Rumeksa Rahayuning Garwa Pasang Sumeh Jroning Ati

36 ‘Adapun kewajiban orang yang telah kawin ada dua macam. Pertama bagi laki-laki harus dapat melindungimenjaga, memberi tuntunan atau mengajari, serta mengasuh sabar, seperti teduhnya daun-daun yang mengayomi batang sampai akar”. Inti petunjuk tersebut adalah keharusan suami untuk melindungi dan menjaga, memberi petunjuk serta memelihara istrinya seperti halnya sebatang pohon yang daun-daunnya menaungi seluruh batang sampai akar.

2.2.2.5 Rumeksa Rahayuning Garwa

Tugas suami terhadap isteri dan hubungan dengan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat jawa erat sekali, hal ini tampak dalam hubungan antara suami isteri dan sebaliknya, hubungan antara orang tuan dengan anak dan sebaliknya, juga hubungan antara keluarga yang satu dengan yang lain. Dalam hal tugas suami diperintahkan agar cocok,serasi, menjadi contoh bagi isterinya agar mendapat kebahagiaan. Sumaatmaka Atmasalaga dalam Karkono Partokusumo 1998:35 menuliskan “Dene sesanggamaning jejjodhoan puniko wonten warni kalih. Sepisan tumraping kakung kedah saged angayomi rumekso, anuntuni memulang, saha angemong anyabari, kados ayubing ronron anggening angayomi dha-tang delegipun oyod” “ Adapun kewajiban orang yang telah kawin itu ada dua macam, Pertama bagi laki-laki harus melindungi menjaga, memberi tuntunan mengajar, serta mengasuh berbuat sabar, seperti teduhnya daun-daun yang mengayomi batang sampai akar”. 37 Menurut Sunoto 1989:37Guru yang baik harus mempunyai beberapa syarat yaitu paramasastra pandai bermacam-macam kesusastraan, merdibasa dapat membuat pantas kata tata krama, mardawalagu dapat memperpanjang lagu kata,nyayian,awicarita hafal mengenai arti cerita, sejarah negara, mandraguna kaya kecakapan yang diakui banyak orang,nawungkridha tahu terhadap kesalahan budi, sambegana ingat,tidak lupa. karena suami adalah guru, maka seorang suami wajib mempunyai kecakapan itu dan menerapkannya terhadap isterinya.

2.2.2.6 Pasang Sumeh Jroning Ati

Tak kalah penting untuk pencapaian kebahagiaan keluarga, dalam kehidupan keluarga jawa sangat dibutuhkan adanya sikap dan kesabaran, terutama menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan rumah tangga, seorang istri harus melandaskan diri pada sikap-sikap positif antara lain : Setyaning tyas lawan legawa ‘setia dalam hati dan rela’, betah ngangkah lawan lembah manah ‘teguh dan sabar’, titi lan tata ‘teliti dan teratur’, teteg ‘teguh’, ngati-ati ‘ hati-hati’, ening-ening awas eling ‘ tenang-diam waspada dan ingat’, angandel-andel kalawan kang kumandel ‘menebalkan hati agar sentosa dalam budi’. Hal ini tidak terlepas dari nilai-nilai luhur yang disebut nilai religius yakni nilai-nilai yang berkaitan dengan keagamaan atau kepercayaan. 38 Menurut Marbangun Hardjowirogo 1994:22 Ungkapan Pasang sumeh jroning ati yang berarti tetap sabar, pasrah dalam menerima segala masalah yang dihadapi dengan keikhlasan hati. Berkaitan dengan analisis religius, terdapat bebrapa butir darma bakti dalam etika dan tata krama Jawa sebagai dasar penalaran yakni keimanan tauhidan manusia terhadap Gusti Allah, keteringatan manusia terhadap Gusti Allah, ketaatan manusia terhadap firman Gusti Allah dan kepasrahan manusia terhadap kekuasaan Gusti Allah.

2.2.2.7 Datan Sepi Ing Pambudi