Penggilingan ini dilakukan didalam air, yang memungkinkan mendapatkan distribusi homogen dari ukuran partikel dan melindungi bubuk dari aglomerasi dan adhesiArie
Fiandimas, 1978. Distribusi homogen dari partikel serbuk setelah penggilingan milling merupakan
faktor penting yang mempengaruhi proses ferritization dan sifat magnetik setelah dimagnetisasi.
Penambahan bahan logam dalam pembuatan magnet barium heksaferit agar dapat menjadi soft magnetic, sifat bahan ini mempunyai permeabilitas dan hambatan jenis
dan konduktivitas yang tinggi dan koersivitas yang rendah. Dimana sifat tersebut yang dapat menjadikan bahan tersebut sebagai absorber. Dalam penelitian ini digunakan bahan
additive Tembaga Cu dalam bentuk tembaga oksida yang disubstitusikan ke dalam barium heksaferit, karena Tembaga Cu memiliki konduktivitas yang besar. Pada
penelitian partikel nano NiZnferit sebagai absorber gelombang mikro, atom Cu dan Mn sebagai dopan dapat meningkatkan daya absorbsi dan lebar pita frekuensi sedangkan Mg
menurunkan daya absorbsi dan mereduksi pita frekuensi yang terserap dari gelombang mikro Bueno , 2008.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan terkait dengan pembuatan magnet permanen barium heksaferit dilakukan dengan penggilingan secara basah wet milling
dengan variasi bahan additive TiO
2
, CuO, MnCO
3
x= 1-3 dalam mol memiliki nilai suseptibilitas magnet dan permeabilitas yang tinggi serta gaya koersivitas rendah yang
menunjukkan kemampuan absorbsi microwave yang besarA. Ghasemi, 2005.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam laporan ini adalah bagaimana proses pembuatan magnet permanen ferit jenis BaFe
12-x
Cu
x
O
19
yang disubstitusi dengan ion logam Cu terhadap logam Fe dan proses pencetakannya melalui
cara anisotropi. Sehingga magnet barium heksaferit dapat menjadi soft magnetic yang kemudian dapat diaplikasikan sebagai absorber.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini memiliki batasan masalah, yakni : 1.
Membuat magnet permanen dari bahan baku BaCO
3
, Fe
2
O
3
dan CuO
2
dengan nilai x = 0; 0,1 ; 0,2 ; 0,3 ; 0,4; 0,5; 0,6; 1; 2; 3 dan 4 dalam persen mol.
Melalui proses pencetakan secara anisotropi, dan suhu sintering 1100 C ditahan
selama 2 jam. 2.
Karakterisasi yang akan dilakukan yaitu : a.
Uji Fisis densitas dan porositas untuk mengetahui sifat fisis dari magnet permanen BaFe
12-x
Cu
x
O
19
b. Uji XRD untuk menganalisis struktur yang terbentuk.
c. Uji SEM-EDX untuk menganalisis morfologi dan unsur bahan magnet.
d. Uji Permaghraph untuk mengetahui sifat magnet permanen BaFe
12- x
Cu
x
O
19
. e.
Uji VNA Vector Network Analyzer untuk mengetahui daerah penyerapan dan reflection loss
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Membuat magnet barium heksaferit dengan substitusi ion Cu pada logam Fe 2.
Mengetahui sifat magnet BaFe
12-x
Cu
x
O
19
setelah substitusi ion Cu pada logam Fe. 3.
Mengetahui nilai absorbsi reflection loss magnet BaFe
12-x
Cu
x
O
19
setelah substitusi ion Cu pada logam Fe.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam merekayasa material magnetik berupa magnet berbasis berbasis Barium Hexa Ferrite BaO6Fe
2
O
3
setelah adanya substitusi ion Cu terhadap logam Fe. Dan juga dapat diaplikasikan sebagai
material absorber.
1.6 Metodologi Penelitian
Metode kajian pustaka dipilih dalam penelitian ini dengan menggunakan beberapa literature dari berbagai sumber pustaka terkait. Kegiatan srudi penelitian ini diuraikan
secara lebih rinci di bawah ini: 1.
Studi Literatur Merupakan tahap pengumpulan literatur mengenai: teori magnet umum, analisis
sifat magnet, gelombang mikro dan analisis penyerap gelombang mikro. 2.
Pengkajian Literatur Merupakan tahap penyesuaian dengan permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian sehingga didapat informasi yang diinginkan. 3.
Pengolahan Informasi Merupakan tahap untuk menganalisa informasi sehingga didapatkan informasi
yang dapat digunakan untuk menyelsaikan permasalahan dalam penelitian.
4. Merangkum Kesimpulan
Merupakan jawaban dari setiap permasalahan yang akhirnya menghadirkan suatu fakta ilmiah mengenai fenomena yang ditinjau.
5. Penulisan Laporan
Merupakan tahap penulisan laporan penelitian yang telah dilakukan dalam bentuk skripsi.
Universitas Sumatera Utara
1.7 Sistematika Penulisan