Lembaga Pendidikan Tinjauan Tentang Sejarah Pendidikan Pada Masa Bani ‘Abbasiyah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id c. Tingkat Perguruan TinggiMadrasahNiz{amiyah Madrasah Niz{amiyahsebagailembaga pendidikan tinggi terpenting di Baghdad.Madarasah ini merupakan lembaga pendidikan resmi karena pemerintah terlibat dalam menetapkan tujuan, menggariskan kurikulum, memilih guru, dan memberikan dana teratur kepada madrasah. Pada praktek pendidikannya, Madrasah Niz{amiyahtidak memungut biaya pendidikan kepada setiap pelajar atau mahasiswa, karena biaya pendidikan sudah tercukupi dari pemerintah. Madrasah ini dapat disamakan dengan perguruan tinggi di masa sekarang. Hal ini dikarenakan tim pengajarnya merupakan ulama besar yang terkemuka. MadrasahNiz{amiyah didirikan tahun 457-459 H1065-1067 M abad ke IV oleh Niz{am al-Mulk dari Dinasti Saljuk. 37 Niz{am al-Mulk adalahseorangPerdana Menteri Dinasti Saljuk pada masa pemerintahan Alp Arseloan dan Sultan Malik Syah. Madrasah Niz{amiyah merupakan madrasah yang pertama kali muncul dalam sejarah pendidikan Islam yang berbentuk lembaga pendidikan dasar sampai perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah. MadrasahNiz}amiyah} didirikan dengan tiga tujuan, diantaranya ialah sebagai berikut: 37 Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam Jakarta: Kencana, 2007, 158. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1 Menyebarkan pemikiran sunni untuk menghadapi dari tantangan pemikiran shi’ah}. 2 Menyediakan guru-guru sunni yang cakap untuk mengajarkan madhhab sunni dan menyebarkannya ke tempat-tempat lain. 3 Membentuk kelompok pekerja sunni untuk berpartisipasi dalam menjalankan pemerintahan, khususnya di bidang peradilan dan manajemen. 38 Jadi, tujuan pendirian madrasah Niz}amiyahialah untuk membangun sistem madrasah yang baik dan berprestasi serta mencetak calon-calon ulama dan birokrat yang berwawasan dan mendukung madhhab Sha fi’e dan teologi Ash’ariyah, menolak sisi ekstrim dari aliran pemikiran lain dan mengambil jalan tengah dalam persoalan agama. Di sisi yang lain motivasi berdirinya Madrasah Niz}amiyah{ dikarenakan adanya motivasi agama, ekonomi dan politik. TujuanNiz{am al-Mulk mendirikan madrasah Niz{amiyah untuk memperkuat pemerintahan Turki Saljuk dan untuk menyiarkan madhhab sunni. di madrasah Niz{amiyah hanya mengkaji ilmu keagamaan khususnya di bidang fiqih madhhab sunni dan teologi madhhab Ash’ariyah. Jadi di madrasah Niz{amiyah tidak mengkaji filsafat dan disiplin ilmu lainnya. Karena hal itu disesuaikan dengan tujuan berdirinya madrasah tersebut. Madrasah Niz{amiyah menjadi 38 M. Akmansyah, Madrasah Nidzhamiyah, Jakarta: Rajawali Pers, 2004, 65. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pusat pendidikan tinggi penting di Baghdad. Keberhasilan mendirikan madrasah ini menjadi prestasi tersendiri pada abad ke-4 H.Madrasah Niz{amiyah mampu bertahan selama tiga abad. Kurikulum dan materi pelajaran yang diberikan di Madrasah Niz}amiyah{adalah disesuaikan dengan tujuan utama berdirinya madrasah ini, yaitu untuk menyebarkan paham sunni. Kurikulum dibuat tidak lepas dari faktor sosiologi, politik, ekonomi yang melingkupi masyarakat tertentu. Jadi materi pelajaran Madrasah Niz}amiyah{fokus kepada materi keagamaan tepatnya ilmu-ilmu Sha ri’ah dan teologi berhaluan Ahlu al-Sunnah Wa al-Jama’ah sangat diprioritaskan. MadrasahNiz}amiyah{memiliki tugas pokok tersendiri yaitu mengajarkan fikih yang sejalan dengan Ahlu al-Sunnah Wa al- Jama’ah. Melalui madrasah ini penanaman ideologi sunniyang dilakukan Dinasti Saljuk dapat berjalan secara efektif. Terutama dalam mempertahankan stabilitas pemerintahan dari bahaya pemberontakan yang mengatasnamakan aliran Islam tertentu yang berideologi berbeda dengan Dinasti Saljuk. Di Madrasah Niz{amiyah tidak mengajarkan ilmu pengetahuan yang bersifat duniawi. Akan tetapi, lebih terfokus pada ilmu agama terutama fikih. Adapun madhhab fikih yang menonjol ialah madhhab Sha fi’e dan teologi Ash’ariyah. Keduanya secara aktif dipelajari. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Meskipun yang menonjol madhhab Shafi ’e, madhhab yang lain juga tetap dipelajari dengan adanya imam-imam khusus untuk masing- masing madhhab. 39 Kurikulum yang diberikan di Madrasah Niz{amiyah ialah berpusat pada al-Qur ’an membaca, menghafal, dan menulis, sastra Arab, sejarah Nabi Muhammad SAW, berhitung, fiqih, Us{ul al-fiqh dengan menitik beratkan pada madhhab Sha fi’e dan teologi Ash’ariyah. Jadi, di Madrasah Niz{amiyah hanya mempelajari ilmu agama dan tidak mempelajari ilmu-ilmu lainnya. Setiap guru yang mau mengajar menggunakan silabus ta’liqah berdasarkan catatan perkuliahan. Mahasiswa dapat menyalin ta’liqah tersebut dalam proses dikte. Adapun guru pengajar di Madrasah Niz{amiyah ialah sebagai berikut: 40 1 Abu Ishak al-Syirazi W. 476 H 1083 M 2 Abu Nashr al-Shabbagh W. 477 H 1084 M 3 Abu Qasim al-A’lawi W. 482 H 1089 M 4 Abu Abdullah al-Thabari W. 495 H 1101 M 5 Abu Hamid al-Ghazali W. 505 H 1111 M 6 Radliyud Din al-Qazwaini W. 575 H 1179 M 7 Al-Firuzabadi W. 817 H 1414 M 39 Nizar, Sejarah, 161. 40 Yunus, Sejarah, 75. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Pada pembahasan berikutnya akan penulis uraikan mengenai profil Daulah Bani „Abbasiyah mulai dari sejarah berdirinya hingga pada kemajuan yang dicapai pada periode tertentu, sehingga menjadikan Daulah Bani Abbasiyah tenar dan menjadi kiblat peradaban orang-orang Eropa. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 54

BAB III PROFIL DINASTI ‘ABBASIYAH

Dalam pembahasan kali ini, penulis akan menguraikan secara rinci tentang profil Bani „Abbasiyah mulai dari sejarah berdirinya, kepemimpinan pada masa- masa tertentu yang disertai dengan peran dan prestasi yang dicapainya, hingga pembentukan intelektual pada masa Bani „Abbasiyah. Karena masa ini merupakan puncak peradaban tertinggi yang pernah diraih oleh umat islam yang ditandai dengan torehan tinta emas. Sehingga pada masa ini dikenal dengan masa keemasan. Banyak intelektual muslim lahir pada masa Bani „Abbasiyah tepatnya sejak pemerintahan khalifah Harun al-Rashid dan al-Makmun. Tokoh-tokoh intelektual tersebut memberikan sinyal ilmu pengetahuan seluruh penjuru dunia sampai pada saat ini. Adapun uraian mengenai sejarah berdirinya Bani „Abbasiyah, kepemimpinannya, dan pembentukan intelektualnya ialah sebagai berikut: A. Sejarah Berdirinya Dinasti ‘Abbasiyah Perubahan sosial budaya yang berlangsung cepat di Timur Tengah abad pertama Hijriyah menumbuhkan berbagai konflik. Hal ini disebabkan karena adanya pembagian antara tentara yang aktif dengan warga pemukiman, kalim dari kelompok mawali, asimilasi atau perpaduan antara Arab dan non Arab. Selain itu pula muncul sejumlah sektarianisme keagamaan. Konflik tersebut mendesak khalifah untuk mengubah diri keluar dari kualisi kelompok menjadi digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sebuah bentuk imperium baru di Timur Tengah yang dibakukan dan dilegitimasi dalam term Islam sebagaimana yang terjadi pada masa imperium dinasti „Abbasiyah. 1 Jika ditelusuri dari akar sejarahnya, yaitu sejak dinasti „Abbasiyahberhasil melengserkan dinasti Umayyah, ternyata mereka telah berhasil membuka lembaran baru dalam perkembangan sejarah peradaban Islam. Keberhasilan ini dapat dicapai karena kecerdikan dan kemampuan Abu al-„Abbas al-Saffah. Beliau menjadikan gerakan yang ia pimpin mendapat simpati dan dukungan dari berbagai kelompok oposan yang sampai pada akhirnya dinasti Umayyah berhasil digulingkan. Keberhasilan yang dicapai oleh dinasti „Abbasiyah ini jika ditelusuri dari akar sejarah peradaban Islam paling tidak disebabkan oleh adanya beberapa faktor pendukung. Adapun faktor-faktor tersebut ialah : 2 1. Adanya intensitas kekecewaan kelompok mawali terhadap Dinasti Umayyah. 2. Pecahnya persatuan antar suku bangsa. 3. Munculnya kekecewaan masyarakat agamis serta adanya keinginan mereka untuk memiliki pemimpin yang kharismatik. Dari kalangan masyarakat agamis, mereka merasa kecewa terhadap pemerintahan dinasti 1 Ira M. Lapidus , Sejarah Sosial Umat Islam, Terj. Ghufron a. Mas’adi Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1999, 81. 2 K. Ali, Sejarah Islam : Tarikh Pra Modern, Terj. Gufron A. Mas’adi Jakarta: Raja Grafondo Persada, 1997, 321. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Umayyah yang cenderung sekuler. Menurut mereka negara seharusnya dipimpin oleh penguasa yang memiliki integritas keagamaan dan politik. Selain itu pula para pakar sejarah menilai bahwa kemunduran Dinasti Umayyah yang secara langsung menjadi penyebab berdirinya Dinasti „Abbasiyah ialah sebagai berikut : 3 1. Adanya sosok-sosok khalifah atau pemimpin yang lemah dan dinilai kurang kompeten dalam memimpin suatu pemerintahan. 2. Adanya hak istimewa bangsa Arab Suriah yang kemudian menjadikan kecemburuan sosial masyarakat Arab kala itu. 3. Adanya pemerintahan yang tidak demokratif dan dinilai sangat korup dalam mengelola keuangan Negara. Dengan demikian, maka wajarlah jika dinasti „Abbasiyah memperoleh dukungan dari kelompok gerakan keagamaan terutama mereka yang menaruh perhatian pada masalah-masalah hukum. Bahkan banyak dari mereka yang memberikan dukungan terhadap berbagai upaya yang dilakukan dinasti „Abbasiyahseperti adanya pengakuan disiplin ilmu yang baru lahir yaitu disiplin ilmu hukum Islam, dan bahkan memberikannya suatu tempat dalam membangun sistem peradilan mereka. Periode awal pembentukan Dinasti „Abbasiyah bermula dari tahun 132 H 750 M hingga 229 H 847 M. 4 Dinasti „Abbasiyah dinisbatkan kepada al- ‘Abbas, paman Rasulullah SAW sebagaimana yang telah disebutkan 3 Darsono, Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam Surakarta: Tiga Serangkai, 2004, 17. 4 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, 49. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sebelumnya, sementara khalifah pertama dari pemerintahan ini bernama Abu al- ‘Abbas ‘Abdullah bin Muh}ammad bin ‘Ali bin ‘Abdullah bin ‘Abbas bin ‘Abdul Mut}alib bin Hashim w. 140 H 754 M. 5 Abu al- ‘Abbas al-Saffah kemudian dibaiat sebagai khalifah di Masjid Kufah pada tahun 130 H750 M. Perpindahan kekhalifahan dari Dinasti Umayyah kepada Dinasti„Abbasiyah lebih dari sekedar pergantian Dinasti yang dapat kiranya kemudian disebut sebagai Systemic Revolution. Karena kejadian tersebut merupakan revolusi dalam sejarah Islam yang tidak hanya mengalami pergantian sosok pemimpin saja, akan tetapi berikut juga sistem kepemimpinan di dalamnya. Dinasti „Abbasiyah merupakan dinasti yang memimpin kekuasaan dalam rentang waktu yang panjang, yaitu selama lima abad dari tahun 132 H-656 H 750 M-1258 M. 6 Sebelum berdirinya Dinasti „Abbasiyah terdapat tiga poros utama yang merupakan pusat kegiatan, antara satu dengan yang lain memiliki kedudukan tersendiri dengan memainkan peranannya untuk menegakkan kekuasaan keluarga besar paman Rasulullah SAW, ‘Abbas bin ‘Abdul Mut{alib. Darinama al-‘Abbas paman Rasulullah SAW inilah nama ini disandarkan pada tiga tempat pusat kegiatan, yaitu Humaymah, Kufah, dan Khurasan. Humaymah merupakan tempat yang tenteram, bermukimlah di kota itu keluarga Bani Hashim, baik dari kalangan pendukung ‘Alimaupun pendukung keluarga ‘Abbas. 5 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam Jakarta: Amzah, 2010, 138. 6 Ibid., 138. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kufah merupakan wilayah yang penduduknya menganut aliran Shi’ah, pendukung ‘Ali bin Abi T{alib, yang selalu bergolak dan ditindas oleh Bani Umayyah. Khurasan memiliki warga yang pemberani, kuat fisik, teguh pendirian, tidak mudah terpengaruh nafsu dan tidak mudah bingung terhadap kepercayaan yang menyimpang, di sanalah diharapkan dakwah kaum „Abbasiyah mendapat dukungan. 7 Di kota Humaymah bermukim juga keluarga „Abbasiyah, salah seorang pimpinannya yang bernama al-Imam Muh}ammad bin ‘Ali merupakan peletak dasar-dasar bagi berdirinya Dinasti „Abbasiyah. Ia menyiapkan strategi perjuangan menegakkan kekuasaan atas nama keluarga Rasulullah SAW. Para penerang dakwah „Abbasiyah berjumlah 150 orang di bawah pimpinannya yang berjumlah 12 orang dan puncak pimpinannya adalah Muh}ammad bin ‘Ali. 8 Propaganda ‘Abbasiyah dilaksanakan dengan strategi yang cukup matang sebagai gerakan rahasia. Akan tetapi, Imam Ibrahim pemimpin „Abbasiyah yang berkeinginan mendirikan kekuasaan „Abbasiyah, gerakannya diketahui oleh khalifah Umayyah terakhir, Marwan bin Muh}ammad w. 132 H 750 M. Ibrahim akhirnya tertangkap oleh pasukan Dinasti Umayyah dan dipenjarakan di Harran sebelum akhirnya dieksekusi. Ia mewasiatkan kepada adiknya Abu al- ‘Abbas untuk menggantikan kedudukannya ketika tahu bahwa ia akan terbunuh, dan memerintahkan untuk pindah ke Kufah. Sedangkan pemimpin 7 Ibid., 138-139. 8 Ibid.