Parenting pada Orang Tua Berpendidikan Rendah

6 Dengan mengetahui aspek-aspek perkembangan anak, orangtua dapat memberikan rangsangan serta latihan agar keempat aspek tersebut berkembang secara seimbang. Rangsangan atau latihan tidak bisa terfokus hanya pada satu atau sebagian aspek. Tentunya, rangsangan dan latihan tersebut diberikan dengan tetap memerhatikan kesiapan anak, bukan dengan paksaan.

E. Krisis Keluarga dan Kemampuan Adaptasi

Berkeluarga tentu tidak lepas dari permasalahan dan keterbatasan. Berbagai jenis masalah ini menimbulkan krisis bagi keluarga. Di Indonesia, semakin banyaknya jumah orang miskin mengindikasikan semakin banyak pula keluarga yang menghadapi persoalan. Sumber stress dan kesulitan hidup menuntut orang tua dan anggota keluarga untuk mengatasinya. Keluarga yang memandang masalah sebagai akibat kesalahan mereka sendiri akan merasa lebih menderita daripada keluarga yang berpandangan bahwa masalah yang terjadi berasal dari luar dirinya. Keterbatasan pendidikan orang tua merupakan salah satu sumber krisis potensial keluarga. Yang terpenting adalah reaksi orang tua terhadap krisis yang terjadi dan bagaimana orang tua mampu beradaptasi. Keluarga yang mampu mengatasi masalah yang dihadapi adalah keluarga yang kuat, di mana satu anggota saling memberi dukungan dengan anggota yang lain. Sebaliknya keluarga yang lemah akan lebih rentan terhadap akibat yang tidak menguntungkan jika menghadapi kejadian pemicu krisis Lamanna dan Riedmann, 1994. Orang tua pada keluarga lemah ini memiliki potensi menerapkan pola asuh yang keliru. Jika perlakuan orang tua pada anak keliru, maka yang akan terjadi bukannya perilaku yang baik, bahkan akan mempertambah buruk perilaku anak Ramadhan dalam http:tarmizi.wordpress.com2009.

F. Parenting pada Orang Tua Berpendidikan Rendah

Status sosial ekonomi memiliki peran besar dalam meraih akses pendidikan. Pada masyarakat dengan status sosial ekonomi rendah, maka pendidikan masyarakatnya juga cenderung rendah NCES Digest dalam Papalia, Olds, dan Feldman, 2004, padahal pendidikan merupakan aspek penting dalam memberi pengasuhan pada anak. Semakin tinggi pendidikan, sesesorang semakin 7 mampu menggunakan penalaran dan semakin fleksibel dan memegang komitmen dan tata nilai yang dipilihnya secara bebas. Menurut Lamanna dan Riedmann 1994 orang tua dengan status sosial rendah memperoleh pendapatan dan jaminan kehidupan yang tergantung pada pemberi kerja. Pada orang tua status social rendah, masalah ekonomi dan penggunaan waktu lebih banyak dihadapi sekalipun suami dan istri keduanya bekerja. LeMaster dan DeFrain dalam Lamanna dan Riedmann, 1994 menyatakan bahwa masalah pada orang tua ini bahwa lebih buruk oleh keinginan untuk memenuhi standard hidup yang lebih tinggi. Jika dikaitkan dengan uraian sebelumnya, pendidikan rendah memberi peluang lebih besar bagi orang tua untuk menerapkan pengasuhan yang keliru terkait keterbatasan wawasan dan akses informasi. Selanjutnya orang tua dengan status social rendah memiliki ambisi untuk mengupayakan pendidikan anak yang lebih tinggi dari mereka. Hal ini membuat anak mengadopsi nilai dan perilaku yang berbeda: masa kecil orang tua semula memiliki banyak waktu luang, sedangkan saat ini anak dituntut memenuhi tujuan orang tua. Perubahan ini juga mampu menjadi potensi masalah antar generasi dalam keluarga. Fungsi keluarga untuk bereproduksi, memberi dukungan ekonomi, dan memberikan keamanan emosi bagi anggotanya memang lebih dimungkinkan pada keluarga dengan status ekonomi menengah ke bawah di mana umumnya memiliki orang tua dengan pendidikan yang memadai paling tidak melewati syarat pendidikan dasar. Oleh karena itu diperlukan adanya dukungan bagi orang tua berpendidikan rendah untuk memiliki wawasan yang lebih baik dari sebelumnya khususnya terkait bagaimana mendidik anak yang efektif. .

B. Roadmap Penelitian