13 masyarakat itu. Jadi jelas hidup individu dan masyarakat tidak dapat
dipisahkan dan selalu berinteraksi antara yang satu dengan yang lain. Interaksi sosial merupakan hubungan dinamis yang menyangkut
hubungan antara perorangan, antar kelompok, maupun antar perorangan dengan kelompok. Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau
lebih individu, dimana perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki perilaku individu yang lain atau sebaliknya
Danny Haryanto dan G. Edwi Nugroho, 2011: 215. Interaksi sosial ialah hubungan antara individu satu dengan
individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik Bimo
Walgito, 1994: 65. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan
maupun dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok- kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai kesatuan dan
biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya Soerjono
Soekanto, 2006: 61.
2. Faktor-Faktor Yang Mendasari Berlangsungnya Interaksi Sosial
Faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial, baik secara tunggal maupun secara bergabung, menurut Abu Ahmadi, 1979:
28-33 ialah :
14 1.
Faktor Imitasi Faktor ini telah diuraikan oleh Gabriel Tarde yang beranggapan
bahwa seluruh kehidupan sosial itu sebenarnya berdasarkan pada faktor imitasi saja. Walaupun pendapat ini berat sebelah, namun
peranan imitasi dalam interaksi sosial itu tidak kecil. Terbukti misalnya pada anak-anak yang sedang belajar bahasa, seakan-akan
mereka mengimitasi dirinya sendiri, mengulang-ulangi bunyi kata- kata, melatih fungsi-fungsi lidah dan mulut untuk berbicara.
Kemudian ia mengimitasi kepada orang lain, bahkan tidak hanya berbahasa saja, tetapi juga tingkah laku tertentu, cara memberi
hormat, cara berterimakasih, cara memberi isyarat dan lain-lain kita pelajari pada mula-mulanya mengimitasi. Peranan faktor imitasi
dalam interaksi sosial seperti digambarkan diatas juga mempunyai segi-segi yang negatif yaitu :
a Mungkin yang diimitasi itu salah, sehingga menimbulkan kesalahan kolektif yang meliputi jumlah manusia yang besar.
b Kadang-kadang orang yang mengimitasi sesuatu tanpa kritik, sehingga dapat menghambat perkembangan kebiasaan berfikir
kritis. 2.
Faktor Sugesti Yang dimaksud sugesti disini adalah pengaruh psychis, baik yang
datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada
15 umumnya diterima tanpa adanya daya kritik. Karena itu dalam
psikologi sugesti ini dibedakan adanya : a Auto-sugesti, yaitu sugesti terhadap diri yang datang dari
dirinya sendiri. b Hetero-sugesti yaitu sugesti yang datang dari orang lain.
Baik auto-sugesti maupun hetero-sugesti dalam kehidupan sehari- hari memegang peranan yang cukup penting. Banyak hal-hal yang
tidak diharapkan oleh individu disebabkan baik karena auto-sugesti maupun karena hetero-sugesti. Sering individu merasa sakit-sakitan
saja, walaupun secara obyektif tidak apa-apa. Tetapi karena ada auto-sugestinya maka individu merasa dalam keadaan yang tidak
sehat, dan masih banyak lagi hal-hal yang disebabkan karena auto- sugesti ini. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan
interaksi sosial adalah hampir sama. Bedanya ialah bahwa dalam imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan
pada sugesti seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain diluarnya.
3. Faktor Identifikasi
Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik sama dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun secara
batiniah. Misalnya identifikasi seorang anak laki-laki untuk menjadi sama seperti ayahnya atau seorang anak perempuan untuk
menjadi sama dengan ibunya proses identifikasi ini mula-mula
16 berlangsung secara tidak sadar secara dengan sendirinya
kemudian irrasionil, yaitu berdasarkan perasaan-perasaan atau kecenderungan-kecenderungan dirinya yang tidak diperhitungkan
secara rasionil, dan yang ketiga identifikasi berguna untuk melengkapi sistim norma-norma, cita-cita dan pedoman-pedoman
tinkah laku orang yang mengidentifikasi itu. Timbul persoalan apakah bedanya identifikasi dengan imitasi?
Imitasi dapat berlangsung antara orang-orang yang saling tidak kenal, sedangkan identifikasi perlu dimulai lebih dahulu dengan
teliti sebelum mereka mengidentifikasikan dirinya. Nyata bahwa saling hubungan sosial yang berlangsung pada identifikasi adalah
lebih mendalam dari hubungan yang berlagsung atas proses-proses sugesti maupun imitasi.
4. Faktor Simpati
Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasionil, melainkan
berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses identifikasi. Bahkan orang dapat tiba-tiba merasa tertarik kepada
orang lain dengan sendirinya karena keseluruhan cara-cara bertingkah laku menarik baginya.
17 Perbedaan antara simpati dan identifikasi antara lain :
a. Simpati 1 Dorongan utama adalah ingin mengerti dan bekerja sama
dengan orang lain. 2 Hubungan simpati menghendaki hubungan kerja sama
antara dua orang atau lebih yang setaraf. 3 Simpati bermaksud kerja sama.
b. Identifikasi 1 Dorongan utama adalah ingin mengikuti jejaknya, ingin
mencontoh dan ingin belajar dari orang lain yang dianggapnya ideal.
2 Hubungan identifikasi hanya menghendaki bahwa yang satu ingin menjadi seperti yang lain dalam sifat-sifatnya
yang dikaguminya. 3 Identifikasi bermaksud belajar.
3. Jenis-jenis Interaksi Sosial