Pemasangan Tarub Agung TATACARA DAN FILOSOFI RITUAL PENGANTIN JAWA

54

4.1 Pemasangan Tarub Agung

Tarub agung atau biasa disebut dengan tarub ‘anyaman yang terbuat dari blarak ‘daun kelapa`. Menurut Adjied dan Tessa 2002 kata tarub berasal dari kata benda yang menunjukkan pengertian tentang suatu bangunan darurat yang khusus didirikan di depan rumah atau disekitar rumah orang yang mempunyai hajat menyelenggarakan perhelatan perkawinan degan tujuan rasionil dan irrasionil. Rasionil yaitu membuat tambahan ruang untuk tempat duduk tamu, menata meja dan perlengkapan untuk resepsi perkawinan. Irrasionil karena pembuatan tarub menurut adat harus disertai dengan macam-macam persyaratan khas yang disebut srana- srana `sesaji`, maka demikian mempunyai tujuan keselamatan lahir batin dalam arti luas. Adapun sarana tarub yang pokok yang disebut tuwuhan terdiri dari sepasang pohon pisang raja yang berbuah yang maknanya mempelai kelak menjadi pimpinan keluarganya, lingkungannya dan masyarkaat dengan sebaik-baiknya. Seperti pohon pisang dapat tumbuh dan hidup dimanapun saja, maka diharapkan mempelai berdua pun dapat hidup dan menyesuaikan diri dari lingkungan manapun juga dan berhasil berbuah. Dalam ritual tarub agung, dirangkai sepasang tebu wulung `tebu yang berwarna ungu` melambangkan mantabnya kalbu,. Pasangan baru itu akan membina keluarga dengan sepenuh hati, dengan segala tekad dan pikir bijak, akan selalu mempertahankan kehidupan keluarga. Cengkir gading `kelapa muda yang berwarna kuning` melambangkan kencang- 55 kuatnya pikiran baik, artinya pasangan itu saling mencintai dengan sungguh-sungguh dan akan saling memelihara. Berbagai macam dedaunan segar seperti beringin, mojokoro, alang-alang, dadap srep, memiliki dasar filosofis bahwa pasangan temanten tumbuh dengan kuat dalam kehidupan berkeluarga dan selalu berada dalam keadaan selamat. Sepasang tebu wulung, Tebu artinya anteping kalbu `tekad yang bulat`. Wulung artinya mulus matang, maknanya dari mempelai diharapkan segala sesuatu yang sudah dipikir matang-matang atau mulat serira hangrasawani. Dua janjang buah kepala gading yang masih muda ‘cengkir’. Kelapa gading adalah kelapa yang kulitnya kuning, cengkir adalah kelapa muda yang berwarna kuning. Maknanya ,cengkir-kencening pikir, kemauan yang keras. Dari mempelai diharapkan, agar memiliki kemauan yang keras untuk dapat mencapai tujuan hidup yang penuh perjuangan bahagia dan harmonis. Kelengkapan tarub uborampen tuwuh. Terdiri dari daun ringin, daun mojo, daun koro, daun andong, daun alang-alang, dan daun opo-opo. Maknanya adalah mempelai kelak dapat tumbuh seperti pohon beringin menjadi pengayoman lingkungannya, dan agar semau dapat berjalan dengan selamat sentausa lahir batin atau ojo ana sekoro-koro alias alangan sawiji opo. Pemasangan Tarub agung ini merupakan salah satu syarat yang biasa dipenuhi oleh sebagian masyarakat Jawa. Dengan memasang tarub 56 agung ini, masyarakat umum akan cepat mengetahui bahwa keluarga yang bersangkutan sedang mempunyai hajat untuk menyelenggarakan upacara pernikahan. Hal ini seperti ilustrasi berikut : ing prosesi ngantenan biasanipun sakderenge wonten pemasangan tarub agung kangge tondho badhe wonten damel khajatan... Sarwo Wawancara 1, 18 April 2009 `dalam prosesi pengantin, kami biasa mendahuluinya dengan kegiatan tarub sebagai tanda akan diadakannya hajatan`. Secara simbolis rumah yang dipasang tarub agung dalam waktu dekat akan melaksanakan hajatan pengantin. Keutamaan pemasangan tarub agung ini adalah semacam tanda buat masyarakat luas. Tanda ini cukup efektif fungsinya, sehingga selama tarub itu di pasang keluarga yang bersangkutan akan mendapat perhatian dari masyarakat dan mendapat hak-hak istimewa, masyarakat akan secara sukarela membantu segala hal yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan hajatan. Sebelum pemasangan tarub agung sebagian masyarakat yang belum terpengaruh oleh tradisi Islam akan melakukan sesaji khusus, yang terdiri dari nasi tumpeng, berbagai macam buah-buahan termasuk pisang dan kelapa, berbagai macam lauk-pauk, kue-kue, minuman, bunga, jamu, jampe, tempe, daging kerbau, gula kelapa, dan sebuah lentera. Sesaji ini melambangkan sebuah permohonan supaya mendapatkan berkah dari Gusti Allah Yang Maha Kuasa dan para leluhur dan sekaligus sebagai sarana untuk menolak mahluk-mahluk jahat. Hal ini seperti ilustrasi berikut : .....Warga mriki khususipun ingkang dereng terpengaruh 57 tradisi islam, tasih ngangge sesaji Kusnan, Wawancara 2, 18 April 2009 `masyarakat disini Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang khususnya yang belum terpengaruh oleh tradisi Islam, sebagian sering memasang sesaji`. Sesaji tersebut ditempatkan dibeberapa tempat dimana prosesi upacara dilaksanakan seperti di kamar mandi, dapur, pintu depan, dibawah tarub, di jalan dekat rumah dan lain-lain. Sebuah upacara perkawinan Jawa memiliki beberapa ritual tradisional. Dalam hal ini peranan seorang perias pengantin sangatlah penting, yang akan merias dan mendandani kedua pengantin, memimpin seluruh jalannya upacara perkawinan bertanggung jawab mengenai sesaji dan lain-lain.

4.2 Among Tuwuh