Lokasi Geografi Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai Jumlah Pegawai Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai Surat Teguran

C. Lokasi Geografi Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai

Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai terletak di jalan Jambi Nomor 1 Rambung Barat, Binjai Selatan. Kantor Pemerintah ini mempunyai kewajiban untuk memudahkan pengawasan dan memberikan pelayanan terhadap masyarakat dalam membayar pajak. Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai dikepalai oleh seorang Kepala Kantor Pelayanan Pajak KPP yang terdiri atas Kepala Kantor, Sub Bagian Umum, dan beberapa seksi yang di pimpin oleh masing-masing seorang kepala seksi agar dapat lebih jelas dan transparan tentang keadaan dari Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai. Maka disini, penulis akan menggambarkan tentang struktur organisasi.

D. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai

Struktur organisasi adalah wadah bagi sekelompok orang yang bekerjasama dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur organisasi sangat penting untuk terlaksanakan fungsi pengorganisasi dengan baik sebab dengan adanya struktur organisasi akan terlihat jelas tugas dan wewenang dari setiap bagian yang terdapat dalam hierarki organisasi dan akan memudahkan setiap karyawan untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Struktur organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

1. Kepala Kantor

Tugasnya adalah mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak tidak langsung lainnya dan Pajak Bumi dan Bangunan PBB berdasarkan Undang-Undang yang berlaku.

2. Sub Bagian Umum

Tugas: a. Penerimaan dan penyampaian dokumen di KPP. b. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di Sub bagian umum. c. Pelaksanaan pelantikan, sumpah dan serah terima jabatan serta pengambilan sumpah Pegawai Negeri Sipil PNS. d. Permintaan pengujian kesehatan pegawai. e. Pembuatan kartu tanda pengenal pemeriksa. f. Pelaksanaan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung kepada rekanan. g. Pemusnahan dokumen, penyusunan laporan berkala KPP dan pembuatan laporan tahunan. h. Penyusunan laporandaftar realisasi anggaran belanja.

3. Seksi Pelayanan Tugas:

a. Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. Universitas Sumatera Utara b. Penatausahaan surat, dokumen dan laporan Wajib Pajak pada Tempat Pelayanan Terpadu TPT. c. Perubahan identitas Wajib Pajak. d. Penyelesaian permohonan pengukuhan pengusaha kena pajak. e. Penerbitan surat teguran penyampaian SPT Masa dan SPT tahunan PPh. f. Pelaksanaan pemenuhan permintaan konfirmasi dan klarifikasi. g. Penyelesaian pemindahan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak lama.

4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI

Tugas: a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi PDI. b. Penatausahaan alat keterangan. c. Pembentukan bank data. d. Pembuatan dan penyampaian Surat Perhitungan SPH kirim ke Kantor Pelayanan Pajak lainnya. e. Penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan ekonomi dan keuangan. f. Penerbitan STP Bunga Penagihan, Surat Teguran Penagihan, Surat Paksa dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP serta Surat Keputusan Pencabutan Sita. g. Pembuatan Usulan Pencegahan dan Penyanderaan terhadap wajib pajak tertentu. Universitas Sumatera Utara

5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I,II,III

Seksi Pengawasan dan Konsultasi atau yang biasa disebut seksi Waskon, terbentuk setelah kantor pelayanan pajak melakukan modernisasi, dimana pembagian seksi berorientasi pada fungsi seksi. Fungsi umum dari seksi waskon adalah melakukan pengawasan dan konsultasi terhadap wajib pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya. Pada KPP Pratama Binjai seksi ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu: Seksi Waskon I, Waskon II, dan Waskon III. Tugas dari ketiga seksi tersebut pada dasarnya sama, yang membedakan hanyalah pembagian wilayah kerjanya. Hal ini bertujuan mempermudah dan membantu tugas fungsi KPP Pratama Binjai. Tugas: a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi pengawasan dan konsultasi. b. Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak SPMKP. c. Penerbitan Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga SPMIB. d. Penyelesaian permohonan perubahan metode pembukuan. e. Penetapan Wajib Pajak patuh. f. Penyelesaian permohonan pembetulan ketetapan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di KPP. g. Penyelesaian permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi PBB di KPP. Universitas Sumatera Utara

6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Tugas: a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Ekstensifikasi Perpajakan. b. Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian kantor. c. Penerbitan surat himbauan untuk ber-NPWP. d. Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian lapangan. e. Penyelesaian permohonan Surat Keterangan Bebas SKB pemotongan PPh atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan. f. Penyelesaian permohonan penundaan pengembalian Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP dan mutasi sebagian atau seluruhnya objek dan subjek pajak PBB. g. Penerbitan daftar nominatif untuk usulan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak SP3 PSL, Ekstensifikasi dan lain-lain.

7. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal

Tugas: a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi pemeriksaan. b. Penyelesaian usulan pemeriksaan. c. Penyelesaian usulan pemeriksaan bukti permulaan. d. Pemeriksaan kantor. e. Penyelesaian Surat Pemberitahuan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Lebih Bayar. Universitas Sumatera Utara f. Penatausahaan laporan pemeriksaan pajak dan nota perhitungan. g. Pengamatan KPP, pemeriksaan kantor, pemeriksaan lapangan dan penyelesaian usulan pemeriksaan dan lain-lain.

8. Seksi Penagihan

Tugas: a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi penagihan. b. Menjawab konfirmasi data tunggakan Wajib Pajak. c. Penyelesaian permohonan penundaan pembayaran pajak. d. Penagihan pajak seketika dan sekaligus. e. Penerbitan dan penyampaian surat teguran penagihan. f. Penghapusan piutang pajak. g. Penerbitan STP bunga penagihan, Surat Teguran Penagihan, Surat Paksa dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP serta Surat Keputusan Pencabutan Sita.

9. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara

E. Jumlah Pegawai Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai

1. Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel : 2.1 Jenis kelamin Jumlah Laki-laki 54 Perempuan 21 Sumber : kantor pelayanan pajak KPP pratama binjai 2. Berdasarkan Jabatan Tabel : 2.2 Jabatan Jumlah Kepala Kantor 1 KasiKasubag 9 Fungsional 11 Account Representative 18 Pelaksana 36 Sumber : kantor pelayanan pajak KPP pratama binjai 3. Berdasarkan Seksi Tabel : 2.3 Seksi Jumlah Subbag Umum 8 Universitas Sumatera Utara Seksi Pelayanan 10 Seksi PDI 9 Seksi Waskon I 7 Seksi Waskon II 8 Seksi Waskon III 7 Seksi Penagihan 5 Seksi Ekstensifikasi 7 Seksi Pemeriksaan 2 Seksi Fungsional 10 Sumber : kantor pelayanan pajak KPP pratama binjai 4. Berdasarkan Pangkat dan Golongan Tabel : 2.4 Golongan Jumlah IV 1 III 37 II 37 I Sumber : kantor pelayanan pajak KPP pratama binjai Universitas Sumatera Utara BAB III GAMBARAN DATA PENGAWASAN SURAT PEMBERITAHUAN SPT TAHUNAN PPh ORANG PRIBADI

A. Pengawasan Wajib Pajak

Dengan Self Assessment system yang dianut oleh sistem perpajakan kita, dimana wajib pajak diberikan kewenangan untuk melakukan pemenuhan kewajiban perpajakannya secara mandiri. Direktorat Jenderal Pajak dalam hal ini Kantor Pelayanan Pratama yang menyelenggarakan administrasi perpajakannya, mempunyai kewajiban untuk melakukan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban pajak oleh Wajib Pajak. Definisi Pengawasan menurut Muchsan, dalam buku yang berjudul Sistem pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat pemerintah dan peradilan Tata Usaha negara di Indonesia, menyatakan bahwa pengawasan adalah : “Pengawasan dititik beratkan kepada tindakan evaluasi serta koreksi terhadap hasil yang telah dicapai, dengan maksud agar hasil tersebut sesuai dengan rencana. Dengan demikian tindakan pengawasan ini tidak dilakukan terhadap suatu proses kegiatan yang sedang berjalan, tetapi justru pada akhir suatu kegiatan, setelah kegiatan tersebut menghasilkan sesuatu.” Universitas Sumatera Utara Proses pengawasan ini bertujuan untuk mengetahui apakah wajib pajak telah memenuhi kewajiban perpajakannya secara benar, dan apabila terjadi pelanggaran terhadap peraturan perpajakan yang berlaku, maka KPP berhak untuk memberikan sanksi, baik sanksi administrasi maupun sanksi pidana. B.Pengawasan Yang Efektif Sebagai konsekuensi dari Self Assessment system yang dipakai maka pihak Kantor Pelayanan Pajak dituntut untuk menciptakan sebuah sistem yang memadai untuk mengawasi Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya. Pengawasan yang dilakukan KPP dalam hal ini seksi Pengawasan dan Konsultasi mempunyai tugas melakukan Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, bimbinganhimbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, serta melakukan evaluasi hasil banding, dalam menjalankan fungsinya untuk mewujudkan wajib pajak yang lebih patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Tingkat Efektivitas pengawasan terhadap Wajib Pajak Badan sendiri diukur menurut indikator yang ditetapkan. Langkah-langkah pengawasan menurut T. Hani Handoko Dalam buku yang berjudul Manajemen, menyatakan bahwa langkah-langkah pengawasan adalah:

1. Penetapan Standar

2. Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan

Universitas Sumatera Utara 3. Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan 4. Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisis 5. Pengambilan Koreksi bila perlu Penjelasan dari kutipan diatas adalah sebagai berikut :

1. Penetapan Standar

Penetapan standar Mengandung arti sebagai suatu pengukuran yang dapat digunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil, Tujuan, sasaran, kuota, dan target pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar.

2. Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan

Berbagai cara yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap kedua dalam pengawasan yaitu menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat. Berapa kali pelaksanaan seharusnya diukur, dalam bentuk apa, siapa yang akan terlibat. 3. Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan, pengukuran pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terus menerus. Bentuknya bisa berupa pengamatan, laporan-laporan baik lisan maupun tulisan, metode-metode otomatis, inspeksi, pengujian, atau dengan pengambilan sampel. 4.Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisis Tahap keempat dari proses pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan. Universitas Sumatera Utara Penyimpangan- penyimpangan harus dianalisa untuk menentukan mengapa standar tidak dapat ditentukan. 5.Pengambilan Koreksi bila perlu bila analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus segera diambil. Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk. Standar mungkin diubah, pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan.

C. Surat Pemberitahuan SPT Tahunan 1. Pengertian SPT

Surat Pemberitahuan tahunan SPT yaitu surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan membayar pajak yang terhutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan Undang-undang No.9 KUP. Surat Pemberitahuan SPT tahunan lengkap adalah SPT yang semua elemen SPT induk dan lampirannya telah diisi lengkap. SPT tersebut dapat diproses dalam Sistem Informasi Perpajakan di DJP dan telah dilengkapi dengan lampiran khusus, serta keterangan danatau dokumen yang disyaratkan. Surat pemberitahuan tahunan SPT elektronik yang selanjutnya disebut dengan e-SPT tahunan yaitu data SPT Wajib Pajak dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh wajib pajak dengan menggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan oleh DJP. e-SPT lengkap semua elemen SPT induk dan lampirannya telah diisi lengkap. e- SPT tersebut dapat diproses dalam Sistem Informasi Perpajakan di DJP dan telah Universitas Sumatera Utara dilengkapi dengan lampiran khusus, serta keterangan danatau dokumen yang dapat disampaikan secara elektronik.

2. Fungsi SPT

2.1 Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang. 2.2 Untuk melaporkan pembayaran dari pemotonganpemungut tentang pemotongan atau pemungut pajak orang pibadi atau badan lain dalam satu masa pajak yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. 2.3 Merupakan sarana penelitian atas kebenaran perhitungan pajak yang terutang yang dilaporkan oleh wajib pajak. 2.4 Tempat pengambilan dan penyampaian SPT Adapun tempat pengambilan dan penyampaian SPT PPh orang pribadi adalah : a. Kantor pelayanan pajak KPP b. Tempat lain yang ditentukan oleh DJP dengan ketetentuan ditempat mana WP terdaftar atau wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal wajib pajak dimaksud.

3. Jenis- Jenis Surat Pemberitahuan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

Menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, terdapat dua macam SPT, yaitu : Universitas Sumatera Utara a. SPT Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak.paling lama 20 dua puluh hari setelah akhir Masa Pajak b. SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak. Paling lama 3 tiga bulan setelah akhir tahun pajak. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi terdapat tiga jenis SPT Tahunan PPh,yaitu : 3.1 SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi bentuk Formulir 1770 Dengan ketentuan bagi Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan : a. Dari usahapekerjaan bebas yang menyelenggarakan pembukuan atau Norma Penghitungan Penghasilan Netto; b. Dari satu atau lebih pemberi kerja; c. Penghasilan lain. 3.2 SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Sederhana bentuk Formulir 1770 dengan ketentuan bagi Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan : a. Dari satu atau lebih pemberi kerja; b. Dari dalam negeri lainnya; dan atau c. Yang dikenakan PPh final danatau bersifat final. 3.3 SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Sangat Sederhana Formulir 1770 SS dengan ketentuan bagi Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan : Universitas Sumatera Utara a. Hanya dari satu pemberi kerja dengan jumlah penghasilan bruto dari pekerjaan tidak lebih dari Rp60.000.000,00 enam puluh juta rupiah setahun dan b. Tidak mempunyai penghasilan lain kecuali penghasilan berupa bunga bank danatau bunga koperasi. Dalam hal Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan dengan Menggunakan Formulir 1770 SS maka Lampiran Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 berupa Bukti Pemotongan 1721 A1 danatau 1721 A2 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Formulir 1770 SS. 4 . Yang wajib mengisi dan menyampaikan SPT Tahunan PPh orang pribadi 4.1 Wajib pajak orang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari modal dan lain-lain 4.2 Pegawai negeri yang memperoleh penghasilan lain diluar penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan, danatau yang memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan lebih dari satu pemberi kerja 4.3 Kuasa warisan yang belum terbagi 4.4 Pejabat negara, pegawai negeri sipil, anggota ABRI dan pegawai BUMNBUMD sesuai dengan kepres no.33 Tahun 1986. 4.5 Warga negara Indonesia yang bekerja pada Perwakilan Negara Asing dan Perwakilan Organisasi Internasional Universitas Sumatera Utara 4.6 Orang asing yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau orang yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia 4.7 Masing-masing suami istri yang dikenakan PPh secara terpisah dalam hal : • Suami-istri telah hidup berpisah • Dikehendaki secara tertulis oleh suami-istri berdasarkan perjanjian pemisahan harta atau penghasilan. D.Ketentuan SPT Tahunan PPh orang Pribadi 1. Ketentuan tentang Pengisian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi • SPT wajib diisi secara benar, • Lengkap dan jelas dan • Harus ditandatangani. • Dalam hal SPT diisi dan ditandatangani oleh orang lain bukan WP, harus dilampiri Surat Kuasa khusus • Untuk WP Badan, SPT harus ditandatangani oleh pengurusdireksi. .

2. Ketentuan tentang Penyampaian SPT Tahunan

Sebelum membahas tentang penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan,ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu beberapa pengertian yang berkaitan dengan Universitas Sumatera Utara penyampaian tersebut, sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-2PJ2011 : 2.1 Surat Pemberitahuan Tahunan yang selanjutnya disebut dengan SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak yang meliputi SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi SPT 1770, SPT 1770 S, SPT 1770 SS, SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan SPT 1771 dan SPT 1771, termasuk SPT Tahunan Pembetulan. 2.2 SPT Tahunan Elektronik yang selanjutnya disebut dengan e-SPT Tahunan adalah data SPT Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada angka 1 dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh Wajib Pajak dengan menggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. 2.3 SPT Lengkap adalah SPT yang semua elemen SPT Induk dan lampirannya telah diisi dengan lengkap, SPT Induk telah ditandatangani oleh Wajib Pajak atau kuasanya, dan telah dilengkapi dengan lampiran khusus, serta keterangan danatau dokumen yang disyaratkan. 2.4 e-SPT Lengkap adalah SPT sebagaimana dimaksud pada angka 2 yang semua elemen SPT Induk dan lampirannya telah diisi dengan lengkap dan dapat diproses dalam Sistem Informasi Perpajakan di Direktorat Jenderal Pajak, dan telah dilengkapi dengan lampiran khusus, serta keterangan danatau dokumen lain yang tidak dapat disampaikan secara elektronik. Universitas Sumatera Utara 2.5 e-Filing adalah suatu cara penyampaian SPT atau Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan yang dilakukan secara on-line yang real time melalui website Direktorat Jenderal Pajak www.pajak.go.id atau penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider ASP. 2.6 Tempat Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disebut dengan TPT adalah tempat pelayanan perpajakan yang terintegrasi pada Kantor Pelayanan Pajak KPP termasuk Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan KP2KP untuk memberikan pelayanan perpajakan. 2.7 Pojok PajakMobil PajakTempat Khusus Penerimaan SPT Tahunan Drop Box adalah tempat lain yang dapat digunakan untuk menerima SPT Tahunane-SPT Tahunan. 2.8 Media Eletronik adalah sarana penyimpan data digital yang dapat dibaca oleh Sistem Informasi Perpajakan di Direktorat Jenderal Pajak. 2.9 Tanda Terima SPT adalah tanda bukti penerimaan SPT Tahunane-SPT Tahunan yang diberikan petugas kepada Wajib Pajak. 2.10 Pengolahan SPT adalah serangkaian kegiatan yang meliputi penelitian SPT dan perekaman SPT. 2.11 Penelitian SPT atau e-SPT adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisian SPT Tahunan atau e-SPT Tahunan dan lampiran- lampirannya serta kelengkapan lampiran yang disyaratkan dan penilaian tentang kebenaran penulisan dan perhitungannya termasuk menerbitkan Surat Universitas Sumatera Utara Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan apabila SPT yang diterima tidak lengkap. 2.12 Validasi adalah kegiatan penelitian kebenaran datainformasi atas SPT Tahunan yang disampaikan dengan menggunakan aplikasi e-SPT. 2.13 Perekaman SPT adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memasukkan semua unsur SPT ke dalam basis data perpajakan dengan cara antara lain merekam, uploading, danatau memindai scanning. 2.14 Loading adalah kegiatan memindahkan datainformasi digital dari media elektronikjaringan komunikasi data ke Sistem Informasi Perpajakan di Direktorat Jenderal Pajak.

3. Formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan

Setiap Wajib Pajak Badan atau Orang Pribadi harus mengambil sendiri Formulir SPT Tahunan di : • Kantor Pelayanan Pajak • Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan KP2KP terdekat atau • Dapat di-download diunduh dari situs www.pajak.go.id atau • Mencetakmenggandakan foto copy dengan bentuk dan isi yang sama dengan aslinya Universitas Sumatera Utara

E. Pengolahan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi 1. Tata Cara Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan, perlu diatur tata cara pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan. Sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 26PJ2012 dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-55PJ2012 tentang Tata Cara Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan,yaitu sebagai berikut : 1. Petugas penerima SPT pada TPTPojok PajakMobil PajakDrop Box mempunyai tugas : a. Menerima SPT Tahunane-SPT Tahunan yang disampaikan langsung oleh wajib pajak dalam amplop tertutup yang di atasnya ditulis : 1. NPWP 2. Nama WP 3. Tahun pajak 4. Status SPT NihilKurang BayarLebih Bayar 5. Nomor Telepon KPP dapat menyediakan amplop jika wajib pajak memintanya.Untuk mempercepat pelayanan, pada TPTPojok PajakMobil PajakDrop Box disediakan stempelcap yang berisi informasi di atas untuk dibubuhkan di amplop. Universitas Sumatera Utara b. Menuliskan NPWP wajib pajak pada lembar “untuk wajib pajak”, membubuhkan stempel KPP, tanggal penerimaan, nama, NIP dan tanda tangan pada Tanda Terima. c. Memberikan Tanda Terima bagian untuk wajib pajak kepada wajib pajak dan menempelkan bagian lain bagian untuk ditempelkan pada amplop pada amplop SPT wajib pajak. Bagian arsip disimpan untuk diserahkan kepada Kepala Seksi Pelayanan. d. Memisahkan antara SPT Tahunane-SPT Tahunan wajib pajak yang terdaftar pada KPP sendiri dengan wajib pajak yang terdaftar pada KPP lain, serta per status SPT KB, N, LB dan per jenis wajib pajak Orang Pribadi dan Badan e. Membuat Berita Acara Serah Terima Berkas Penerimaan SPT melalui TPTPojok PajakMobil PajakDrop Box. f. Menyerahkan SPT Tahunane-SPT Tahunan yang diterima dan Berita Acara Serah Terima Berkas Penerimaan SPT kepada Petugas Seksi Pelayanan. 2. Pelaksana Seksi Pelayanan mempunyai tugas : a. Menerima dan meneliti SPT dan Berita Acara Serah Terima SPT Tahunane- SPT Tahunan dari petugas penerima SPT, selanjutnya meneruskan ke Kepala Seksi Pelayanan untuk ditandatangani. b. Merekam Tanda Terima dan informasi wajib pajak pada amplop ke dalam aplikasi pengawasan. Universitas Sumatera Utara c. Mengelompokkan SPT Tahunane-SPT Tahunan termasuk SPT yang diterima dari KPP lain berdasarkan tempat wajib pajak terdaftar. d. Dari hasil pengelompokkan SPT pada angka 3, atas SPT Tahunane-SPT Tahunan sendiri dibuatkan Daftar Nominatif Pengiriman SPT wajib pajak sendiri untuk kemudian dilakukan penelitian kelengkapan SPT. e. Dari hasil penelitian kelengkapan SPT : 1. SPT Tahunane-SPT Tahunan yang dinyatakan lengkap, dicetak Daftar Nominatif SPT Lengkap dan diteruskan ke Petugas TPT untuk dilakukan perekaman penerimaan SPT; dan 2. SPT Tahunane-SPT Tahunan yang tidak lengkap, dibuatkan lembar Penelitian Ketidaklengkapan SPT Tahunan II untuk disatukan dengan masing-masing SPT yang tidak lengkap selanjutnya diteruskan ke Account Representative bersama dengan Daftar Nominatif SPT Tidak Lengkap. f. Dari hasil pengelompokan SPT pada huruf c, atas SPT Tahunane-SPT Tahunan yang tidak terdaftar di KPP sendiri dibuatkandicetak Daftar Nominatif Pengiriman SPT Tahunane-SPT Tahunan dan dibuatkan konsep Surat Pengiriman SPT Tahunane-SPT Tahunan. g. Meneruskan Daftar Nominatif Pengiriman SPT dan konsep Surat Pengiriman Berkas SPT ke Kepala Seksi Pelayanan untuk diteliti dan diparaf dan selanjutnya diteruskan kepada Kepala KPP untuk disetujui dan ditandatangani. h. Menerima Surat Pengiriman dan Daftar Nominatif yang telah ditandatangani oleh Kepala KPP. Universitas Sumatera Utara i. Menatausahakan dan mengirimkan SPT Tahunane-SPT Tahunan, Surat Pengiriman dan Daftar Nominatif sesuai dengan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen. j. Menerima SPT Tahunan yang telah dilakukan perekaman penerimaan SPT Tahunane-SPT Tahunan oleh Petugas TPT, untuk dilakukan pengemasan SPT jika pengolahan SPT dilakukan di Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan PPDDP. k.. Menerima SPT Tahunane-SPT Tahunan yang telah direkam dan Register Harian dari Seksi PDI untuk selanjutnya diproses sesuai SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak. l. Dalam hal SPT Tahunane-SPT Tahunan yang diterima melalui posekspedisi tidak terdaftar di KPP sendiri akibat kesalahan pengiriman, pelaksana Seksi Pelayanan meneruskan ke KPP Wajib Pajak terdaftar sesuai SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen. 3. Petugas TPT mempunyai tugas : a. Menerima SPT Tahunane-SPT Tahunan yang telah dinyatakan lengkap dari Petugas Seksi Pelayanan. b. Melakukan perekaman penerimaan SPT Tahunane-SPT Tahunan serta loading e -SPT Tahunan. c. Mencetak LPADBPS sebagaimana Lampiran I.3 dan register harian. Universitas Sumatera Utara d. Meneruskan SPT Tahunane-SPT Tahunan ke Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI untuk dilakukan perekaman detil SPT. e. Menerima SPT Tahunane-SPT Tahunan dari KPP lain danatau dari Posekspedisi untuk selanjutnya diteruskan ke Seksi Pelayanan untuk diteliti. f. Menandai nomor dan tanggal Surat pengiriman SPT dari KPP lain,serta menandai setiap SPT yang terdapat pada Daftar Nominatif Pengiriman SPT. g. Atas Respon Surat Permintaan Kelengkapan SPT ; 1 . Menerima kelengkapan SPT Tahunane-SPT Tahunan dari Wajib Pajak. 2. Meneliti kelengkapan SPT Tahunane-SPT Tahunan dari Wajib Pajak 3. Mencetak dan menandatangani LPADBPS kelengkapan SPT Tahunane- SPT Tahunan dan menyerahkan BPS kepada Wajib Pajak. 4. Meneruskan kelengkapan SPT ke Account Representative. h. Menerima SPT Tahunane-SPT Tahunan yang telah dinyatakan lengkap oleh Account Representative untuk dilakukan perekaman penerimaan SPT Tahunane-SPT Tahunan serta loading e-SPT Tahunan. 4. Account Representative mempunyai tugas : a. Menerima SPT Tahunane-SPT Tahunan dari Pelaksana Seksi Pelayanan yang dinyatakan tidak lengkap. b. Mencetak konsep Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunane-SPT Tahunan yang terdapat di dalam aplikasi pengawasan Drop Box, selanjutnya meneruskan Universitas Sumatera Utara ke Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi untuk diteliti dan diparaf dan selanjutnya diteruskan kepada Kepala KPP untuk disetujui dan ditandatangani. c. Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunane-SPT Tahunan yang telah ditandatangani oleh Kepala KPP selanjutnya diproses sesuai SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen. d. Menerima kelengkapan SPT dari Petugas TPT untuk digabungkan dengan SPT Tahunane-SPT Tahunan. . e. SPT Tahunane-SPT Tahunan yang telah dinyatakan lengkap diteruskan ke Petugas TPT untuk dilakukan perekaman penerimaan SPT Tahunane-SPT Tahunan serta loading e-SPT Tahunan. f. Dalam hal Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunane-SPT Tahunan tidak dipenuhi dalam batas waktu 30 tiga puluh hari sejak tanggal Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunane-SPT Tahunan, Account Representative mencetak konsep Surat Pemberitahuan SPT Dianggap Tidak Disampaikan selanjutnya meneruskan ke Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi untuk diteliti dan diparaf dan selanjutnya diteruskan kepada Kepala KPP untuk disetujui dan ditandatangani. g. Mencetak Daftar Nominatif SPT yang dianggap tidak disampaikan dan mengirimkan ke Seksi PDI bersama berkas SPT yang dianggap tidak disampaikan. Universitas Sumatera Utara h. Dalam hal terjadi kesalahan matematis dalam pengisian SPT, Account Representative menerbitkan Surat Himbauan Pembetulan SPT sesuai dengan SOP Tata Cara Penerbitan Surat Himbauan Pembetulan SPT. i. Dalam hal terjadi keterlambatan penyampaian SPT danatau keterlambatan pembayaran pajak, Account Representative menerbitkan Surat Tagihan Pajak sesuai dengan SOP Tata Cara Penerbitan Surat Tagihan Pajak. 5. Petugas Seksi Pengolahan data dan informasi mempunyai tugas : a. Menerima SPT Tahunane-SPT Tahunan dari Petugas TPT yang telah diberi LPADBPS. b. Merekam SPT Tahunanloading e-SPT Tahunan ke dalam basis data perpajakan. c. Meneruskan SPT Tahunane-SPT Tahunan yang telah direkamdi-load ke Seksi Pelayanan untuk selanjutnya diproses sesuai SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak. d. Mengadministrasikan Daftar Nominatif SPT yang dianggap tidak disampaikan dan melaksanakan SOP Pembentukan Bank Data atas berkas SPT yang dianggap tidak disampaikan. Universitas Sumatera Utara

2. Penilaian Kelengkapan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

Dalam rangka pelaksanaan pengawasan penerimaan surat pemberitahuan SPT Tahunan Pajak Pengshasilan PPh orang Pribadi,Pihak KPP Pratama menilai kelengkapan SPT Tahunan wajib Pajak. Sesuai dengan P eraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER - 26PJ2012 pasal 3 SPT Tahunan dinyatakan tidak lengkap apabila: 1. Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP dan nama Wajib Pajak tidak dicantumkan dalam SPT Induk dengan benar, lengkap dan jelas; 2. SPT Induk tidak ditandatangani oleh Wajib Pajak atau Kuasanya; 3. SPT Induk ditandatangani oleh kuasa Wajib Pajak tetapi tidak dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus atau SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ditandatangani oleh ahli waris tetapi tidak dilampiri dengan Surat Keterangan Kematian dari Instansi yang berwenang; 4. Terdapat elemen SPT Induk yang diisi tidak lengkap; 5. SPT Tahunan Kurang Bayar tetapi tidak dilampiri dengan bukti pelunasan berupa SSP yang sesuai; 6. SPT Tahunan tidak atau kurang disertai dengan lampiran pada Formulir sebagaimana ditetapkan pada Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini 7. SPT Tahunan tidak atau kurang disertai dengan Lampiran Keterangan danatau Dokumen yang Disyaratkan sebagaimana ditetapkan pada Lampiran IV butir Universitas Sumatera Utara I.A s.d. butir IV.A atau butir I.B s.d. butir IV.B atau butir I.C s.d. butir IV.C pada Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini; 8. Lampiran Daftar Harta dan Kewajiban Pada Akhir Tahun dan Daftar Susunan Anggota Keluarga dalam SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dilampirkan tetapi diisi tidak lengkap; 9. Lampiran Daftar Pemegang SahamPemilik Modal dan Daftar Susunan Pengurus dan Komisaris dalam SPT Tahunan PPh Badan dilampirkan tetapi diisi tidak lengkap; 10. Terdapat Lampiran Khusus sebagaimana ditetapkan pada Lampiran IV butir I.A s.d. butir IV.A atau butir I.B s.d. butir IV.B atau butir I.C s.d. butir IV.C pada Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini yang diisi tidak lengkap; 11. SPT Induk hasil cetakan dari aplikasi e-SPT Tahunan yang disampaikan oleh Wajib Pajak tidak dilampiri dengan media elektronik yang berisi data digital SPT Tahunan; 12. e-SPT Tahunan yang data digitalnya disampaikan dengan menggunakan media elektronik, tetapi isi datanya tidak sesuai dengan SPT Induk hasil cetakan yang disampaikan oleh Wajib Pajak; 13. e-SPT Tahunan yang data digitalnya disampaikan dengan menggunakan media elektronik tetapi tidak dapat di-load pada aplikasi Sistem Informasi Perpajakan di Direktorat Jenderal Pajak; Universitas Sumatera Utara 14. e-SPT Tahunan yang data digitalnya disampaikan dengan menggunakan media elektronik tetapi elemen-elemen datanya tidak diisi atau diisi tetapi tidak lengkap; 15. e-SPT Tahunan yang data digitalnya disampaikan melalui e-filing tetapi elemen-elemen data digitalnya tidak diisi atau diisi tetapi tidak lengkap.

3. Petunjuk Penetapan Kode Unit Penerimaan SPT Tahunan Orang Pribadi

Dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-103PJ2011 terdapat Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan kode unit penerimaan SPT Tahunan orang pribadi yaitu : 1. Untuk mempermudah pengawasan dalam penerimaan dan pengolahan SPT Tahunan, Kepala KPP harus menetapkan kode unit penerimaan SPT Tahunan Dengan Surat Keputusan Kepala KPP. 2. Contoh template Surat Keputusan Kepala KPP tentang penetapan kode unit penerimaan SPT Tahunan terdapat pada Romawi II dalam Lampiran ini. 3. Dua digit kode unit penerimaan SPT tersebut merupakan bagian dari nomor tanda terima SPT Tahunan. 4. Kode unit penerimaan SPT Tahunan untuk: a. TPT : 01 - 09 b. Drop Box : 10 - 19 c. Pojok Pajak : 20 d. Mobil Pajak : 30 Universitas Sumatera Utara e. KP2KP : 40 5. Khusus untuk penerimaan SPT Tahunan yang disampaikan melalui pos atau perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir maka kode penerimaan SPT diisi dengan angka 99. 6. Banyaknya bagian TPT dan jumlah drop box disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing KPP. 7. Contoh penetapan kode unit penerimaan SPT Tahunan di suatu KPP yang membuka unit penerimaan di empat bagian TPT, tiga drop box, pojok pajak,mobil pajak dan KP2KP yaitu sebagai berikut : TPT 1 : 01 TPT 2 : 02 TPT 3 : 03 TPT 4 : 04 Drop Box di Mall A : 10 Drop Box di Mall B : 11 Drop Box di Kawasan Perkantoran X : 12 Pojok Pajak : 20 Mobil Pajak : 30 KP2KP Y : 40 PosJasa EkspedisiJasa Kurir : 99 Universitas Sumatera Utara 8. Petugas penerima SPT Tahunan di TPT pojok pajak mobil pajak drop box harus memberikan nomor tanda terima SPT Tahunan yang sesuai dengan kode unit penerimaan SPT Tahunan yang telah di tetapkan oleh Kepala KPP. 9. Berdasarkan Surat Keputusan tersebut, operator consule merekam kode unit penerimaan SPT Tahunan dalam aplikasi drop box. F. Perpanjangan SPT Tahuan PPh Orang Pribadi 1. Penyampaian pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahuan PPh Orang Pribadi Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan adalah pemberitahuan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan . Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 21PJ2009 tentang tata cara penyampaian pemberitahuan perpanjangan surat pemberitahuan tahunan, pasal 2 menyebutkan bahwa wajib pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan untuk paling lama 2 dua bulan sejak batas waktu penyampaian SPT Tahunan dengan cara menyampaikan pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan. Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 2 : 1.1. Bagi wajib pajak Badan atau Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usahapekerjaan bebas disampaikan dalam bentuk formulir kertas hardcopy 1770-Y1771-Y1771-Y Sebagaimana dimaksud pada Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, atau dalam bentuk data elektronik e-SPTy ; Universitas Sumatera Utara 1.2. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usahapekerjaan bebas disampaikan dalam bentuk surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak.

2. Tata Cara Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

2.1. Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan dibuat secara tertulis dan disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak, sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan berakhir. 2.2. Pemberitahuan dilampiri dengan perhitungan sementara, laporan keuangan sementara dan SSP sebagai bukti pelunasan. 2.3. Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan wajib ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasa wajib pajak. 2.4. Dalam hal pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan ditandatangani oleh kuasa wajib pajak, pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan harus dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus. 2.5. Pemberitahuan disampaikan secara langsung melalui pos dengan bukti pengiriman surat atau cara lain melalui jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat, atau dengan cara e-Filling melalui ASP. 2.6. Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara langsung diberikan tanda penerimaan surat dan penyampaian pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan secara e-Filling melalui ASP diberikan bukti penerimaan elektronik. Universitas Sumatera Utara 2.7. Bukti pengiriman surat melalui pos, jasa ekspedisi atau jasa kurir atau tanda penerimaan surat serta bukti penerimaan elektronik menjadi bukti penerimaan pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan.

G. Cara Penghitungan PPh Orang Pribadi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung besarnya PPh Orang Pribadi :

1. PTKP Penghasilan Tidak Kena Pajak

Sesuai PMK 162 mulai 1 Januari 2013 PTKP yang berlaku adalah sbb : 1 Untuk diri WP Rp 24.300.000 2 Tambahan WP Kawin Rp2.025.000 3 Tambahan untuk Penghasilan istri digabung dengan penghasilan suami Rp24.300.000 4 Tambahan untuk anggota keluarga yang menjadi tanggungan max 3 orang Rp2.025.000 atau berikut ini besarnya PTKP sesuai dengan status perkawinan WP : Tabel : 3.1 Wajib Pajak Kode Jumlah Tidak Kawin TK Rp24.300.000,00 Kawin K0 Rp26.325.000,00 Tanggungan 1 anak K1 Rp28.350.000,00 Universitas Sumatera Utara Tanggungan 2 anak K2 Rp30.375.000,00 Tanggungan 3 anak K3 Rp32.400.000,00

2. Tarif Pajak Pasal 17 Undang-Undang PPh

Tabel : 3.2 Lapisan Penghasilan Tarif s.d Rp50.000.000,00 5 Rp50.000.000,00 s.d Rp250.000.000,00 15 Rp250.000.000,00 s.d Rp500.000.000,00 25 Rp500.000.000,00 30

2.1. Contoh Soal

Jonas adalah seorang pengusaha di bidang percetakan dan telah beristri dan mempunyai 3 orang anak. Dalam Tahun 2012 dari Jumlah penghasilannya berjumlah Rp600.000.000,00. Penghasilan istrinya dari usaha salon Rp75.000.000,00. Besarnya Pajak Penghasilan yang terutang adalah sebagai berikut: Penghasilan suami Rp600.000.000 Penghasilan isrti Jumlah Penghasilan Rp675.000.000 Rp 75.000.000 + PTKP WP Rp24.300.000 Universitas Sumatera Utara WP Menikah Rp 2.025.000 Istri bekerja Rp 24.300.000 Tanggungan 3 anak Rp 6.075.000 Jumlah PTKP Penghasilan Kena Pajak Rp618.300.000 Rp 56.700.000 Besarnya PPh yang terutang 5 x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000 15 x Rp200.000.000 = Rp30.000.000 25 x Rp250.000.000 = Rp62.500.000 30 x Rp118.300.000 = Jumlah Rp130.490.000tahun Rp35.490.000 + Rp10.874.166,67bulan

H. Surat Teguran

Surat Teguran atau dapat juga disebut Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis adalah surat yang diterbitkan oleh Pejabat untuk menegur atau memperingatkan kepada Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya. Langkah ini diambil sebagai peringatan agar penanggung pajak segera melunasi utang pajaknya untuk menghindari dilakukannya tindakan penagihan. Surat Teguran juga dimaksudkan agar Penanggung Pajak mempunyai kesempatan sampai dengan jangka waktu 14 empat belas hari, sebelum dilakukan upaya paksa dengan diterbitkannya Surat Paksa. Dalam ketentuan Pasal 27 ayat 5 Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Dan Kewajiban Universitas Sumatera Utara Perpajakan. Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 diatur bahwa dalam hal Wajib Pajak tidak melunasi jumlah pajak yang masih dibayar dalam jangka waktu yang telah ditentukan, pajak yang masih harus dibayar tersebut ditagih dengan terlebih dahulu menerbitkan Surat Teguran. Surat Teguran tersebut diterbitkan setelah lewat 7 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran. Penyampaian Surat Teguran tidak harus dilakukan oleh Jurusita Pajak, namun dapat dilakukan melalui: a. secara langsung dapat dilakukan oleh petugas pada seksi penagihan atau melalui AR yang melayani WP yang bersangkutan, b. melalui pos; atau c. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat.

I. Surat Tagihan Pajak STP

Surat Tagihan Pajak STP, diterbitkan apabila PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar, terdapat kekurangan pembayaran pajak, dan dikenakan denda jika Wajib Pajak terlambat dalam pembayaran pajaknya. Definisi Surat Tagihan Pajak menurut Mardiasmo dalam buku yang berjudul Perpajakan, menyatakan bahwa “Surat Tagihan Pajak STP adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.” Universitas Sumatera Utara Penerbitan surat tagihan pajak menurut Mardiasmo dalam buku yang berjudul Perpajakan, menyatakan bahwa penerbitan surat tagihan pajak adalah apabila : 1 PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar 2 Dari hasil penelitian surat pemberitahuan terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung 3 Wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda dan atau bunga. Fungsi surat tagihan pajak menurut Mardiasmo dalam buku yang berjudul Perpajakan, menyatakan bahwa fungsi surat tagihan pajak adalah: 1. Sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terutang SPT Wajib Pajak 2. Sarana mengenakan sanksi administasi berupa bunga atau denda 3. Alat untuk menagih Pajak STP Surat Tagihan Pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak, sehingga dalam hal penagihannya dapat juga dilakukan dengan Surat Paksa. Universitas Sumatera Utara BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

A. Penyampaian SPT Tahunan