LAPORAN PRAKTIK KONSELING INDIVIDUAL PENDEKATAN RASIONAL EMOTIF
SMAN 2 BANTUL
A. Identitas Konseli disamarkan
Nama : BRES
Jenis Kelamin : Pria
Agama : Islam
Etnis : Jawa
Siswa : SMAN 2 Bantul
Deskripsi Masalah
Permasalahan yang dihadapi konseli adalah merasa takut dan minder akan persaingan didunia perguruan tinggi dalam hal ini ujiantes untuk masuk
ke perguruan tinggi, ketika berhadapan dengan banyak pesaing konseli merasa kurang percaya diri akan kemampuan yang dimiliki untuk bisa bersaing.
Konseli melihat diluar sana banyak sekali orang-orang pintar dengan membayangkan betapa sulitnya memperebutkan satu kursi mahasiswa di
UGM, dengan pendaftar ribuan orang dan yang diterima hanya puluhan atau beberapa orang saja, disini konseli merasa dirinya tidak akan mampu bersaing
dengan banyak orang terutama dalam ujian masuk perguruan tinggi. Konseli memiliki cita-cita menjadi seorang direktur bank atau pengusaha, dan ingin
berkuliah manajemen di UGM.
B. Kerangka Kerja Teoritik
Masalah yang dihadapi konseli adalah masalah bagaimana diri dan pikirannya bisa mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya, cara berpikir
konseli yang merasa takut gagal tersebut masuk kedaklam pikiran irasional hal ini disebabkan karena konseli belum memahami sebenarnya bagaimana
dunia persaingan tersebut dan kurang menyadari bahwa dirirnya memiliki kemampuan seperti teman-teman yang berprestasi lainnya. Konseli belum
memahami kenyataannya antara masa depannya dengan apa yang di pikirkannya tersebut. Pendekatan yang sesuai dengan konseli adalah
pendekatan Rasional Emotif.
C. Diagnosis
1. Konseli merasa dirinya tidak mampu bersaing ujian masuk PT 2. Konseli takut akan kegagalannya
3. Konseli merasa kurang percaya jika berhadapan dengan banyak pesaing di PT dengan membayangkan ribuan orang yang mendaftar tapi yang
diterima hanya beberapa orang saja, menurut konseli orang yang diterima tersebut adalah juara-juara kelas ataupun olimpiade.
D. Prognosis
Dari masalah konseli, dapat dilihat bahwa konseli memiliki pikiran yang irasional akan ketakutannya tersebut. Didalam teori rasional emotif
individu tidak berpikir jelas tentang saat ini dan yang akan datang, konseli menilai sesuatu melihat dari kejadian dari sisi luarnya saja dan belum
memahami kenyataan yang sebenarnya. Konseli harus memperbaiki dan merubah cara berpikir irasional tersebut menjadi rasional dan menghilangkan
ketakutan-ketakutan yang belum tentu akan terjadi pada dirinya, disini konseli dipusatkan untuk merubah sikap dan cara berpikir terhadap sesuatu.
E. Tujuan Konseling
Tujuan konseling pendekatan rasional emotif adalah memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan
konseli yang irasional dan tidak ogis menjadi rasional dan logisagar konseli dapat mengembangkan diri, meningkatkan self-actualizationnya seoptimal
mungkin melalui tingkah laku kognitif dan afektif yang positif.
F. Hasil Layanan yang Dicapai dan Tindak Lanjut
Konseli menjadi bersemangat mempelajari cara-cara maasuk perguruan tinggi dan berencana ingin mengikuti BIMBEL, agar lebih
memahami dunia persaingan di pendidikan. Konseli juga aktif mencari informasi dan rajin bertanya ke praktikan baik secara langung jika bertemu
maupun melalui media elektronik. Konseli menjadi optimis dengan merubah cara berpikir yang irasional menjadi rasional serta memiliki keyakinan akan
kemampuannya hal ini dapat dilihat dengan aktifnya konseli berkomunikasi dengan praktikan. Konseli juga telah menuliskan rencana dan targetan baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Konselor harus membimbing konseli dengan berkomunikasi aktif.
Yogyakarta, 12 September 2015 Mengetahui
Guru Pembimbing Mahasiswa PPL
Tris Sutikna,S.Pd Saparudin
NIP. 19580917 198602 1004 NIM. 11104244053