Jadi matematika merupakan induk dari ilmu pengetahuan, karena dalam matematika terdapat komponen-komponen yaitu bahasa yang dijalankan oleh
para matematikawan, pernyataan yang digunakan oleh para matematikawan serta terdapat ide-ide dan lambang atau simbol-simbol yang memiliki arti dari makna
yang diberikan kepadanya.
B. Proses Belajar
Definisi belajar sebenarnya sangat beragam, beragamnya definisi tersebut dikarenakan oleh masing-masing orang yang memaknai belajar dengan
perspektif berbeda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki
arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Sedangkan menurut Hilgrad dan Bower, belajar to learn memiliki arti: 1 to gain knowledge, comprehension,
or mastery of trough experience or study; 2 to fix in the mind or memory; memorize; 3to acquire trough experience; 4 to become in forme of to find out.
Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai
pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan.
14
“Morgan dan kawan-kawan, menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau
pengalaman.”
15
14
Baharudin.Esa Nur Wahyuni.2. Teori Belajar dan Pembelajaran.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2009. Hal 13
15
Ibid. hal 14
Skinner 1985 dalam bukunya educational psychology menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi penyesuaian tingkah laku yang berlangsung
progresif.
16
“Oemar Hamalik mengatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman learning is defined as the
modification or strengthening of behavior through experiencing”.
17
Belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan-
pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan. Belajar merupakan suatu kegiatan disengaja yang bertujuan mencapai suatu
kecakapan, kepandaian atau kemahiran baru yang dapat digunakan dalam kehidupan.
18
Dari definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar, yaitu:
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku change behavior. b. Perubahan perilaku relative permanent.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
16
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dan Pembelajaran Jakarta: Bumi Aksara, 2003, hal 90
17
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, hal 36
18
Mulyati. Psikologi Belajar.Yogyakarta:Andi,2005. Hal 5
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah
tingkah laku.
19
Secara umum tujuan pendidikan behavioral digolongkan ke dalam tiga domein ranah yaitu domein kognitif, afektif, dan psikomotorik.
20
1. Domein Kognitif menunjukkan tujuan pendidikan yang terarah kepada kemampuan-kemampuan intelektual, kemampuan berfikir maupun
kecerdasan yang akan dicapai. 2. Domein Afektif menunujukkan tujuan pendidikan yang terarah pada
kemampuan-kemampuan bersikap dalam menghadapi realitas atau masalah- masalah yang muncul disekitarnya.
3. Domein Psikomotorik menunjukkan tujuan pendidikan yang terarah pada keterampilan-keterampilan.
Menurut Bruner, dalam proses belajar dapat dibedakan tiga fase, yakni 1 informasi, 2 transformasi, 3 evaluasi. Dalam tiap pembelajaran kita peroleh
sejumlah informasi, ada yang menambah pengetahuan yang telah kita miliki, ada yang memperluas dan memperdalamnya, ada pula informasi yang bertentangan
dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya. Informasi itu harus dianalisa, diubah atau ditransformasi ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual
agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. Kemudian kita nilai
19
Baharudin.Esa Nur Wahyuni. Teori Belajar ………. Hal 15-16
20
Soejadi, kiat Pendidikan….., hal 62
manakah pengetahuan yang kita peroleh dan transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.
21
Proses belajar adalah serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat saraf individu yang belajar. Proses belajar terjadi secara abstrak, karena terjadi secara
mental dan tidak dapat diamati. Oleh karena itu, proses belajar hanya dapat diamati jika ada perubahan perilaku dari seseorang yang berbeda dengan
sebelumnya. Perubahan perilaku tersebut bisa dalam hal pengetahuan, afektif, maupun psikomotoriknya.
22
Proses belajar mengajar dengan menginformasikan informing, sejalan dengan upaya memudahkan pembelajar untuk mengakses materi agar dipahami
sebagai pengetahuan deklaratif intelligible, materi diakses sebagai konten yang berfungsi sebagai unit dasar pengetahuan. Proses belajar mengajar
mengembangkan elicting, sejalan dengan upaya pembelajar memahami materi sebagai pengetahuan prosedural plausible, materi diakses sebagai substansi
yang berfungsi sebagai bangunan dari pengetahuan. Proses belajar mengajar mengarahkan directing, sejalan dengan upaya pembelajar mamahami materi
keterampilan intelektual, materi diakses sebagai sintaktikal yang berfungsi sebagai keterampilan intelektual, yang berperan dalam membangun pengetahuan
menggunakan hukum, aturan, teori, dan lain-lain untuk menjamin agar bangunan
21
Nasution.Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara,2008,hal 9-10
22
Baharudin.Esa Nur Wahyuni.Teori Belajar ……….. Hal 16
yang dihasilkan mempunyai dasar dan menjamin bangunan tersebut tidak berantakan.
23
Proses-proses belajar yang terjadi dalam diri pelajar dapat dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa eksternal dilingkungannya. Peristiwa-peristiwa eksternal
mempunyai peran yang secara kritis dapat dipakai untuk mendukung proses belajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.
24
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai
pemegang peranan utama.
25
Proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu sendiri dilakukan secara kontinyu, karena kehierarkian matematika dimana pengalaman
belajar yang lalu akan mempengaruhi terjadinya proses belajar materi matematika tersebut. Sebagaimana pendapat Hudojo yaitu mempelajari
matematika haruslah bertahap dan berurutan serta mendasarkan kepada pengalaman belajar yang lalu.
26
Lebih lanjut Hudojo menyatakan bahwa mengajar akan efektif bila kemampuan berfikir anak diperhatikan dan karena itu
perhatian ditujukan kepada kesiapan struktur kognitif siswa.
27
23
Yanti Herlanti. Science Education Research Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,2006. Hal 57
24
Eka. Prinsip-prinsip Guru dalam Pembelajaran. Tulungagung: Makalah tidak diterbitkan,2006.
25
Samrudin. Tugas, Peran dan Kompetensi Guru. Tulungagung: Makalah tidak diterbitkan. 2006,hal 1
26
Herman Hudojo, Strategi Mengajar……,hal 4
27
Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di Depan Kelas, Surabaya: Usaha Nasional, hal 20
C. Pembelajaran Matematika