116 terhadapa kemampuan diri, ketetapan diri
tekad self determination, yang merupakan dua mekanisme utama dari motivasi
intinsik. Deci Ryan, 1985.
Pada dasarnya natural rewards strategies
didisain untuk
menolong menciptakan rasa kompeten dan self
determination yang akan meningkatkan kinerja dan mendorong perilaku yang
beroreintasi pada
penyelesaian tuga.
D’Intino, Goldsby et all, 2007 Tahapan selanjutnya pada self
leadership adalah self monitoring. Self monitoring adalah proses agar diri kita
dapat memantau kemajuan dari suatu pekerjaan.
Self monitoring
meliputi pengawasan secara regular, perencanaan
serta umpan balik. Orang yang membuat umpan balik terhadap tugasnya lebih baik
daripada umpan balik yang dibuat oleh orang lain Mc Shane Von Glinow,
2003.
Setelah self monitoring, selanjutnya adalah
self reinforcement.
Self reinforcement terjadi ketika seorang pekerja
memilki kuasa atas faktor penguat akan tetapi tidak menggunakannya sehingga
tercapainya tujuan
pekrja tersebut.
Misalnya dengan
mengambil waktu
istirahat setelah mencapai target yang telah ditetapkan. Rehat kerja tersebut merupakan
suatu bentuk dorongan diri dari penguatan positif. Self reinforcement juga terjadi
ketika memutuskan untuk melakukan hal yang menyenangkan setelah menyelesaikan
pekerjaan
yang tidak
anda senangi.
Misalnya setelah menyelesaikan laoporan yang sulit,, anda mungkin memutuskan
untuk melakukan
hal yang
lebih menyenangkan. Mc Shane Von Glinow,
2003.
2. Pelaksanaan ‘Self Leadership’
Terlalu dini untuk mengatkan bahawa tiap komponen self leadership
bermanfaat, tapi bukti menunjukkan bahwa pelaksanaan ‘self leadership’ secara umum
meningkatkan efikasi diri, motivasi dan kinerja. Penelitan pada “psikologi sport”
mengindikasikan bahwa “self-set goals” dan “constructive thought process”
meningkatkan kinerja individu. Salah satu contohnya adalah seorang ice skater belia
yang mendapatkan pelatihan “self talk” mengalami peningkatan prestasi setahun
kemudian. Pada kenyataannya, suatu studi menunjukkan bahwa hampir semua atlet
olimpiade bergantung
kepada latihan
mental dan positive self talk untuk mencapai performa yang diinginkannya.
Bauman, 2000; Thiese Huddleston, 1999Defransesco Burje, 1997; Ming
Martin, 1996 in Mc Shane Von Glinow, 2003.
Salah satu dari beberapa studi pada susunan organisasi melaporkan bahwa
pekerja yang melakukan self set goals dan self
reinforcement memiliki
motivasi internal yang lebih tinggi. Penelitian
lainnya menemukan bahwa karyawan perusahaan penerbangan yang menerima
pelatihan ‘pola pemikiran yang konstruktif constructive thought pattern memilki
performa mental yang lebih baik, antusias dan
kepuasan kerja
jika disbanding
koleganya yang
tidak mendapatkan
pelatihan. Saks Ashforth, 1996; Manz Neck; in Mc Shane and Von Glinow,
2003. Bagaimanapun juga salah salah
satu keuntungan self leadership, bahwa self leadership
dapat dipelajari.
Program pelatihan dapat membantu pekerja untuk
meningkatkan kemampuan self leadership mereka.
Organisasi dapat
juga meningkatkan
self leadership
dengan memberikan otonomi yang cukup dan
imbalan yang dapat mendorong perilaku self leadership. Kazan, 2000; Ross, 2000;
Castaneda et all, 1999; Steward et all, 1996. Secara keseluruhan, self leadership
akan menjadi konsep dan praktek penting untuk peningkatan motivasi dan kinerja
pekerja.
3. Karakteristiksifat wirausaha
Beberapa sifat
dasar dan
kemampuan yang ada pada diri seorang wirausaha, menurut Sukardi dalam Rambat
2007 menemukan sembilan karakteristik tingkah laku kewirausahaan yang paling
sering ditemukan antara lain:
a. Sifat Instrumental
Sifat instrumental sebagai karakteristik wirausaha menunjukkan bahwa wirausaha
dalam berbagai situasi selalu memanfaatkan segala sesuatu yang ada di lingkungannya
untuk mencapai tujuan pribadi dalam berusha. Wirausaha selalu mencari segala
117 sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk
memperbaiki kinerjanya. b.
Sifat Prestatif Sifat
Prestatif sebagai
akrakteristik wirausaha menunukkan bahwa wirausaha
dalam berbagai situasi selalu tampil lebih baik, lebih efektif dibandingkan dengan
hasil yang dicapai sebelumnya. Wirausaha selalu berbuat lebih baik, tidak eprnah puas
dengan hasil yang dicapainya sekarang, dan selalu membuat target yang lebih baik dan
lebih tinggi dari sebelumnya.
c. Sifat Keluwesan Bergaul.
Sifat keluwesan
bergaul sebagai
karakteristik wirausaha
menunjukkan wirausaha selalu ebrusaha untuk cepat
menyesuaikan diri dalam berbagai situasi hubungan
manusia. Wirausaha
selalu menampilkan wajah ramah, akomodatif
terhadap berbagai ajakn untuk berdialog. Secara halus dapat menjadikan dirinya
pusat perhatian dan merangsang orang lain untuk berdialog.
d. Sifat Kerja Keras
Sifat kerja keras sebagai karakteristik wirausaha menunjukkan ia selalu terlibat
dalam situasi kerja, tidak mudah meyerah sebelum pekerjaan selesai. Wirausaha
mengutamakan kerja dan mengisi waktu yang ada dengan perbuatan yang nyata
untuk mencapai tujuan.
e. Sifat keyakinan Diri
Sifat keyakinan diri sebagai karakteristik wirausaha menunuukkan ia selalu percaya
pada kemampuan diri, tidak ragu-ragu dalam
bertindak bahkan
memiliki kecendrungan untuk melibatkan diri secara
langsung dalam
berbagai situasi.
Optimisme menunjukkan adanya keyakinan bahwa
tindakannya akan
membawa keberhasilan. Bersemangat tinggi dalam
bekerja, dan berusaha secara mandiri menemukan alternatif jalan keluar dari
masalah-masalah yang dihadapi.
f. Sifat pengambilan Resiko
Sifat pengambilan
resiko sebagai
karakteristik wirausaha
menunjukkan bahwa wirausaha selalu memperhitungkan
keebrhasilan dan
kegagalan dalam
melaksanakan kegiatan dalam mencapai tujuan berusaha. Seorang wirausaha tidak
takut dalam menghadapi situasi yang tidak menentu
dimana tidak
ada jaminan
keberhasilan. Segala
tindakannya diperhitungkand dengan cermat, selalu
membuat antisipasi adanya hambatan- hambatan
yang dapat
meninggalkan usahanya.
g. Sifat Swa-Kendali
Sifat Swa-Kendali sebagai karakteristik wirausaha menunjukkan bahwa dalam
menghadapi berbagai
situasi selalu
mengacu pada kekuatan dan kelemahan pribadi, batas-batas kemampuan dalam
berusaha. Wirausaha selalu menyadari benar bahwa melalui pengendalian diri
maka kegiatan-kegiatannnya dapat lebih terarah pada pencapaian tujuan.
h. Sifat Inovatif.
Sifat inovatif
sebagai karakteristik
wirausaha yang menunjukkan seorang wirausaha
selalu mendekati
berbagai masalah dalam berusaha dengan cara-cara
baru yang lebih ebrmanfaat. Terbuka untuk gagasan, pandangan, dan penemuan baru
yang dapat
dimanfaatkan untuk
emningkatkan kinerjanya.
Selalu berpandangan ke depan untuk mencari cara-
cara baru atau memperbaiki cara-cara yang biasa
dilakukan orang
lain untuk
peningkatan kinerjanya. Cenderung untuk melakukan sesuatu dengan cara yang khas,
unik dari hasil pemikirannya. i.
Sifat Kemadirian Sifat kemandirian sebagai karakteristik
wirausaha yang menunjukkan bahawa seorang wirausaha selalu mengembalikan
perbuatannya sebagai tanggung jawab pribadi.
Keberhasilan dan
kegagalan merupakan konsekuensi pribadi wirausaha.
Lebih mementingkan
otonomi dalam
bertindak, pengambilan keputusan dan pemilihan
berbagai kegiatan
dalam mencapai tujuan.
4. Kesuksesan Usaha Kesuksesan sebuah bisnis ditentukan oleh