Lampung saat pembelajaran khususnya IPA fisika, diketahui bahwa metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mata pelajaran IPA fisika masih menggunakan metode yang monoton yakni metode ceramah dan pembelajaran berpusat pada guru sehingga kurangnya keterampilan proses sains siswa. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 20 Bandar Lampung, menggunakan satu kelas yaitu kelasVIIF

dengan jumlah sampel 36 siswa dan menggunakan desainOne-Shot Case Study. Pada penelitian ini data (guided discovery)yang diperoleh setiap siswa dengan menilai setiap kinerja siswa dari tugas, kerja ilmiah dan diskusi yang telah

dihitung nilai akhirnya. Sedangkan untuk data KPS diperoleh dengan mengunakan lembar Penilaian KPS dengan indikator yang telah ditetapkan melalui observasi langsung yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung di kelas. Kemudian untuk menguji pengaruh dilakukan uji linearitas, korelasi, dan regresi linear


(3)

sederhana antara data kinerja siswa pada penemuan terbimbing(guided discovery)

dan keterampilan proses sains. Hasil penelitian ini yaitu berdasarkan hasil analisis uji hipotesis terdapat pengaruh kinerja siswa pada metode penemuan terbimbing

(guided discovery) terhadap keterampilan proses sains fisika siswa materi kalor di kelas VIIFdi SMP Negeri 20 bandar lampung dengan persamaan regresinya

adalah 50,316 + 0,299 X.Namun demikian keterampilan proses sains saja tidak bisa dijadikan suatu tolak ukur bahwa seorang siswa dikatakan berhasil, karena keterampilan proses sains adalah salah satu indikator yang dapat menentukan suatu keberhasilan siswa dalam pembelajaran.

Kata kunci : Penemuan Terbimbing (guided discovery), Keterampilan Proses Sains (KPS).


(4)

TERBIMBING(GUIDED DISCOVERY)TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA

Oleh

LIYAN DESI YULIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

PADA METODE PENEMUAN

TERBIMBING(GUIDED DISCOVERY) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA

Nama Mahasiswa : Liyan Desi Yulia

Nomor Pokok Mahasiswa : 0853022033

Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. Eko Suyanto, M.Pd Viyanti, S.Pd. M.Pd.

NIP. 19640310 199112 1 001 NIP. 19800330 200501 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si.


(6)

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Eko Suyanto, M.Pd

Sekretaris : Viyanti, S.Pd., M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Undang Rosidin, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si.

NIP 19600315 198503 1 003


(7)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Guru memegang peranan penting dalam proses belajar siswa. Guru dituntut untuk dapat menguasai berbagai strategi belajar. Tujuannya agar guru dapat mengatasi

kejenuhan siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa dapat

menemukan suasana menyenangkan yang dapat menggali kreativitas siswa dalam belajar. Guru yang menggunakan strategi mengajar yang monoton dapat

menyebabkan siswa merasa jenuh dan sulit menerima pelajaran.

Berdasarkan observasi awal di SMP Negeri 20 Bandar Lampung berjumlah 7 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 205 terdiri dari 92 Laki-laki dan 113 Perempuan. Kelas penelitian yang akan dilakukan di kelas VIIF dengan jumlah


(8)

dengan wawancara ditemukan beberapa masalah dalam kegiatan pembelajaran IPA fisika diketahui bahwa metode pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran IPA fisika adalah metode ceramah dan pembelajaran berpusat pada guru. Guru kebanyakan menerangkan secara manual, diskusi, kemudian memberikan latihan soal. Metode pembelajaran seperti ini terkadang membuat siswa jenuh, dan menganggap bahwa pelajaran IPA fisika adalah pelajaran yang sulit dipahami sehingga masih kurangnya keterampilan proses sains siswa.

Tujuan pembelajaran IPA fisika di SMP secara umum adalah memberikan bekal ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataannya dapat dilihat bahwa keterampilan proses sains yang dicapai siswa masih rendah. Suatu

pendekatan yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains mempunyai peranan penting, karena pendekatan dalam pembelajaran pada hakikatnya merupakan cara yang teratur dan terpikir secara sempurna untuk mencapai suatu tujuan pengajaran. Pendekatan ini merupakan peran yang penting untuk

menentukan berhasil dan tidaknya pembelajaran yang diinginkan.

Memandang situasi dan kondisi itu, maka seorang guru yang kreatif harus dapat memacu keterampilan proses sains siswa dalam mempelajari pelajaran IPA fisika dengan mengusahakan suatu cara atau metode lain yang dapat membantu siswa agar lebih termotivasi dalam belajar fisika. Untuk mengantisipasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan, maka guru harus terus berusaha menyusun dan


(9)

menetapkan berbagai pendekatan yang bervariasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodeguided dicovery.

Metodeguided discovery disebut ju Penemuan

Terbimbing merupakan Suatu metode dimana proses mental siswa diwujudkan dari kemampuan dalam mengasimilasi kesuatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud yaitu: mengamati, mencerna, mengerti menggolong- golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur dan membuat kesimpulan. Penyajian pembelajaran dengan menggunakan metodeguided discoverydilakukan oleh siswa dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan bantuan guru. Metode ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam memecahkan suatu masalah siswa. Peranan guru dalam metode ini adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Melihat latar belakang masalah tersebut peneliti telah melakukan penelitian dengan judul: Kinerja Siswa Pada Metode Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Terhadap keterampilan Proses Sains Fisika Siswa Materi Pokok Kalor di Kelas VII SMP

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah agaimanakah Pengaruh Kinerja Siswa Pada Metode Penemuan terbimbing (Guided Discovery) Terhadap keterampilan Proses Sains Fisika Siswa Materi Pokok Kalor di Kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung ?


(10)

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui Pengaruh Kinerja Siswa Pada Metode Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) terhadap Keterampilan Proses Sains Fisika Siswa Materi Kalor di Kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Sebagai alternatif baru bagi guru dan calon guru dalam kegiatan

pembelajaran fisika menggunakan metode penemuan terbimbing (guided discovery). Selain itu memberikan suatu alternatif dalam memilih metode mengajar yang digunakan agar dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

2. Melatih siswa untuk belajar fisika sesuai dengan hakikat keilmuannya yaitu merupakan proses ilmiah, sikap ilmiah serta produk ilmiah sehingga

diharapkan semakin meningkatkan keterampilan proses sains.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini mencapai tujuan sebagaimana telah dirumuskan, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:

1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIFSMP Negeri 20 Bandar

Lampung.

2. Metode penemuan terbimbing (guided discovery) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya dibawah bimbingan guru.


(11)

3. Materi pokok dalam penelitian ini adalah materi IPA fisika tentang Kalor KD. 3.4 Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Keterampilan Proses Sains yang dimaksud adalah melakukan pengamatan (observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi), mengelompokkan (klasifikasi), meramalkan (prediksi), mengkomunikasikan, merencanakan percobaan atau penyelidikan dan menerapkan sub konsep atau prinsip.


(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Pengertian Metode Penemuan

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Guru memegang peranan penting dalam proses belajar siswa. Guru dituntut untuk dapat menguasai berbagai strategi belajar.

Metode penemuan adalah cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya. Metode penemuan merupakan suatu prosedur pembelajaran yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi-manipulasi objek dan lain-lain percobaan, sebelum sampai pada generalisasi. ( Suprihadi, 2000: 196).

Istilah asing yang sering digunakan untuk metode ini adalahdiscoveryyang berarti penemuan. (Suprihadi, 2000: 169) menjelaskan bahwa pengajaran

discoveryharus meliputi pengalaman-pengalaman belajar untuk menjamin siswa dapat mengembangkan proses-prosesdiscoveryyang digunakan dalam cara yang lebih dewasa sebagai tambahan pada proses-prosesdiscovery, misalnya


(13)

mengumpulkan dan mengalisis data, menarik kesimpulan, mempunyai sikap-sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, dan terbuka. (Refi, 2007).

Istilahdiscoverysebagai suatu prosedur mengajar yang lebih mengutamakan studi individual, manipulasi objek, dan berpusat pada siswa dengan cara melibatan siswa dalam pemahaman konsep melalui pertanyaan pertanyaan yang diajukan. Cara mengajar yang dikembangkan adalah cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri. Penggunaan teknikdiscovery ini diharapkan dapat memacu kemampuan berfikir siswa dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan pernyataan Suprihadi, dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik masih memerlukan bantuan dari pengajar sedikit demi sedikit sebelum menjadi penemu yang murni, dimana melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya. Jadi metode pembelajaran yang mungkin dilaksanakan adalah metode pembelajaran penemuan terbimbing dengan demikian kegiatan belajar mengajar melibatkan secara maksimum baik pengajar maupun pesertra didik.

2. Pengertian MetodeGuided Discovery

Beberapa macam metode mengajar yang dapat digunakan, salah satu contohnya seperti pada penelitian ini menggunakan metodeguided discoveryuntuk mengetahui keterampilan proses sains siswa.


(14)

guided discovery) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya dibawah

Keterlibatan siswa secara aktif untuk menemukan sendiri konsep yang dipelajari diharapkan mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa. Pembelajaran dengan metodeguided discoverysuatu komponen penting dalam pendekatan konstruktivis yang telah memiliki sejarah penting dalam dunia pendidikan. Ide pembelajaran dengan menggunakan metodeguided discoverymuncul dari keinginan untuk memberi rasa senang kepada siswa dalam menemukan sesuatu oleh mereka sendiri dengan mengikuti jejak para ilmuan (Nur dalam Dzaki, 2009: 1).

Metodeguided discovery disebut ju Penemuan

Terbimbing merupakan Suatu metode dimana proses mental siswa diwujudkan dari kemampuan dalam mengasimilasi kesuatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud yaitu: mengamati, mencerna, mengerti menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur dan membuat kesimpulan. Penyajian pembelajaran dengan menggunakan metodeguided discoverydilakukan oleh siswa dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan bantuan guru. Metode ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri untuk mengembangkan kreativitasnya dalam memecahkan suatu masalah siswa. Peranan guru dalam metode ini adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Hal ini sesuai dengan pernyataan Markaban (2006: 15) bahwa metode penemuan terbimbing guru membimbing siswa jika diperlukan dan siswa

didorong untuk berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru. Markaban (2006: 15) juga


(15)

menyatakan bahwa dalam metode penemuan terbimbing peran siswa cukup besar, karena pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru, melainkan pada siswa.

Langkah-langkah dalam MetodeGuided Discovery

Sintaks pembelajaranguided discovery-inquirymenurut Amin dalam Rijal (2011: 1) yaitu:

(1) Pernyataan problema: problema untuk masing-masing kegiatan dapat dinyatakan sebagi pertanyaan atau pernyataan biasa; (2) Prinsip atau konsep yang diajarkan: prinsip-prinsip dan atau konsep-konsep yang harus

ditemukan oleh siswa melalui kegiatan, harus ditulis dengan jelas dan tepat; (3) Alat dan Bahan: alat dan bahan harus disediakan sesuai dengan

kebutuhan setiap siswa untuk melakukan kegiatan; (4) Diskusi pengarahan: berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa (kelas) untuk didiskusikan sebelum para siswa melakukan kegiatandiscovery-inquiry; (5) Kegiatandiscovery-inquiry: kegiatan metoda discovery-inquiry oleh siswa berupa kegiatan percobaan atau penyelidikan yang dilakukan oleh siswa untuk menemukan konsep-konsep dan atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh guru; (6) Proses berpikir siswa: proses berpikir kritis dan ilmiah menunjukkan tentang mental operation siswa yang diterapkan selama kegiatan berlangsung; (7) Pertanyaan yang bersifatopen-ended: pertanyaan yang bersifatopen-ended harus berupa pertanyaan yang mengarah ke pengembangan tambahan kegiatan penyelidikan yang dapat dilakukan oleh siswa; (8) Catatan guru: catatan guru berupa catatan-catatan lain yang meliputi: penjelasan tentang hal-hal atau bagian-bagian yang sulit dari kegiatan pelajaran, isi materi pelajaran yang relevan dengan kegiatan.

Dalam pembelajaranguided discovery-inquiryguru memberikan suatu masalah kepada siswa, dengan bantuan guru, siswa membuat hipotesis, kemudian guru memberikan LKS dan pengarahan kepada siswa sebagai acuan dalam

melaksanakan eksperimen, selanjutnya siswa mengolah data hasil eksperimen, menarik kesimpulan dan membuat laporan hasil kegiatan yang dibimbing oleh guru.

Keuntungan dan kelemahan metode pembelajaran penemuan terbimbing adalah sebagai berikut:


(16)

1) Kelebihan MetodeGuided Discovery

Beberapa kelebihan metodeguided discovery(Rachmadi, 2004: 6) sebagai berikut:

1. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan. 2. Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru. 3. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan

lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya.

2) Kekurangan MetodeGuided Discovery

Disamping memiliki banyak kelebihan, penerapan metodeguided discovery

dalam proses belajar mengajar juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya sebagai berikut (Rachmadi, 2004: 7):

1. Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.

2. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan metode ceramah. 3. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan metode ini. Umumnya

topik-topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan metode

guided discovery.

Berdasarkan kutipan di atas, dalam melaksanakan pembelajaranguided discovery

guru harus mempertimbangkan materi yang akan di sampaikan dalan

pembelajaran dimana siswa harus mempunyai kesiapan mental supaya terjadi proses belajar-mengajar yang diharapkan. Jumlah siswa pun menjadi

pertimbangan agar tercapai tujuan pembelajaran


(17)

Keterampilan proses sains merupakan sejumlah keterampilan yang dibentuk oleh komponen-komponen metode sains/scientific methods. Keterampilan proses (prosess-skill) sebagai proses kognitif termasuk di dalamnya juga interaksi dengan isinya (content).

Indrawati dalam Nuh (2010: 1) mengemukakan bahwa:

Keterampilan Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori , untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan(falsifikasi)".

Keterampilan proses sains adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. Keterampilan proses sains sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru/ mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki.

Keterampilan proses mencakup keterampilan berpikir/ keterampilan intelektual yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh siswa melalui proses belajar mengajar dikelas, yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan tentang produk IPA. Keterampilan proses perlu dikembangkan untuk menanamkan sikap ilmiah pada siswa.

Semiawan dalam Nuh (2010: 1) berpendapat bahwa terdapat empat alasan mengapa pendekatan keterampilan proses sains diterapkan dalam proses belajar mengajar sehari-hari, yaitu:


(18)

(1) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta pada siswa; (2) Adanya kecenderungan bahwa siswa lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang konkret; (3) Penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bersifat mutlak 100 %, tapi bersifat relatif; (4) Dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.

Metode ilmiah merupakan dasar dari pembentukan pengetahuan dalam sains. Metode ilmiah dapat diartikan sebagai cara untuk bertanya dan menjawab pertanyaan ilmiah dengan membuat obsevasi dan melakukan eksperimen. Menurut Hess dalam Mahmuddin (2010: 3), terdapat enam langkah-langkah metode ilmiah, yaitu:

(1) Mengajukan pertanyaan atau merumuskan masalah; (2) Membuat latar belakang penelitian atau melakukan observasi; (3) Menyusun hipotesis; (4) Menguji hipotesis melalui percobaan; (5) Menganalisa data dan membuat kesimpulan; (6) Mengkomunikasikan hasil.

Pembelajaran sains, keenam langkah-langkah metode ilmiah tersebut

dikembangkan dan dijabarkan menjadi sebuah keterampilan proses sains yang dapat diajarkan dan dilatihkan kepada siswa. Keterampilan proses sains

merupakan kegiatan intelektual yang biasa dilakukan oleh para ilmuwan dalam menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk-produk sains. Keterampilan proses dalam pengajaran sains merupakan suatu model atau alternatif

pembelajaran sains yang dapat melibatkan siswa dalam tingkah laku dan proses mental, seperti ilmuwan. Funk (1985) dalam Dimyati dan Mudjiono (2002: 140) mengutarakan bahwa:

berbagai keterampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu keterampilan proses dasar (basic skill) dan keterampilan terintegrasi (integarted skill). Keterampilan proses dasar meliputi kegiatan yang berhubungan dengan observasi, klasifikasi, pengukuran, komunikasi,


(19)

prediksi, inferensi. Keterampilan terintegrasi terdiri atas: mengidentifikasi variabel, tabulasi, grafik, diskripsi hubungan variabel, perolehan dan proses data, analisis penyelidikan, hipotesis ekperimen.

Keterampilan proses dasar diuraikan oleh Rezba dan Wetzel dalam Mahmuddin (2010: 3) sebagai berikut:

keterampilan proses dasar terdiri atas enam komponen tanpa urutan tertentu, yaitu:

(1) Observasi atau mengamati, menggunakan lima indera untuk mencari tahu informasi tentang obyek seperti karakteristik obyek, sifat, persamaan, dan fitur identifikasi lain; (2) Klasifikasi, proses pengelompokan dan penataan objek; (3) Mengukur, membandingkan kuantitas yang tidak diketahui dengan jumlah yang diketahui, seperti: standar dan non-standar satuan pengukuran; (4) Komunikasi, menggunakan multimedia, tulisan, grafik, gambar, atau cara lain untuk berbagi temuan; (5) Menyimpulkan, membentuk ide-ide untuk menjelaskan pengamatan; (6) Prediksi,

mengembangkan sebuah asumsi tentang hasil yang diharapkan.

Keenam keterampilan proses dasar di atas terintegrasi secara bersama-sama ketika ilmuan merancang dan melakukan penelitian, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Semua komponen keterampilan proses dasar penting baik secara parsial maupun ketika terintegrasi secara bersama-sama. Keterampilan proses dasar merupakan fondasi bagi terbentuknya landasan berpikir logis. Oleh karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa sebelum melanjutkan ke

keterampilan proses yang lebih rumit dan kompleks. Keterampilan proses terpadu (terintegrasi) diuraikan oleh Weztel dalam Mahmuddin (2010: 4) sebagai berikut:

Perpaduan dua kemampuan keterampilan proses dasar atau lebih membentuk keterampilan proses terpadu.

Keterampilan proses terpadu meliputi:

(1) merumuskan hipotesis, membuat prediksi (tebakan) berdasarkan bukti dari penelitian sebelumnya atau penyelidikan; (2)mengidentifikasi variabel, penamaan dan pengendalian terhadap variabel independen, dependen, dan variabel kontrol dalam penyelidikan; (3) membuat defenisi operasional,


(20)

mengembangkan istilah spesifik untuk menggambarkan apa yang terjadi dalam penyelidikan berdasarkan karakteristik diamati; (4) percobaan, melakukan penyelidikan dan mengumpulkan data; (5) interpretasi data, menganalisis hasil penyelidikan.

Padilla dalam Nurohman (2010: 3), mengungkapkan Hal serupa bahwa keterampilan proses sains dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu:

1) the basic (simpler) process skilldan 2) integrated (more complex) skills. The basic process skill, terdiri dari 1) Observing, 2)Inferring,

3)Measuring, 4)Communicating, dan 5)Classifying, 6) Predicting. Sedangkan yang termasuk dalamIntegrated Science Process Skills adalah 1)Controlling variables,2)Defining operationally,3)Formulating hypotheses, 4) Interpreting data,5)Experimentingdan,6)Formulating models.

Longfield (2003) dalam Nurohman (2010) membagi keterampilan proses sains menjadi tiga tingkatan, yaituBasic, Intermediate,danEdvanced

Tabel 1. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains (diadaptasi dariLongfield)

Basic

Mengobservasi Menggunakan indera untuk mengumpulkan informasi. Membandingkan Menemukan persamaan dan

perbedaan antara dua objek/kejadian. Mengklasifikasikan Mengelompokkan objek atau ide

dalam kelompok atau ketegori berdasarkan bagian-bagiannya.

Mengukur Menentukan ukuran objek atau

kejadian dengan menggunakan alat ukur yang sesuai

Mengkomunikasikan Menggunakan lisan, tulisan, atau grafik, untuk menggambarkan kejadian, aksi atau objek.

Lanjutan tabel

 Membuat Model Membuat grafik, tulisan, atau untuk menjelaskan ide, kejadian, atau objek  Membuat Data Menulis hasil observasi dari objek

atau kejadian menggunakan gambar, kata-kata, maupun angka.

Intermediate

Inferring Membuat pernyataan mengenai hasil observasi yang didukung dengan penjelasan yang msuk akal.


(21)

Memprediksi Menerka hasil yang akan terjadi dari suatu kejadian berdasarkan observasi dan biasanya pengetahuan dasar dari kejadian serupa

Edvanced

Membuat hipotesis Membuat pernyataan mengenai suatu permasalahan dalam bentuk

pertanyaan Merancang

Percobaan

Membuat prosedur yang dapat menguji hipotesis

Menginterpretasikan Data

Membuat dan menggunakan tabel, grafik atau diagram untuk

mengorganisasikan dan menjelaskan informasi.

Keterampilan proses sebagaimana disebutkan di atas merupakan keterampilan proses sains yang diaplikasikan pada proses pembelajaran. Pembentukan keterampilan dalam memperoleh pengetahuan merupakan salah satu penekanan dalam pembelajaran sains. Oleh karena itu, penilaian terhadap keterampilan proses siswa harus dilakukan terhadap semua keterampilan proses sains baik secara parsial maupun secara utuh.

Penilaian merupakan tahapan penting dalam proses pembelajaran. Penilaian dalam pembelajaran sains dapat dimaknai sebagai membawa konten, proses sains dan sikap ilmiah secara bersama-sama. Penilaian dilakukan terutama untuk menilai kemajuan siswa dalam pencapaian keterampilan proses sains. Menurut

SmithdanWelliverdalam Mahmuddin (2010), pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:

(1) Pretes dan postes. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran sains; (2) Diagnostik. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan pada bagian mana siswa memerlukan


(22)

bantuan dengan keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan siswa; (3) Penempatan kelas. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas. Misalnya, Pemilihan kompetisis siswa. Guru

melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti lomba sains dengan baik; (4) Bimbingan karir. Biasanya para peneliti melakukan uji coba menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk

mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.

Penilaian keterampilan proses sains dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disesuaikan dengan materi dan tingkat perkembangan siswa atau tingkatan kelas. Oleh karena itu, penyusunan instrumen penilaian harus direncanakan secara cermat sebelum digunakan. Menurut Widodo dalam Mahmuddin (2010),

penyusunan instrumen untuk penilaian terhadap keterampilan proses siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Mengidentifikasikan jenis keterampilan proses sains yang akan dinilai; (2) Merumuskan indikator untuk setiap jenis keterampilan proses sains; (3) Menentukan dengan cara bagaimana keterampilan proses sains tersebut diukur (misalnya apakah tes unjuk kerja, tes tulis, ataukah tes lisan); (4) Membuat kisi-kisi instrumen; (5)Mengembangkan instrumen pengukuran keterampilan proses sains berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Pada saat ini perlu mempertimbangkan konteks dalam item tes keterampilan proses sains dan tingkatan keterampilan proses sains (objek tes); (6)Melakukan validasi instrumen; (7) Melakukan ujicoba terbatas untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas empiris; (8)Perbaikan butir-butir yang belum valid; (9) Terapkan sebagai instrumen penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains.

Langkah-langkah penyusunan instrumen di atas, pencarian validitas dan reabilitas empiris terutama dilakukan untuk penilaian keterampilan proses sains yang beresiko tinggi. Penilaian yang beresiko tinggi yang dimaksud adalah penilaian dalam penelitian, penilaian dalam skala besar atau penilaian untuk tujuan tertentu.


(23)

Penilaian keterampilan proses sains dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disesuaikan dengan materi dan tingkat perkembangan siswa atau tingkatan kelas. Oleh karena itu, penyusunan instrumen penilaian harus direncanakan secara cermat sebelum digunakan..

Funk dalam Dimyati dan Mudjiono (2002: 140) berpendapat bahwa:

berbagai keterampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu keterampilan proses dasar (basic skill) dan keterampilan terintegrasi (integarted skill). Keterampilan proses dasar meliputi kegiatan yang berhubungan dengan observasi, klasifikasi, pengukuran, komunikasi, prediksi, inferensi. Keterampilan terintegrasi terdiri atas: mengidentifikasi variabel, tabulasi, grafik, diskripsi hubungan variabel, perolehan dan proses data, analisis penyelidikan, hipotesis ekperimen.

Hal-hal yang berpengaruh terhadap keterampilan proses sains, diantaranya yaitu perbedaan kemampuan siswa secara genetik, kualitas guru serta perbedaan strategi guru dalam mengajar.

Adapun mengenai keterampilan proses sains dan indikatornya menurut Indrawati dalam Agustia (2011) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikator-indikator Keterampilan Proses Sains.

KPS Indikator

Melakukan pengamatan (observasi)

1. Mengidentifikasi ciri-ciri suatu benda

2. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang nyata pada objek atau peristiwa

3. Membaca alat ukur

4. Mencocokan gambar dengan uraian tulisn/benda Menafsirkan

pengamatan (interpretasi)

Mengidentifikasi fakta-fakta berdasarkan hasil pengamatan Menafsirkan fakta atau data menjadi suatu penjelasn yang logis Mengelompokkan

(klasifikasi)

Mencari perbedaan atau persamaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan dan mencari dasar penggolongan.


(24)

Meramalkan (prediksi)

Mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecendrungan/pola yang sudah ada. Berkomunikasi 1. Mengutarakan suatu gagasan

2. Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan secara akurat suatu objek atau kejadian

3. Mengubah data dalam bentuk tabel kedalam bentuk lainnya misalnya grafik, peta secara akurat.

Berhipotesis Hipotesis merupkan dugn sementara tentang pengaruh variabel amnipulasi terhadp vriabel respon. Hipotesis menyatakan penggambaran yang logis dari suatu hubungan yang dapat diuji melalui eksperimen.

Merencanakan percobaan/ penyelidikan

Menentukan alat dan bahan, menentukan variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan, menentukan variabel terikat dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, di ukur/ ditulis, serta menentukan cara dan langkah kerja termasuk keterampilan merencanakan penelitian.

Menerapkan sub konsep/ prinsip

Menggunakan subkonsep yang telah dipelajari dalam situasi baru, menggunakan subkonsep pada pengalaman baru untuk

menjalaskan apa yang sedang terjadi.

Pendekatan keterampilan proses dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh individu siswa. Agustia (2011) memuat ulasan pendekatan keterampilan proses yang diambil dari pendapat Funk sebagai berikut:

a) Pendekatan keterampilan proses dapat mengembangkan hakikat ilmu pengetahuan siswa. Siswa terdorong untuk memperoleh ilmu

pengetahuan dengan baik karena lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan;

b) Pembelajaran melalui keterampilan proses akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak hanya menceritakan, dan atau mendengarkan sejarah ilmu pengetahuan;

c) Keterampilan proses dapat digunakan oleh siswa untuk belajar proses dan sekaligus produk ilmu pengetahuan.

Pengukuran terhadap keterampilan proses siswa, dapat dilakukan dengan

menggunakan instrumen tertulis. Pelaksanaan pengukuran dapat dilakukan secara tes(paper and pencil test)dan bukan tes. Penilaian melalui tes dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis(paper and pencil test). Sedangkan penilaian melalui bukan tes dapat dilakukan dalam bentuk observasi atau pengamatan. Namun demikian, menggunakan kombinasi kedua teknik penilaian tersebut dapat


(25)

meningkatkan akurasi penilaian terhadap keterampilan proses sains. Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan

melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin mereka

melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat.

Penilaian dalam keterampilan proses agak sulit dilakukan melalui tes tertulis dibandingkan dengan teknik observasi. Selain itu, hasil-hasil pekerjaan tugas siswa atau produk hasil belajar siswa juga dapat diamati untuk menilai

keterampilan proses siswa secara integrative. Menurut Sumiati dan Asra (2008), Arikunto (2009) dan Widyatiningtyas (2010), penilaian keterampilan proses dengan melalui bukan tes diperlukan lembar pengamatan yang lebih rinci untuk menilai perilaku yang diharapkan. Lembar pengamatan ini dapat berupa rubrik, daftar chek atau skala bertingkat. Menilai siswa dengan menggunakan rubrik, dapat mendeterminasikan kemampuan siswa berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan. Rubrik penilaian memuat kriteria esensial terhadap tugas atau standar keterampilan proses sains serta level unjuk kerja yang tepat terhadap setiap kriteria.

Pelaksanaan Penilaian Keterampilan Proses Sains merupakan proses pemberian atau penentuan nilai kepada objek berdasarkan kriteria tertentu. Penilaian merupakan tahapan penting dalam proses pembelajaran. Penilaian keterampilan proses sains merupakan pendekatan untuk mengukur dan menilai kemampuan kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas atau dalam mempertunjukkan kegiatan.


(26)

Kinerja merupakan tanggapan aktif siswa secara langsung atau tidak langsung yang berupa proses atau prosedur atau hasil. Pada penelitian ini penilaian yang digunakan adalah penilaian keterampilan proses melalui bukan tes. Penilaian melalui keterampilan proses sains melalui bukan tes dapat dilakukan dalam bentuk observasi atau pengamatan. Pengamatan dalam penilaian ini dapat dilakukan secara langsung. Selama proses kegiatan pembelajaran sains

dilaksanakan, guru dapat melakukan penilaian dengan mengamati perilaku siswa secara langsung dalam menunjukkan kemampuan keterampilan proses sains yang dimiliki. Penilaian dimaksudkan untuk mengukur secara langsung detail-detail pencapaian keterampilan proses sains, maka penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi atau rubrik penilaian.

B. Kerangka Pemikiran

Pelaksanaan pembelajaran yang didominasi oleh guru diduga menyebabkan rendahnya dan keterampilan proses sains siswa dalam kegiatan pembelajaran. Untuk itu perlu adanya suatu tindakan dengan mengganti metode pengajaran yang dilakukan selama ini.

Metode pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) adalah metode pembelajaran yang sengaja dirancang dengan menggunakan pendekatan

penemuan. Penyajian pembelajaran dengan menggunakan metodeguided discoverydilakukan oleh siswa dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan bantuan guru. Metode ini


(27)

menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam memecahkan suatu masalah siswa. Para siswa diajak atau didorong untuk melakukan kegiatan eksperimental, sedemikian sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan sesuatu yang diharapkan. Dalam pembelajaran penemuan terbimbing tugas guru cenderung menjadi fasilitator. Keterlibaran siswa secara aktif untuk menemukan sendiri konsep yang dipelajari diharapkan mampu meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Pembelajaran dengan metodeguided discoverysuatu komponen penting dalam pendekatan konstruktivis yang telah memiliki sejarah penting dalam dunia pendidikan.

Keterampilan-keterampilan yang dapat dinilai dalam pembelajaran metode penemuan terbimbing(guided discovery)merupakan keterampilan yang bersifat ilmiah dan membentuk pola pikir analisis pada siswa yaitu mengamati,

merumuskan hipotesis, merencanakan percobaan, melakukan percobaan, menginterpretasi data, memprediksi, menerapkan konsep, dan berkomunikasi.

Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh metode penemuan terbimbing terhadap keterampilan proses sains. Sebagai variabel bebas adalah metode penemuan terbimbing. Sedangkan keterampilan proses sains melalui penerapan metode penemuan terbimbing sebagai variabel terikat.

Hubungan antara variabel tersebut di gambarkan dalam diagram berikut ini:

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Y


(28)

Keterangan:

X = kinerja siswa pada metode penemuan terbimbing(guided discovery) Y = keterampilan proses sains

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diungkapkan di atas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan pembelajaran penemuan terbimbing(guided discovery)dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

Hipotesis

H0: Tidak ada pengaruh metode penemuan terbimbing(guided discovery)

terhadap keterampilan proses sains siswa.

H1: Ada pengaruh metode penemuan terbimbing(guided discovery)


(29)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandar Lampung pada bulan September tahun pelajaran 2012/ 2013.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari tujuh kelas, yaitu VIIAsampai dengan VIIG. Teknik pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan teknikpurposive samplingyaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2010: 124). Pertimbangan tertentu yang dilakukan dalam memilih sampel adalah berdasar keterangan hasil wawancara dengan guru kelas bahwa kelas tersebut belum di terapkan metode penemuan terbimbing sehingga dipilih sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIF yang berjumlah 36 siswa.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen dengan menggunakan satu kelas sebagai sampel yaitu kelas VIIF. Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas yaitu


(30)

sains siswa. Desain eksperimen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

One-Shot Case Study. Dengan pemberian perlakuan, kemudian diberikan soal ujian akhir. Berikut adalah gambar desain penelitian yang akan digunakan:

Gambar 3.1.One-Shot Case Study

Keterangan : X = perlakuan

O = nilai observasi hasil perlakuan

(Sugiyono, 2010: 111)

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua bentuk variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode penemuan terbimbing (X), sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan proses sains siswa (Y).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Lembar kerja kelompok (LKK)

Lembar kerja kelompok digunakan untuk mengarahkan siswa dalam kerja kelompok yang berupa kegiatan eksperimen.

2. Lembar kinerja siswa

Digunakan menghitung rata-rata aspek kinerja siswa yang diberikan selama pembelajaran.

3. Lembar observasi keterampilan proses sains


(31)

Digunakan untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa selama pembelajaran berlangsung.

F. Data Penelitian

Data penelitian berupa data kuantitatif yang diperoleh dari:

1) DataGuided Discovery

Dataguided discoverydiperoleh dari lembar kinerja dengan menghitung rata-rata aspek kinerja siswa yang diberikan selama pembelajaran.

2) Data Keterampilan Proses Sains

Data Keterampilan Proses Sains merupakan yang diperoleh dari pengamatan selama proses pembelajaran melalui dengan cara menilai kinerja siswa selama berlangsungnya praktikum dan ketika mengerjakan lembar kerja kelompok (LKK) sesuai dengan kriteria penilaian keterampilan proses sains yang terdiri dari 7 rincian yaitu K1, K2, K3, K4, K5, K6 dan K7.

G. Teknik Pengumpulan Data

a. DataGuided Discovery

Data ini merupakan data penilaian kerja siswa dengan menghitung rata-rata

kinerja siswa yang dilakukan selama pembelajaran,secara lengkap dapat dilihat

pada Lampiran 7 hal. 95

Tabel 3. 1 Data lembar penilaian kinerja siswa


(32)

No Nama Siswa

Tugas Kerja Ilmiah Diskusi

Skor Nilai Akhir

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Skor Tertinggi 11 91,67

Skor Terendah 7 0,00

Total 328 2733,3

Skor Rata-Rata Siswa 9,65 75,93

b. Data keterampilan proses sains

Data keterampilan proses sains siswa, diperoleh dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap keterampilan proses sains siswa selama kegiatan pembelajaran dan memberikan penilaian pada setiap sub keterampilan proses yang diamati oleh observer.

Adapun bentuk pengumpulan datanya berupa tabel yang dijelaskan pada Tabel 2 dan secara Lengkap dapat dilihat pada lampiran 8 hal. 99.

Tabel 3.2 Data lembar penilaian keterampilan proses sains

No Nama

Siswa

Sub Keterampilan Proses

Skor %KPS

K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7

JUMLAH

SKOR 122 112 102 110 91 72 99 708 79%

SKOR

MAKSIMUM 144 144 144 144 144 144 144 144 144

NILAI

RATA-RATA 85%

78

% 71% 76% 63% 50% 69% 492% 74%

H. Analisis Instrumen


(33)

Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasiproduct moment

yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

= ( )( )

{ ( ) }{ ( ) }

(Arikunto, 2008: 72)

Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,57 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,57 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak

valid. 0,05 maka koefisien korelasi tersebut

signifikan.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Anates V.4 dengan kriterium uji lebih besar dibandingkan dengan 0,57 maka data

merupakan kuat (valid).

2. Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.


(34)

(Arikunto 2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumusalpha, yaitu:

=

1 1

Di mana:

r11 = reliabilitas yang dicari

12 = jumlah varians skor tiap-tiap item t2 = varians total

n = banyaknya butir soal

(Arikunto, 2008: 109)

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 17.0 dengan

metode yang diukur berdasarkan skala 0

sampai 1.

Menurut Triton dalam Sujianto dikutip oleh Marlangen (2010: 32), jika skala itu dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan interval yang sama, maka ukuran kemantapanalphayang diinterprestasikan Tabel 3.1.

Tabel 3.3 Interpretasi ukuran kemantapan nilaialpha

Keterangan

0,00 - 0,20 kurang reliabel

0,21 - 0,40 agak reliabel

0,41 - 0,60 cukup reliabel

0,61 - 0,80 Reliabel


(35)

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal.

I. Pengujian Hipotesis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk melihat apakah kedua populasi

berdistribusi normal atau sebaliknya. Penelitian ini menggunakan program

SPSS 17.0dengan ujiLillieforsyaitu dengan melihat nilai pada kolom

Kolmogorov Smirnov. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:

O

H : data terdistribusi secara normal

1

H : data tidak terdistribusi secara normal Pedoman pengambilan keputusan:

a. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.

b. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusinya adalah normal.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresilinear. Pengujian dilakukan


(36)

dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metodeTest for Linearitypada taraf signifikan 0, 05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yanglinear

bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0, 05 (Priyatno, 2010: 73).

3. Uji Korelasi

Jika data berdistibusi normal, maka untuk menguji hipotesis dapat digunakan uji

Korelasi Product-Moment,dengan menggunakan persamaan berikutini.

= ( )( )

( ) ( )

(Sugiyono, 2009: 255)

Ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh> rt) maka Ha

diterima (Sugiyono, 2009: 261). Pada penelitian ini, untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan ujiKorelasi Bivariatejika data berdistribusi normal. Namun jika tidak berdistribusi normal, dapat menggunakanKorelasi Rho Spearman.

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 0,199

0,20 0,399 0,40 0,599 0,60 0,799

Sangat Rendah Rendah

Sedang Kuat


(37)

0,80 1,000 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2009: 257)

4. Uji Regresi

Untuk mengetahui efesiensi perhitungan analisis data Uji Regresi Linear Sederhana digunakan Aplikasi Program SPSS 17,0For Windows.Kriteria uji yang digunakan adalah jika Fhitung > dari Ftabel terima H1tolak H0. Selanjutnya

dengan adanya pertimbangan efesien perhitungan analisis data uji analisis regresi linear sederhana digunakan aplikasi program SPSS 17,0. Persamaan yang harus diselesaikan dalam regresi linier sederhana, yaitu:

Keterangan :

byek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y bila X= 0 (harga konstanta)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Variabel bebas (data pengamatan) Y = Variabel terikat (data pengamatan)

Yang dicari terlebih dahulu dalam regresi sederhana yaitu dengan mencari nilai menggunakan rumus berikut:

= ( )( ) ( )( )


(38)

Setelah menghitung nilai a, berikutnya yang dihitung nilai b dengan rumus berikut:

= ( ) ( )( )

( ) ( )

Keterangan :

a = Harga Y bila X= 0 (harga konstnta)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) makanaik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Variabel bebas (data pengamatan) Y = Variabel terikat (data pengamatan)

n = banyaknya pasangan data

Setelah menghitung nilai a dan b, maka persamaan regresi linier sederhana (nilaiY) dapat dihitung dengan rumus berikut:

= +

Pengambilan harga-hargaXuntuk meramalkanYharus dipertimbangkan secara rasional dan menurut pengalaman, yang masih berada pada batas ruang gerakX. (Usman dan Akbar, 2009: 36)


(39)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

Ada pengaruh yang positif antara metode penemuan terbimbing(guided discovery) terhadap keterampilan proses sains fisika siswa. Hal ini dapat dilihat dari analisis regresi dengan nilai R = 0, 472 atau sebesar 47,2% dankoefisien

regresi bernilai positif, nilaiSig.(2-tailed)0,005< (0,05) maka H0di tolak.

Yang berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel kinerja siswa padaguided dicoveryterhadap keterampilan proses sains fisika siswa materi kalor di kelas VIIF SMP Negeri 20 Bandar Lampung

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Pendekatan dengan metodeguided discoverydapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa (KPS).

2. Guru harus memperhatikan dan mendampingi siswa dalam melakukan

praktikum agar siswa dapat bekerja sama dengan baik dan situasi belajar tetap tertib.


(40)

Gambar Halaman

2.1. Kerangka Pikir ... 22 3.1. Desain EksperimenOne-Shot Case Study... 25 4.1. Grafik rata-rata Keterampilan Proses Sains siswa dengan


(41)

Halaman

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiiv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis... 6

1. Pengertian Metode Penemuan ... 6

2. Pengertian MetodeGuided Discovery ... 7

Langkah-langkah dalam metodeguided discovery... 9

1. Kelebihan metodeguided discovery... 10

2. Kekurangan metodeguided discovery... 10

3. Keterampilan Proses Sains... 11

B. Kerangka pemikiran ... 20

C. Hipotesis tindakan ... 22

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian... 24

B. Populasi dan Sample ... 24

C. Desain Penelitian ... 24

D. Variabel Penelitian ... 25

E. Instrument Penelitian ... 25

F. Data Penelitian ... 26

G. Teknik Pengumpulan Data ... 26

H. Analisis Instrumen ... 28


(42)

A. Hasil Penelitian . ... .. 34

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ...36

a. Uji Validitas Soal KPS ... .... 36

b. Uji Reliabilitas Soal KPS ... 37

2. Hasil Uji Analisis Data ... ....38

a. Hasil ... 39

b. Uji Linearitas Data Keterampilan Proses Sains Siswa ... 39

c. Uji Kolerasi Data Keterampilan Proses Sains Siswa... 40

d. Uji Regresi Data KPS Siswa ... 41

e. Hasil Uji Hipotesis ... 42

B. Pemba ... 44

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kes ... 48

B. ... 48

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus ... . 53

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 55

3. Lembar Kerja Kelompok (LKK)guided discovery... 63

4. Kunci Lembar Kerja Kelompok (LKK) guided discovery... 75

5. Kisi- Kisi Soal KPS ... 83

6. Rubrikasi Penilaian Soal KPS ... 88

7. Data Analisis Penilaian Kinerja siswa ... 95

8. Data Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa ... 99

9. Uji Instrumen ... 102

1. Uji Validitas ... 102

2. Uji Reliabilitas ... 105

10. Uji Normalitas... 106


(43)

13. Uji Regresi ... .109 Surat Ijin Penelitian... Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...


(44)

(45)

Agustia, Reza kurnia. 2011.Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

Amin, Mohamad. 2009.Discovery Inquiry. Jakarta. http://smpn1banjar-pdg.net. 16 November 2011 (10:34 WIB)

Arikunto, Suharsimi. 2008.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Dimyati dan Mudijono. 2002.Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Dzaki, muhammad. 2009.

Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing

(Guided Discovery Learning)

Retrieved Maret 2009 from

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-penemuan-terbimbing.html

Lestari, May Lisa. 2011. Skripsi: Pengaruh Penerapan Metode Guiding Discovery Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Dan Hasil Belajar Fisika.Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Mahmuddin. 2010.Belajar Jadi Manusia: Komponen Penilaian Keterampilan Proses Sains. [On line] tersedia: http://mahmuddin.wordpress.com. 28/02/2012. 12:19 WIB

Markaban. 2006.Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing. Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Matematika. Yogyakarta.

Marlangen, Taranesia. 2010. Studi Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep Pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Multiple Representation.Skripsi.

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Marnasusanti, Ardian. 2007.Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 5 Tegal Kelas XI IPA dalam Sub Pokok Materi Pergeseran Kesetimbangnan Kimia melalui Metode Praktikum. Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang


(46)

tersedia: http://fisikasma-online.blogspot.com. 28/02/2012. 12:25 WIB

Nurohman, Sabar. 2010. Penerapan Seven Jump Method (SJM) Sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa. FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom

Rachmadi, Widdiharto. 2004.Model-Model Pembelajaran Matematika SMP. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPG) Matematika. Yogyakarta.

Refi , Elfira Yuliani. 2007.Pendekatan Inquiry Dan Discovery.

http://refi07.wordpress.com/pendekatan-inquiry-dan-discovery/. 28/02/2012. 12:23 WIB.

Rijal, Resolusi. 2011.Pembelajaran Discovery-Inquiry. Tersedia: http://resolusirijal.blogspot.com. 16 November 2011 (13:59 WIB)

Rustaman. 2003. Keterampilan Proses Sains.Artikel Pendidikan. Diakses 15 Januari 2012 dari http://biopointtenten.blogspot.com/2010/08/

keterampilan-proses-sains-kps.html

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2011.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan. Alfabeta. Bandung. Suprihadi Saputro, Zainul Abidin & I Wayan Sutama. (2000).Strategi

Pembelajaran, Bahan Sajian Program Pendidikan Akta Mengajar. Departemen Pendidikan Nasional, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Malang.


(47)

Tabel Halaman

3.1. Lembar Penilaian Kinerja Siswa ... 27

3.2. Lembar Penilaian Keterampilan Proses Sains... 27

3.3. Koefisien ... 30

3.4. Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi ... 32

4.1. Hasil Uji Validitas... 36

4.2. Hasil Uji Reliabilitas ... 37

4.3. Hasil Kinerja siswa ... 38

4.4. Hasil KPS ... 38

4.5. Hasil Uji Normalitas ... 39

4.6. Hasil Uji Linearitas DataGuided Discoverytehadap KPS ... 40

4.7. Hasil Uji Kolerasi DataGuided Discoverytehadap KPS . .... 41

4.8. Hasil Ujimodel summarybDataGuided Discoverytehadap KPS. . 42


(48)

Minta tolonglah kamu dengan sabar dan shalat, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

(Q.S. Al Baqarah ayat 153)

Terpuruk dalam masalah merupakan peluang hebat untuk kita.

(Albert Einstein)

Sebesar apapun usahamu, jangan pernah lupa bahwa setengahnya sudah digariskan oleh


(49)

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT. Dengan segala kerendahan hati penulis persembahkan lembaran-lembaran sederhana ini sebagai tanda cinta dan terima kasih penulis kepada kepada:

1. Mak dan Papa tersayang, yang selalu memperjuangkan masa depan penulis, yang telah lama menantikan keberhasilan penulis, yang tak pernah lupa menyebut nama penulis dalam setiap doa, yang tak pernah lelah

memperhatikan, dan yang selalu mendukung penulis. Semoga Allah memberikan kesempatan kepada penulis untuk bisa selalu membahagiakan kalian.

2. Adik- Fitri Yuwanda, Ridho Ashari, Redwinda Aktari dan Nana Yusefa

penulis..


(50)

Penulis dilahirkan di Liwa pada tanggal 04 Maret 1990, merupakan anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Yusirwan, S.Pd dan Ibu Rusilah.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis adalah TK Aisyiah Bustanul Athfal Sebarus pada tahun 1995 selesai tahun 1996, SD Negeri 1 Wai Empulau Ulu kemudian pindah ke SD Negeri 1 Sebarus pada tahun 1998 diselesaikan tahun 2002, Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Liwa

diselesaikan tahun 2005, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Liwa diselesaikan tahun 2008. Pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri.

Pada tahun 2011, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sidodadi Kecamatan Pardasuka Kabuten Pringsewu dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MA Nurul Iman Sidodadi Kecamatan Pardasuka Kabuten Pringsewu dan pada tahun 2012 penulis melaksanakan penelitian di SMP Negeri 20 Bandar Lampung.


(51)

(52)

Bismillahirrohmanirrohim...

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena kasih sayang dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Dr. Undang Rosidin, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika sekaligus selaku pembahas yang banyak memberikan kritik serta masukan yang bersifat positif dan konstruktif.

4. Bapak Drs. Eko Suyanto , M.Pd., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. 5. Ibu Viyanti, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II atas keikhlasannya

memberikan bimbingan, saran, dan motivasi.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.

7. Ibu Dra. Listadora M.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 20 Bandar Lampung beserta jajaran yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. 8. Ibu Sri hartati, S.Pd., selaku Guru Mitra dan murid-murid kelas VIIF SMP


(53)

memberikan nasehat, perhatian, memberikan uang jajan, canda tawa dan tak pernah lupa untuk membantu serta mendukung penulis.

10. Teman seperjuangan 8 Mandiri Leni,

Intan, Nova, Yesika, Andrey, Desti, Khusnul, Idel, Ewo, Larno, Putu, Dedek, Arif, Via, Novi, Destiana, Dewi, Dian, Eva, Emil, Elly, Ayu, Fharia, DP, Iyoh, Tresna, Fitri, Hamidah, Hanif, Ike, Jean, Marfiana, Nining, Nurul, Resa, Resti, Mayang, Tutik, Wina, Indah, Uji, Nando dan Yeni atas bantuan dan kebersamaannya.

11. Sahabat penulis : Rofah, Eka Wah, Putri, teh Rika Wah, Yuniar, Tante Maduma, Among Selly, Kokom Meita dan om ajeng yang telah memberikan semangat, mendengarkan segala keluh kesah penulis,

memberikan nasehat, perhatian, dan memberikan canda tawa selama ini serta dukungan di saat penulis galau. Semoga tali persaudaraan ini tetap terjaga selamanya.

12. Sahabat penulis Yuni Lestari, Fitri, Tari, Martina, Erika, dan Iis 13. Teman teman KKN dan PPL

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandarlampung, 2012 Penulis


(54)

(55)

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah:

Nama : Liyan Desi Yulia

NPM : 0853022033

Fakultas / Jurusan : KIP/ Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Way Empulau Ulu, Liwa, Lampung Barat.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, November 2012

Liyan Desi Yulia NPM. 0853022033


(1)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Liwa pada tanggal 04 Maret 1990, merupakan anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Yusirwan, S.Pd dan Ibu Rusilah.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis adalah TK Aisyiah Bustanul Athfal Sebarus pada tahun 1995 selesai tahun 1996, SD Negeri 1 Wai Empulau Ulu kemudian pindah ke SD Negeri 1 Sebarus pada tahun 1998 diselesaikan tahun 2002, Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Liwa

diselesaikan tahun 2005, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Liwa diselesaikan tahun 2008. Pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri.

Pada tahun 2011, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sidodadi Kecamatan Pardasuka Kabuten Pringsewu dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MA Nurul Iman Sidodadi Kecamatan Pardasuka Kabuten Pringsewu dan pada tahun 2012 penulis melaksanakan penelitian di SMP Negeri 20 Bandar Lampung.


(2)

(3)

SANWACANA Bismillahirrohmanirrohim...

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena kasih sayang dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Dr. Undang Rosidin, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika sekaligus selaku pembahas yang banyak memberikan kritik serta masukan yang bersifat positif dan konstruktif.

4. Bapak Drs. Eko Suyanto , M.Pd., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. 5. Ibu Viyanti, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II atas keikhlasannya

memberikan bimbingan, saran, dan motivasi.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.

7. Ibu Dra. Listadora M.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 20 Bandar Lampung beserta jajaran yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. 8. Ibu Sri hartati, S.Pd., selaku Guru Mitra dan murid-murid kelas VIIF SMP


(4)

9. Abang

memberikan nasehat, perhatian, memberikan uang jajan, canda tawa dan tak pernah lupa untuk membantu serta mendukung penulis.

10. Teman seperjuangan 8 Mandiri Leni, Intan, Nova, Yesika, Andrey, Desti, Khusnul, Idel, Ewo, Larno, Putu, Dedek, Arif, Via, Novi, Destiana, Dewi, Dian, Eva, Emil, Elly, Ayu, Fharia, DP, Iyoh, Tresna, Fitri, Hamidah, Hanif, Ike, Jean, Marfiana, Nining, Nurul, Resa, Resti, Mayang, Tutik, Wina, Indah, Uji, Nando dan Yeni atas bantuan dan kebersamaannya.

11. Sahabat penulis : Rofah, Eka Wah, Putri, teh Rika Wah, Yuniar, Tante Maduma, Among Selly, Kokom Meita dan om ajeng yang telah memberikan semangat, mendengarkan segala keluh kesah penulis,

memberikan nasehat, perhatian, dan memberikan canda tawa selama ini serta dukungan di saat penulis galau. Semoga tali persaudaraan ini tetap terjaga selamanya.

12. Sahabat penulis Yuni Lestari, Fitri, Tari, Martina, Erika, dan Iis 13. Teman teman KKN dan PPL

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandarlampung, 2012 Penulis


(5)

(6)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah: Nama : Liyan Desi Yulia

NPM : 0853022033

Fakultas / Jurusan : KIP/ Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Way Empulau Ulu, Liwa, Lampung Barat.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, November 2012

Liyan Desi Yulia NPM. 0853022033