PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP SELF EFFICACY DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Seputih Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 pada Materi Pokok Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhad

(1)

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

INSTRUCTION TERHADAP SELF EFFICACY DAN HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Seputih Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 pada Materi Pokok

Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhadap Lingkungan )

Oleh

ARFIYANA DESTARIA TARMIZI

Hasil observasi dan wawancara pada guru mata pelajaran IPA kelas VII SMP Negeri 2 Seputih Mataram menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum mampu melatih self efficacy siswadan hasil belajar siswa masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk meningkatkan hasil belajar dan self efficacy siswa. Salah satu solusinya adalah menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model PBIterhadap hasil belajar dan self efficacy siswa.

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimental dengan desain pretest-postest control group. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIIA dan kelas VIIB yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa self efficacy siswa yang diambil


(2)

Arfiyana Destaria Tarmizi

iii

dari angket yang dianalisa secara deskriptif. Data kuantitatif berupa data hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai rata-rata N-gain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji ANOVA satu jalur pada taraf kepercayaan 5% melalui bantuan SPSS 17.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran PBI mampu

meningkatkan self efficacy siswa dengan rata-rata aspek self efficacy siswa sebesar 76% dengan kriteria baik. Pada aspek pencapaian kinerja sebesar77%, aspek pengalaman orang lain sebesar 73%, aspek persuasi verbal sebesar 80%, dan aspek psikologis sebesar 75%. Disamping itu, model pembelajaran PBImampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata-rata N-gain sebesar 62,2. Selain itu, terdapat hubungan positif antara self efficacy dan hasil belajar siswa dengan nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, penggunaan model

pembelajaran PBI meningkatkan self efficacy dan hasil belajar siswa.


(3)

Pengaruh Model PembelajaranProblem Based InstructionterhadapSelf Efficacydan Hasil Belajar Siswa

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Seputih Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 pada Materi Pokok

Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhadap Lingkungan)

Oleh

Arfiyana Destaria Tarmizi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANPROBLEM BASED INSTRUCTIONTERHADAPSELF EFFICACY DAN

HASIL BELAJAR SISWA

( Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Seputih Mataram Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015

Pada Materi Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhadap Lingkungan)

( Skripsi)

Oleh

ARFIYANA DESTARIA TARMIZI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ……… 24 2. Desain penelitianpretest-posttest control group ...……...27 3. Bagan langkah-langkah uji statistik untuk data hasil belajar ……...…38 4. Persentase aspekSelf Efficacy siswaterhadap Model

PembelajaranProblem Based Instruction.……….. 46 5. Persentase skalaSelf EfficacySiswa terhadap Model

PembelajaranProblem Based Instruction.………... 47 6. Contoh jawaban siswa untuk indikator kognitif C4 (LKS eksperimen

pertemuan pertama………... ... 55 7. Contoh jawaban siswa untuk indikator kognitif C4 (LKS eksperimen

pertemuan ke dua)………...…... ... 55 8. Contoh jawaban siswa untuk indikator kognitif C3 (LKS eksperimen

pertemuan pertama)………... ... ... 56 9. Contoh jawaban siswa untuk indikator kognitif C3 (LKS eksperimen


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 9

B. Kerangka Pikir ... 23

C. Hipotesis ... 24

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian... 26

B. Populasi dan Sampel... 26

C. Desain Penelitian ... 26

D. Prosedur Penelitian ... 27

E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 33

F. Teknik Analisis Data ... 37

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 44


(7)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 59 B. Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Silabus Kelas Eksperimen ... 66

2. Silabus Kelas Kontrol ... 69

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen... 72

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 79

5. Lembar Kerja Siswa I (Kelas Eksperimen) ... 85

6. Lembar Kerja Siswa II (Kelas Eksperimen) ... 89

7. Lembar Kerja Siswa I (Kelas Kontrol) ... 93

8. Lembar Kerja Siswa II (Kelas Kontrol)... 97

9. Kisi-kisi SoalPretes Postes... 99

10. SoalPretest Postest... 102

11. Rubrik Penilaian Pretes Postes ... 105

12. AngketSelf EfficacySiswa... 106

13. AngketSelf EfficacySiswa (Uji Coba)... 109


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1. SintaksProblem Based Instruction………... 12

2. Contoh SkalaSelf Efficacy………...19

3. Ringkasan Jenjang Belajar ………22

4. Indikator dan kisi-Kisi ItemSelf Efficacy ………...35

5. Kriteria Realibilitas ………...37

6. Pernyaataan AngketSelf Efficacy Siswa ……...………... 40

7. Skoring Setiap Jawaban Angket ………...42

8. Tabulasi Data Angket Self EfficacySiswa ………...43

9. Tafsiran persentaseSelf EfficacySiswa……... 43

10. Hasil Analisis Data Hasil Belajar Siswa……... 44

11. Hasil uji statistik N-Gain indikator hasil belajar kognitif (C3 dan C4) pada siswa kelas eksperimen dan control.……... 45


(10)

(11)

(12)

(13)

MOTO

Jangan mencoba menjadi orang sukses, tapi jadilah orang yang penuh nilai

(Albert Einsten)

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia

mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari

kejahatan) yang dikerjakannya....

(Al-Baqoroh; 286)

Jika kamu tidak bisa melihat diri sendiri sebagai pemenang, maka kamu tidak

terihat sebagai pemenang.


(14)

PERSEMBAHAN

Teriring doa dan rasa syukur atas kehadirat Allah SWT,

kupersembahkan karya yang sangat luar biasa ini sebagai tanda cinta

dan terimakasihku yang kepada:

Tarmizi S.P Ayahandaku dan Ropi ah, S.Pd. Ibundaku tercinta yang

selalu mendoakanku, mencintaiku tanpa henti, mendukungku, dan

mengajariku untuk selalu berusaha mencapai impian.

Anita Ropiyanti Tarmizi, S. IP., Anditha Tarmizi, S.IP., dan Arbetho

Tarmizi, S. Kom., kakakku tercinta yang selalu memberikan doa,

dukungan, dan semangat untuk keberhasilanku.

Keluarga besar Tarmizi yang memberikan dukungan luar biasa untuk

kesuksesanku.

S

ahabat-sahabat seperjuangan (Pendidikan Biologi 2011), dan KKN-KT

2014, kakak serta adik tingkat pendidikan Biologi FKIP Unila

terimakasih atas bantuan dan dukungan yang sangat berharga;


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Metro, Metro Pusat, pada tanggal 26

Desember 1992, merupakan anak keempat dari empat

bersaudara dari pasangan Bapak Tarmizi, S.P., dan Ibu

Ropi’ah, S. Pd.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Pertiwi Teladan (1998-2004), SMP

Negeri 1 Metro (2004-2007). SMA Negeri 3 Metro (2007-2010). Pada tahun

2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui

jalur Ujian Masuk Lokal (UML).

Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 3

Bengkunat belimbing dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Pesisir Barat

(Tahun 2014), serta melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Seputih Mataram


(16)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

sebagai salah satu syarat meraihnya gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung.

Skripsi ini bejudul “Pengaruh Model PembelajaranProblem Based Instruction

terhadapSelf Efficacydan Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa

Kelas VII SMP Negeri 2 Seputih Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 pada

Materi Pokok Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhadap Lingkungan)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peran

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita M.Si selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;

3. Berti Yolida, S.Pd., M,Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi;

4. Dr. Arwin Surbakti, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini;

5. Rini Rita T. Marpaung, S. Pd., M, Pd. selaku Pembimbing II yang telah


(17)

xii

6. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembahas yang telah memberikan saran-saran

dan motivasi yang berharga;

7. Sulaiman, S.Pd., M. Pd. selaku Kepala SMP Negeri 02 Seputih Mataram dan

Fitrah Sugesti, S.Pd. selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan

memberikan bantuan selama penelitian;

8. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VIIA dan VIIB SMP Negeri

02 Seputih Mataram atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;

9. Bapak Tarmizi, S.P dan Ibu Ropiah, S.Pd., orang tuaku tercinta, terima kasih

atas cinta dan kasih sayang yang tiada henti;

10. Kakak-kakakku Anita Ropiyanti Tarmizi, S. IP., Anditha., S. IP., dan Arbetho

Tarmizi, S. Kom., yang sangat kusayangi, terimasih atas semangat dan

motivasi yang sangat berharga;

11. Sahabat-sahabat seperjuangan (Pendidikan Biologi 2011) dan KKN-KT 2014,

kakak serta adik tingkat pendidikan Biologi FKIP Unila terimakasih atas

bantuan dan dukungan yang sangat berharga;

12. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.

Akan tetapi, sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat

dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Agustus 2015

Penulis


(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan IPA (Sains) merupakan aspek pendidikan yang digunakan

sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam pendidikan sains

tersebut tidak hanya terdiri dari fakta, konsep, dan teori yang dapat

dihafalkan, tetapi juga terdiri atas kegiatan atau proses aktif menggunakan

pikiran dan sikap ilmiah dalam mempelajari gejala alam yang belum

diterangkan. Dengan demikian, tuntutan untuk terus menerus

memutakhirkan pengetahuansainsmenjadi suatu keharusan (Depdiknas,

2003). Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta

didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan

sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi

dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Listiyawati, 2012: 62).

Proses pembelajaran IPA di sekolah haruslah memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka dalam sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup


(19)

2

umat manusia. Salah satunya pada sikap yang perlu dimiliki peseta didik

adalah percaya diri (Self efficacy) (Permendikbud, 2013: 3) Hal ini juga

didukung oleh Noer (2012) yang menyatakan bahwa kemampuan kognitif

dan afektif sangat berkaitan satu sama lain. Salah satu pendukung atau

penunjang seorang untuk berhasil adalah aspek psikologisnya. Ketika

aspek psikologis siswa terganggu seperti cemas, takut, dalam belajar, hal

ini akan mengakibatkan siswa tidak mencapai tujuan pembelajaran.

Dengan demikian, aspek psikologi siswa perlu diperhatikan dengan

seksama sebagai kompenen yang penting saat proses pembelajaran. Siswa

dapat dikatakan berhasil di dalam belajar jika terjadi perubahan dalam

kemampuan kognitif , dan afektif khususnya pada tingkah laku. Salah satu

aspek psikologis tersebut adalahself efficacy. Oleh karena itu,self-efficacy

merupakan kemampuan ranah afektif yang memegang peranan penting

dalam mempengaruhi tingkah laku yang menentukan tujuan dan cita-cita

seseorang.

Self efficacy(keyakinan pada kemampuan diri), memiliki pengaruh dalam

meningkatkan hasil belajar. Feist (2011: 211) mengemukakanSelf efficacy

merupakan keyakinan seseorang dapat menguasai situasi dan memberikan

hasil positif, yang dapat menjadi faktor penting dalam menentukan apakah

siswa berprestasi atau tidak.Self efficacydinilai mirip dengan motivasi

dalam menguasai sesuatu dan motivasi intrinsik . Hal ini juga dikemukaan

oleh Santrock (2004: 523) bahwa,self efficacydinilai penting sebagai

faktor internal yang mendorong siswa untuk berprestasi dan


(20)

3

efficacyyang tinggi umumnya bersikap tekun dan tidak mudah menyerah

ketika berhadapan dengan kegagalan ataupun kesulitan dalam

pembelajaran. Dengan demikian,self efficacyjuga mempengaruhi cara

atau pilihan tindakan siswa, seberapa banyak upaya yang mereka lakukan,

seberapa lama mereka akan tekun dalam menghadapi rintangan dan

kegagalan, seberapa kuat ketahanan mereka menghadapi kemalangan,

seberapa jernih pikiran mereka merupakan rintangan diri atau bantuan diri,

seberapa banyak tekanan dan kegundahan pengalaman mereka dalam

meniru (copying) tuntunan lingkungan, dan seberapa tinggi tingkat

pemenuhan yang mereka wujudkan.

Self efficacymemegang peranan penting dalam kemajuan pendidikan

karenaself efficacyakan membantu siswa merasa percaya pada

kemampuan diri yang mereka miliki serta mampu menangani secara

efektif kesulitan yang mereka hadapi dalam pengalaman belajar.Self

efficacymerupakan suatu kecakapan yang dapat dan diajarkan agar

menjadi semakin baik (Baron & Byrne, 2003:183).Untuk itu

pembelajaran IPA siswa perlu dilatih dan diajarkan bagaimana

mengembangkanself efficacymelalui suatu model pembelajaran yang

dapat meningkatkanself efficacymereka. Pembelajaran IPA di Indonesia

khususnya pada hasil belajar danself efficacymasih tergolong rendah.

Berdasarkan hasil survey TIMMS dan PIRLS sebanyak 60% siswa

Indonesia hasil belajarnya mencapai kategori rendah (Kemendikbud,

2012:37). Di samping itu juga,Self efficacydi Indonesia berada di


(21)

4

Hasil observasi dan wawancara pada guru mata pelajaran IPA kelas VII

menunjukkan bahwa proses pembelajaran di kelas belum mampu melatih

self efficacysiswa. Di samping itu, hasil belajar siswa untuk mata

pelajaran IPA pada siswa kelas VII masih cukup rendah. Data nilai

ulangan harian untuk materi pengaruh keadatan populasi manusia terhadap

penduduk menunjukkan sebanyak hampir 45% nilai siswa masih dibawah

KKM.

Penyebab rendahnya hasil belajar siswa dan belum terlatihnyaself efficacy

siswa kelas VII SMP Negeri 2 Seputi Mataram dikarenakan kurangnya

pengetahuan guru tentang model-model pembelajaran yang dapat melatih

self efficacydan meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil wawancara

menunjukkan bahwa guru cenderung lebih memilih menggunakan metode

ceramah selama proses pembelajaran di kelas dibandingkan model

pembelajaran berbasis konstruktivisme.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan berpengaruh terhadap

kualitas pembelajaran yang berimplikasi padaself efficacydan hasil

belajar siswa. Salah satu model yang menjadi alternatif untuk

meningkatkan hasil belajar dan melatihself efficacyadalah model

pembelajaranproblem based instruction(PBI).Mergendoller (2006:50)

mengemukakan bahwa proses pembelajaran dengan memecahkan masalah

menuntut siswa untuk mampu berpikir secara kritis, dapat menganalisis,

dan memecahkan masalah nyata yang kompleks. Selain itu siswa harus

mampu menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan sumber daya yang


(22)

5

dan kelompok kecil dengan kemampuan komunikasi yang efektif, antara

verbal dan tertulis. Akibatnya kemampuan berpikir dan ketrampilan

berkomunikasi siswa akan terlatih menjadi semakin baik, dan selanjutnya

berimplikasi terhadap hasil belajar danself efficacysiswa.

Pendapat di atas didukung oleh penelitian Titin, dkk (2011) yang

menunjukkan bahwa model PBI dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada pembelajaran IPA. Selain itu, hasil penelitian Wiratmaja, dkk (2014),

Utari (2014), dan Laili, dkk (2015) menunjukkan bahwa model

pembelajaran berbasis masalah yang selain mampu meningkatkan hasil

belajar siswa juga diketahui mampu meningkatkanacademic self-efficacy

siswa.

Berdasarkan fakta-fakta di atas peneliti merasa perlu melakukan penelitian

mengenai“Pengaruh Model PembelajaranProblem Based Instruction

Terhadap Hasil Belajar danSelf efficacySiswa Pada Materi Pengaruh

Kepadatan Populasi Manusia Terhadap Lingkungan (Studi Eksperimen

pada Kelas VII SMP N 2 Seputih Mataram Tahun Ajaran 2014/2015)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah pengggunaan model PBI berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa pada materi pengaruh kepadatan populasi manusia


(23)

6

2. Apakah pengggunaan model PBI berpengaruh terhadap

peningkatanself efficacy siswa pada materi pengaruh kepadatan

populasi manusia terhadap lingkungan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengaruh model PBI terhadap hasil belajar siswa pada materi

pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan.

2. Pengaruh model PBI terhadap peningkatanself efficacysiswa pada

materi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan yaitu PBI dengan sintaks yang

terdiri dari orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk

belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok,

mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan yang terakhir

menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah.

2. AspekSelf efficacy yang diinginkan pada penelitian ini yaitu

pencapaian kinerja, pengalaman orang lain, persuasi verbal, dan indeks

psikologis.

3. Hasil belajar yang diukur yaitu pada aspek kognitif (pengetahuan)


(24)

7

sebagai penilaian akhir siswa yang ditinjau berdasarkan perbandingan

N-gain.

4. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah“KD 7.3

Memprediksi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap

lingkungan”.

5. Sampel penelitian dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 2

Seputih Mataram semester genap tahun ajaran 2014/2015.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran

biologi dengan menggunakan model pembelajaran PBI.

2. Bagi guru

Memberikan alternatif dalam memilih dan menerapkan model

pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan

self efficacysiswa dalam pembelajaran pengaruh kepadatan populasi

manusia terhadap lingkungan.

3. Bagi Siswa

Melatih siswa untuk dapat meningkatkanSelf efficacy siswa dan

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam kehidupan

sehari-hari khususnya yang berhubungan dengan pengaruh kepadatan


(25)

8

4. Bagi sekolah

Memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran biologi di sekolah melalui penggunaan model


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Model PembelajaranBroblem Based Instruction(PBI)

Model PBI menurut Mergendoller (2006:49) adalah model pembelajaran

yang lebih menarik daripada membaca atau mendengar tentang

fakta-fakta dan konsep untuk memecahkan masalah (realistis, simulasi) yang

banyak dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga didukung oleh

Nurhadi (2004: 09) bahwa PBI adalah suatu metode atau pendekatan

pengajaran yang menggunakan masalah kondisi nyata sebagai suatu

konteks bagi mahasiswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan

keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan

dan konsep yang essensial dari materi pelajaran.

Karakteristik pembelajaran berbasis masalah menurut Rusman

(2012:234-233) adalah (1) masalah digunakan sebagaistarting point

dalam belajar; (2) permasalahan bersifatrealdengan dunia nyata yang

tidak terstruktur; (3) permasalahan membutuhkan perspektif ganda; (4)

permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap,

dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan


(27)

10

menjadi hak yang utama; (6) pemanfaatan sumber pengetahuan yang

beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan

proses yang essensial dalam pembelajaran berbasis masalah; (7) proses

pembelajaran berlangsung secara kolaboratif komunikasi dan kooperatif;

(8) mengembangkan keterampilaninquirydan pemecahan masalah untuk

mencari solusi dari sebuah permasalahan; (9) keterbukaan proses dalam

pembelajaran berbasis masalah meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah

proses belajar; (10) pembelajaran berbasis masalah melibatkan evaluasi

dan review pengalaman dan proses belajar.

Hal ini serupa dengan karakteristik model pembelajaran berbasis masalah

yang dikemukakan oleh Lie (2008:12) yaitu (1) pembelajaran berpusat

pada siswa(student-centered); (2) pembelajaran dalam kelompok kecil;

(3) peranan guru sebagaifasilitator; (4) masalah yang autentik menjadi

starting pointdalam pembelajaran; (5) masalah sebagai alat untuk

memperoleh pengetahuan dan keterampilan pemecahan masalah; (6)

informasi baru diperoleh melalui belajar yang mandiri. Proses

pembelajaran berbasis masalah memfasilitasi siswa belajar dalam

kelompok/tim dan berkolaborasi untuk mengembangkan proses kognitif

yang berguna untuk memahami permasalahan, mengambil dan

menganalisis informasi/data yang relevan dan mengelaborasi solusi

(Rusman, 2012:235).

Sugiyanto (2009:46) juga mengemukakan karakteristik model pengajaran


(28)

11

sesuatu yang kacau(ill-structure).Dari kekacauan ini siswa

menggunakan berbagai kecerdasannya melalui diskusi dan penelitian

untuk menentukan isu nyata yang ada. Adapun ciri-ciriill-structure

yaitu; (1) tidak menyediakan informasi yang diperlukan untuk

mengembangkan solusi, informasi tambahan sangat diperlukan untuk

mendefinisikan masalah (2) tidak ada satu jawaban yang benar terhadap

solusi masalah (3) siswa tidak pernah 100% yakin bahwa mereka

membuat pilihan yang tepat diantara pilihan solusi yang ada karena

beberapa informasi kurang.

Rusman (2012:243) merumuskan langkah-langkah yang akan dilalui oleh

siswa dalam proses PBI adalah (1) menentukan masalah; (2)

mendefinisikan masalah; (3) mengumpulkan fakta; (4) membuat

hipotesis; (5) penelitian; (6)rephrasingmasalah; (7) menyuguhkan

alternatif; dan (8) mengusulkan solusi.

Menurut Trianto (2009: 94-95) pembelajaran berdasarkan masalah

memiliki tujuan:

1. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah.

PBI memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya sekedar berpikir sesuai yang bersifat konkret, tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks. Dengan kata lain PBI melatih kepada peserta didik untuk memiliki keterampilan

berpikir tingkat tinggi.

2. Belajar peranan orang dewasa yang autentik

PBI memiliki beberapa implikasi yang diantaranya yaitu: a) Mendorong kerja sama dalam menyelesaikan tugas.

b) Memiliki elemen-elemen belajar magang, hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain sehingga secara


(29)

12

bertahap siswa dapat memahami peran orang yang diamati atau yang diajak berdialog.

c) Melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri sehingga memungkinkan mereka menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahaman terhadap fenomena tersebut secara mendiri.

3. Menjadi pembelajar yang mandiri.

PBI berusaha membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom. Dengan bimbingan guru yang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri dalam hidupnya kelak.

Hal ini didukung dengan pernyataan Arends & Kilcher (2010: 330)

bahwa PBI mempunyai 2 (dua) tujuan utama berupacontent goalsdan

processgoals. Content goalsmencakup: curriculum standars,

specific content concept,danrelationships among ideas in the

problem situation. Sedangkanprocess goalsmencakup: inquiry and

problem-solving skills, self-directed learning skills, collaboration

skills,dan project management skills

Menurut Ibrahim (dalam Rusman, 2012:243) pengajaran berdasarkan masalah

terdiri dari 5 tahapan. Adapun proses atau langkah-langkah pembelajaran PBI

adalah sebagai berikut:

Tabel 1. SintaksProblem Based Instruction(PBI)

Fase Indikator Tingkah Laku Guru

1 Orientasi siswa pada masalah

Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang

diperlukan dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.

2 Mengorganisasi siswa untuk belajar

Membantu siswa

mengidentifikasikan dan

mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.


(30)

13

3 Membimbing pengalaman individu/kelompok

Mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Membantu siswa dalam

merencanakan dan meyiapkan karya yang sesuai laporandan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya.

5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.

Belajar dengan pembelajaran berbasis masalah memiliki kelebihan yaitu

dapat membantu siswa aktif dalam pembelajaran dengan menyediakan

masalah dengan situasi yangrealdengan dunia nyata, dengan demikian

siswa merasa bertanggung jawab dalam pembelajaran (Hmelo, 2004: 236).

Hal ini didukung dengan pernyataan Smaldino (2008: 36) bahwa belajar

dengan masalah yangrealdengan dunia nyata memberi kesempatan kepada

siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan

dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan pemeblajaran berbasih

masalah dapat meningkatkan keaktifan siswa dan lebih interaktif.

Akan tetapi menurut Trianto (2009: 97) pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa kekurangan antara lain:

1) Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks. 2) Sulitnya mencari problem yang relevan.

3) Sering terjadimiss-konsepsi.

4) Konsumsi waktu dimana model ini memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses penyelidikan sehingga banyak waktu yang tersita untuk proses tersebut.


(31)

14

Konsepself-efficacypertama kali dikemukakan oleh Bandura. Self efficacy

merupakan keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan

memberikan hasil positif, yang dapat menjadi faktor penting dalam

menentukan apakah siswa berprestasi atau tidak. Efikasi diri dinilai mirip

dengan motivasi dalam menguasai sesuatu dan motivasi intrinsik (Feist,

2011: 211). Di samping itu Zimmerman (2000: 83-84) mengemukakan

bahwaSelf-efficacymerupakan penilaian pribadi tentang kemampuan

seseorang untuk mengatur dan melaksanakan program kerja dalam

mencapai tujuan yang telah ditentukan, dan ia berusaha menilai tingkat,

keumuman, dan kekuatan dari seluruh kegiatan dan konteks. Ditambahkan

pula oleh L. Feltz dan D. Lirgg (2001: 2) mengatakan bahwa keyakinan

Self-efficacytidak untuk melakukan penilaian tentang kemampuan

seseorang secara objektif, melainkan suatu penilaian tentang apa yang dapat

dicapai seseorang dengan keterampilan yang dimilikinya. Dengan kata lain,

penilaianSelf-efficacyadalah apa yang seseorang pikirkan tentang apa yang

dapat ia lakukan, bukan apa yang ia miliki. Selanjutnya dikatakan bahwa

penilaianSelf efficacyadalah produk dari sebuah proses kompleks

self-appraisaldanself-persuasiyang mengandalkan pengolahan kognitif atas

berbagai sumber informasiefficacy.

Dengan demikian, Self-efficacyadalah pendapat seseorang mengenai

kemampuannya dalam melakukan suatu aktivitas tertentu.Self-efficacy

merefleksikan seberapa yakinnya siswa tentang kemampuannya melakukan


(32)

15

tertentu belum menjamin tingginyaSelf-efficacyseseorang pada bagian

lainnya.Self-efficacymengindikasikan seberapa kuatnya keyakinan

seseorang bahwa mereka memiliki keterampilan untuk melakukan sesuatu,

mereka bisa yakin bahwa dengan faktor-faktor lain akan membuat mereka

meraih sukses.

Menurut Bandura dalam Zeldin (2000: 6), PersepsiSelf-efficacydapat dibentuk

dengan menginterpretasi informasi dari empat aspek yaitu:

1. Pengalaman otentik: merupakan sumber yang paling berpengaruh,

karena kegagalan atau keberhasilan pengalaman yang lalu akan

menurunkan atau meningkatkanSelf-efficacyseseorang.

2. Pengalaman orang lain: merupakan sumber informasi yang diperlukan

untuk membuat pertimbangan tentang kemampuan diri sendiri.

3. Pendekatan sosial atau verbal: merupakan pendekatan yang dilakukan

dengan cara meyakinkan seseorang bahwa ia memiliki/ tidak memiliki

kemampuan untuk melakukan sesuatu.

4. Indeks psikologis: merupakan status fisik dan emosi yang akan

mempengaruhi kemampuan seseorang.

L. Feltz dan D. Lirgg (2001: 5) mengemukakan bahwaself-efficacyindividu

dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu :

a. Tingkatan (level)

Self-efficacyindividu dalam mengerjakan suatu tugas berbeda dalam


(33)

16

pada tugas yang mudah dan sederhana, atau juga pada tugas-tugas

yang rumit dan membutuhkan kompetensi yang tinggi. Individu yang

memilikiself-efficacyyang tinggi cenderung memilih tugas yang

tingkat kesukarannya sesuai dengan kemampuannya.

b. Keadaan umum (generality)

Dimensi ini berkaitan dengan penguasaan individu terhadap bidang

atau tugas pekerjaan. Individu dapat menyatakan dirinya memiliki

self-efficacypada aktivitas yang luas, atau terbatas pada fungsi

domain tertentu saja. Individu denganself-efficacyyang tinggi akan

mampu menguasai beberapa bidang sekaligus untuk menyelesaikan

suatu tugas. Individu yang memilikiself-efficacyyang rendah hanya

menguasai sedikit bidang yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu

tugas.

c. Kekuatan (strength)

Dimensi yang ketiga ini lebih menekankan pada tingkat kekuatan atau

kemantapan individu terhadap keyakinannya.Self-efficacy

menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan individu akan

memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan individu.

Self-efficacymenjadi dasar dirinya melakukan usaha yang keras, bahkan

ketika menemui hambatan sekalipun.

Bandura (2008: 3-6) menguraikan proses psikologisself-efficacydalam

mempengaruhi fungsi manusia. Proses tersebut dapat dijelaskan melalui

cara-cara dibawah ini :


(34)

17

Dalam melakukan tugas akademiknya, individu menetapkan tujuan

dan sasaran perilaku sehingga individu dapat merumuskan tindakan

yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Penetapan sasaran

pribadi tersebut dipengaruhi oleh penilaian individu akan

kemampuan kognitifnya. Fungsi kognitif memungkinkan individu

untuk memprediksi kejadian-kejadian sehari-hari yang akan

berakibat pada masa depan. Asumsi yang timbul pada aspek

kognitif ini adalah semakin efektif kemampuan individu dalam

analisis dan dalam berlatih mengungkapkan ide-ide atau

gagasan-gagasan pribadi, maka akan mendukung individu bertindak dengan

tepat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Individu akan

meramalkan kejadian dan mengembangkan cara untuk mengontrol

kejadian yang mempengaruhi hidupnya. Keahlian ini

membutuhkan proses kognitif yang efektif dari berbagai macam

informasi.

b. Proses motivasi

Motivasi individu timbul melalui pemikiran optimis dari dalam

dirinya untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan. Individu

berusaha memotivasi diri dengan menetapkan keyakinan pada

tindakan yang akan dilakukan, merencanakan tindakan yang akan

direalisasikan.

c. Proses afeksi

Afeksi terjadi secara alami dalam diri individu dan berperan dalam


(35)

18

dengan mengontrol kecemasan dan perasaan depresif yang

menghalangi pola-pola pikir yang benar untuk mencapai tujuan.

Proses afeksi berkaitan dengan kemampuan mengatasi emosi yang

timbul pada diri sendiri untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Kepercayaan individu terhadap kemampuannya mempengaruhi

tingkat stres dan depresi yang dialami ketika menghadapi tugas

yang sulit atau bersifat mengancam. Individu yang yakin dirinya

mampu mengontrol ancaman tidak akan membangkitkan pola pikir

yang mengganggu. Individu yang tidak percaya akan

kemampuannya yang dimiliki akan mengalami kecemasan karena

tidak mampu mengelola ancaman tersebut.

d. Proses seleksi

Proses seleksi berkaitan dengan kemampuan individu untuk

menyeleksi tingkah laku dan lingkungan yang tepat, sehingga dapat

mencapai tujuan yang diharapkan. Ketidakmampuan individu

dalam melakukan seleksi tingkah laku membuat individu tidak

percaya diri, bingung, dan mudah menyerah ketika menghadapi

masalah atau situasi sulit.Self-efficacydapat membentuk hidup

individu melalui pemilihan tipe aktivitas dan lingkungan. Individu

akan mampu melaksanakan aktivitas yang menantang dan memilih

situasi yang diyakini mampu menangani. Individu akan memelihara

kompetensi, minat, hubungan sosial atas pilihan yang ditentukan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya makaself-efficacy


(36)

19

aktivitas, usaha, dan ketekunan seseorang dalam mengatur dan melakukan

perbuatan yang dikehendaki untuk mencapai tujuannya dan harapan yang

realistik sehingga berusaha sekuatnya dalam mengatasi kesulitan dalam

menyelesaikan tugasnya. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengetahui

self efficacysiswa adalah dengan mengujinya menggunakan skala milik

Schwarzer dan Jerusalem, (1995). Skala ini digunakan karena landasan teori

yang digunakan dalam penelitiannya menggunakan teorisosial cognitive

milik Albert Bandura. Selain itu, menurut Schwarzer dan Jerusalem, (1995)

koefisien reliabilitas skalaself-efficacy0,75 sampai 0,90 sehingga dapat

dikatakan reliabel dan juga dapat dibuktikan melalui validitas diskriminan

dan validitas konvergen. Berikut ini disajikan contoh skalaself efficacy

menurut Schwarzer dan Jerusalem, (1995) :

Tabel 2. Contoh SkalaSelf Efficacy

No Measure Response Format Not at all true Hardly true Moderately true Exactly true 1

I can always manage to solve difficult problems if I try hard enough.

2

If someone opposes me, I can find the means and ways to get what I want.

3

It is easy for me to stick to my aims and accomplish my goals.

4

I am confident that I could deal efficiently with unexpected events. 5

Thanks to my resourcefulness, I know how to handle

unforeseen situations. 6 I can solve most problems if I

invest the necessary effort. 7

I can remain calm when facing difficulties because I can rely on my coping abilities.


(37)

20

8

When I am confronted with a problem, I can usually find several solutions.

9 If I am in trouble, I can usually think of a solution. 10 I can usually handle whatever

comes my way.

3. Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mujiono (2009: 4) hasil belajar merupakan hasil dari

suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak

mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil

belajar meupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil

belajar, untuk sebagian adalah berkat tindakan guru, suatu pencapaian tujuan

pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental

siswa. Sedangkan menurut Mulyasa (2009: 212) hasil belajar merupakan

prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator

kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan.

Hasil belajar dapat diketahui dengan adanya evaluasi hasil belajar. Evaluasi

belajar sendiri adalah kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi belajar

memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan. Ranah

tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar siswa secara umum dapat

diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah


(38)

21

Hasil belajar dari aspek kognitif mempunyai hirarki atau tingkatan dalam

pencapaiannya. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah: (1) informasi

non verbal, (2) informasi fakta dan pengetahuan verbal, (3) konsep dan

prinsip, dan (4) pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi non verbal

dikenal cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa

secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal

mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting

untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting

untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di

dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas (Slameto, 1991: 131).

Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan

potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar

oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk

penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan

motorik (Sukmadinata 2007: 102). Sementara itu, Abdurrahman (2003: 37)

mendefinisikan hasil belajar sebagai suatu kemampuan yang diperoleh anak

setelah melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan proses mencapai tujuan,

dengan demikian terjadi perubahan tingkah laku setelah proses pembelajaran.

Guru dalam kegiatan pembelajaran, merumuskan tujuan-tujuan dari belajar

yang harus dicapai siswa. Siswa yang berhasil adalah siswa yang mampu

mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.

Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari


(39)

22

seluruhnya atau sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik

fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, selain menunjukkan

kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya

pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil proses pembelajaran dikatakan

berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada peserta didik

seluruhnya atau sebagian besar (75%). Lebih lanjut proses pembelajaran

dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan

outputyang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan,

perkembangan masyarakat dan pembangunan (Mulyasa, 2003: 101). Hasil

belajar kognitif menjadi cerminan tingkat keberhasilan siswa, seperti yang

dikatakan oleh Eggen (1997:441) bahwa sebagian besar tujuan dan hasil

belajar yang muncul dalam panduan kurikulum sekolah di beberapa negara

bagian adalah dalam ranah kognitif, yang fokus pada pengetahuan dan

pemahaman pada suatu fakta, konsep, prinsip, aturan, keterampilan, dan

pemecahan masalah. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Prawiradilaga

(2009:82) yaitu bila seseorang sedang belajar, maka akan terjadi peningkatan

kognitif dalam dirinya. Setiap potensi terkait motorik atau sikap berawal dari

proses kognitif. Dengan kata lain, berpikir kognitiflah yang menjadi dasar

dari segala penguasaan ilmu dan pengingkatan kemampuan.Untuk penjelasan

lebih lanjut mengenai hasil belajar tersebut, berikut disajikan ringkasan

jenjang belajar yang merupakan revisi dari taksonomi Bloom.

Table 3. Ringkasan jenjang belajar menurut Anderson Prawiradilaga (2009:95)

Berpikir Uraian Rincian

Mengingat Memunculkan pengetahuan dari jangka panjang.

• Mengenali


(40)

23

Mengerti Membentuk arti dari pesan pembelajaran (isi): Lisan, tulisan, grafis atau gambar

• Memahami

• Membuat contoh

• Mengelompokkan

• Meringkas

• Meramalkan

• Membandingkan

• Menjelaskan Menerapkan Melaksanakan atau

menggunakan prosedur dalam situasi tertentu

• Melaksanakan

• Mengembangkan Menganalisis Menjabarkan komponen atau

strukstur dengan membedakan dari bentuk dan fungsi, tujuan, dst

• Membedakan

• Menyusun kembali

• Menandai Menilai Menyusun pertimbangan

berdasrkan criteria dan persyaratan khusus

• Mengecek

• Mengkritik Berkreasi Menyusun sesuatu hal baru:

memodifikasi suatu model lama menjadi sesuatu yang berbeda, dst.

• Menghasilkan

• Merencanakan

• Membentuk

B. Kerangka Pikir

Self efficacysangat penting dimiliki oleh siswa. Selain itu proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini belum mampu

meningkatkanself efficacysiswa dan hasil belajar siswa juga dinilai masih

rendah. Oleh karena itu guru dituntut menyesuaikan model pembelajaran

yang dapat meningkatkanself efficacysiswa. Salah satunya dengan

menerapkan model pembelajaran mengunakan model PBI, yaitu keterlibatan

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sangat diutamakan. Selama

kegiatan belajar mengajar, guru tidak mendominasi kegiatan yang ada di

kelas, melainkan siswalah yang aktif bekerja. Dengan menggunakan model

ini, siswa dilatih merumuskan masalah, menelaah masalah, merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data, pembuktian hipotesis dan menentukan


(41)

24

dapat memecahkan masalah secara sistemastis dan meningkatkan self

efficacydalam memecahkan masalah. Keterlibatan siswa secara langsung

selama pembelajaran berlangsung akan membuat materi yang diterima

menjadi lebih mudah dipahami dan diingat oleh siswa, sehingga

diperkirakan model PBI dapat meningkatkanself efficacysiswa.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan

terikat. Variabel bebas ditunjukkan dengan penggunaan model pembelajaran

PBI, sedangkan variabel terikat ditunjukkan pada hasil belajar danSelf

efficacysiswa. Hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat

ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Keterangan: X = Model PBI Y = Hasil Belajar Y =Self EfficacySiswa

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

C. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaranProblem Based Instructiondapat meningkatkan

Self Efficacysiswa pada materi pengaruh kepadatan populasi manusia

terhadap lingkungan.

Y1

X


(42)

25

2. ModelProblem Based Instructionberpengaruh terhadap hasil belajar

siswa pada materi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap


(43)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 di SMP Negeri 2

Seputih Mataram.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakanpurposive sampling.

Teknikpurposive samplingini dipilih karena adanya

pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk memilih sampel (Budiyono, 2003:35). Populasi

pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Seputih Mataram

semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015. Sampel yang digunakan yaitu

kelas VII B dengan jumlah 32 siswa sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 15

siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan, dan kelas VII A berjumlah 32 siswa

sebagai kelas eksperimen yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 19 siswa

perempuan.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalahpretest-postest control


(44)

27

Kelas Pretest Perlakuan Postest

I O1 X O2

II O1 C O2

dan kelas VII A (kelas eksperimen) diberi perlakuan dengan menggunakan

model pembelajaranProblem Based Instruction(PBI).

Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keterangan : I = Kelas eksperimen; II = Kelas kontrol; O1=Pretest; O2=

Postest; X = Pembelajaran dengan model PBI; C = Kontrol (pembelajaran dengan metode diskusi).

Gambar 2. Desain penelitianpretest-posttest control group (Sukardi, 2007: 186).

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah tahap tersebut adalah sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap prapenelitian adalah sebagai berikut:

a. Membuat surat izin penelitian ke FKIP untuk SMP Negeri 2 Seputih

Mataram.

b. Melakukan observasi dan wawancara di SMP Negeri 2 Seputih

Mataram untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang

menjadi subjek penelitian.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas


(45)

28

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa untuk setiap

pertemuan.

e. Membuat instrumen penilaian yaitu soal pretes dan postes, serta angket

self efficacysiswa.

f. Melakukan uji coba angketself efficacysiswa pada tanggal 18 Maret

2015 pada 24 responden (kelas VII F) yang berada di SMP Negeri 2

Seputih Mataram.

g. Melakukan uji validitas dan uji realibilitas pada hasil uji coba angket

self efficacysiswa. Uji ini digunakan untuk melihat apakah angketself

efficacylayak digunakan dalam penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaranproblem based instructionuntuk kelas eksperimen dan

metode diskusi untuk kelas kontrol di SMP Negeri 2 Seputih Mataram.

Penelitian ini direncanakan 2 kali pertemuan dengan membahas materi

pengaruh kepadatan populasi manusia dengan lingkungan.

Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :

2.1 Kelas Eksperimen (pembelajaran dengan model PBI)

1. Kegiatan Pendahuluan

a) Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan pertama berupa soal


(46)

29

b) Siswa mendengar penjelasan guru mengenai tujuan

pembelajaran.

c) Apersepsi dilakukan siswa dengan menjawab pertanyaan guru:

(Pertemuan ke I) guru menampilkan gambar penduduk yang

padat pada suatu area,lalu bertanya “gambar apakah ini ?”,

bagaimana keadaan penduduk di area tersebut?“, “faktor-faktor

apa yang mempengaruhi kepadatan penduduk?”

(Pertemuan ke II) guru menampilkan gambar kegiatan

pembukaan hutan menjadi lahan pertanian ,lalu bertanya “Jika

pepohonan yang ada di hutan banyak yang ditebang, apa

dampaknya bagi lingkungan?

d) Siswa mendapatkan motivasi dari guru :

(Pertemuan ke I) “Dengan mempelajari materi ini, kita dapat

mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi kepadatan

penduduk”.(Pertemuan ke II) “Setelah mempelajari materi ini,

kita dapat mengetahui pengaruh dari kepadatan penduduk

terhadap kerusakan lingkungan”.

e) Guru menjelaskan tentang proses pembelajaran dengan model

pembelajaran berdasarkan masalah. Setiap kelompok

memperoleh LKS berbasis masalah untuk didiskusikan kemudian

siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas (Pertemuan


(47)

30

2. Kegiatan Inti

a) Siswa dalam tiap kelompok menerima LKS berbasis masalah

dengan permasalahan yang berbeda (Pertemuan ke I) mengkaji

tentang keterkaitan kepadatan populasi manusia terhadap

ketersedian air bersih dan udara bersih, serta usaha yang

dilakukan untuk mengatasi permasalahan akibat kepadatan

populasi terhadap kertersediaan air bersih dan udara bersih.

(Pertemuan ke II) mengkaji tentang keterkaitan kepadatan

populasi manusia terhadap ketersedian lahan dan pangan, serta

usaha yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan akibat

kepadatan populasi terhadap kebutuhan pangan dan lahan, serta

terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan.

b) Siswa merumuskan suatu masalah yang telah diajukan oleh guru

(Pertemuan ke I-II)

c) Siswa mengumpulkan informasi yang sesuai untuk mendapatkan

penjelasan dan pemecahan masalah (Pertemuan ke I-II)

d) Siswa berdiskusi untuk menjawab LKS berbasis masalah

(Pertemuan ke I-II)

e) Setiap kelompok mengumpulkan LKS berbasis masalah yang

telah dikerjakan (Pertemuan ke I-II).

f) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan


(48)

31

g) Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami kepada guru

(Pertemuan ke I-II).

3. Kegiatan Penutup

a) Siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan tentang apa

yang telah dipelajari

b) Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana

pembelajaran pada pertemuan selanjutnya

c) Siswa mengerjakan postes (Pertemuan ke II) yang sama dengan

soal pretes (Pertemuan ke I)

2.2 Kelas Kontrol (pembelajaran dengan metode diskusi)

1. Kegiatan Pendahuluan

a) Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan pertama berupa soal

uraian mengenai materi kepadatan populasi penduduk.

b) Siswa mendengar penjelasan guru mengenai tujuan

pembelajaran.

c) Apersepsi dilakukan siswa dengan menjawab pertanyaan guru:

(Pertemuan ke I) guru menampilkan gambar penduduk yang

padat pada suatu area,lalu bertanya “gambar apakah ini ?”,

bagaimana keadaan penduduk di area tersebut?“, “faktor

-faktor apa yang mempengaruhi kepadatan penduduk?”

(Pertemuan ke II) guru menampilkan gambar kegiatan

pembukaan hutan menjadi lahan pertanian , lalu bertanya

“Jika pepohonan yang ada dihutan banyak yang ditebang, apa


(49)

32

d) Siswa mendapatkan motivasi dari guru :

(Pertemuan ke I) “Dengan mempelajari materi ini, kita dapat

mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi kepadatan

penduduk”. (Pertemuan ke II) “Setelah mempelajari materi ini,

kita dapat mengetahui pengaruh dari kepadatan penduduk

terhadap kerusakan lingkungan”.

e) Guru menjelaskan tentang proses pembelajaran dengan metode

diskusi. Setiap kelompok memperoleh LKS untuk didiskusikan

kemudian siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

(Pertemuan ke I-II).

2. Kegiatan Inti

a) Siswa dalam tiap kelompok menerima LKS berbasis diskusi

dengan permasalahan yang berbeda (Pertemuan ke I)

mengkaji tentang keterkaitan kepadatan populasi manusia

terhadap ketersedian air bersih dan udara bersih, serta usaha

yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan akibat

kepadatan populasi terhadap kertersediaan air bersih dan udara

bersih. (Pertemuan ke II) mengkaji tentang keterkaitan

kepadatan populasi manusia terhadap ketersedian lahan dan

pangan, serta usaha yang dilakukan untuk mengatasi

permasalahan akibat kepadatan populasi terhadap kebutuhan

pangan dan lahan, serta terhadap pencemaran dan kerusakan


(50)

33

b) Siswa berdiskusi untuk menjawab LKS (Pertemuan ke I-II)

c) Setiap kelompok mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan

(Pertemuan ke I-II).

d) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan

kelas sehingga terjadi diskusi kelas (Pertemuan ke I-II).

e) Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami kepada guru

(Pertemuan ke I-II).

3. Kegiatan Penutup

a) Siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan tentang apa

yang telah dipelajari

b) Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana

pembelajaran pada pertemuan selanjutnya

c) Siswa mengerjakan postes (Pertemuan ke II) yang sama

dengan soal pretes (Pertemuan ke I).

E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa nilaipretestdanpostestpada materi pengaruh

kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan. Hasil belajar ditinjau

berdasarkan perbandingan nilaigainyang dinormalisasi (N-gain), dan


(51)

34

b. Data Kualitatif

Data kualitatif yang digunakan berupa angketself efficacyyang

diberikan kepada siswa yang mengikuti pembelajaran PBI.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu:

a. Pretes dan Postes

Pemberian pretest dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran

dimulai, dan postes dilakasanakan pada akhir kegiatan pembelajaran

untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa. Pretes dan postest

sama-sama diberikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Teknik

penskoran nilaipretestdanposttestyaitu:

S = R N×100

Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari), R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar, N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan untuk mengetahui hasil diskusi

oleh siswa di kedua kelas selama proses pembelajaran. Kelas kontrol

menggunakan LKS berbasis diskusi, dan kelas eksperimen

menggunakan LKS berbasisProblem Based Instruction(PBI).

c. AngketSelf Efficacy

Angketself efficacysiswa pada penelitian ini menggunakan skalaLikert


(52)

35

(S), kurangsependapat(KS), tidaksependapat(TS), dan sangat tidak

sependapat(STS) (Budiyono, 2003 : 51). Angket berisi 19 pernyataan yang terdiri dari 12 pernyataan positif (F) dan 7 pernyataan negatif

(UF). Angketself efficacymenggunakan skala milik Schwarzer dan

Jerusalem (1995) karena landasan teori yang digunakan dalam

penelitiannya menggunakan teorisosial cognitivemilik Albert Bandura.

Selain itu, angketself efficacydalam penelitian ini disesuaikan dengan

4 aspek yaitu aspek pencapaian kinerja, pengalaman orang lain,

persuasi verbal, dan indeks psikologis (Noer, 2012). Seperti

ditunjukkan pada Tabel 4. aspek-aspek tersebut dikembangkan menjadi

beberapa indikator.

Tabel 4. Indikator dan Kisi-kisi ItemSelf Efficacy

Aspek Deskripsi Indikator

No. Pernyataan Jumlah F UF 1.Pencapaian Kinerja Indikator kemampuan yang didasarkan kinerja pada pengalaman sebelumnya Pandangan siswa mengenai kemampuan nya selama belajar biologi 1 , 3, 12, 13, ,5 5 2.Pengalaman orang lain Bukti yang didasarkan Pada kompetensi dan perbandingan informatif

dengan hasil yang dicapai orang lain Pandangan siswa tentang kemampuan biologi yang dimiliki oleh dirinya dan orang lain.


(53)

36

Sebelum digunakan, angket terlebih dahulu di uji kelayakan. Pengujian data angket dilakukan sebagai berikut:

1) Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Budiyono,

2003: 55). Validitas masing-masing item pernyataan dapat

dilihat dari nilaicorrected item- total correlation

masing-masing item pernyataan, dengan membandingkan rTabelpada

DF = N-2 = (24)-2= 22 Probabilitas 5% (distribusi nilai rtabel

dapat dilihat pada lampiran 10 ). Apabila harga rhitunglebih

besar atau sama dengan rtabel, maka butir instrumen tersebut 3.Persuasi

verbal

Mengacu pada umpan balik langsung/kata-kata dari guru atau orang yang lebih dewasa a. Penilaian siswa tentang kemampua n dalam diskusi kelompok b.Penilaian siswa tentang kemampua nnya memahami penjelasan guru 8, 14, 16, 19 2, 5 4.Indeks Psikologis Penilaian kemampuan, kekuatan dan kelemahan tentang suatu tugas. Pandangan siswa tentang kemampuan memahami soal-soal pemecahan masalah 9, 15, 18 10, 11, 17 6


(54)

37

valid dan jika rhitunglebih kecil dari rtabelmaka butir instrumen

tersebut tidak valid.

2) Uji Realibilitas

Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik ( Budiyono, 2003: 65 ). Untuk

mencari koefisien reliabilitas dari angket, digunakan teknik

Alpha Cronbach dengan menggunakan program SPSS 17.

Menurut Guilford (Himmah, 2014 : 27) koefisen realibilitas

diinterpretasikan pada Tabel berikut.

Tabel 5. Kriteria Realibilitas

Koefisien Realibilitas (r11) Kriteria

r11≤ 0,20 Sangat Rendah

0,20 < r11≤ 0,40 Rendah 0,40 < r11≤ 0,60 Sedang 0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi 0,80 < r11≤ 1,00 Sangat Tinggi

F. Teknik Analisis Data

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif pada penelitian ini adalah data hasil belajar berupa nilai

antara nilaipretestdanpostest Gainyang dinormalisasi (N-gain).

Untuk mendapatkanN-gainmenggunakan formula Hake (dalam

Loranz, 2011: 3), yaitu sebagai berikut:

N

gain

(%) =

X 100 %

Keterangan : X = nilaipostest; Y = nilaipretest;


(55)

38

Nilai pretes, postes, danN-gainpada kelas eksperimen dan kontrol

dianalisis menggunakan uji normalitas yang diketahui data tersebut

berdustribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas yang

diketahui kedua sampel tersebut berasal dari populasi yang sama

(homogen). Selanjutnya pengujian hipotesis dengan menggunakan uji

ANOVA one-way. Langkah-langkah pengujian statistik untuk data

hasil belajar tertera pada bagan di berikut ini:

Gambar 3. Bagan langkah-langkah uji statistik untuk data hasil belajar

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua

kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji

normalitas data yang dilakukan menggunakan ujiLillieforsdengan

menggunakan program SPSS versi 17.

a) Hipotesis

Ho : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

AnovaOne-way

Syarat: jika data berdistribusi normal

Uji Normalitas Uji Homogenitas


(56)

39

b) Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung< Ltabelataup-value> 0,05, tolak Ho untuk

harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5).

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang digunakan adalah ujiFisher. Dengan rumus

yang digunakan, yaitu homogenitas dilakukan untuk mengetahui

perbedaan antara dua keadaan:

F = = / ( )

/ ( )= 2

Keterangan : F = Homogenitas

= Varian antar kelompok = Varian dalam kelompok

Adapun kriteria pengujiannya adalah : 1. Terima H0jika harga Fhitung< Ftabel

2. Tolak H0jika harga Fhitung> Ftabel= 0,05 dan derajat kebebasan

(Susetyo, 2012: 258).

c. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dengan terlebih

dahulu menggunakan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif

(Ha). Uji ANAVA tidak hanya bisa mengukur pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen, tetapi juga bisa menguji

signifikansinya yaitu pengaruh signifikan atau tidak secara statistik

dengan menggunakan uji F (Siregar, 2014: 270).

a) Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 :Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b) Kriteria Uji


(57)

40

Jika Fhitung> Ftabelatau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

d. UjiMann WhitneyU

Apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka

dilakukan Uji U atau UjiMann Whitney.

1) Hipotesis

Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol

2) Kriteria Uji

− Jikap-value> 0,05 maka terima Ho

− Jikap-value< 0,05 maka tolak Ho(Pratisto, 2004:36).

2. Data Kualitatif (AngketSelf Efficacy)

Data kualitatif pada penelitian ini adalah data angketself efficacysiswa

yang berupa 12 pernyataan positif dan 7 pernyataan negatif. Pengolahan

data angket dilakukan sebagai berikut:

1) Membuat pernyataan angketself efficacysiswa seperti pada Tabel. Tabel 6. Pernyataan AngketSelf EfficacySiswa

1. Model pembelajaran yang digunakan guru membuat saya optimis pada setiap solusi masalah yang saya temukan.

a. Sangat Sependapat

b. Sependapat d. Tidak Sependapat c. Kurang Sependapat e. Sangat Tidak Sependapat

2. Model pembelajaran yang digunakan guru membuat saya semakin malas mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

a. Sangat Sependapat

b. Sependapat d. Tidak Sependapat c. Kurang Sependapat e. Sangat Tidak Sependapat

3. Setiap masalah yang saya temui mempengaruhi kehidupan pribadi saya a. Sangat Sependapat

b. Sependapat d. Tidak Sependapat c. Kurang Sependapat e. Sangat Tidak Sependapat

4. Saya lebih mudah menuliskan alasan pendapat melalui pembelajaran yang digunakan oleh guru.


(58)

41

a. Sangat Sependapat

b. Sependapat d. Tidak Sependapat c. Kurang Sependapat e. Sangat Tidak Sependapat 5. Pembelajaran yang digunakan tidak mampu mengembangkan

kemampuan saya dalam memecahkan masalah. a. Sangat Sependapat

b. Sependapat d. Tidak Sependapat c. Kurang Sependapat e. Sangat Tidak Sependapat

6. Saya tidak percaya diri jika bersaing dengan teman yang lebih pandai. a. Sangat Sependapat

b. Sependapat d. Tidak Sependapat c. Kurang Sependapat e. Sangat Tidak Sependapat

7. Saya akan meminta bantuan teman, jika saya kesulitan menyelesaikan tugas.

a. Sangat Sependapat

b. Sependapat d. Tidak Sependapat c. Kurang Sependapat e. Sangat Tidak Sependapat

8. Model pembelajaran yang digunakan guru memudahkan saya untuk berdiskusi menyelesaikan masalah.

a. Sangat Sependapat

b. Sependapat d. Tidak Sependapat c. Kurang Sependapat e. Sangat Tidak Sependapat

9. Model pembelajaran yang digunakan guru membuat saya dapat memaknai pentingnya menyelesaikan suatu masalah.

a. Sangat Sependapat

b. Sependapat d. Tidak Sependapat c. Kurang Sependapat e. Sangat Tidak Sependapat

10. Mengerjakan soal-soal biologi yang berbentuk masalah membuat saya menjadi jenuh dan bosan.

a. Sangat Sependapat

b. Sependapat d. Tidak Sependapat c. Kurang Sependapat e. Sangat Tidak Sependapat

11. Saya mudah menyerah saat memahami materi pengaruh kepadatan populasi manusia dengan lingkungan.

a. Sangat Sependapat

b. Sependapat d. Tidak Sependapat c. Kurang Sependapat e. Sangat Tidak Sependapat

12. Saya yakin mendapat nilai yang tinggi walaupun soal-soalnya sulit dan belum pernah saya kerjakan.

a. Sangat Sependapat

b. Sependapat d. Tidak Sependapat c. Kurang Sependapat e. Sangat Tidak Sependapat

13. Saat mengalami kegagalan dalam mengerjakan soal saya bersemangat untuk mencoba mengerjakan lagi.

a. Sangat Sependapat

b. Sependapat d. Tidak Sependapat c. Kurang Sependapat e. Sangat Tidak Sependapat

14. Saya dapat menjawab pertanyaan atau soal biologi yang diberikan guru dengan yakin tanpa ragu-ragu.


(59)

42

b. Sependapat d. Tidak Sependapat c. Kurang Sependapat e. Sangat Tidak Sependapat

15. Saya yakin dapat mengerjakan tugas yang diberikan dengan tepat waktu. a. Sangat Sependapat

b. Sependapat d. Tidak Sependapat c. Kurang Sependapat e. Sangat Tidak Sependapat

16. Saya merasa percaya diri ketika mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

a. Sangat Sependapat

b. Sependapat d. Tidak Sependapat c. Kurang Sependapat e. Sangat Tidak Sependapat

17. Saat banyak tugas dalam waktu yang bersamaan, saya merasa bingung tugas mana yang harus diprioritaskan.

a. Sangat Sependapat

b. Sependapat d. Tidak Sependapat c. Kurang Sependapat e. Sangat Tidak Sependapat

18. Saya dapat mengerjakan soal atau tugas walaupun suasana kelas gaduh. a. Sangat Sependapat

b. Sependapat d. Tidak Sependapat c. Kurang Sependapat e. Sangat Tidak Sependapat

19. Dalam diskusi kelompok, saya selalu menyampaikan ide atau pendapat saya.

a. Sangat Sependapat

b. Sependapat d. Tidak Sependapat c. Kurang Sependapat e. Sangat Tidak Sependapat

(dimodifikasi dariThe General Self Efficacy Scale, 1995).

2) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada tabel.

Tabel 7. Skoring Setiap Jawaban

Alternatif Jawaban Positif (F) Negatif (UF) Sangat Sependapat (SS) 4 0

Sependapat (S) 3 1

Kurang Sependapat (KS) 2 2 Tidak Sependapat (TS) 1 3 Sangat Tidak Sependapat (STS) 0 4

3) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.


(60)

43

Tabel 8. Tabulasi Data AngketSelf efficacySiswa

(dimodifikasi dari Suwandi, 2012: 38).

4) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus Sudjana (2002: 45) sebagai berikut:

S

Xin= × 100%

Smaks

Keterangan: Xin =Persentase jawaban siswa

S = Jumlah skor jawaban

Smaks = Skor maksimum yang diharapkan

5) Menafsirkan persentase angketSelf EfficacySiswa

Tabel 9. Tafsiran PresentaseSelf EfficacySiswa

Persentase (%) Kriteria

100 Semuanya

76-99 Sebagian Besar 51-75 Pada Umumnya

50 Setengah

26-49 Hampr Setengahnya 1-25 Sebagian Kecil

0 Tidak Ada

Hendro (dalam Suwandi, 2012: 39).

Responden (Siswa) Pilihan Jawaban No. Pertanyaan Persentase

1 2 3 4 dst

1 SS S KS TS STS 2 SS S KS TS STS 3 SS S KS TS STS Dst


(61)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1. Penggunaan model pembelajaranProblem Based Instructionmemiliki

pengaruh dalam meningkatkanSelf efficacydan hasil belajar siswa

pada materi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap

lingkungan.

2. Terdapat hubungan positif antara peningkatanSelf efficacydan hasil

belajar pada siswa yang memperoleh pembelajaranProblem Based

Instruction.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut.

1. Dalam penggunaan pembelajaranProblem Based Instructionguru

hendaknya menekankan pada penentuan permasalahan, dimana

permasalahan yang disajikan harus kontekstual danill-structured.

2. Guru diharapkan dapat memfasilitasi pengembanganSelf Efficacy

siswa karenaSelf Efficacysalah satu faktor pendukung bagi siswa


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2003.Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Arends, R.I. dan A. Kilcher. 2010. Teaching for Student Learning: Becoming an Accomplished Teacher. Rotledge Taylor & Francis Group. New York and London.

Baron, R.A dan Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial. Erlangga. Jakarta.

Bandura, A. 2008.Self Efficacy: New York (1-14). (Online).

http://www.des.emory.edu/mfp/BanEncy.html, diakses pada Minggu 16 November 2014; 20: 45 WIB.

Budiyono. 2003.Metodelogi Penelitian Pendidikan. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Dimyati dan Mudjono. 2009.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Eggen, P., dan D. Kauchak. 1997.Educational Psychology. Prentice-Hall Inc. New Jersey.

Feist, Jess., dan Gregory J. Feist. 2011.Teori Kepribadian Edisi 7. Salemba Humanika. Jakarta.

Himmah, Nurul. 2014.Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis dan Self Efficacy

Siswa(2013/2014).(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Hmelo, C.E. 2004.Problem Based Learning: What and How Do Students Learn.

Educational Psychology Review, Vol. 16, No. 3, September 2004. (Online) http://thorndike.tc.columbia.edu/~david/MTSU4083/Readings/Problem-%20and%20Case-based%20ID/hmelo.pdf, diakses pada Minggu 16 November 2014 19: 39WIB.


(63)

61

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012.Pengembangan Kurikulum 2013. (Online). http://edu.fakta.penelitian.wordpress.com, diakses pada Selasa 18 November 2014; 20:05 WIB.

Khanafiyah, S., dan Yulianti., D. 2013.Model Problem Based Instruction Pada Perkuliahan Fisika Lingkungan Untuk Mengembangkan Sikap Peduli Lingkungan.Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol. 9. Januari 2013. Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang : 35-42

Laili, dan Azizah. 2015. Impelmentasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Melatihkan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Self Efficacy Pada Materi Pokok Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi Kelas XI SMA Negeri 4 Sidoarjo. (online) :

http://ejournal.unesa.ac.id/article/14078/36/article.pdf, diakses pada Selasa 18 November 2014 20: 39WIB.

L. Feltz, D., dan D. Lirgg, C. 2001.Self-efficacy Beliefs of Athletes, Teams, and Coaches.(online):http://web.cfa.arizona.edu/sites/jsr/wpcontent/docs/SelfEff icacyandTeachingEffectivness.pdf, diakses pada Senin 17 November 2014 20: 39WIB.

Lie, Anita. 2008.Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Grasindo. Jakarta.

Listyawati, Muji. 2012.Pengembangan Perangkat Pembeljaran IPA Terpadu Di SMP. Journal Of Innovative Science Education. Vol. 1. Juni 2012. 61-69.(Online). http : //journal. unnes. ac. id /sju/index. php/jise /article/view /46/35. pdf, diakses pada Senin 17 November 2014 20: 54WIB.

Mergendoller, John R. 2006.The Effectiveness of Problem-Based Instruction: A Comparative Study of Instructional Methods and Student Characteristic. 61-69.(Online). http://dx.doi.org/10.7771/1541-5015.1026., diakses pada Senin 17 November 2014 21: 54WIB.

Mulyasa, E. 2003.Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Mulyasa, E. 2009.Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Bumi Aksara. Jakarta.

Noer, Sri Hastuti. 2012. Self Efficacy Mahasiswa Terhadap Matematika. Dalam


(64)

62

Membangun Karakter Guru dan Siswa”. (Online).

http://eprints.uny.ac.id/10098/1/P%20-%2086.pdf, diakses pada Senin 17 November 2014 20: 49WIB.

Nugroho, Obed Agung. 2007.Hubungan Antara Self Efficacy, Penyesuaian Diri Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa. (Online).

www.scribd.com/mobile.doc/5109757, diakses pada Rabu 1 Jui 2015 19:23 WIB.

Nurhadi. 2004.Kurikulum 2004. Grasindo. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A. 2013.Pedoman Umum Pembelajaran Lampiran IV. Jakarta. Permendikbud.

Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Prawiradilaga, D.S. 2009.Prinsip Desain Pembelajaran. Kencana. Jakarta.

Purwanto, M.N. 2008.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rusman. 2012.Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.Edisi Kedua. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sanjaya, W. 2008.Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana. Jakarta.

Santrock, John. 2004.Educational Psychology 2nd Edition. Kencana Prenada. Jakarta.

Schwarzer, R.,dan Jerusalem, M.1995.The General Self Efficacy Scale. (Online). http://userpage.fu-berlin.de/~health/selfscal.htm, diakses pada Jumat 7 November 2014; 20:05 WIB.

Schwarzer, R.,Scholz, U., dan Dona, BG. 2002.Is General Self Efficacy A Universal Construct ?Psyhometric Findingd from 25 Countries. (Online). http://userpage.fu-berlin.de/health/materials/gse_scholz2002.pdf, diakses pada Jumat 7 November 2014; 20:20 WIB.

Siregar, S. 2014.Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Bumi Aksara. Jakarta.


(65)

63

Slameto. 1991.Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara. Jakarta.

Smaldino, S.E., L.L. Deborah, and D.R. James. 2008.Instructional Technology and Media for Learning Ninth Edition. Pearson Prentice Hall. New Jersey.

Sudjana. 2005.Metoda Stastitika. Tarsito. Bandung

Sugiyanto. 2009.Model-model Pembelajaran Inovatif. Penerbit Presindo. Surakarta.

Sugiyono. 2014.Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Sukardi. 2007.Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya. Bumi Aksara. Jakarta.

Sukmadinata, N.S. 2007.Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Susetyo, B. 2012.Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. PT Refika Aditama. Bandung.

Suwandi, Tri. 2010.Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Oleh Siswa Pada Materi Pokok Keanekaragaman Hayati (2010/2011). (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Titin, Eli Yanti, dan Ruqiah. 2011.Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual Melalui Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Pernapasan Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 3 Sukadana. (Online).

(http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpun/article/view/151, diakses pada 7 November 2014; 20:00 WIB).

Trianto. 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Kencana Prenada. Jakarta.

Utari, Fitriana Dwi. 2014.Peningkatan Hasil Belajar dan Academic Self Efficacy Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas X IA-4 SMA Batik Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. (Skripsi). Universitas Sebelas Maret. Surakarta.


(1)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penggunaan model pembelajaranProblem Based Instructionmemiliki pengaruh dalam meningkatkanSelf efficacydan hasil belajar siswa pada materi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan.

2. Terdapat hubungan positif antara peningkatanSelf efficacydan hasil belajar pada siswa yang memperoleh pembelajaranProblem Based Instruction.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Dalam penggunaan pembelajaranProblem Based Instructionguru

hendaknya menekankan pada penentuan permasalahan, dimana permasalahan yang disajikan harus kontekstual danill-structured. 2. Guru diharapkan dapat memfasilitasi pengembanganSelf Efficacy siswa karenaSelf Efficacysalah satu faktor pendukung bagi siswa dalam meraih kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang.


(2)

Abdurrahman, M. 2003.Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Arends, R.I. dan A. Kilcher. 2010. Teaching for Student Learning: Becoming an Accomplished Teacher. Rotledge Taylor & Francis Group. New York and London.

Baron, R.A dan Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial. Erlangga. Jakarta. Bandura, A. 2008.Self Efficacy: New York (1-14). (Online).

http://www.des.emory.edu/mfp/BanEncy.html, diakses pada Minggu 16 November 2014; 20: 45 WIB.

Budiyono. 2003.Metodelogi Penelitian Pendidikan. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Dimyati dan Mudjono. 2009.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Eggen, P., dan D. Kauchak. 1997.Educational Psychology. Prentice-Hall Inc.

New Jersey.

Feist, Jess., dan Gregory J. Feist. 2011.Teori Kepribadian Edisi 7. Salemba Humanika. Jakarta.

Himmah, Nurul. 2014.Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis dan Self Efficacy

Siswa(2013/2014).(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hmelo, C.E. 2004.Problem Based Learning: What and How Do Students Learn.

Educational Psychology Review, Vol. 16, No. 3, September 2004. (Online) http://thorndike.tc.columbia.edu/~david/MTSU4083/Readings/Problem-%20and%20Case-based%20ID/hmelo.pdf, diakses pada Minggu 16 November 2014 19: 39WIB.


(3)

61

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012.Pengembangan Kurikulum 2013. (Online). http://edu.fakta.penelitian.wordpress.com, diakses pada Selasa 18 November 2014; 20:05 WIB.

Khanafiyah, S., dan Yulianti., D. 2013.Model Problem Based Instruction Pada Perkuliahan Fisika Lingkungan Untuk Mengembangkan Sikap Peduli Lingkungan.Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol. 9. Januari 2013. Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang : 35-42

Laili, dan Azizah. 2015. Impelmentasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Melatihkan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Self Efficacy Pada Materi Pokok Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi Kelas XI SMA Negeri 4 Sidoarjo. (online) :

http://ejournal.unesa.ac.id/article/14078/36/article.pdf, diakses pada Selasa 18 November 2014 20: 39WIB.

L. Feltz, D., dan D. Lirgg, C. 2001.Self-efficacy Beliefs of Athletes, Teams, and Coaches.(online):http://web.cfa.arizona.edu/sites/jsr/wpcontent/docs/SelfEff icacyandTeachingEffectivness.pdf, diakses pada Senin 17 November 2014 20: 39WIB.

Lie, Anita. 2008.Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Grasindo. Jakarta.

Listyawati, Muji. 2012.Pengembangan Perangkat Pembeljaran IPA Terpadu Di SMP. Journal Of Innovative Science Education. Vol. 1. Juni 2012. 61-69.(Online). http : //journal. unnes. ac. id /sju/index. php/jise /article/view /46/35. pdf, diakses pada Senin 17 November 2014 20: 54WIB.

Mergendoller, John R. 2006.The Effectiveness of Problem-Based Instruction: A Comparative Study of Instructional Methods and Student Characteristic. 61-69.(Online). http://dx.doi.org/10.7771/1541-5015.1026., diakses pada Senin 17 November 2014 21: 54WIB.

Mulyasa, E. 2003.Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Mulyasa, E. 2009.Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Bumi Aksara. Jakarta.

Noer, Sri Hastuti. 2012. Self Efficacy Mahasiswa Terhadap Matematika. Dalam Prosiding: “Kontribusi Pendidikan Matematika dan Matematika dalam


(4)

Membangun Karakter Guru dan Siswa”. (Online).

http://eprints.uny.ac.id/10098/1/P%20-%2086.pdf, diakses pada Senin 17 November 2014 20: 49WIB.

Nugroho, Obed Agung. 2007.Hubungan Antara Self Efficacy, Penyesuaian Diri Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa. (Online).

www.scribd.com/mobile.doc/5109757, diakses pada Rabu 1 Jui 2015 19:23 WIB.

Nurhadi. 2004.Kurikulum 2004. Grasindo. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A. 2013.Pedoman Umum Pembelajaran Lampiran IV. Jakarta. Permendikbud. Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Prawiradilaga, D.S. 2009.Prinsip Desain Pembelajaran. Kencana. Jakarta. Purwanto, M.N. 2008.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Rusman. 2012.Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.Edisi Kedua. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sanjaya, W. 2008.Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana. Jakarta.

Santrock, John. 2004.Educational Psychology 2nd Edition. Kencana Prenada. Jakarta.

Schwarzer, R.,dan Jerusalem, M.1995.The General Self Efficacy Scale. (Online). http://userpage.fu-berlin.de/~health/selfscal.htm, diakses pada Jumat 7 November 2014; 20:05 WIB.

Schwarzer, R.,Scholz, U., dan Dona, BG. 2002.Is General Self Efficacy A Universal Construct ?Psyhometric Findingd from 25 Countries. (Online). http://userpage.fu-berlin.de/health/materials/gse_scholz2002.pdf, diakses pada Jumat 7 November 2014; 20:20 WIB.

Siregar, S. 2014.Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Bumi Aksara. Jakarta.


(5)

63

Slameto. 1991.Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara. Jakarta.

Smaldino, S.E., L.L. Deborah, and D.R. James. 2008.Instructional Technology and Media for Learning Ninth Edition. Pearson Prentice Hall. New Jersey. Sudjana. 2005.Metoda Stastitika. Tarsito. Bandung

Sugiyanto. 2009.Model-model Pembelajaran Inovatif. Penerbit Presindo. Surakarta.

Sugiyono. 2014.Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Sukardi. 2007.Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya. Bumi Aksara. Jakarta.

Sukmadinata, N.S. 2007.Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Susetyo, B. 2012.Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. PT Refika Aditama. Bandung.

Suwandi, Tri. 2010.Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Oleh Siswa Pada Materi Pokok Keanekaragaman Hayati (2010/2011). (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Titin, Eli Yanti, dan Ruqiah. 2011.Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual Melalui Model Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Pernapasan Manusia di Kelas VIII SMP Negeri 3 Sukadana. (Online).

(http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpun/article/view/151, diakses pada 7 November 2014; 20:00 WIB).

Trianto. 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada. Jakarta.

Utari, Fitriana Dwi. 2014.Peningkatan Hasil Belajar dan Academic Self Efficacy Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas X IA-4 SMA Batik Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. (Skripsi). Universitas Sebelas Maret. Surakarta.


(6)

Wiratmaja, C.G.A. I W. Sadia, dan I W. Suastra. 2014.Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Self-Efficacy dan Emotional Intelligence Siswa SMA. (Online).

http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/viewFile/1061/809 , diakses pada Jumat 7 November 2014; 20:05 WIB.

Zeldin, A.L. 2000.Sources and Effects of the Self-Efficacy Beliefs of Men with Careers in Mathematics, Science, and Technology. (Online).http://

www.des.emory.edu/mfp/ZeldinDissertation2000.pdf, diakses pada Jumat 7 November 2014; 20:15 WIB.

Zimmerman , B.J. 2000. Self-Efficacy: An Essential Motive to Learn. InSelf efficacy beliefs.Contemporary Educational Psychology25, 8291. (online): http://www.upo.es/psicologiadeldeporte/doc/articulo_deborah_feltz.pdf, diakses pada Jumat 7 November 2014; 20:25 WIB.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 6 46

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 26 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 Materi Pokok Pengelolaan Lingkungan)

0 2 46

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY LEARNING DENGAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN AFEKTIF SISWA (Studi Komparatif pada Materi Pokok Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhadap Lingkungan Siswa Kelas VII SM

0 8 70

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP SELF EFFICACY DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Seputih Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 pada Materi Pokok Pengaruh Kepadatan Populasi Manusia Terhad

1 9 66

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA ( Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 2 Way Seputih Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 5 70

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP SELF-EFFICACY DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Mataram TP. 2014/2015 Materi Pokok Ekosistem)

1 4 56

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Kartika II-2 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015 Materi Pokok Ekosistem)

3 20 58

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM TULISAN ARGUMENTATIF (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Satya Dharma Sudjana Tahun Ajaran 2014/2015 Materi Pokok Memprediksi Pengaruh Kepadatan P

1 13 62

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs Negeri 1 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Materi Pokok Ekosistem)

11 70 61

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP SELF-EFFICACY DAN HASIL BELAJAR SISWA (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 2 Seputih Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 Materi Pokok Peranan Manusia Da

0 8 66