11
BAB IV. ANALISA DATA
A. Gambaran Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 40 orang tua 20 pasang suami istri berusia 20- 40 orang berpendidikan maksimal SMP atau sederajat. Mereka memiliki 1-2 anak
yang saat ini dalam range usia 7 bulan – 13 tahun. Sebagian besar subjek bekerja
sebagai petani danatau peternak sapi, dan satu orang sebagai bidan sapi. Terdapat satu pasang suami istri yang bekerja di bidang seni: istri sebagai penyanyi, suami
seorang penari. Seluruh subjek adalah warga Dusun Kopeng Desa Kopeng Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
Pemilihan subjek diserahkan kepada Kepala Dusun Kopeng Desa Kopeng berdasar kriteria yang ditetapkan peneliti sebelumnya. Sebagai pengganti atas waktu
dan keikutsertaan dalam penelitian ini, subjek memperoleh reward berupa training kit tas, buku, dan alat tulis, lauk pada setiap pertemuan, dan beberapa hadiah kecil
dalam forum diskusi. Dalam observasi ditemukan bahwa terdapat variasi dalam hal tingkat partisipasi
subjek. Ada yang berperan sebagai penghangat suasana, partisipasi aktif, dan ada pula yang memerlukan dorongan untuk berbicara di depan umum. Pada kelompok
ibu, 16 orang dari 20 ibu hadir penuh, dan 11 dari 20 ayah hadir di setiap pertemuan. Terdapat satu ibu yang dua kali absen dari pertemuan karena selain ibu
rumah tangga, ia memenuhi undangan sebagai penyanyi panggilan; sementara pada kelompok ayah, taerdapat dua orang yang hanya datang satu kali dalam seluruh
pertemuan.
B. Pola Pengasuhan Ayah Berdasar Aspek Perkembangan Anak
1. Perkembangan Fisik
National Parent Teacher Asosiation 2002 yang mendasarkan hasil-hasil penelitian selama 30 tahun terakhir, menyimpulkan manfaat peran ayah bagi
anak adalah makin baiknya tumbuh kembang anak secara fisik, sosio-emosional, ketrampilan kognitif, pengetahuan http:exc09dharmautomo.wordpress.com
2009 0625peran-ayah-dalam-kepribadian-anak. Berkaitan dengan perkembangan fisik anak, yang meliputi perkembangan
tubuh dan kaitannya dengan fungsi indera serta penggunaan motorik halus dan
12 kasar, nampak bahwa sebagian besar ayah dapat memahami bahwa anak adalah
individu yang mengalami pertumbuhan pesat terutama di masa bayi dan kanak- kanak awal.
Dalam mengasuh anak terutama berkaitan dengan pertumbuhan fisik, ayah berusaha memahami anak dengan memberi dorongan dan dukungan agar anak
berani untuk bertumbuh seperti melakukan kegiatan yang melibatkan kemampuan fisik baik motorik halus maupun kasar. Jika anak mulai senang melempar-lempar,
ayah berusaha melibatkan diri tetapi ketika mulai membahayakan, cenderung akan diarahkan dengan kegiatan yang lain sebagai pengganti. Demikian pula
ketika anak mulai suka menggunting maka ayah akan berusaha untuk mengawasi dan mengarahkan. Ketika melakukan sesuatu yang dianggap berbahaya, seperti
bermain api maka ayah cenderung melarang dan mengajak anak untuk bermain sesuatu yang lain yang dianggap tidak mengandung resiko membahayakan.
Dari ke duapuluh subjek penelitian, mereka berusaha untuk melibatkan diri terutama dalam kegiatan yang melibatkan permainan-permainan fisik karena bagi
sebagian besar ayah, hal itulah yang dapat dilakukan dibandingkan jika melakukan kegiatan yang lebih bersifat merawat seperti menyuapi,
menggendong, memandikan dimana hal ini lebih banyak dilakukan oleh kaum ibu. Hal ini senada dengan pendapat dari Santrock 2002 yang mengatakan
bahwa ayah lebih sering melibatkan diri dengan anak dalam kegiatan yang bersifat fisik seperti berguling-guling, bermain bola. Ada kecenderungan para
Subjek masih membedakan antara hal yang umumnya dilakukan ibu dan umumnya dilakukan ayah dalam mengasuh anak karena mereka beranggapan
bahwa ayah lebih banyak berperan sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga.
2. Perkembangan Kognitif