55 Adapun tahap-tahap teknik analisis data yang digunakan meliputi :
1. Reduksi data data reduction
Yaitu merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal- hal penting, dicari tema dan polanya sehingga data yang direduksikan
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data berikutnya. Dalam mereduksi data,
peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai.
2. Penyajian data data display
Yaitu proses penyampaian informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Hasil dari reduksi data disajikan dalam bentuk laporan secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya.
3. Menarik kesimpulan conclusion verification
Dari data yang diperoleh dan dikumpulkan selanjutnya dibuat kesimpulan. Ketiga langkah tersebut menjadi acuan dalam
menganalisis data-data penelitian sehingga dapat tercapai suatu uraian yang sistematik, akurat dan jelas.
G. Teknik Keabsahan Data
Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul tahapan selanjutnya adalah
melakukan pengujian
terhadap keabsahan
data dengan
menggunakan teknik trianggulasi data. Tujuan dari trianggulasi data ini adalah untuk mengetahui sejauh mana temuan-temuan lapangan benar-
benar representatif. Teknik trianggulasi merupakan salah satu cara yang
56 dilakukan
untuk mengecek
kebenaran data
tertentu dengan
membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain Moleong, 2005 : 330. Dalam penelitian ini trianggulasi data dilakukan dengan cara
membandingkan data hasil pengamatan dan mengecek informasi data hasil yang diperoleh dari :
1. Wawancara dengan hasil observasi, demikian pula sebaliknya. 2. Membandingkan apa yang dikatakan pengelola, remaja, dan
masyarakat di Komunitas Angklung Yogyakarta. 3. Membandingkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang
berkaitan dengan penelitian. 4. Melakukan pengecekan data dengan pengelola, remaja, dan
masyarakat di Komunitas Angklung Yogyakarta. Dengan demikian tujuan akhir dari trianggulasi adalah dapat
membandingkan informasi tentang hal yang sama, yang diperoleh dari beberapa pihak agar ada jaminan kepercayaan data dan dapat
dipertanggungjawabkan.
57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Komunitas Angklung Yogyakarta Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 26 ayat 3
menjelaskan bahwa pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan
keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta
pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 26 ayat 4 menjelaskan bahwa satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga
kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis ta’lim serta satuan pendidikan sejenis.
Berdasarkan pengertian diatas, Komunitas Angklung Yogyakarta merupakan salah satu bentuk pendidikan nonformal yang memberikan
pelayanan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh masyarakat dalam bentuk organisasi kemasyarakatan. Komunitas
Angklung Yogyakarta merupakan wadah berkumpulnya para remaja untuk berdiskusi, memainkan, mengajarkan dan melestarikan kesenian
tradisional angklung. Komunitas ini bersifat nonkomersil. Komunitas Angklung Yogyakarta merupakan kelompok seni musik
tradisional dimana didalamnya terdapat individu-individu yang memiliki