Gambar 2-1. Kurva histerisis magnet lunak soft magnetic. Poja Chauhan, 2010
2.1.4. Magnet Keras Hard magnetic
Bahan Magnet kerashard magnetic juga disebut sebagai magnet permanen yang digunakan untuk menghasilkan medan yang kuat tanpa menerapkan arus ke koil. Magnet permanen
memerlukan koersivitas tinggi, sehingga magnet harus mempunyai medan magnet yang kuat dan stabil terhadap bidang eksternal, yang membutuhkan koersivitas tinggi. Dalam bahan magnet
keras hard magnetic anisotropi diperlukan magnetik uniaksial dan sifat magnetik berikut : 1.
Koersivitas tinggi high coercivity: koersivitas, juga disebut medan koersif, dari bahan feromagnetik adalah intensitas medan magnet yang diterapkan atau diperlukan untuk
mengurangi magnetisasi bahan ke nol setelah magnetisasi sampel telah mencapai saturasi. Koersivitas biasanya diukur dalam satuan Oersted atau ampere meter dan
dilambangkan Hc. Bahan dengan koersivitas tinggi disebut bahan ferromagnetik keras, dan digunakan untuk membuat magnet permanen .
2. Magnetisasi besar large magnetization: Proses pembuatan subtansi sementara atau
magnet permanen, dengan memasukkan bahan dalam medan magnet
Universitas Sumatera Utara
Rectangular hysteresis loop: Sebuah loop hysteresis menunjukkan hubungan antara diinduksi kerapatan fluks magnet B dan gaya magnet H. bahan magnetik keras memiliki
histeresis loop yang persegi panjang. Poja Chauhan, 2010 Bahan magnetik keras memiliki loop histeresis lebar karena magnetisasi yang kuat
yang ditunjukkan pada gambar 2-2.
Gambar 2-2. Kurva histerisis magnet keras hard magnetic. Poja Chauhan, 2010
.2.2. Sifat Kemagnetan Bahan
Berdasarkan sifat medan magnet atomis, bahan dibagi menjadi tiga golongan, yaitu diamagnetik, para magnetik dan ferromagnetik.
2.2.1. Diamagnetik
Diamagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis masing-masing atom atau molekulnya nol, tetapi orbit dan spinnya tidak nol. D. Halliday dan Resnick R, 1978
Bahan diamagnetik tidak mempunyai momen dipol magnet permanen. Jika bahan diamagnetik dibalik diberi medan magnet luar, maka elektron-elektron dalam atom akan berubah
Universitas Sumatera Utara
gerakannya sedemikian hingga menghasilkan resultan medan magnet atomis yang arahnya berlawanan. Sifat diamagnetik bahan ditimbulkan oleh gerak orbital elektron sehingga semua
bahan bersifat diamagnetik karena atomnya mempunyai elektron orbital. Bahan dapat bersifat magnet apabila susunan atom dalam bahan tersebut mempunyai spin elektron yang tidak
berpasangan. Dalam bahan diamagnetik hampir semua spin elektron berpasangan, akibatnya bahan ini tidak menarik garis gaya. Permeabilitas bahan diamagnetik adalah µ µ
dan susepbtibilitas magnetiknya
0. Contoh bahan diamagnetik yaitu bismut, perak, emas, tembaga dan seng. J.D. Kraus, 1970
2.2.2. Paramagnetik