8
Saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya
norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai fungsi
normatif. Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara memandang dunia ini-cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada
berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui fungsi perspektif. Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana
Komunikasi Indonesia ISKI adalah kelompok rujukan saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat
dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi. Burhan:52:2008
John F. Cragan dan David W. Wright 1980 membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan
melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok
pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan
adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di
rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner
radikal; di AS pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak. Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh
anggota kelompok
dalam mencapai
tujuan kelompok.
Cragan dan Wright
mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.
2.4 TEORI KOMUNIKASI KELOMPOK
Dalam sub bab ini akan dipaparkan macam-macam teori komunikasi kelompok. Melalui teori ini akan mempermudah peneliti untuk menganalisis masalah.
2.4.1 Teori Analisis Proses Interaksi
Robert Bales menyusun teori yang menjelaskan mengenai analisis proses interaksi yang saat ini sudah menjadi salah satu karya klasik teori komunikasi. Dalam buku teori komunikasi
organisasi karya Morrisan, Bales menyatakan terdapat 12 jenis pesan dalam komunikasi
9
kelompok yang dapat disederhanakan menjadi empat pesan. Terdiri atas tindakan positif, upaya jawaban, pertanyaan, dan tindakan negatif. Menurut Bales, analisis proses interaksi
terdiri atas enam kategori: 1.
Jika masing-masing anggota kelompok tidak saling berbagi informasi, maka kelompok akan mengalami masalah komunikasi.
2. Jika masing-masing anggota kelompok tidak saling berbagi pendapat maka
kelompok akan mengalami masalah evaluasi. 3.
Jika masing-masing anggota kelompok tidak saling bertanya dan memberikan saran, maka kelompok akan mengalami masalah pengawasan.
4. Jika masing-masing anggota kelompok tidak bisa mencapai kesepakatan maka
mereka akan mendapatkan masalah keputusan. 5.
Jika tidak cukup dramatisasi dalam kelompok maka akan muncul masalah ketegangan.
6. Jika anggota kelompok berperilaku tidak ramah atau bersahabat maka akan
terdapat masalah reintegrasi yang berarti kelompok tidak akan mampu membangun perasaan kita atau kesatuan dalam kelompok.
10
Gambar 1 Kategori Analisis Interaksi
TINDAKAN POSITIF
UPAYA JAWABAN
PERTANYAAN
TINDAKAN NEGATIF
a = Masalah komunikasi b = Masalah evaluasi
c = Masalah pengawasan d = Masalah keputusan
e = Masalah pengurangan ketegangan f = Masalah reintegrasi
Sumber:Data Sekunder, 2013
1. Tampak bersahabat 3
2. Dramatisasi 6
3. Setuju 11
4. Memberikan saran 5 5. Memberikan opini 19
6. Memberikan informasi 25 7. Meminta informasi 5
8. Meminta pendapat 1 9. Meminta saran 1
10. Tidak setuju 4 11. Menunjukkan ketegangan 5
12. Tampak tidak bersahabat 3
11
Kategori dramatisasi berperan penting dalam teori ini. Dramatisasi berarti melepaskan ketegangan dengan cara menyampaikan cerita dan membagi pengalaman dengan orang lain.
Cerita dan pengalaman tidak perlu selalu berhubungan secara langsung dengan tugas kelompok bersangkutan.
Teori Bales mengenai analisis proses interaksi ini mencakup dua kelompok atau dua kelas perilaku komunikasi umum yang memberikan pengaruh besar dalam kepustakaan
komunikasi kelompok kecil. Perilaku pertama disebut dengan sosio-emosional lihat gambar 2 yang diwakili oleh tindakan-tindakan, seperti tampak bersahabat, menunjukkan
ketegangan, dan dramatisasi yaitu seluruh perilaku yang terdapat dalam kotak nomor 1 – 3
dan 10 – 12. Kategori kedua adalah perilaku pekerjaan yang diwakili oleh saran, pendapat
dan informasi yaitu seluruh seluruh perilaku yang terdapat dalam kotak nomor 4 hingga 9. Bales menemukan bahwa kelompok memiliki dua jenis pemimpin yaitu pemimpin pekerjaan
dan pemimpin sosioemosional. Pemimpin pekerjaan merupakan anggota kelompok yang bertugas untuk
mengkoordinasikan dan memfasilitasi kerja kelompok. Adanya pemimpin pekerjaan mempermudah anggota lain untuk menyelesaikan tugas, karena ia bersifat rajin dan
bertanggung jawab. Sedangkan pemimpin sosio-emosional lebih cenderung memberikan semangat dan masukan agar anggota lain memiliki inisiatif dalam bekerja. pemimpin
semacam ini, biasanya sangat peduli dan pribadi yang suka meredam konflik dalam kelompok.
2.4.2 Teori Kelompok Antarbudaya