13 Pada umumnya, para ayah memberikan motivasi berupa “iming-iming”
hadiah jika anaknya naik kelas atau memiliki prestasi belajar yang baik. Ada juga ayah yang menakut-nakuti anak dengan mengatakan bahwa ia akan segera disusul
adiknya jika tidak naik kelas. Umumnya ayah tidak terlalu mempermasalahkan nilai yang diperoleh asal mereka dapat naik kelas.
Kesulitan yang dialami adalah adanya kendala anak kurang memiliki motivasi belajar dan lebih senang menonton televisi. Para ayah mengalami
kesulitan untuk mendorong anaknya belajar karena mereka sendiri juga kurang memahami bagaimana cara membuat anak dapat tekun belajar. Mereka juga
jarang membacakan cerita atau mendongeng sehingga anak kurang memiliki kebiasaan membaca. Ada beberapa ayah yang berusaha memanfaatkan
kesenangan anak menonton televisi dengan mendampingi mereka dan memberikan penjelasan maupun belajar bersama melalui acara televisi yang
mereka tonton. Berdasar hasil diskusi diketahui bahwa anak lebih sering dibelikan mainan
daripada buku bacaan, hanya sedikit ayah yang membelikan buku bacaan untuk anak. Adapun mainan yang diberikan juga terbatas pada mainan yang disukai
anak tetapi ada juga ayah yang berusaha memanfaatkan alat-alat sederhana untuk belajar seperti misalnya karet gelang atau kelereng untuk belajar berhitung.
Inisiatif dari ayah untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak terlihat masih kurang karena mereka merasa kurang memiliki kemampuan dalam hal itu
dan motivasi untuk membuat anak bisa mencapa prestasi yang optimal juga rendah.
3. Perkembangan Emosi
Dalam pembahasan mengenai perkembangan emosi, hampir semua ayah memiliki pemahaman bahwa emosi adalah sesuatu yang bersifat negatif seperti
kemarahan, kejengkelan. Mereka juga nampak kurang memahami bahwa anak juga dapat dan boleh merasa tidak suka atau tidak senang. Ada anggapan bahwa
anak juga harus selalu menurut kepada orangtua tanpa mereka memahami bagaimana sebennarnya perasaan anak ketika harus menurut terutama ketika
terpaksa melakukan sesuatu yang tidak mereka sukai.
14 Ketika anak mengalami permasalahan atau perasaan tidak nyaman, sebagian
besar ayah masih kurang dapat memberi tanggapan yang berkaitan dengan ekspresi emosi anak sehingga cenderung memberikan respon supaya anak segera
diam, tidak menangis, atau bersabar. Ketika berhubungan dengan anak, ayah cenderung lebih sering hanya
menanyakan kegiatan anak sehari-hari dibandingkan menanyakan perasaan anak termasuk ketika anak menunjukkan raut sedih atau diam saja sepulang sekolah.
Orangtua, dalam hal ini ayah kurang menggali perasaan yang dialami anak. Disisi lain ayah juga memahami bahwa mereka dapat menjadi model bagi anak dalam
mengekspresikan emosinya kepada orang lain. Hal ini pulalah yang membuat beberapa ayah mengaku menyesal ketika mereka marah kepada anak-anak
mereka sampai memukul dan membuat anak mereka bersedih.
4. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial anak, dimulai dengan relasi anak dalam keluarga lalu meluas kepada lingkungan disekitar, terutama teman-teman sebaya sebelum pada
akhirnya mereka akan terjun bermasyarakat sebagai makhluk sosial. Pada pembahasan mengenai perkembangan sosial anak, diketahui bahwa para
umumnya ayah berusaha untuk aktif di lingkungan agar anak juga dapat meniru terutama ketika kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan positif seperti misalnya
kegiatan keagamaan. Ayah juga berusaha mengetahui teman sepermainan anak dan mengetahui
pula apa yang dilakukan anak bersama teman-temannya. Pada umumnya orangtua ayah memberi kebebasan bagi anak untuk bermain kecuali bermain petasan dan
kartu remi karena di daerah tersebut biasanya kartu remi digunakan untuk berjudi. Dalam berhubungan dengan orang lain, ayah memberi kebebasan kepada anak
untuk bermain dengan siapa saja tanpa membedakan suku atau agama. Anak juga sering diajak mengikuti pertemuan atau kegiatan meski terkadang anak
melakukan sesuatu yang dianggap mengganggu seperti memecahkan gelas atau membuat keributan.
Di rumah, pada umumnya para ayah mengaku memiliki keterbatasan waktu untuk bermain dengan anak daripada ibu. Ayah lebih banyak memberikan nasihat
seperti misalnya mendorong anak untuk saling tolong menolong agar ketika
15 dirinya mengalami kesulitan juga akan ada teman yang menolong. Pemahaman
ayah terhadap perkembangan sosial anak bertujuan agar anak dapat menyesuaikan diri hidup di masyarakat.
C. Pola Pengasuhan Ibu Berdasar Aspek Perkembangan Anak