11
Kategori dramatisasi berperan penting dalam teori ini. Dramatisasi berarti melepaskan ketegangan dengan cara menyampaikan cerita dan membagi pengalaman dengan orang lain.
Cerita dan pengalaman tidak perlu selalu berhubungan secara langsung dengan tugas kelompok bersangkutan.
Teori Bales mengenai analisis proses interaksi ini mencakup dua kelompok atau dua kelas perilaku komunikasi umum yang memberikan pengaruh besar dalam kepustakaan
komunikasi kelompok kecil. Perilaku pertama disebut dengan sosio-emosional lihat gambar 2 yang diwakili oleh tindakan-tindakan, seperti tampak bersahabat, menunjukkan
ketegangan, dan dramatisasi yaitu seluruh perilaku yang terdapat dalam kotak nomor 1 – 3
dan 10 – 12. Kategori kedua adalah perilaku pekerjaan yang diwakili oleh saran, pendapat
dan informasi yaitu seluruh seluruh perilaku yang terdapat dalam kotak nomor 4 hingga 9. Bales menemukan bahwa kelompok memiliki dua jenis pemimpin yaitu pemimpin pekerjaan
dan pemimpin sosioemosional. Pemimpin pekerjaan merupakan anggota kelompok yang bertugas untuk
mengkoordinasikan dan memfasilitasi kerja kelompok. Adanya pemimpin pekerjaan mempermudah anggota lain untuk menyelesaikan tugas, karena ia bersifat rajin dan
bertanggung jawab. Sedangkan pemimpin sosio-emosional lebih cenderung memberikan semangat dan masukan agar anggota lain memiliki inisiatif dalam bekerja. pemimpin
semacam ini, biasanya sangat peduli dan pribadi yang suka meredam konflik dalam kelompok.
2.4.2 Teori Kelompok Antarbudaya
Teori ini diungkapkan oleh John G. Oetzel berupaya menentukan berbagai variabel penting yang mempengaruhi fungsi atau kerja suatu kelompok, khususnya kelompok dengan
anggota yang berasal dari berbagai budaya berbeda. Kelompok yang memiliki keragaman budaya didalamnya yang berarti terdapat perbedaan budaya di antara anggotanya yang
mencakup perbedaan dalam hal kewarganegaraan, kebangsaan, etnik, bahasa, jenis kelamin, posisi pekerjaan, umur, kemampuan, dan sebagainya.
Perbedaan budaya memberikan pengaruh terhadap fungsi kelompok untuk mencapai tujuannya, dan perbedaan budaya yang paling penting mengelompok atau berkumpul pada
tiga wilayah. Tiga wilayah yang dimaksud adalah individualisme-kolektivisme, pemahaman diri dan masalah wajah atau image Morrisan:121:2009.
2.4.2.1 Individualisme-Kolektivisme
12
Anggota kelompok yang berasal dari latar belakang budaya individualis cenderung memandang diri mereka independen, dan mereka akan memprioritaskan
tujuan mereka sendiri daripada kelompok. Sebaliknya, anggota kelompok yang berasal dari latar belakang budaya kolektif cenderung memandang diri mereka sebagai
bagian dari suatu kelompok, jadi kepentingan kelompoklah yang lebih utama. Anggota kelompok dari latar belakang budaya kolektif akan cenderung menghindari
pembicaraan yang sensitif atau tidak menyenangkan dan cenderung menyerahkan keputusannya pada pendapat atau pandangan kelompok.
2.4.2.2 Pemahaman Diri Pada wilayah ini fokus kepada bagaiman anggota kelompok berpikir mengenai
diri mereka. Dalam pemahaman diri terdapat 2 tipe umum yaitu independen dan interdependen. Independen identik dengan kebebasan. Jika individu memiliki
pemahaman diri independen maka ia menganggap dirinya bebas dan unik. Jelas terlihat bahwa independen mencermin sifat individualistis. Sedangkan individu yang
interdependen, ia akan menganggap bahwa yang terpenting dapat terikat dengan orang lain. Interdependen identik dengan mereka yang suka hidup berkelompok.
2.4.2.3 Masalah Wajah Wilayah yang ketiga adalah bagaimana anggota kelompok mengelola
gambaran diri atau citra. Wajah diri adalah gambaran atau citra diri, wajah lain adalah gambaran orang lain dan wajah bersama adalah pemikiran mengenai hubungan antara
diri sendiri dan orang lain. Suatu kelompok yang anggotanya memiliki keragaman budaya karenanya memiliki anggota sebagian ingin terus-menerus tampak baik,
sebagian lainnya berupaya agar anggota lainnya yang tampak baik, dan sebagian lagi menginginkan kelompok secara keseluruhan tampak baik.
2.4.3 Teori Analisis Interaksi