Hasil Penelitian yang Relevan

40 itu bukan hanya datang dari satu individu saja tetapi juga adanya pengaruh dan ajakan dari individu yang lain sehingga muncullah rasa saling berinteraksi diantara individu dalam Komunitas Angklung Yogyakarta. Dengan didasari rasa cinta akan kesenian tradisional tersebut maka komunitas ini mampu mempertahankan dan melestarikan serta mengajarkan pada siapapun yang ingin belajar dan melestarikan kesenian musik tradisional melalui pelatihan musik tradisional angklung. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa Komunitas Angklung Yogyakarta memiliki peran dalam membentuk suatu kelompok seni musik tradisional dengan kesamaan pemikiran demi tercapainya satu tujuan yang sama. Dari segi interaksi sosial remaja yang ada di komunitas angklung ini dapat dilihat dari komunikasi, kekompakan, kerjasama, gotong royong yang terjadi antar anggotanya. Oleh sebab itu Komunitas Angklung Yogyakarta memiliki peran dalam mewujudkan tujuan yang sama yaitu bersama-sama menjaga, merawat dan melestarikan kesenian musik tradisional dengan cara belajar dan mengajarkannya kepada orang lain.

F. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ilham Prasetyo Putro 2008. Tentang Peran Pondok Pesantren Roudlotuht Tholihin Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Kegiatan Pengajian Di Bakulan Kemangkon Purbalingga, dimana penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan 1 Bagaimana peran Pondok Pesantren dalam meningkatkan partisipasi 41 masyarakat dalam kegiatan pengajian, 2 Bagaimana pelaksanaan kegiatan Pondok Pesantren, 3 Bagaimana bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam kegiatan keagamaan, 4 Faktor-faktor yang mempengaruhi atau mendukung serta yang menghambat pelaksanaan peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengajian. Subyek penelitian tersebut adalah pengelola, ustadz, dan santri. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah 1 Peran Pondok Pesantren dalam meningkatkan partisipasi masyarakat antara lain dengan memberikan pelayanan pemberian agama islam sebagai pusat kajian islam, pengembangan dakwah, pengembangan solidaritas dan ukhuwah islamiyah sesama santri maupun dengan masyarakat, 2 Pelaksanaan pendidikan Pondok Pesantren menggunakan sistem salaf dengan komponen pembelajaran antara lain santri, ustadz, lokasi, waktu, fasilitas, metode pembelajaran, materi pembelajaran, pembiayaan, trategi pembelajaran, dan evaluasi, 3 Bentuk partisipasi masyarakat desa Bakulan khususnya dalam kegiatan agama islam antara lain ikut serta dalam kegiatan pembangunan masjidmushola, mengikuti kegiatan pengajian rutin atau musiman, ikut menjaga kerukunan sesama umat beragama maupun antar umat beragama, 4 Faktor pendukung tersedianya sarana dan prasarana, dukungan masyarakat desa dalam kegiatan Pondok Pesantren, sedangkan dari faktor penghambat antara lain ustadz belum kompeten menyampaikan ajaran agama islam, pendanaan yang tergantung dari donatur. 42 2. Penelitian yang dilakukan oleh Dyta Enggar Hapsari 2008. Tentang Pola Interaksi Komunitas Olahraga Futsal di Kota Magelang, dimana penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pola interaksi komunitas olahraga futsal di kota Magelang dan dampak yang ditimbulkan akibat adanya interaksi yang terjalin. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah pola interaksi Komunitas Futsal di Kota Magelang ada dua macam yaitu intern dan ekstern. Intern pada saat anggota komunitas melakukan interaksi di dalam lapangan futsal dan hanya sebatas pada anggota komunitas itu saja. Hubungan sosial yang terbentuk di Komunitas Futsal adalah hubungan pertemanan, hubungan kekerabatan, dan hubungan pekerjaan. Dalam interaksi intern ada kerjasama cooperation yang terwujud dalam bentuk patungan anggota komunitas untuk menyewa lapangan futsal, persaingan competition dalam bentuk pertandingan antar tim atau turnamen futsal, dan pertentangan conflict yang terjadi antar anggota komunitas yang disebabkan karena perbedaan pendapat. Sedangkan interaksi ekstern menciptakan hubungan sosial baru yang melibatkan individu diluar komunitas. Kedekatan individu yang satu dengan yang lain terjadi lebih banyak bukan di lapangan futsal melainkan di luar lapangan.

G. Kerangka Berfikir