3.2.3. Tahapan Penelitian
Berikut ini adalah tahapan penelitian yang akan dilakukan :
Analisi DTA Serbuk CuO
x = 0; 0,1 ; 0,2 ; 0,3 ; 0,4 ; 0,5;0,6; 1; 2; 3 dan 4
Serbuk Fe
2
O
3
Serbuk BaCO
3
Timbang
Pengeringan 100
o
C selama 24 jam Campur dan Wet Milling
Analisis XRD Kalsinasi berdasarkan hasil
Pencetakan dengan kompaksi sekaligus diorientasikan dengan
medan magnet luar150
kgfcm
2
Sintering 1100
o
C ditahan selama 2 jam
Magnetisasi Karakterisasi fisis densitas,porositas
Penggilingan hingga 400 mesh
Karakterisasi sifat magnetik : permagraph Karakterisasi penyerapan gelombang
reflection loss : VNA Ditambah
Polimer Celuna
WE – 518
30 wt
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Pembuatan Magnet Permanen Barium Heksaferit dengan
Substitusi CuO
Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang dilakukan meliputi : preparasi serbuk, pencampuran dalam media aquades menggunakan ballmill, pengeringan, kalsinasi, penghalusan butiran media penggerusan
dengan mortar, pencetakan, proses sinter, magnetisasi, dan pengukuran karakterisasi bahan.
3.2.4. Pencampuran Bahan Baku
Tahapan preparasi serbuk Barium Heksaferit dengan substitusi Tembaga Oksida dilakukan menggunakan Hematit Fe
2
O
3
dan Barium Carbonat BaCO
3
pada perbandingan 1:6mole ratio dan bahan substitusi Tembaga Oksida CuO dengan
perbandingan X= 0.1,0.2,0.3,0.4,0.5,0.6,1,2,3 dan 4 mol. Adapun reaksi pencampurannya adalah :
BaCO3 + 6Fe2O3 + xCuO BaFe
12-x
Cu
x
O
19
+ CO
2
Ketiga bahan direaksikan dengan cara dicampur melalui proses pencampuran menggunakan media ballmill. Proses pencampuran selama 20 jam dilakukan setelah
ketiga bahan dilarutkan dalam aquades 250ml.
3.2.5. Proses Kalsinasi
Tahap selanjutnya adalah kalsinasi yang dilakukan pada temperatur 1000
o
C dengan kenaikan 3
C per menit ditahan selama 2 jam. Tujuan dari kalsinasi ini untuk memulai proses pembentukan ferit, dan mendapatkan serbuk keramik dengan ukuran
yang maksimum serta menguraikan senyawa-senyawa dalam bentuk garam atau dihidrat menjadi oksida, membentuk fasa kristalin.
Pemansan saat kalsinasi membuat sampel mengeras dan berubah menjadi gumpalan, oleh karena itu setelah kalsinasi dilakukan penghalusan menggunakan mortar
dengan cara digerus. Untuk mengetahui fasa dari serbuk hasil kalsinasi, maka dilakukan analisa struktur dengan menggunakan X-Ray Diffractometer XRD.
Universitas Sumatera Utara
3.2.6. Pembuatan Sampel Uji