118
METODE 1. Objek Penelitian
Dalam hal ini yang akan diteliti adalah para pelaku UMKM Mitra Binaan
CIKAL Universitas Sumatera Utara. Cikal merupakan inkubator bisnis di Sumatera
Utara yang mempunyai binaan para pelaku UMKM yang dapat melengkapi dan
menyempurnakan
usaha-usaha industri
kecil yang telah pernah dilakukan untuk mengembangkan usaha UMKM.
2. Populasi dan Sampel
Penelitian ini dengan menggunakan metode sensus dimana melibatkan secara
keseluruhan data yang dijadikan objek penelitian. Pelaku UMKM Mitra Binaan
Cikal USU mempunyai 30 pelaku UMKM yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data
asli yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab masalah dalam penelitian.
Sedangkan metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuisioner yang
diadopsi dari C.C. Manz 1992 Mastering Self Leadership: Empower Yourself for
Personal Excellence, ditujukan kepada pelaku UMKM mitra binaan CIKAL
Universitas Sumatera Utara, dengan cara mengajukan
daftar pertanyaan
untuk dijawab dengan memberikan angket. Isinya
berupa identitas responden, dan butir butir pertanyaan variabel penelitian. Dan jenis
data yang digunakan adalah data berskala interval yaitu data yang diperoleh dengan
cara pengukuran dimana jarak dua titik pada skala sudah diketahui Situmorang dan
Muslich, 20011. 4. Pengolahan dan Analisis Data
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan melihat frekuensi
dan frekuensi
relative dari
jawaban responden . Metode analisis mengacu pada
panduan yang diadopsi dari C.C. Manz Mastering Self Leadership: Empower
Yourself for Personal Excellence. Jawaban yang dipilih responden dikelompokkan
sebagai berikut:
Tabel Dimensi Self Leadership No
Dimensi Self
Leadership Penghitungan
Penilaian
1 Personal goal setting
Pertanyaan 3+Pertanyaan9+Pertanyaan15 Cenderung kuat jika
skor ≥ 10 2
Mental Practice Pertanyaan 6+Pertanyaan12+Pertanyaan18
Cenderung kuat jika skor ≥ 10
3 Designing
natural rewards
Pertanyaan 5+Pertanyaan11+Pertanyaan17 Cenderung kuat jika
skor ≥ 10 4
Self monitoring Pertanyaan 1+Pertanyaan7+Pertanyaan13
Cenderung kuat jika skor ≥ 10
5 Self reinforcement
Pertanyaan 4+Pertanyaan10+Pertanyaan16 Cenderung kuat jika
skor ≥ 10 6
Cueing strategies Pertanyaan 2+Pertanyaan8+Pertanyaan14
Cenderung kuat jika skor ≥ 10
Total self leadership Total seluruh pertanyaan
Cenderung kuat jika skor ≥ 60
Sumber: Manz.C.C., 1992 HASIL
1. Karakteristik Responden
Tabel 1.1. Berdasarkan Lama Usaha Tahun
No Lama Usaha tahun
Frekuensi
1. 3 tahun
3 2.
3 – 5 tahun
8 3.
6 – 8 tahun
12 4.
8 tahun 7
Sumber : Data Diolah 2012
119 Dari
tabel diatas
diperoleh responden yang telah menjalani usaha
selama 3 tahun sebanyak 3 pelaku UMKM. Responden yang menjalani usaha
3-5 tahun sebanyak 8 pelaku UMKM. Responden yang menjalani usaha 6-8 tahun
sebanyak 12 pelaku UMKM. Responden yang menjalani usaha 8 tahun sebanyak 7
pelaku UMKM.
Tabel 1.2. Berdasarkan Omzet usaha per
bulan
No. Omzet Rp
Frekuensi 1.
3.000.000 5
2. 3.000.000-
6.000.000 12
3. 6.000.001-
9.000.000 10
4. 9.000.000
3
Sumber : Data Diolah 2012
Dari tabel
diatas diperoleh
responden yang memperoleh omzet per bulan 3.000.000 sebanyak 5 pelaku
UMKM. Responden yang memperoleh omzet per bulan 3.000.000-6.000.000
sebanyak 12 pelaku UMKM. Responden yang
memperoleh omzet
per bulan
6.000.001-9.000.000 sebanyak 10 pelaku UMKM. Responden yang memperoleh
omzet per bulan 9.000.000 sebanyak 3 pelaku UMKM.
Tabel 1.3. Berdasarkan Jumlah Tenaga
Kerja orang
No. Jumlah Tenaga Kerja orang
Frekuensi 1.
3 15
2. 4-7
11 3.
8-11 3
4. 12
1
Sumber : Data diolah 2012
Dari tabel
diatas diperoleh
responden yang mempunyai tenaga kerja 3 orang 15 pelaku UMKM. Responden
yang mempunyai tenaga kerja 4-7 orang sebanyak 11 pelaku UMKM. Responden
yang mempunyai tenaga kerja 8-11orang sebanyak 3 pelaku UMKM. Responden
yang mempunyai tenaga kerja 12 orang sebanyak 1 pelaku UMKM.
2. Dimensi Self Leadership
Berdasarkan jawaban responden yang
telah dikelompokkan
dengan menggunakan
panduan dari
Manz, selanjutnya data diolah secara deskriptif
untuk melihat frekuensi dan frekuensi relative, dengan hasil sebagai berikut:
Tabel. Ferekuensi Jawaban Responden
Skor Personal
Goal Setting Mental
Practice Designing
natural rewards
Self Monitoring
Self Reinforcement
Cueing Strategies
F F
F F
F F
1 2
3 1
3,3 1
3,3 1
4 5
6 1
3,3 7
2 6,7
8 1
3,3 1
3,3 1
3,3 1
3,3 9
3 10
3 10
2 6,7
1 3,3
2 6,7
10 1
3,3 3
10 3
10 1
3,3 3
10 1
3,3 11
3 10
2 6,7
6 20
1 3,3
2 6,7
4 13,3
12 7
23,3 4
13,3 4
13,3 5
16,7 6 20
4 13,3
13 4
13,3 6
20 4
13,3 8
26,7 6 20
6 20
14 5
16,7 1
3,3 2
6,7 7
23,3 7 23,3
6 20
15 4
13,3 10
33,3 8
26,7 6
20 2
6,7 7
23,3 30
100 30
100 30
100 30
100 30
100 30
100
Sumber : Data diolah 2012
120 Berdasarkan tabel diatas, diperoleh
bahwa terdapat 24 orang 80 yang memiliki skor ‘personal goal setting’ diatas
10. Skor diatas 10 menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki kecendrungan yang
kuat untuk menetapkan targetnya sendiri yang berorientasi pada tujuan. Dari tabel,
juga terdapat 26 orang responden 86,8
yang memikliki nilai ‘mental practice’ diatas skor 10. Nilai diatas 10 menunjukkan
bahwa responden
tersebut memiliki
pemikiran yang positif konstruktif terhadap pekerjaan yang akan mereka
selesaikan. Hasil yang diperoleh unuk dimensi designing natural rewards adalah,
27 responden 90 memiliki designing natural rewards dengan skor 10 dan diatas
10. Sedangkan
untuk dimensi
self monitoring, terdapat 27 responden 90
dari total responden yang memilki skor 10 dan
diatas 10.
Untuk nilai
self reinforcement, terdapat sebanyak 24 orang
80 dari total responden yang memiliki skor 10 dan diatas 10. Dimensi terakhir
adalah Cueing
strategies, terdapat
sebanyak 28 orang 93,3 dari total responden memiliki nilai 10 dan diatas 10.
Total Self Leadership
Sumber : Data Diolah 2012
Berdasarkan tabel diatas diperoleh 29 orang 96,7 dari total responden memiliki
kemampuan self leadership dengan skor diatas 60. 1.
Tabulasi Silang Tabel 1.4.
Lama Usaha Self Leadership
Lama Usaha
tahun Total Score Self Leadership
30- 39
Frek 40-
49 Frek
50- 59
Frek 60-
69 Frek
70- 79
Frek 80-
89 Frek
90- 99
Frek Total
3 -
- -
- -
- 1
3,3 2
6,7 -
- -
- 3
3-5 1
3,3 -
- -
- 3
10 2
6,7 1
3,3 1
3,3 8
6-8 -
- -
- -
- 1
3,3 7
2,3 3
10 1
3,3 12
8 -
- -
- -
- 1
3,3 4
4 2
6,7 -
- 7
Sumber : Data diolah 2012 Tabel Frekuensi Total Self Leadership
Skor Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 34.00
1 3.3
3.3 3.3
62.00 2
6.7 6.7
10.0 65.00
1 3.3
3.3 13.3
67.00 1
3.3 3.3
16.7 68.00
1 3.3
3.3 20.0
69.00 1
3.3 3.3
23.3 71.00
2 6.7
6.7 30.0
72.00 2
6.7 6.7
36.7 74.00
4 13.3
13.3 50.0
75.00 2
6.7 6.7
56.7 76.00
1 3.3
3.3 60.0
77.00 1
3.3 3.3
63.3 78.00
2 6.7
6.7 70.0
79.00 1
3.3 3.3
73.3 80.00
1 3.3
3.3 76.7
81.00 1
3.3 3.3
80.0 84.00
2 6.7
6.7 86.7
87.00 1
3.3 3.3
90.0 88.00
1 3.3
3.3 93.3
90.00 2
6.7 6.7
100.0 Total
30 100.0
100.0
121
Tabel 1.5. Omzet Usaha Self Leadership
mzet Usaha juta Rp
Total Score Self Leadership 30-
39 Frek
40- 49
Frek 50-
59 Frek
60- 69
Frek 70-
79 Frek
80- 89
Frek 90-
99 Frek
Total 3.000.000
- -
- -
- -
2 6,7
3 10
- -
- -
5 3.000.000-
6.000.000 -
- -
- -
- 3
10 6
20 3
10 -
- 12
6.000.001- 9.000.000
1 3,3
- -
- -
1 3,3
3 10
3 10
2 6,7
10 9.000.000
- -
- -
- -
- -
1 3,3
2 6,7
- -
3
Sumber : Data diolah 2012
Dari tabel diatas 1.4 terdapat 1 pelaku UMKM yang memiliki score self
leadership tertinggi dengan lama usaha 3-5 tahun. Selain itu ditemukan juga 1 pelaku
UMKM dengan lama usaha 6-8 tahun yang memiliki score self leadership dengan nilai
90. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku UMKM tersebut telah memiliki konsep self
leadership.
Dari hasil
penelitian ini
diperoleh pelaku UMKM yang memiliki self leadership terdistribusi di setiap
tingkatan lama usaha. Sedangkan tabel 1.5 menjelaskan
bahwa pelaku UMKM yang memiliki self leadership terdistribusi di setiap tingkatan
omzet usaha. Tetapi pelaku UMKM yang memiliki skor self leadership tertinggi
adalah pada pelaku usaha dengan omzet Rp 6.000.001- Rp 9.000.000.
Chi-Square Variabel
Lama Usaha
dan Self
Leadership
Value df Asymp. Sig. 2-
sided Pearson
Chi- Square
65.04 5
a
57 .217
Likelihood Ratio 55.14 8
57 .545
Linear-by- Linear
Association 1.429 1
.232 N of Valid Cases
30 a. 80 cells 100.0 have expected count less than 5.
The minimum expected count is .10.
Pada tabel
Chi-Square test
diperoleh bahwa nilai signifikansi P-Value Sebesar 0,217, karena nilai signifikansi
0,217 0,05 maka hipotesis nol diterima yang berarti tidak ada hubungan antara
variabel lama usaha dengan variabel self leadership.
Variabel Omzet
Usaha dan
Self Leadership
a. 80 cells 100.0 have expected count less than 5. The minimum expected count is .10.
Pada tabel
Chi-Square test
diperoleh bahwa nilai signifikansi P-Value Sebesar 0,203, karena nilai signifikansi
0,203 0,05 maka hipotesis nol diterima yang berarti tidak ada hubungan antara
variabel omzet usaha dengan variabel self leadership.
PEMBAHASAN 1. Konsep Self Leadership
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada dimensi ‘personal goal setting, bahwa
terdapat 24 orang 80 yang memiliki skor ‘personal goal setting’ diatas 10. Skor
diatas 10 menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki kecendrungan yang kuat
untuk menetapkan targetnya sendiri, yaitu target yang berorientasi pada tujuan.
Seperti yang disampaikan oleh Mc Shane dan Von Glinow bahwa personal goal
setting meliputi mengidentifikasi cita-cita khusus yang ingin dicapai, cita-cita yang
relevan dan menantang. Sesuai dengan penelitian terdahulu yang menyatakan
bahwa proses penentuan cita-cita yang spesifik dan menantang secara signifikan
akan meningkatkan performa individu. LockeLatham,1990.
Personal goal
setting sangat sesuai dengan karakteristik tingkah laku yang dimiliki oleh sorang
Value df Asymp. Sig. 2-
sided Pearson
Chi- Square
65.625
a
57 .203
Likelihood Ratio 56.288 57
.502 Linear-by-
Linear Association
.387 1
.534 N of Valid Cases
30
122 wirausaha, yaitu adanya sifat kemandirian
dan selalu berambisi dan berani mengambil resiko, dengan maksud untuk terus menerus
meningkatkan kinerja diri.
Dari hasil penelitian, juga diperoleh 26 orang responden 86,8 yang memiliki
nilai ‘mental practice’ diatas skor 10. Nilai diatas 10 menunjukkan bahwa responden
tersebut memiliki pemikiran yang positif konstruktif terhadap pekerjaan yang akan
mereka selesaikan. Responden mampu mendorong
dirinya untuk
dapat menyelesaikan tugasnya. Responden juga
mampu membayangkan pelaksaan tugas yang akan dilakukan untuk mencapai
kinerja bagi masing-masing responden agar tercapai
kesuksesan. Hasil
ini juga
menunjukkan bahwa responden sudah membayangkan hambatan-hambatan yang
dihadapi dalam pencapaian tujuan, sehingga dapat mengantisipasinya serta mencari
solusi terhadap hambatan tersebut sebelum terjadi.
Sehingga responden
tersebut mampu membuat alternatiff-alternatif untuk
menghadapi masalah dalam pengambilan keputusan. Mc Shane dan Von Glinow
menyatakan bahwa sebelum memulai suatu tugas dan ketika kita melaksanakannya,
pekerja sebaiknya memilki pemikiran yang postif mengenai pekerjaan dan begitu juga
dengan penyelesaian pekerjaan. Pekerja akan lebih termotivasi dan siap untuk
menyelesaikan
pekerjaannya setelah
mereka melakukan ‘positive self talk’ dan ‘mental imagery’ . Pada prakteknya
positive self
talk diyakini
bisa meningkatkan
rasa percaya
akan kemampuan diri. Seorang wirausaha adalah
orang yang memiliki optimisme bahwa bahwa tindakannya membawa keberhasilan,
bersemangat dan
berusaha untuk
menemukan alternative jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Lupiyoadi, 2007.
Terdapat 27 responden 90 memiliki designing natural rewards dengan
skor 10 dan diatas 10. Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa adanya kecendrungan
yang kuat untuk mengatur pekerjaan dengan imbalan yang sesuai dengan
keinginan diri sendiri. Responden mampu menikmati
hal-hal yang
ada dalam
pekerjaannya, menggunakan cara-cara yang disukai dalam menyelesaikan pekerjaan
untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pada dasarnya natural rewards strategies
didisain untuk menolong menciptakan rasa kompeten dan self determination yang akan
meningkatkan kinerja dan mendorong perilaku
yang beroreintasi
pada penyelesaian tuga. D’Intino, Goldsby et
all, 2007 yang merupakan dua mekanisme utama dari motivasi intinsik. Deci Ryan,
1985.
Sedangkan untuk dimensi self monitoring, terdapat 27 responden 90
dari total responden yang memilki skor 10 dan diatas 10.
Untuk nilai self reinforcement, terdapat sebanyak 24 orang 80 dari
total responden yang memiliki skor 10 dan diatas 10. Dimensi terakhir adalah Cueing
strategies, terdapat sebanyak 28 orang 93,3 dari total responden memiliki nilai
10 dan diatas 10.
Self monitoring adalah suatu proses agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan oleh diri sendiri. Self monitoring harus dilakukan
secara teratur meliputi perencanaan. Setelah perencanaan dilaksanakan harus dilakukan
umpan balik oleh diri sendiri berupa evaluasi pekerjaan yang dilakukan dengan
inisiatiff sendiri.
Cueing Strategies
mencakup kecendrungan yang kuat untuk menciptakan
suatu symbol atau indikator yang dapat mengingatkan responden terhadap tugas
tesebut atau membuat responden tetap focus terhadap tugas tersebut.
2. Hubungan Lama Usaha dengan Self